You are on page 1of 8

ACARA VII MUATAN TANAH ( KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF )

Oleh: Adrian Apritas Yeremia Djitmau Dimas Tri Asmara Nindy Sevirasari Rifan Hendriansyah Tri Retno Widyastuti Venita Cendrawati Golongan/kelompok: A2/5 Asisten: Risa Shofia LABORATORIUM TANAH UMUM JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 ( 13273 ) ( 13190 ) ( 13257 ) ( 13490 ) (13217 ) ( 13332 )

ABSTRAKSI Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah mengenai muatan tanah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan muatan negative partikel tanah dengan dua macam zat warna bermuatan (gentian violet dan eosin red) dan membuktikan pengaruh luas permukaan jenis partikel tanah terhadap KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) dengan menggunakan 5 jenis tanah yaitu tanah entisol, alfisol, ultisol, mollisol dan vertisol yang mempunyai ukuran diameter 0,5 mm. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, dan penggaris. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain contoh tanah dengan diameter 0,5 mm, larutan eosin red, dan larutan gentian violet. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan penentuan secara Kualitatif menggunakan gentian violet (+) dan eosin red (-). Kapasitas pertukaran kation merupakan kemampuan tanah untuk menjerap dan menukar kembali kation dari dan ke dalam larutan tanah. Dari hasil percobaan campuran tanah dengan gentian violet didapat urutan nilai KPK tanah dari yang terbesar yaitu Mollisol, Alfisol, Vertisol, Ultisol, Entisol. Sedangkan dari hasil percobaan campuran tanah dengan eosin red didapat hasil KPA tanah dengan urutan dari yang terbesar yaitu Entisol, Ultisol, Alfisol, Vertisol, Mollisol. Tanah bermuatan positif bereaksi dengan eosin red dan tanah bermuatan negative bereaksi dengan gentian violet. Faktor yang mempengaruhi KPK tanah antara lain tekstur tanah, koloid, jenis mineral lempung, dan jenis kation yang diserap.

I. PENGANTAR KPK merupakan kemampuan tanah untuk menyerap dan menukar kembali kation dari dan ke dalam larutan tanah. KPK mempunyai peran yang sangat penting untuk tanah yaitu berkaitan dengan kesuburan tanah itu sendiri. Setiap tanah mempunyai kapasitas pertukaran kation tanah yang beda. Tanah dengan KPK akan mampu menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan KPK rendah. Nilai KPK dapat diketahui dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kaulitatif adalah dengan menggunakanlarutan eosin red dan gentian violet. Sedangkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode penjenuhan NH4OAC atau BaCl2. Pada umumnya pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengertian lain, kemampuan tukar kation adalah kapasitas tanah menyerap dan mempertukarkan ion. Ion dapat berupa kation dan besarnya disebut Kemampuan Tukar Kation ( KTK ) atau berupa anion dan besarnya disebut Kemampuan Tukar Anion ( KTA ). KTK dan KTA masing-masing diukur menurut jumlah maksimum kation dan anion yang dapat diserap tanah. Daya serap tanah berada pada koloid tanah atau disebut juga kompleks jerapan, yang terdiri atas mineral lempung, bahan humik, dan oksida serta hidroksida Fe dan Al. Muatan bersih kompleks jerapan diimbangi oleh muatan ion berlawanan yang terjerap sehingga sistem terpertahankan pada keadaan elektronetral. Kapasitas tukar kation menunjukkan ada muatan negatif per satuan massa tanah. KTK diberikan dalam satuan biaya/unit massa tanah. Pada umumnya KTK dinyatakan sebagai centimoles dari muatan positif per kilogram tanah (cmol/kg, cmol c+/kg atau cmolc/kg). Menurut Prasetyo (2007),Vertisol mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi dan mempunyai kemampuan memegang kation yang berasal dari pemupukan seperti ion K+, NH4+, Ca2+ dan Mg2+. Kapasitas tukar kation padaVertisol berkisar antar 47 hingga 162 cmol kg-1. Jerapan dan pertukaran kation ini mempunyai arti penting di dalam serapan hara oleh tanaman, kesuburan tanah, retensi hara dan pemupukan. Kation yang terjerap biasanya tersedia untuk tanaman dengan menukarkannya dengan ion H+ hasil respirasi akar tanaman. Hara yang ditambahkan ke dalam tanah melalui pemupukan akan diikat oleh permukaan koloid tanah dan dapat dicegah dari pelindian, sehingga dapat menghindari kemungkinan pencemaran air tanah (ground water). Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut. Kapasitas tukar kation penting untuk kesuburan tanah maupun untuk genesis tanah. Beberapa pengukuran kapasitas tukar kation telah dilaksanakan dengan hasil berbeda-beda. Hal tersebut sangat berguna dibidang pertanian. Faktor yang mempengaruhi KTK salah satunya adalah tekstur tanah. Semakin halus tekstur tanah, semakin tinggi KTKnya. Sebagai contohnya, tanah pasir dan lempung berpasir mengandung sedikit liat koloid, kemungkinan miskin bahan organik (humus) sehingga KTKnya rendah. Sebaliknya tanah bertekstur halus mengandung lebih banyak liat, lebih banyak humus, dan akan mempunyai nilai KTK yang tinggi (Tan, 1991 cit. Sulastri, 2006).

