You are on page 1of 27

What does cost really mean?

83
Suwardjono1992
Artikel 5
1
What Does Cost Really Mean?
Suwardjono
Fakultas Ekonomi
2
UGM
Penul i s tel ah menggunakan i sti l ah kos sejak 1989 untuk semua arti kel dan
buku dan ti mbul sal ah sangka bahwa penul i sl ah yang menci ptakan i sti l ah
tersebut. I sti l ah kos bukan ci ptaan penul i s karena ti a sudah di kenal kan I AI
sejak 1984 dal am buku Norma Pemeriksaan Akuntan. Penul i s hanya mendu-
kung penggunaannya sebagai pengganti i sti l ah biaya mel al ui argumen dal am
arti kel dengan judul di atas. Arti kel tersebut tel ah di muat di majal ah Akuntan-
si edi si Mei 1991 (tetapi hanya sebagi an) dan arti kel tersebut juga di terbi tkan
kembal i secara l engkap dal am buku Gagasan Pengembangan Profesi dan Pen-
didikan Akuntansi di I ndonesia ol eh penul i s (Yogyakarta: BPFE, 1992).
Sudah l ebi h dari l i mabel as tahun sejak di terbi tkan, akademi si dan profesi
bergemi ng terhadap masal ah i ni . Ti dak pernah ada pembahasan, di skusi , atau
argumen i l mi ah di ti ngkat nasi onal atau perguruan ti nggi . Yang seri ng terjadi
dal am pertemuan akademi k atau profesi onal adal ah stratagem yang setengah-
nya mengol ok-ol ok penul i s. Stratagem tersebut antara l ai n: Apa i tu kos? Apa
bedanya dengan kos-kosan (tempat mondok)? , I tu kan i sti l ah dari Yogya! ,
I AI saja pakai bi aya kok ki ta aneh-aneh! , Pokoknya cost i tu bi aya. Ti ti k!
Aki batnya, akademi si enggan untuk menggunakan i sti l ah kos wal aupun mere-
ka merasakan i sti l ah bi aya ti dak tepat. Beberapa kal angan mengambi l jal an
tengah (atau pi ntas) dengan tetap menggunakan i sti l ah asl i nya, cost.
Arti kel i ni tel ah mengal ami revi si dan menjadi Lampi ran 1 dal am buku
Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan ol eh penul i s. Arti kel i ni
di harapkan menjadi wacana yang dapat memi cu di skusi i l mi ah dan profesi onal
demi pengembangan profesi dan pendi di kan akuntansi di I ndonesi a.
Pertanyaan yang menjadi judul tul i san i ni sebenarnya akan l ebi h l engkap kal au
di ungkapkan sebagai beri kut: What does cost really mean within the framework of
accounting as an information provider? Pertanyaan tersebut berkai tan dengan
pertanyaan What does it cost? yang menjadi judul arti kel Bourke [1978] yang
membahas betapa membi ngungkannya i sti l ah cost yang di gunakan dal am akun-
tansi . Kerancuan penggunaan i sti l ah cost di kemukakan pul a ol eh Hasemen [1978]
yang mengusul kan suatu rerangka untuk mengi nterpretasi arti cost tersebut se-
suai dengan konteksnya. I sti l ah cost memang mempunyai banyak arti . Akan teta-
1
Arti kel i ni merupakan revi si an terakhi r (2008) dari edi si asl i nya (1992).
2
Sejak tahun 2007 menjadi Fakul tas Ekonomi ka dan Busi nes (FEB). Di si ni , bi sni s di tul i s busi nes.
84 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
pi , dal am konteks akuntansi sebagai penyedi a i nformasi fi nansi al kuanti tati f,
i sti l ah tersebut mempunyai arti khusus. Dal am duni a prakti k (profesi ) dan aka-
demi k sekarang i ni , i sti l ah biaya, harga pokok, harga perolehan, dan kadang-
kadang beban di gunakan sebagai padan kata atau terjemahan i sti l ah cost tersebut.
Menurut pengamatan penul i s, i sti l ah-i sti l ah tersebut meni mbul kan kerancuan
dal am penggunaan dan dal am pemahaman akuntansi sebagai penyedi a i nformasi .
Kerancuan dal am pemahaman dapat di tunjukkan dengan contoh tanya-jawab
dal am suatu uji an komprehensi f beri kut i ni .
Penguji: Coba jel askan menurut pemahaman anda makna bi aya dal am akuntansi ?
Mahasiswa: Bi aya adal ah pengorbanan sumber ekonomi k yang di perl ukan untuk mem-
perol eh barang dan jasa.
Penguji: Bagus sekal i ! Anda mengerti defi ni si tersebut. Beri l ah contoh pengorbanan
sumber ekonomi k yang di l akukan perusahaan!
Mahasiswa: Mi sal nya perusahaan mengel uarkan kas atau aset l ai nnya.
Penguji: Bagus! Berarti anda memahami konsep kesatuan usaha. Sekarang beri l ah
contoh barang dan jasa yang di perol eh perusahaan!
Mahasiswa: Mesi n, Pak.
Penguji: Kal au begi tu, juml ah rupi ah pengel uaran untuk memperol eh mesi n akan
membentuk bi aya mesi n?
Mahasiswa: Bukan, Pak! I tu harga pokok!
Percakapan di atas menunjukkan bahwa suatu pengerti an dal am defi ni si
sudah benar tetapi si mbol nya ti dak tepat sehi ngga suatu i sti l ah ti dak dapat di te-
rapkan atau berl aku umum sesuai dengan pendefi ni si annya. Dal am arti kel i ni ,
penul i s membahas dan mengajukan argumen bahwa i sti l ah biaya, harga pokok,
dan harga perolehan ti dak tepat sebagai pada i sti l ah cost.
3
Demi ki an juga i sti l ah
beban sangat ti dak tepat untuk di gunakan sebagai padan kata expense. Kemudi -
an, penul i s akan mengajukan i sti l ah al ternati f untuk menghi ndari kerancuan
tersebut. Arti kel i ni juga merupakan tanggapan penul i s terhadap exposure draft
Standar Khusus Akuntansi I ndustri Mi nyak dan Gas Bumi (I AI , Pri nsi p Akuntan-
si I ndonesi a Pernyataan No. 5).
4
Tanggapan tersebut penul i s sampai kan dal am
public hearing terhadap exposure draft tersebut. Draf standar tersebut merupakan
bukti nyata adanya kerancuan pemahaman dan pengapl i kasi an cost sebagai data
dasar akuntansi karena misnomer dal am pemi l i han padan kata.
