You are on page 1of 13

ACARA I BENTUK DAN UKURAN

A. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum dari acara I Bentuk dan Ukuran yaitu : 1. Menentukan bentuk, ukuran, serta isi absolut bahan atau wadahnya. a. Bahan/alat berbentuk teratur : petridish dan loyang persegi. b. Bahan berbentuk tidak teratur : buah-buahan dan umbi-umbian. 2. Menentukan isi relatif bahan pangan dari biji-bijian. B. Tinjauan Pustaka Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara penanganannya. Bentuk, ukuran, volume, masa, luas permukaan, porositas, warna densitas sangat penting dalam perancangan alsin atau analisis prilaku produk dalam proses penanganannya (Wardani, 2013). Kacang merah memilki 3 lapisan yaitu epidermis,mesodermis,dan endodermis. Dapat dilhat dari irisan melintang dan irisan mebujur. Ukurannya pun lebih besar dibandingkan dengan beras, dilihat dari panjang, lebar dan tebalnya. Warna dari kacang ini adalah merah bercak-bercak dan bebentuk elips berlekuk. Sangat berbeda dengan beras yang mempunyai warna putih dan berbentuk panjang (Anonim1, 2013). Pengukuran panjang, lebar, dan diameter yang digunakan dalam banyak produk, terutama di mana keseragaman ukuran penting, atau ketika pembatasan pada ukuran minimum yang ditentukan. Banyak tujuan kenyamanan avilable untuk setiap pengukuran, umumnya dengan penggaris lurus. Untuk pengukuran yang lebih akurat dengan menggunakan mikrometer (Batjer, 1954). Cara menentukan bentuk dan ukuran makanan seperti berat menera, isi, panjang, lebar, diameter, tinggi dan lain-lain. Isi konten absolut atau nyata

adalah jumlah actuallity ruang yang diperlukan atau ditempati oleh substansi. Absolud contens bisa dalam berbagai cara tergantung bentuk materi tera. Jika bahan bentuknya tidak beraturan cara mudah untuk mengukur adalah dengan mencelupkan ke dalam wadah berisi air, kelebihan volume air sebelum dan sesudah adalah volume bahan itu sendiri (Kramer, 1966). Buah pisang banyak digunakan sebagai ,akanan seperti tepung, anggur sale, sari buah, pisang goreng, pisang rebus, keripik pisang, kolak pisang, getuk pisang sayur pisang muda, dan sebagai buah segar. Selain itu, buah pisang hijau dapat untuk gurah (membersihkan dahak dan agar suara nyaring). Caranya, pisang hijau dibelah bagian tengahnya lalu diberi minyak kelapa yang jernih, kemudian dibakar sampai matang. Buah yang telah dibakar ini dikupas kulitnya dan dimakan (Satuhu, 1989). Biji kedelai dapat berbentuk sferis, memanjang atau datar tergantung dari varietasnya. Di dunia, sebagian besar kedelai dibudidayakan untuk diolah oleh industri guna memperoleh minyak, yang kemudian digunakan sebagai minyak nabati. Biji kedelai yang berbentuk sferis digunakan oleh industri untuk diambil minyaknya sedangkan varietas kedelai yang bentuknya memanjang digunakan untuk konsumsi langsung (Muchtadi, 2008). Produk sekunder kacang tanah berupa biji yang diolah atau dibuat pasta sebagai bahan bumbu pecel, kue cake, dan kacang mentega (peanut butter) serta biji sebagai sumber minyak nabati. Kebutuhan biji sebagai minyak nabati mencapai 40% dari total produk kacang tanah dunia. Dari bahan baku minyak tersebut kemudian diolah lebih lanjut sebagai bahan industri minyak goreng (Adisarwanto, 1999). Buah pisang yang masih hijau kulitnya tetapi sudah cukup tua 21 25% zat tepung. Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di pohon, Zat tepung itu sebagian besar berobah menjadi beberapa jenis gula. Baiklah untuk diketahui nama nama ilmiahnya gula gula ini ialah dextrose, levulose dan sucrose. Ketiga-tiganya jenis gula ini mudah dicernakan dalam badan manusia tua muda (Rismunandar, 1981). Jambu biji (Guava, psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah.

Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan dan di ladang-ladang. Pohon jambu biji merupakan tanaman perdu yang banyak bercabang, tingginya dapat mencapai 12 m. Besarnya buah bervariasi dari yang yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan lebih dari 10 cm. Jambu biji manis bentuk buah bulat meruncing ke pangkalnya, Jambu biji delima bentuk buah bulat dan bermoncong dipangkalnya, Jambu biji Piit (pipit) bentuknya bulat kecil-kecil (Anonim2, 2013). C. Metodologi 1. Alat a. Timbangan b. Gelas ukur 100 ml c. Jangka sorong d. Petridish e. Loyang Persegi (kuboid) besar f. Loyang Persegi (kuboid) kecil 2. Bahan a. Tomat matang b. Tomat setengah matang c. Tomat mentah d. Pisang setengah matang e. Pisang matang f. Pisang mentah g. Kacang merah h. Kacang hijau i. Kacang kedelai j. Kacang tanah

3. Cara Kerja a. Menentukan Bentuk, ukuran, dan isi absolut bahan pangan 1) Bahan yang teratur bentuknya, bahan : petridish, loyang persegi (kuboid)

bahan

diukur panjang, lebar, tinggi dan diameternya

ditentukan volumenya 2) a. Bahan yang tidak teratur bentuknya, bahan : buah-buahan, umbiumbian. bahan dimasukan dalam gelas ukur 1000 ml berisi aquades 500ml ditentukan volumenya

b. Menentukan isi relatif bahan pangan

Bahan : biji-bijian dimasukan wadah ysng diketahui volumenya sampai penuh ditimbang beratnya

Isi relatif tiap gram

Isi relatif tiap butir

Pembahasan : Bahan pada umumnya mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Isi absolut atau isi sesungguhnya adalah besar ruang sesungguhnya yang diperlukan atau ditempati oleh suatu bahan. Pada baahn berbentuk teratur pengukuran isi absolut dilakukan dengan berbagai cara tergantung bentuk bahan teratur, misalnya persegi, kubus atau piramid dapat ditera dengan formula matematik. Biasanya pengukuran dilakukan untuk mencari volume dari wadah yang digunakan. Dalam tabel 1.1 diatas merupakan hasil pengukuran isi absolut berbagai wadah dari bahan berbentuk teratur. Wadah yang digunakan untuk pengukuran bahan yang berbentuk teratur pada praktikum ini yaitu petridish, kuboid kecil, dan kuboid besar. Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang, lebar, tinggi atau diameter dari wadah yang digunakan, untuk mencari besar volume dari wadah tersebut. Pengukuran panjang (p), lebar (l), tinggi (t), atau diameter (d) dari wadah dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Dalam praktikum bentuk dan ukuran ini dilakukan oleh 16 kelompok yang terbagi menjadi 8 kelompok dengan wadah yang sama, yaitu petridish, kuboid besar, dan kuboid kecil. Pengukuran volume absolut dari petridish dilakukan dengan mencari diameter dan tinggi dari petridish, kemudian ditentukan volumenya dengan rumus .r2.t, dengan r dicari dari diameter. Untuk wadah bentuk kuboid besar pengukuran volume wadah dilakukan dengan mengukur panjang (p), lebar (l), dan tingginya, kemudian ditentukan volume absolut dari kuboid besar dengan rumus p . l. t. Hal yang sama juga dilakukan untuk pengukuran volume absolut kuboid kecil. Besarnya volume (isi absolut) wadah petridish yang diperoleh dari percobaan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8 berturut-turut yaitu 112952,08 mm3; 63585 mm3; 117010,53 mm3 ; 38920,5 mm3; 106566,62 mm3; 88276,88 mm3; 88276,88 mm3; 110501,31 cm3. Besarnya volume (isi absolut) wadah kuboid kecil yang diperoleh dari percobaan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8 berturutturut yaitu 574,60 mm3; 105000 mm3; 56129 mm3; 70434 mm3; 65392,272 mm3; 64000 mm3; 64000 mm3; 64240 mm3. Besarnya volume (isi absolut)

wadah kuboid besar yang diperoleh dari percobaan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8 berturut-turut yaitu 12110,32 mm3; 128982 mm3; 125911 mm3; 143640 mm3; 176979,07 mm3; 178,296 mm3; 178,296 mm3; 71087,3 mm3. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat, pengukuran petridish dan kuboid dari masing-masing kelompok ternyata diperoleh hasil yang berbedabeda, padahal wadah yang digunakan sama. Hal itu disebabkan oleh perbedaan pengamatan dari masing-masing praktikan sehingga diperoleh hasil