Selain itu, faktor perlakuan manusia seperti pengapuran juga sangat berpengaruh. Proses pengapuran merupakan salah satu cara untuk memperbaiki tanah yang bereaksi asam atau basa. Tujuan dari pengapuran adalah untuk menaikkan pH tanah sehingga karenanya unsurunsur hara menjadi lebih tersedia, memperbaiki struktur tanahnya sehingga kehidupan organisme dalam tanah lebih giat, dan menurunkan kelarutan zatzat yang sifatnya meracuni tanaman dan unsur lain tidak banyak terbuang. Kenaikan pH tanah tersebut tentu sangat mempengaruhi nilai KTK tanah (DaI, et al., 2006). Kapasitas tukar kation tanah dari berbagai tanah sangat beragam bahkanpada tanah sejenispun kadar KTK berbeda.Besarnya KTK dalam tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah itu sendiri,antara lain pH,terkstur tanah atau jumlah liat,jenis mineral liat,bahan organic,kadar kapur dan pengaruh penupukan.Bahkan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah,baik secara fisika,kimia maupun biologis. Kapasitas tukar kation tanah dari berbagai tanah sangat beragam bahkanpada tanah sejenispun kadar KTK berbeda.Besarnya KTK dalam tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah itu sendiri,antara lain pH,terkstur tanah atau jumlah liat,jenis mineral liat,bahan organic,kadar kapur dan pengaruh penupukan.Bahkan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah,baik secara fisika,kimia maupun biologis.Bahan organik merupakan bahan pemantap agregat tanah.Sekitar setengah dari nilai KTK berasal dari bahan organic (Ernawati, 2008). Penyerapan anion oleh koloid lempung ialah bagian utama dari inti dari ikatan phosphor dalam tanah.Fakta bahwa pospor biasanya tetap didalam tanah dalam bentuk siap secara sempurna.Hasil fiksasi dari proses presipitasi kimia dan dari penyerapan oleh koloid tanah kaitannya dengan penyerapan yang terjadi bahwa ion PO4 akan ditukar dengan OH dan bila ion ion lainnya dalam pertukaran posisi pada permukaan partikel lempung koloid.Maka kapasitas kaolinit untuk menetapkan pospor adalah sifat untuk mengganti tidak terlindunginya ion OH- oleh ion PO4.Walaupun pospat dapat diserap melebihi batas keasaman tanah,sebagian besar jumlah yang diserap akan menurunkan nilai pH (Chandler, 1949). Kebanyakan tanah tanah tropika yang dirajai oleh koloida yang terubahkan mempunyai KPK yang bervariasi.Pengukuran KPK sangat tergantung pada kondisi pH larutan,sehingga ada perbedaan antara KPK potensial (maksimum)yang diukur pada pH larutan yang dibuffer sesuai dengan kondisi pH tanah asli (Sutanto, 2005). KPK diketahui untuk mengetahui tebal selaput air yang dapat terserap pada pernukaan koloid tanah.Kation tertukarkan yang paling penting adalah Ca,Mg,K,Na dan Al,sedangkan kation lain yang terserap dalam jumlah terbatas adalah NH4,Fe,Mn,Cu danZn.KPK sangat penting berkenaan denagn kesuburan tanah ,penyerapan hara,ameliorasi tanah dan mutu lingkungan (Musganti dan Hadikusumo, 2005).