Pengertian Cost dan Istilah Yang Berkaitan
Lepas dari padan kata yang tepat untuk i sti l ah cost, sebagai dasar pembahasan
akan di urai kan dahul u makna cost yang sebenarnya dal am konteks akuntansi se-
3
Standar Akuntansi Keuangan 2001 sekarang menggunakan beban pokok penjualan untuk
padan kata cost of goods sold.
4
Pernyataan i ni tel ah di tuangkan kembal i dal am Standar Akuntansi Keuangan I katan Akuntan
I ndonesi a sebagai Per nyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 29, Akuntansi Minyak dan
Gas Bumi.
What does cost really mean? 85
Suwardjono1992
bagai penyedi a i nformasi . Sumber acuan yang akan di gunakan dal am pembahasan
i ni di ambi l dari l i teratur akuntansi yang di anggap cukup autori tati f. Beri kut i ni
adal ah kuti pan beberapa pengerti an cost dal am l i teratur akuntansi tersebut.
Kohl er (1975, hl m. 139) mendefi ni si cost sebagai beri kut:
An expendi tur e or outlay of cash, other property, capital stock, or services, or
the incurring of a liability therefor, identified with goods or services acquired or
with any loss incurred, and measured by the amount of cash paid or payable or
the market value of other property, capital stock, or services given in exchange or,
in other situation, any commonly accepted basis of valuation.
Sprouse dan Mooni ts (1962, hl m. 8-9) mendefi ni si pengerti an cost dan expense
sebagai beri kut:
Cost is a foregoing, a sacrifice made to secure benefit, and is measured by an
exchange price. Expense is the decrease in net assets as a result of the use of eco-
nomic services in the creation of revenues or the imposition of taxes by govern-
mental unit.
Grady (1965, hl m. 228) mengemukakan defi ni si cost sebagai beri kut:
Cost is the amount, measured in money, or cash expended or other property
transferred, capital stock issued, services performed, or a liability incurred, in
consideration of goods or services received or to be received. Costs can be classi-
fied as unexpired and expired. Unexpi red costs (assets) are those which are
applicable to the production of future revenues. ...Expi red costs are those which
are not applicable to the production of future revenues, and for that reason are
treated as deductions from current revenues or charged against retained earn-
ings. ... Unexpired cost may be transferred from one classification to another
before becoming expired cost as above defined, ... .
Anthony, Hawki ns, dan Merchant (1989, hl m. 60) memberi pengerti an cost
dan beberapa i sti l ah yang berkai tan dengan terjadi nya cost sebagai beri kut:
Cost is a monetary measurement of the amount of resources used for some pur-
pose. An expendi tur e is a decrease in an asset (usually cash) or an increase in a
liability (often accounts payable) associated with the incurrence of a cost. The
expenditures in an accounting period equal the cost of all the goods and services
acquired in that period. An expense is an item of cost applicable to the current
accounting period. An expense represents resouces consumed by the entity's earn-
ing activities during the current period. When an expenditure is made, the relat-
ed cost is either an asset or an expense. I f the cost benefits future periods, it is an
assets. I f not, it is an expensea reduction in retained earningsof the current
period. A di sbursement is the payment of cash. A cash expenditure is a dis-
bursement; but so is any cash payment, such as paying an account payable,
repaying a loan, or paying a cash dividend to shareholders.
86 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
Dengan menguti p dari The Nature of Business Cost--General Concepts,
Bourke (1978, hl m. 193) mendefi ni si cost sebagai beri kut:
Cost is a general term for measured amount of value purposefully released or to
be released in the acquisition or creation of economic resources, either tangible
or intangible.
Terakhi r, Hi l ton (2002, hl m. 36) menjel askan makna cost, expense, dan cost of
goods sold sebagai beri kut:
Cost is the sacrifice made, usually measured by the resources given up, to
achieve a particular purpose. An expense is the consumption of assets for the
purpose of generating revenue. Cost of goods sol d is the expense measured by
the cost of the finished goods sold during a period of time (hlm. 36).
Bi l a di cari dari sumber-sumber yang l ai n, makna yang di l ekatkan pada i sti l ah
cost dan expense akan sama dengan pengerti an yang di beri kan ol eh sumber-sum-
ber di atas.
Karakteristik Cost
Dengan mempel ajari defi ni si -defi ni si di atas secara saksama, mudah-mudahan
tel ah di perol eh pemahaman dan tel ah dapat di rasakan arti atau makna cost yang
sebenarnya. Berdasarkan pemahaman penul i s, beri kut i ni adal ah atri but atau ka-
rakteri sti k yang mel ekat pada i sti l ah cost.
1. Cost merupakan pengukur (a measurement) dal am uni t moneter suatu sumber
ekonomi k yang di gunakan atau di korbankan untuk tujuan tertentu. Dal am kon-
teks akuntansi yang mendasarkan di ri pada konsep kesatuan usaha, pengorbanan
berarti kel uarnya sumber ekonomi k (aset) dari kesatuan usaha. Ada berbagai
pengerti an pengorbanan di ti njau dari berbagai konteks. Hasemen (1978) mem-
bahas berbagai jeni s pengorbanan (sacrifice) di ti njau dari berbagai aspek.
Hal yang perl u di catat adal ah bahwa wal aupun cost i tu sendi ri seri ng di sebut
sebagai pengorbanan, yang di korbankan sebenarnya adal ah sumber ekonomi k
(bai k fi si s maupun nonfi si s) dan cost hanyal ah sebagai pengukur secara kuanti ta-
ti f pengorbanan tersebut dal am uni t moneter. Secara umum dapat di katakan bah-
wa cost mengukur penggunaan (termasuk perubahan) atau pengorbanan suatu
sumber ekonomi k. Dal am akuntansi , pada umumnya sumber ekonomi k yang
di korbankan pun sebel umnya sudah di ukur dengan cost.
2. Cost di nyatakan dal am uni t moneter khususnya dal am rerangka akuntansi se-
bagai penyedi a i nformasi kuanti tati f. Cost mengukur seberapa banyak atau besar
penggunaan sumber ekonomi k dal am uni t moneter untuk tujuan tertentu. Peng-
ukuran i ni penti ng karena hasi l nya akan menjadi data dasar dal am penyedi aan
i nformasi untuk menentukan total penggunaan berbagai jeni s dan juml ah sumber
ekonomi k dal am satuan yang homogenus. Dengan satuan yang homogenus, dapat
What does cost really mean? 87
Suwardjono1992
di perol eh pengetahuan mengenai besarnya (size) dan hubungan (relationship) ber-
bagai sumber ekonomi k yang secara kesel uruhan membentuk aset perusahaan.