pengukuran yang berbeda. Dari Tabel 1.1 pengukuran isi absolut untuk bentuk bahan teratur dengan menggunakan ketiga wadah yaitu petridish, kuboid kecil, dan kuboid besar diperoleh volume yang berbeda. Rata-rata isi absolut yang diperoleh untuk semua kelompok menunjukkan bahwa isi absolut yang paling besar pada petridish, dan isi absolut yang paling kecil pada kuboid kecil. Hal itu dikarenakan ukuran dari petridish paling besar diantara kuboid besar dan kecil, serta untuk kuboid kecil ukurannya paling kecil diantara ketiganya. Faktor yang mempengaruhi isi absolut untuk bahan yang berbentuk teratur yaitu besar kecilnya bahan yang berbentuk teratur yang digunakan, serta kecermatan pengamatan dari praktikan.

Pembahasan : Seperti halnya pada tabel 1.1 yaitu menentukan isi absolut suatu bahan, pada percobaan kedua ini juga mengukur isi absolut suatu bahan. Namun yang membedakan dengan percobaan pertama yaitu pada percobaan kedua ini menentukan isi absolut dari bahan berbentuk tidak teratur. Sesuai dengan teori Suyitno (1998) mengatakan bahwa produk yang bentuknya tidak teratur, biasanya volumenya ditentukan dengan prinsip perpindahan air (water displacement). Bahan berbentuk tidak teratur biasanya berupa buah-buahan dan umbi-umbian. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda. Volume benda itu merupakan isi absolut dari bahan tersebut. Percobaan dilakukan dengan memasukkan bahan ke dalam gelas ukur 1000 ml yang diisi air sebanyak 500 ml. Selisih volume air setelah dimasukkan bahan dengan volume air sebelum dimasukkan bahan merupakan volume dari bahan itu sendiri. Bahan berbentuk tidak teratur yang digunakan kelompok 15 yaitu tomat mentah, tomat setengah matang, tomat matang. Besarnya volume yang diperoleh yaitu untuk tomat mentah 51 mm3, tomat setengah matang sebesar 110 mm3, tomat matang sebesar 90 cm3. Berdasarkan data diatas dapat dilihat volume dari bahan pangan tersebut berbeda-beda. Volume buah setengah matang lebih tinggi dibandingkan dengan volume buah tomat mentah maupun buah tomat matang hal tersebut dikarenakan buah tomat merupakan buah klimakterik, klimakterik dibedakan menjadi klimakterik menaik dan klimakterik menurun. Pada buah tomat setengah matang mengalami klimakterik menaik dan mengakibtkan kandungan seperti kadar gula, vitamin dll ikut menaik dan hal tersebut menambah berat volume buah setengah matang tersebut. Sedangkan pada buah matang mengalami penurunan, jadi terjadi pula penurunan volume. Faktor yang mempengaruhi perbedaan volume pada tingkat kematangan yaitu jenis buah, bentuk dan ukuran buah kandungan yang ada pada buah.

Pembahasan : Dalam percobaan ketiga ini yaitu mengukur isi relatif bahan pangan dari biji-bijian. Isi relatif (apparent displacement) yaitu besarnya isi minimum yang harus ditambahkan pada isi absolut bahan agar bahan dapat menempati suatu ruangan. Bahan yang digunakan dalam percobaan ketiga ini yaitu jenis kacang-kacangan yang terdiri dari 8 macam spesies kacangkacangan yang berbeda. Pengukuran isi relatif bahan dibedakan menjadi 2 macam yaitu isi relatif per gram dan juga isi relatif per butir. Pengukuran isi relatif bahan dilakukan dengan menempatkan bahan pada wadah yang telah diketahui volumenya sampai penuh selanjutnya menimbang beratnya. Hasil bagi antara volume wadah dengan berat dari bahan diperoleh isi relatif per gram, sedangkan untuk isi relatif per butir yaitu dicari dengan membagi antara volume wadah yang digunakan dengan jumlah butir dari bahan. Dari data diatas, hasil yang diperoleh untuk isi relatif per gram bahan pada bahan biji-bijian yang digunakan, menunjukkan hasil yang berbeda-beda tiap bahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi relatif tiap gram pada bahan yaitu volume wadah, dan massa bahan. Dalam volume wadah yang konstan, semakin besar massa bahan, maka semakin kecil isi relatif / gram bahan pangan yang digunakan. Setelah didapatkan massa dari bahan dalam wadah yang digunakan, selanjutnya dapat dihitung banyaknya butir biji dari bahan yang digunakan, Hasil pembagian antara volume wadah dengan jumlah butir dari bahan dapat dieroleh isi relatif tiap biji. Besar dari isi relatif tiap butir bahan antara bahan satu dengan bahan laiinya hasilnya berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya isi relatif tiap butir bahan yaitu volume wadah dan jumlah butir. Dalam wadah yang konstan, semakin banyak jumlah butir bahan, maka semakin kecil isi relatif per butir bahan pangan, begitu juga sebaliknya. Semakin kecil isi relatif tiap butir berarti semakin kecil ukuran biji maka semakin banyak jumlah butir untuk memenuhi wadahnya.

E. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara I bentuk dan ukuran yaitu : 1. Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang, lebar, tinggi atau diameter dari wadah yang digunakan, untuk mencari besar volume dari wadah tersebut. 2. Perbedaan volume benda dikarenakan besar kecilnya benda yang berbentuk teratur yang digunakan, serta kecermatan pengamatan dari praktikan. 3. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda. Volume benda itu merupakan isi absolut dari bahan tersebut. 4. Pada buah tomat setengah matang mengalami klimakterik menaik dan mengakibtkan kandungan seperti kadar gula, vitamin dll ikut menaik dan hal tersebut menambah berat volume buah setengah matang tersebut.

Sedangkan pada buah matang mengalami penurunan, jadi terjadi pula penurunan volume. 5. Faktor yang mempengaruhi perbedaan volume pada tingkat kematangan yaitu jenis buah, bentuk dan ukuran buah, dan kandungan yang ada pada buah. 6. Pengukuran isi relatif bahan dilakukan dengan menempatkan bahan pada wadah yang telah diketahui volumenya sampai penuh selanjutnya menimbang beratnya. Hasil bagi antara volume wadah dengan berat dari bahan diperoleh isi relatif per gram, sedangkan untuk isi relatif per butir yaitu dicari dengan membagi antara volume wadah yang digunakan dengan jumlah butir dari bahan. 7. Dalam wadah yang konstan, semakin banyak jumlah butir bahan, maka semakin kecil isi relatif per butir bahan pangan, begitu juga sebaliknya. Semakin kecil isi relatif tiap butir berarti semakin kecil ukuran biji maka semakin banyak jumlah butir untuk memenuhi wadahnya.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya isi relatif tiap butir bahan yaitu volume wadah dan jumlah butir.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. T. 1989. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah.UNS press. Surakarta. Anonim1. 2010. Percobaan Terhadap Kacang Merah. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/percobaan-terhadap-kacangmerah.html (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013, pada pukul 19.35 WIB). Anonim2. 2010. Jambu Biji. http://agribisnis.deptan.go.id/web/teknopro/Leaflet%20Teknopro%20No. %2025.htm (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013, pukul 20:00 WIB). Batjer, Leo. 1954. How To Make Thinning Scientific. Better Fruit 48, No. 9, 1315. Kramer, Twigg. Fundamental of Quality Control For The Food Industri The AVI Publishing Company. Inc. Wetsport. Connecticut. Muchtady, Deddy. 2008. Kedelai Komponen Untuk Kesehatan. Alfabeta. Jakarta. Rismunandar. 1981. Bertanam Pisang. C.V.Sinar Baru. Bandung. Satuhu, Suyanti. B. Sc. 1989. Pisang Budidaya Pengolahan Bahan Prospek Pasar. Bandung. Wardani, Eva Widarti Budi. 2013. Identifikasi sifat fisik buah nangka (Arto Carpus). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No.3. Malang.

LAMPIRAN PERHITUNGAN : Volume kuboit besar = p x l x t = 83 x 37 x 41 = 125911 Volume kuboit kecil =pxlxt = 36 x 37 x 41 = 56126 Volume petridish = r2 t = 3,146 x (45,5) x 18 = 117010,53 Tomat matang => vol bahan = vol akhir - vol awal = 590 500 = 90 Tomat 1/2 matang => vol bahan = vol akhir - vol awal = 610 500 = 110 Tomat matang => vol bahan = vol akhir - vol awal = 545 500 = 45 Kuboid besar => per gram = => per butir = Kuboid besar => per gram = => per butir = Kuboid besar => per gram = => per butir = = = = = = = = 1643,746 = 703,413 = 736539 = 736,539 = 1352,722 = 585,052

You might also like