Kapasitas pertukaran kation dari tanah adalah ukuran kuantitas negatif yang terdapat pada permukaan tanah yang dapat mempertahankan ion bermuatan positif (kation) seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Oleh gaya elektrostatik, kation ditahan elektrostatis mudah ditukarkan dengan kation dalam larutan tanah sehingga tanah dengan tinggi KPK memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mempertahankan jumlah yang memadai dari kalsium, magnesium, dan kalium dari tanah dengan rendah KPK. Sebuah tanah dengan KPK tinggi belum tentu lebih subur karena tanah ini belum tentu ditempati oleh kation asam seperti hidrogen dan aluminium. Akan tetapi apabila dikombinasikan dengan langkah-langkah lain kesuburan tanah, KTK akan menjadi indikator yang baik untuk kualitas tanah dan produktivitas (Ross and Quirine, 2011). II. METODOLOGI Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah yang berjudul Muatan Tanah (KPK dan KPA Kualitatif) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, dan penggaris. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain contoh tanah dengan diameter 0,5 mm, larutan eosin red, dan larutan gentian violet. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan penentuan secara Kualitatif menggunakan gentian violet (+) dan eosin red (-). Dalam pelaksanaan praktikum, mula-mula diambil tabung reaksi kemudian diisi contoh tanah diameter 0,5 mm setinggi 1cm. Ditambahkan larutan gentian violet sampai setinggi 5 cm dari dasar tabung. Tabung dikocok selama 2 menit dengan vortex kemudian dibiarkan tanah mengendap sehingga akan terpisah antara tanah dengan filtratnya. Diperhatikan warna filtratnya dan dibandingkan dengan warna blangko (warna gentian violet tanpa tanah). Langkah 1-2 diulangi dengan menggunakan larutan eosin red. Diperhatikan perubahan warna suspensi pada larutan gentian violet dan eosin red. Dibandingkan intensitas warna filtrat antar jenis tanah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil TANAH Entisol Ultisol Alfison Vertisol Mollisol B. Pembahasan Nilai KPK dari suatu jenis tanah dipengaruhi oleh jumlah mineral lempung, jenis dan tipe mineral lempung, jumlah-jenis bahan organik, dan struktur tanah. Semakin halus tanah, maka semakin tinggi nilai KPK tanah tersebut. Sebagai contohnya, tanah bertekkstur halus mengandung lebih banyak liat dan lebih banyak humus, akan mempunyai nilai KPK tinggi. Selain itu ada juga factor dari perlakuan manusia yaitu pengapuran tanah. Tujuan pengapuran tanah untuk menaikkan pH tanah. Kenaikkan pH tersebut tentu saja mempengaruhi nilai KPK tanah. Nilai KPK tanah bermanfaat untuk menentukan koloid tanah dalam mengikat kation di permukaan. Koloid tanah ini merupakan bagian yang aktif karena merupakan pusat-pusat reaksi kimia, fisika, dan koloid tanah merupakan pusat kesuburan tanah, sehingga sangat berguna dalam bidang pertanian (Yani, et al., 2007). KPK di tanah gambut lebih besar dibandingkan dengan tanah mineral. Nilai KPK memegang peran penting dalam pengelolaan tanah dan penciri kesuburan tanah. Nilai KPK tanah umumnya tergantung pada jumlah muatan negatif, seperti kation-kation Ca, Mg, K, dan Na dari kontak jerapan ditukar oleh ion-ion H sehingga menjadi ion-ion H (Lubis and Widanarko, 2011). Hal inilah yang membuktikan bahwa jenis tanah Mollisol memiliki nilai KPK tanah yang tinggi karena jenis tanah ini mengandung banyak bahan organik. Kapasitas Pertukaran Anion ( KPA ) dan Kapasitas Pertukaran Kation ( KPK ) masing-masing diukur menurut jumlah maksimum anion dan kation yang dapat diserap oleh tanah. Pada praktikum ini metode yang digunakan untuk menentukan nilai KPK dan KPA tanah adalah metode kualitatif. Metode ini umum dipakai karena hanya menggunakan sdikit bahan dan alat yang juga mudah didapat. Penentuan secara kualitatif menggunakan Eosin red ( anion, ion - ) dan Gentian violet ( kation, ion + ). Tanah yang bermuatan negatif dominan akan m engikat banyak Gentian violet, sehingga larutan tanah akan semakin jernih, sedangkan Eosin red akan ditolak sehingga larutan tanah tidak banyak berubah, dan sebaliknya untuk tanah positif dominan. GENTIAN VIOLET ----------EOSIN RED +++++ ++++ +++ ++ +