Pengetahuan seperti i tul ah yang di sebut i nformasi kuanti tati f. Kal au kuanti fi kasi
di nyatakan dal am uni t moneter, i nformasi yang di perol eh adal ah i nformasi fi nan-
si al . Memang ti dak semua cost dapat di ukur dal am uni t moneter. Akan tetapi ,
karena dal am akuntansi semua faktor harus di kuanti fi kasi , pengerti an cost dapat
di katakan sebagai pengukur dal am uni t moneter.
3. Pengukuran cost sel al u di hubungkan dengan suatu fokus, objek, tujuan (pur-
pose), atau pusat perhati an. Fokus atau objek i ni di kenal secara tekni s sebagai cost
object atau cost objective. Cost object dapat berupa produk, departemen, projek,
kegi atan atau sesuatu yang unsur pembentuknya perl u di ukur secara moneter
agar pi hak yang berkepenti ngan dapat memperol eh i nformasi mengenai size dan
relationship yang bermakna. Tujuan perl u di i denti fi kasi karena tujuan yang ber-
beda memerl ukan pengukuran cost yang berbeda pul a. Tujuan memperol eh i nfor-
masi cost adal ah untuk perencanaan (planning), pengendal i an (control) dan
pertanggungjawaban kel uar (periodic external reporting).
Secara fi si s dan operasi onal , perusahaan dapat di pandang sebagai susunan
atau kumpul an berbagai sumber ekonomi k. Tentu saja, besarnya dan hubungan
antara komponen yang membentuk perusahaan dapat di l i hat dari beberapa aspek.
Sebagai contoh, seorang kepal a bagi an personal i a akan mel i hat perusahaan
sebagai kumpul an orang dengan hubungan seperti yang di gambarkan dal am
struktur organi sasi perusahaan. Dari segi akuntansi , kegi atan operasi di represen-
tasi dal am bentuk si mbol -si mbol (el emen-el emen) fi nansi al sebagai mana di tunjuk-
kan ol eh statemen keuangan. El emen statemen keuangan termasuk dal am
pengerti an objek atau fokus yang harus di ukur (cost merupakan sal ah satu dasar
pengukurannya). Manajemen mel i hat perusahaan sebagai satuan-satuan kegi atan
(terdi ri atas fasi l i tas fi si s, bahan, dan manusi a) yang mengol ah input menjadi out-
put. Satuan-satuan kegi atan berkai tan satu sama l ai nnya secara terpadu. Untuk
tujuan pengendal i an mel al ui i nformasi fi nansi al , satuan kegi atan fi si s di represen-
tasi dal am bentuk pusat pertanggungjawaban sedangkan masukan dan kel uaran
di representasi dan di ukur dal am bentuk cost. Dengan demi ki an, berbagai satuan
kegi atan, termasuk masukan dan kel uaran, dapat menjadi objek cost.
Dari segi akuntansi , sebenarnya bukan cost i tu sendi ri yang mempunyai arti
penti ng akan tetapi justru jasa yang ada di bal i k angka cost yang mempunyai arti
penti ng. Jadi arti penti ngnya objek atau jasa di waki l i ol eh cost yang tercatat dal am
si stem akuntansi . Di bal i k deretan angka-angka akuntansi terkandung jasa-jasa
yang berwujud fi si s maupun nonfi si k. Jasa-jasa tersebut adal ah daya, kemampuan
atau kapasi tas yang kal au di tukarkan atau di gabungkan satu sama l ai nnya dapat
meni mbul kan daya, kemampuan atau kapasi tas l ai n yang kekuatannya (besarnya)
pal i ng ti dak sama dengan yang sebel umnya di mi l i ki perusahaan. Mi sal nya, kas di -
tukarkan dengan mesi n, i ni berarti bahwa daya bel i di tukarkan dengan daya
produksi . Ol eh karena i tu, akuntansi berusaha untuk menentukan si mbol -si mbol
yang dapat merepresentasi daya tersebut sehi ngga tanpa mel i hat perusahaan se-
cara fi si s orang dapat membayangkan kegi atan operasi perusahaan hanya dengan
88 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
membaca statemen keuangan. Dal am SFAC No. 6, FASB mengi denti fi kasi dan
mendefi ni si sepul uh el emen statemen keuangan yang dapat menjadi si mbol sum-
ber daya dan kegi atan yai tu: asset, liability, equity, revenue, expense, gain, loss, in-
vestment by owners, distribution to owners, dan comprehensive income.
4. Secara fi si s, kesatuan usaha menguasai dan mengel ol a sumber ekonomi k yang
membentuk aset. Cost aset adal ah hasi l pengukuran yang di tentukan pada saat
transaksi pemerol ehannya dan di dasarkan pada harga pertukaran (konsep dasar
penghargaan sepakatan atau measured consideration). Karena sudah terjadi dan
tercatat, cost i ni seri ng di sebut dengan historical cost. Wal aupun demi ki an,
pengerti an cost ti dak terbatas pada cost yang sudah terjadi . Memang pengerti an
cost yang domi nan adal ah sebagai historical cost. Namun demi ki an, cost dapat juga
mengukur objek yang akan terjadi (future cost). Akuntansi menganut cost princi-
ple concept yang berarti bahwa el emen statemen keuangan di ni l ai /di ukur atau
di l ekati dengan cost yang tel ah terjadi agar menjadi i nformasi . Ol eh karena i tu,
statemen keuangan yang di hasi l kan dengan peni l ai an seperti i tu seri ng di sebut
dengan historical cost financial statements.
Lebi h dari i tu, untuk mengukur cost, dasar yang di gunakan ti dak hanya pe-
ngel uaran sumber ekonomi k yang tel ah terjadi . Pengel uaran tersebut mungki n
saja baru akan terjadi di masa yang akan datang. Kal au cost sudah terjadi tetapi
pengel uarannya bel um terjadi maka kewaji ban akan ti mbul . I tul ah sebabnya ke-
waji ban di defi ni si FASB dal am SFAC No. 6 sebagai pengorbanan sumber
ekonomi k masa datang yang cukup pasti . Pengel uaran juga ti dak harus berupa
kas tetapi dapat pul a berupa sumber ekonomi k l ai n seperti jasa perusahaan,
barang dagangan, atau surat berharga perusahaan.
5. Sebagai dasar pengukuran, cost ti dak mempunyai konotasi sebagai sesuatu hal
yang negati f (mengurangi ) atau merugi kan atau sesuatu yang jel ek. Kesan seperti
i ni akan menghal angi atau mengacaukan pemahaman makna cost. Mengenai hal
i ni , Haseman (1978, hl m. 70) menyatakan: "The tendency to think erroneously of
all costs as expenses, or of cost connoting something bad or undesireble prevents a
clear understanding of the meaning of cost."
Kerancuan dan kesal ahan dal am menangkap makna cost di sebabkan orang
ti dak memandang cost sebagai suatu pengerti an yang netral atau generi k seperti
di sarankan Hasemen. Kerancuan pemahaman dan apl i kasi terjadi karena orang
memandang cost sebagai objek, wadah, atau el emen (mi sal nya expense, loss, asset)
dan bukan sebagai pengukur (monetary measurement) el emen i tu sendi ri . Cost
sendi ri bukanl ah i nformasi tetapi sekadar data dasar. Objek yang tel ah di l ekati
dengan cost i tul ah yang secara bersama-sama (objek dan pengukurnya) merupa-
kan i nformasi . Ol eh karena i tu, cost harus di hubungkan dengan sesuatu yang
menjadi pusat perhati an. Suatu (objek) yang menjadi pusat perhati an harus di i -
denti fi kasi sehi ngga cost akan mempunyai ni l ai i nformasi .
Sel anjutnya Haseman mengemukakan bahwa berbagai objek yang akan di l e-
kati cost akan menjadi basi s kl asi fi kasi cost dan cost accounting merupakan suatu
proses, prosedur, metoda, dan tekni k pengol ahan data cost untuk di l ekatkan pada
What does cost really mean? 89
Suwardjono1992
objek yang menjadi pusat perhati an manajemen sehi ngga i nformasi fi nansi al un-
tuk kepenti ngan pengambi l an keputusan dapat di perol eh. Bergantung pada ke-
penti ngan manajemen dan keperl uan i nformasi yang di i ngi nkan, basi s kl asi fi kasi
cost dapat di contohkan dal am Gambar 1 sebagai beri kut i ni .
Gambar 1
Basis Klasifikasi dan Contoh Objek dalam Klasifikasi
Masalah
Dengan mendasarkan pada pembahasan dan pengerti an cost di atas, dapat di si m-
pul kan bahwa cost merupakan hasi l pengukuran dal am uni t moneter suatu objek
dan cost terci pta karena adanya kejadi an ekonomi k dal am suatu uni t organi sasi .
Cost tersebut di catat dal am si stem akuntansi dan menjadi data dasar atau bahan
ol ah untuk menghasi l kan i nformasi . Agar menjadi i nformasi maka data cost harus
di kl asi fi kasi dengan wadah tertentu yang menjadi pusat perhati an (fokus) atau di -
hubungkan dengan objek tertentu.
I sti l ah cost memang mempunyai banyak arti dan dal am komuni kasi bi sni s
seri ng terjadi sal ah i nterpretasi karena pengerti an yang berbeda mengenai apa
yang di sebut dengan cost. Masal ah ti mbul kal au seseorang harus menjawab per-
tanyaan What does it cost? yang di ajukan ol eh Bourke (1978). Kal au it dal am
pertanyaan Bourke tersebut di i denti fi kasi secara ekspl i si t, pertanyaan-pertanyaan
dal am Daftar 1 di hal aman beri kut akan seri ng terjadi dal am komuni kasi bi sni s
dan akuntansi .
Pertanyaan di atas di ajukan untuk mengetahui besarnya (size) suatu objek
dari sudut moneter. Pertanyaan di atas sebenarnya masi h bel um dapat di jawab
dengan tuntas karena harus ada kesepakatan mengenai apa saja komponen yang
membentuk cost tersebut. Pada umumnya untuk mengukur cost suatu objek,

Basis Klasifikasi Contoh Objek dalam Klasifikasi
Fungsi operasi
Komponen produk
Variabilitas (perilaku)
Keleluasaan menentukan
Waktu terjadinya
Penandingan dengan pendapatan
Lokasi terjadinya
Elemen statemen keuangan
Kegiatan/pemicu (driver)
Keputusan strategik
produksi, pemasaran, administratif
bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead
tetap, variabel, semi-variabel
diskresioner (discretionary), rekayasaan (engineered)
historis, sekarang, masa datang
produk, perioda
langsung (direct), alokasian (allocated)
aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, untung,
rugi, setoran oleh pemilik, distribusi ke pemilik, laba
komprehensif
setup, inspection, material handling
nila-tambahan versus nonnilai-tambahan, relevan
versus takrelevan, tertanam (sunk), kesempatan
90 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
akuntansi menggunakan dasar yang di sebut full cost yai tu semua sumber yang di -
gunakan untuk membentuk suatu objek cost. Namun demi ki an, komponen yang
dapat masuk ke dal am suatu objek bergantung pada tujuan dan jeni s keputusan
yang akan di ambi l ol eh pemakai i nformasi . Dengan kata l ai n, komponen cost
harus rel evan dengan tujuan penyedi aan i nformasi . Arti kel i ni ti dak menekankan
pada apa komponen-komponen cost yang rel evan tetapi l ebi h memfokuskan pada
pencari an i sti l ah yang tepat.
Daftar 1
Sebagai data dasar dan bahan ol ah akuntansi untuk menghasi l kan i nformasi ,
i sti l ah cost dal am pertanyaan di atas mempunyai arti atau makna yang sama. Hal
yang perl u di pegang adal ah bahwa apapun objek, komponen, atau wadah yang
akan di l ekati dengan cost, juml ah uni t moneter atau juml ah rupi ah cost harus
tetap merupakan cost. Daftar 2 merupakan pertanyaan yang akan terjadi kal au
pertanyaan dal am Daftar 1 di i ndonesi akan kecual i kata cost.
Daftar 2
What is the cost of labor?
What is the cost of machinary?
What is the cost of production?
What is the cost of product A?
What is the cost of goods sold?
What is the cost of bonds payable?
What is the cost of inventory?
What is the cost of administrative function?
What is the current cost* of stockholders' equity?
What is the current cost of selling expenses?
What is the current cost of sales?
What is the current cost of income?
*Istilah ini digunakan dalam pembahasan akuntansi untuk
perubahan harga (accounting for price changes).
Berapakah cost tenaga kerja?
Berapakah cost mesin?
Berapakah cost produksi?
Berapakah cost produk A?
Berapakah cost barang terjual?
Berapakah cost utang obligasi?
Berapakah cost sediaan barang?
Berapakah cost administrasi?
Berapakah current cost modal pemegang saham?
Berapakah current cost biaya penjualan?
Berapakah current cost penjualan?
Berapakah current cost laba?