Berbagai jenis tanah yang sudah dicampur dengan larutan Gentian violet dan Eosin red akan dibandingkan dengan larutan Gentian violet dan Eosin red standar yang disiapkan terlebih dahulu atau biasa disebut blanko.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan campuran tanah dengan Gentian violet diperoleh urutan nilai KPK dari yang terbesar Mollisol, Alfisol, Vertisol, Ultisol, Entisol. Sedangkan dari hasil percobaan campuran tanah dengan Eosin red diperoleh hasil KPA tanah dengan urutan dari yang terbesar yaitu Entisol, Ultisol, Alfisol, Vertisol, Mollisol. Semakin halus tanah dan luas permukaan kecil, maka semakin tinggi nilai KPK dari tanah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Chandler, L. 1949. Forest Soils. Jhon Willey and sons, Inc. New York.

DaI, M., Deddy, H., Wahyu, U. 2006. Sintesis pgv-o dengan katalis asam dan pengenbangan analisis kemurnian dengan hplc (high performance liquid chromatography). JurnalPenelitian Sains & Teknologi,7 (1): 33-41.

Ernawati,R.2008.Analisis sifat-sifat kimia tanah pada tanah timbunan lahan bekas penambangan batubara.Jurnal teknologi Technoscientia ISSN:1979-8415.1:85.

Lubis, E. R., and A. Widanarko. 2011. Buku pintar kelapa sawit. Agro Media. Jakarta.

Masganti,T dan N.Hadikusumo.2005.Metode pengukuran kadar air laut tanah gambut.Jurnal Tanah dan Air 3:42 48.

Prasetyo, B. H.. 2007. Perbedaan sifat-sifat tanah Vertisol dari berbagai bahan induk, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 9: 20-31.

Ross, R. and Ketterings. 2011. Recomenden Methods For Determining Soil Cation Exchange Capacity. Cooperative Bulletin, Northeasttern UnitedStates.

Sulastri. 2006. Perubahan Kapasitas Tukar Kation dan Kadar Fosfat Tanah Akibat Perlakuan Pupuk Organik dalam Sistem Budidaya Sayuran Organik. Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam IPB, Bogor. Susanto,R.2005.Dasar Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.Kanisius.Yogyakarta.

Yani, A., M. Ruhimat. And B.S. Ambarjaya. 2007. Geografi menyikap fenomena Geosfer. Grafindo Media Pratama, Bandung.

You might also like