What does cost really mean? 91
Suwardjono1992
Tel ah di sebutkan sebel umnya bahwa kerancuan seri ng ti mbul karena orang
ti dak dapat membedakan antara pengukur dan objek/el emen yang di ukur khusus-
nya dal am penggunaan i sti l ah cost. Kal au cost mempunyai pengerti an dan makna
sebagai pengukur dal am uni t moneter, apakah padan kata bahasa I ndonesi a untuk
i sti l ah cost untuk sel uruh pertanyaan dal am Daftar 2 yang ti dak meni mbul kan
kerancuan? Apakah i sti l ah bi aya, harga pokok, atau harga perol ehan tepat sebagai
padan i sti l ah? Apa i mpl i kasi nya bagi duni a prakti k (profesi ) maupun pendi di kan
(akademi k) bi l a kerancuan i ni di bi arkan berl angsung?
Kerancuan Karena Misnomer
Dal am Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2002, I katan Akuntan I ndonesi a (I AI )
memadankatakan i sti l ah biaya dengan cost, beban dengan expense, dan beban
pokok penjualan dengan cost of goods sold. Hal i ni di tunjukkan dal am beberapa
pasal dal am Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyaji an Laporan Keuangan
beri kut (i sti l ah dal am tanda kurung adal ah i sti l ah asl i nya):
Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost and benefit) lebih merupakan
kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif (par. 44).
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terja-
dinya kewajiban ... (par. 70)
Beban (expenses) diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan lang-
sung antara bi aya (cost) yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diper-
oleh. Proses ...; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban
pokok penj ual an (cost of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai
penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang (par. 95).
I AI sendi ri ti dak tegas membedakan bi aya dan beban tetapi berbagai urai an
dal am SAK mengesankan bahwa i sti l ah bi aya di maksudkan sebagai padan kata
cost. I AI tampaknya mul ai menjauhkan penggunaan i sti l ah harga pokok sebagai
padan kata cost tetapi l ebi h banyak menggunakan i sti l ah harga perol ehan atau
bi aya perol ehan.
5
Untuk cost dal am cost of goods sold, I AI menggunakan i sti l ah
beban pokok dan goods sold di terjemahkan menjadi penjual an. Wal aupun demi ki -
an, banyak buku-buku akuntansi menggunakan i sti l ah harga pokok untuk cost
dan harga pokok penjualan untuk cost of goods sold.
Dengan pengerti an yang ada dal am buku SAK tersebut berarti bahwa bi aya
di pandang sebagai bahan ol ah akuntansi atau pengukur dal am uni t moneter suatu
objek berupa barang dan jasa (termasuk el emen statemen keuangan cost hi stori s).
Kal au demi ki an, secara konsekuen dan konsi sten mesti nya beberapa pertanyaan
dal am Daftar 2 akan di ungkapkan seperti pada Daftar 3 di hal aman beri kut. I sti -
5
Kata memperol eh mempunyai kata pangkal perol eh sehi ngga proses memperol eh mesti nya
di sebut pemerolehan bukan perol ehan karena ti dak ada kata di ol eh atau mengol eh.
92 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
l ah bi aya akan mengganti semua i sti l ah cost karena i sti l ah cost dal am Daftar 2
mempunyai pengerti an dan makna yang sama yai tu sebagai pengukur dal am uni t
moneter.
Daftar 3
Kal au i sti l ah biaya memang cukup l uas dan tepat maka ungkapan seperti
dal am Daftar 3 i tul ah yang seharusnya terjadi dal am standar atau buku-buku
akuntansi . Kenyataannya, justru ungkapan-ungkapan seperti dal am Daftar 4 di
bawah i ni l ah yang terjadi .
Daftar 4
Kal au pertanyaan dal am Daftar 3 di i nggri skan kembal i dengan makna bi aya
sebagai bahan ol ah atau pengukur dal am uni t moneter, maka i sti l ah bi aya di atas
jel as akan menjadi cost semua. Dengan i sti l ah tersebut ti dak akan terjadi keran-
cuan sebagai mana contoh apl i kasi beri kut: secara fi si s, bahan baku, tenaga kerja
dan overhead kal au di gabungkan akan menjadi produk; secara si mbol kuanti tati f
dengan cost sebagai pengukur, cost bahan baku, cost tenaga kerja, dan cost over-
Berapakah biaya tenaga kerja?
Berapakah biaya mesin?
Berapakah biaya produksi?
Berapakah biaya produk A?
Berapakah biaya barang terjual?
Berapakah biaya utang obligasi?
Berapakah biaya sediaan barang?
Berapakah biaya administrasi?
Berapakah biaya sekarang modal pemegang saham?
Berapakah biaya sekarang biaya penjualan?
Berapakah biaya sekarang penjualan?
Berapakah biaya sekarang laba?
Berapakah biaya tenaga kerja?
Berapakah harga pokok (harga perolehan) mesin?
Berapakah biaya produksi?
Berapakah harga pokok produk A?
Berapakah harga pokok (beban pokok) penjualan?
Berapakah nilai buku utang obligasi?
Berapakah harga pokok sediaan barang?
Berapakah biaya administrasi?
Berapakah harga pokok (biaya) sekarang modal pemegang saham?
Berapakah harga pokok sekarang biaya penjualan?
Berapakah harga pokok sekarang penjualan?
Berapakah harga pokok sekarang* laba?
*Ada yang menggunakan istilah biaya berlaku untuk padan kata current cost
sehingga pertanyaan itu menjadi Berapakah biaya berlaku laba? atau Berapa
laba biaya berlaku?
What does cost really mean? 93
Suwardjono1992
head kal au di gabungkan dengan sendi ri nya akan membentuk cost produk. Hal
yang ti dak l ogi s tel ah terjadi dal am prakti k karena ungkapan tersebut di i ndone-
si akan seperti i ni : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead kal au
di gabung menjadi harga pokok produk.
Kenyataan seperti di atas sebenarnya mengi syaratkan bahwa i sti l ah bi aya un-
tuk padan kata cost adal ah suatu misnomer. Demi ki an juga i sti l ah harga pokok.
Kal au bukan sal ah i sti l ah, berarti i sti l ah harga pokok dapat mengganti semua i sti -
l ah cost untuk ti ap pertanyaan dal am Daftar 2. Akan tetapi , nyatanya juga ti dak
demi ki an yang terjadi . Harga pokok juga kurang tepat karena mempunyai konota-
si bahwa ada el emen l ai n yang ti dak pokok padahal cost mempunyai kedudukan
yang sama (konsep homogeni tas cost). Yang jel as harga pokok ti dak mempunyai
makna sebagai pengukur (a measurement). Ol eh karena i tu, ti dak tepatl ah untuk
mengatakan bahwa akuntansi mengol ah harga pokok.
Kerancuan i sti l ah akan menyebabkan kerancuan berpi ki r yang menghambat
pemahaman. Kal au toh terjadi pemahaman maka pemahaman tersebut juga meru-
pakan pemahaman yang rancu. Tanya-jawab dal am uji an komprehensi f pada awal
arti kel i ni adal ah contoh kerancuan berpi ki r yang di sebabkan ol eh misnomer
dal am penggunaan i sti l ah bi aya untuk menyi mbol kan makna cost. Percakapan
tersebut menunjukkan bahwa makna atau pengerti an sudah di defi ni si secara be-
nar tetapi si mbol nya ti dak tepat sehi ngga si mbol (i sti l ah) ti dak berl aku umum.
Hal i ni anal ogi dengan menggunakan i sti l ah ayam untuk menyi mbol kan penger-
ti an unggas.
I sti l ah bi aya ti dak tepat karena pengerti an bi aya secara semanti k dal am ba-
hasa I ndonesi a adal ah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang atau sesuatu
yang negati f atau sesuatu yang harus di korbankan untuk memperol eh tujuan
akhir. Dal am suatu perusahaan, tujuan akhi r (berupa pendapatan yai tu al i ran
masuk barang dan jasa) harus di perol eh dengan bi aya (berupa al i ran kel uar atau
penyerahan barang atau jasa). Dari segi i nformasi , bi aya l ebi h merupakan objek
atau pusat perhati an yang di ukur dengan cost dan bukan sebagai pengukur i tu
sendi ri . Jadi , sebagai pengukur dal am uni t moneter, i sti l ah bi aya ti dak bersi fat
generi k dan terl al u sempi t untuk merepresentasi makna cost yang sesungguhnya.
Aki bat ti dak sesuai nya makna dengan si mbol akhi rnya i sti l ah bi aya (kal au di -
anggap sebagai bahan ol ah) ti dak dapat berl aku umum dan akhi rnya harus ada
kual i fi kasi penggunaan i sti l ah tersebut. Penggunaan i sti l ah harga pokok meru-
pakan kual i fi kasi keti daktepatan rasa dan makna bahasa i sti l ah bi aya tersebut
untuk mengganti i sti l ah cost secara penuh. Jadi , karena ti dak pas atau cocok se-
cara rasa bahasa dan keterbatasan arti semanti k bi aya, untuk objek atau el emen
tertentu terpaksa di gunakan i sti l ah harga pokok atau harga perol ehan untuk cost.
Hal i ni kurang menguntungkan dal am memahami arti akuntansi sebagai penyedi a
i nformasi karena ti dak adanya kesatuan pengerti an mengenai bahan ol ahnya.
Harga perol ehan
6
juga ti dak tepat karena cost adal ah netral dan ti dak harus di -
kai tkan dengan saat terjadi nya. Lebi h dari i tu, kerancuan juga ti mbul karena
orang mengarti kan cost sama dengan acquisition cost. Hei tger dan Matul i ch (1986,
6
I sti l ah perolehan mesti nya adal ah pemerolehan.
94 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
hl m. 52) menjel askan bahwa cost merupakan val uati on concept dan bukan
merupakan ti mi ng concept yang di gunakan dal am pendefi ni si an expense.
Acapkal i orang juga berpol emi k mengenai mana yang benar: harga pokok
produksi atau biaya produksi sebagai padan i sti l ah cost of production; harga
pokok produk atau biaya produk sebagai padan i sti l ah product cost. Kal au cost
yang di maksud dal am pengerti an tersebut adal ah bahan ol ah atau pengukur
dal am bentuk moneter, kedua i sti l ah tersebut sama-sama ti dak tepat. Dengan
demi ki an pol emi k tersebut ti dak akan pernah berakhi r karena memang ti dak da-
pat di tentukan mana yang pal i ng tepat. Atau, kal au di temukan padan i sti l ah l ai n
yang tepat, pol emi k tersebut sebenarnya ti dak perl u terjadi .
Istilah yang Tepat
Untuk mendapatkan padan kata yang tepat harus sel al u di i ngat fungsi akuntansi
sebagai pengada/penci pta (generator) data kuanti tati f dasar (basic quantitative da-
ta) dan penyedi a i nformasi keuangan kuanti tati f. Perti mbangan l ai n adal ah ke-
mudahan bel ajar di masa mendatang dan kel ancaran berkomuni kasi dal am profesi
dan pendi di kan akuntansi .
Berdasarkan rasa dan makna bahasa serta dengan memperti mbangkan ke-
satuan pengerti an dan kemudahan bel ajar dan berkomuni kasi dal am akuntansi di
masa mendatang, menurut pendapat penul i s, i sti l ah bi aya l ebi h tepat kal au di -
gunakan sebagai padanan expense bukannya cost. Memang bi aya merupakan pe-
ngorbanan. Akan tetapi , bi aya mempunyai makna sebagai pengorbanan untuk
mendapatkan sesuatu yang merupakan tujuan akhi r. Dal am perusahaan, tujuan
akhi r adal ah berupa penyerahan produk atau jasa untuk memperol eh pendapatan.
Mengorbankan sumber ekonomi k untuk memperol eh potensi jasa berupa mesi n,
bahan baku, dan jasa l ai nnya untuk memproduksi barang bukan merupakan tu-
juan akhi r suatu uni t usaha tetapi l ebi h merupakan tujuan antara atau khusus (to
achieve a specific objective atau for some purpose).
Jadi , tujuan akhi r perusahaan adal ah untuk menci ptakan pendapatan yang
akhi rnya mendatangkan l aba dan untuk meni mbul kan pendapatan perusahaan
perl u mengel uarkan atau menyerahkan produk atau jasa sebagai bi aya. Sebel um
ada penyerahan produk atau jasa maka bel um terjadi bi aya (expenses atau expired
cost). Penggunaan atau pengorbanan (a forgoing or a sacrifice) sumber ekonomi k
untuk memperol eh barang dan jasa sebenarnya ti dak atau bel um mel i batkan bi a-
ya sama sekal i . Yang terjadi sebenarnya adal ah perubahan sumber ekonomi k yang
satu (mi sal nya kas) menjadi sumber ekonomi k yang l ai n (mi sal nya sedi aan barang
atau mesi n atau tenaga kerja). Pengorbanan di si ni adal ah pengorbanan kesem-
patan untuk menggunakan manfaat suatu sumber ekonomi k tertentu karena
manfaat sumber ekonomi k yang l ai n perl u di perol eh atau di kuasai (a sacrifice
made to secure benefit) dal am rangka mencapai tujuan akhi r. Secara rasa bahasa,
sumber ekonomi k baru dapat di katakan menjadi bi aya setel ah manfaat sumber
ekonomi k (yang di representasi dal am bentuk cost) di korbankan (kel uar dari ke-
satuan usaha) untuk mencapai tujuan akhi r yai tu penyerahan produk untuk
memperol eh pendapatan.
What does cost really mean? 95
Suwardjono1992
I sti l ah cost dengan makna atau karakteri sti k sebagai mana di jel askan di atas
memang ti dak mempunyai padanan yang pas dal am bahasa I ndonesi a, l ebi h-l ebi h
kal au i sti l ah cost kemudi an di gunakan untuk menunjuk bahan ol ah akuntansi .
Harga pokok, harga perol ehan, dan bi aya terbukti ti dak dapat mewaki l i makna
yang terkandung dal am pengerti an cost di atas. Ol eh karena i tu, cara terbai k un-
tuk mencari i sti l ah I ndonesi anya adal ah menyerap i sti l ah tersebut menjadi kos.
I sti l ah i ni sebenarnya sudah di kenal kan I AI (1986, hl m. 128) yai tu dal am Daftar
I sti l ah buku Norma Pemeriksaan Akuntan.
7
I AI pun sebenarnya mul ai meng-
gunakan i sti l ah kos dal am Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP).
8
Dengan i sti l ah kos i ni akan mudahl ah untuk menunjukkan hubungan antara
objek/el emen/fokus statemen keuangan dan pengukurnya dan akuntansi akan
tampak mengol ah bahan yang sama dan generi k yai tu kos. Kos akan menjadi data
dasar dal am menyedi akan i nformasi keuangan yang dapat di wujudkan dal am ben-
tuk statemen keuangan atau l aporan manajeri al . Dengan i sti l ah kos, akan
mudahl ah untuk memperol eh pengetahuan tentang size dan relationship secara
jel as dan konsi sten antara objek-objek yang menjadi pusat perhati an pi hak l uar
maupun manajemen.
Kos Sebagai Bahan Olah Akuntansi
Atas dasar pengerti an yang di kuti p dari berbagai sumber sebel umnya mengenai
cost, expenditure, expense, dan disbursement dan di hubungkan dengan konsep ke-
satuan usaha, konsep peri oda waktu, dan el emen statemen keuangan, pengerti an
kos sebagai bahan ol ah akan menjadi l ebi h jel as dengan rerangka yang di l uki skan
dal am Gambar 2 di hal aman beri kut.
Dengan rerangka yang di l uki skan dal am gambar di atas, akan mudahl ah un-
tuk memahami berbagai pengerti an dan defi ni si i sti l ah yang di jumpai dal am
akuntansi . Akan mudah jugal ah untuk membedakan antara pengukur dan wadah
atau el emen. Bahwa kos mempunyai kedudukan sebagai pengukur atau bahan
ol ah akuntansi dan bukan sebagai objek atau wadah menjadi jel as dal am rerangka
tersebut. Pengorbanan (pengel uaran sumber ekonomi k) untuk memperol eh
barang dan jasa harus di bedakan dengan pengorbanan (pengel uaran sumber
ekonomi k) untuk memperol eh pendapatan. Kal au terjadi transaksi pemerol ehan
barang atau jasa, berarti perusahaan mel akukan pengel uaran (expenditures). Pe-
ngel uaran i ni akan merupakan pengukur kos barang dan jasa yang di perol eh. Kos
i ni harus di catat karena kos tersebut akan menjadi data dasar untuk menghasi l -
kan i nformasi mengenai kegi atan operasi perusahaan sel ama peri oda tertentu.
Secara teknis pembukuan, kos (juml ah rupi ah pengel uaran) tersebut dapat
di catat ke dal am wadah yang namanya aset atau biaya bergantung pada karak-
teri sti k hubungan pengel uaran dengan pendapatan sebagai tujuan akhi r. Kal au
kos tersebut di catat ke dal am wadah aset, ti a di sebut dengan pengeluaran un-
7
Kal au ki ta berani menyerap post menjadi pos, mengapa ki ta takut menyerap cost menjadi kos?
Li hat masal ah kebahasaan l ai n dal am Lampi ran 3.
8
Li hat Seksi 722.08 dan 722.13.
96 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
tuk aset atau pengeluaran untuk barang modal (capital expenditures). Se-
mentara i tu, kal au ti a di catat ke dal am wadah bi aya (yang berarti l angsung
di kai tkan dengan pendapatan), ti a di sebut pengeluaran untuk pendapatan
(revenue expenditures). Hal yang penti ng adal ah bahwa ke manapun juml ah rupi -
ah pengel uaran tersebut di catat, ti a tetap merupakan kos.
Gambar 2
Rerangka Konsep Kos dan Istilah yang Berkaitan
Dengan cara berpi ki r yang sama, kal au perusahaan mel akukan pengel uaran
untuk memperol eh mesi n atau sedi aan barang, ti a akan menjadi kos mesi n atau
kos sedi aan barang. Dengan demi ki an orang akan dapat bertanya: Berapakah kos
mesi n? atau Berapakah kos sedi aan barang? Ada masal ah untuk menjawab
pertanyaan i ni karena ada bermacam-macam pengel uaran untuk memperol eh
mesi n atau sedi aan barang. Masal ahnya adal ah pengel uaran yang mana saja yang
membentuk kos mesi n atau sedi aan tersebut. Agar terjadi kesamaan i nterpretasi
dan komuni kasi yang efekti f, perl u ada kesepakatan mengenai hal i ni dal am ben-
tuk pri nsi p atau bi l a perl u standar akuntansi . Pri nsi p akuntansi yang sekarang di -
kas
aset lainnya
Pengorbanan sumber ekonomik untuk
memperoleh barang dan jasa
Pengorbanan sumber ekonomik untuk
memperoleh pendapatan
barang
atau
jasa
produk
dan/atau
jasa
kas/
jasa/
barang
cost
(kos)
kos
kos
baru
disbursement (pengeluaran kas)
expenditure
(pengeluaran)
sebagai pengukur
pemerolehan barang
dan jasa
expense (biaya)
biaya sebagai wadah/objek
pengakuan nilai tam-
bah oleh pihak inde-
penden melalui
transaksi penjualan/
pertukaran
pendapatan sebagai wadah/objek revenue (pendapatan)
matching
Kesatuan Usaha
kos
What does cost really mean? 97
Suwardjono1992
anut mengenai apa yang masuk dal am kos mesi n mi sal nya adal ah bahwa kos
mesi n mel i puti sel uruh pengel uaran dal am rangka memperol eh mesi n (aset tetap)
sampai mesi n tersebut si ap di gunakan sesuai dengan tujuannya. Demi ki an juga,
kos sedi aan barang adal ah semua juml ah rupi ah pengel uaran yang di perl ukan
sampai ti a si ap di pakai atau si ap di jual . Dengan cara seperti i ni , ti dak perl u l agi
ada i nkonsi stensi penggunaan i sti l ah biaya, harga pokok dan harga peroleh-
an. Bi l a i sti l ah kos di gunakan sebagai i sti l ah generi k untuk menunjuk juml ah ru-
pi ah yang mel ekat pada suatu objek (barang atau jasa atau kegi atan), ti dak perl u
terjadi kerancuan dan i nkonsi stensi seperti di jumpai dal am PSAK No. 29, Akun-
tansi Mi nyak dan Gas Bumi .
Dengan rerangka yang di l uki skan dal am Gambar 2 dan konsep kos sebagai
bahan ol ah, akan mudah pul a untuk menjel askan pengerti an expese dan revenue
serta konsep penandi ngan atau pengasosi asi an/pengai tan (matching). Yang jel as
keduanya (expese dan revenue) merupakan wadah atau objek dan bukan bahan
ol ah. Kal au keduanya di l ekati (di ukur) dengan kos maka size dan relationship
keduanya dapat di ketahui sehi ngga di hasi l kan suatu i nformasi .
Istilah Beban
Misnomer yang sangat fatal adal ah penggunaan i sti l ah beban sebagai padan kata
expense. Dal am hal i ni , Wi bi sana (1992) menyatakan i sti l ah beban seri ng menjeru-
muksan. Kesal ahan bukan saja terl etak pada makna bahasa mel ai nkan yang l ebi h
penti ng juga pada makna defi ni si onal . Secara defi ni si onal , expense adal ah jasa
atau manfaat suatu sumber ekonomi k yang tel ah di gunakan dal am rangka men-
ci ptakan pendapatan yang merupakan tujuan seti ap uni t usaha. Berdasarkan
makna expense tersebut, i sti l ah bi aya sebenarnya l ebi h mendekati pengerti an dan
makna expense sehi ngga tepatl ah kal au di katakan bahwa biaya adal ah sumber
ekonomi k (yang di representasi dal am bentuk kos) yang tel ah kel uar dari kesatuan
usaha (menjadi expired cost) aki bat penyerahan barang atau jasa kepada pel ang-
gan dal am upaya menghasi l kan pendapatan. Untuk tujuan pel aporan yang i nfor-
mati f, kos yang tel ah kel uar i ni secara konvensi di tampung ke dal am ti ga wadah
yai tu produk terjual , peri oda berjal an, dan rugi yang secara kesel uruhan merupa-
kan bi aya.
Bahwa suatu saat kos berubah menjadi bi aya bukan berarti bahwa kos sama
dengan bi aya. Yang sesungguhnya terjadi adal ah data kos yang semul a di tampung
dal am wadah aset atau l ai nnya sekarang di al i hkan atau di nyatakan masuk ke
wadah bi aya untuk merepresentasi kegi atan perusahaan yang senyatanya.
Demi ki an juga, kal au bahan baku, tenaga kerja, dan overhead di gabungkan men-
jadi produk maka kos yang mel ekat pada komponen produk tersebut sekarang me-
l ekat pada produk tersebut. Ol eh karena i tu, semua kos komponen akan
membentuk kos produk bukan bi aya produk atau harga pokok produk.
Pemahaman makna kos dan bi aya seperti di atas akan memudahkan untuk
menjawab atau menjel askan mengapa buku-buku teks akuntansi dan badan
penyusun standar (termasuk FASB dan I AI ) mendefi ni si bi aya sebagai aliran
keluar aset atau penurunan aset bersi h.
98 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
I sti l ah beban sebagai padan kata expense secara rasa bahasa juga sangat
ti dak tepat karena i sti l ah beban sama sekal i ti dak mengandung makna ekonomi k.
Arti nya, i sti l ah tersebut (khususnya bi l a berdi ri sendi ri ) ti dak memberi kesan
sebagai juml ah rupi ah atau ni l ai ekonomi k sebagai mana i sti l ah bi aya, kos, rugi ,
pendapatan dan l aba. Kecual i i tu, i sti l ah beban ti dak mengi syaratkan makna
sebagai suatu al i ran kel uar sumber ekonomi k dari kesatuan usaha.
I sti l ah beban (di terjemahkan dari kata charge) mempunyai arti ti dak l ebi h
dari sekadar pengurang atau debi t (charges to revenue) dan berkai tan dengan
tekni k pembukuan semata-mata. Secara tekni s, biaya memang seri ng di sebut
beban karena dal am akun Laba-Rugi (I ncome Summary) semua bi aya di beban-
kan atau di debi t (charged) ke akun tersebut. Akan tetapi , i ni ti dak berarti bahwa
bi aya dapat di sebut sebagai beban atau debi t.
Lebi h jauh, beban mempunyai makna sebagai sesuatu yang harus di tanggung
padahal secara konseptual expenses (bi aya) merupakan sesuatu yang harus di kor-
bankan dahul u untuk menci ptakan pendapatan. Menyebut expenses sebagai beban
sama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan harus menanggung bi aya dan
i ni bertentangan dengan konsep bahwa kos yang tel ah di korbankan (kel uar dari
kesatuan usaha) merupakan upaya (effort) untuk meni mbul kan pendapatan (ac-
complishment). Namun demi ki an, secara tekni s pendapatan di ukur l ebi h dahul u
baru kemudi an bi aya yang menghasi l kan pendapatan tersebut di tentukan untuk
di kurangkan atau di bebankan ke pendapatan sehi ngga angka l aba di perol eh.
Aki bat misnomer kata beban dan ti dak di gunakannya konsep seperti di urai -
kan dal am Gambar 2, banyak ti mbul ungkapan yang janggal dal am Standar Akun-
tansi Keuangan seperti dal am PSAK No. 29, paragraf 5:
a. Semua beban pemasaran produk di dal am negeri di perl akukan sebagai beban
operasi pemasaran, sedang beban pabri kasi dan pengemasan termasuk
dal am harga pokok produk.
b. Semua beban pemasaran gas di dal am negeri di perl akukan sebagai beban
operasi pemasaran.
Beban ya jel as di perl akukan sebagai beban, apa l agi ? Dengan demi ki an, ke-
tentuan di atas sebenarnya ti dak mempunyai makna apa-apa atau ti dak mengatur
apapun. Dapat di bayangkan bahwa nanti akan muncul ungkapan bi aya pemasar-
an di bebankan sebagai beban untuk menyatakan marketing costs are charged as
an expense. Mahasi swa yang sedang bel ajar bahasa I nggri s akan mengal ami kesu-
l i tan menerjemahkan defi ni si Hi l ton (2002) beri kut: Cost of goods sold is the ex-
pense measured by the cost of the finished goods sold during a period of time.
Makna Pendapatan
Kal au perusahaan memperol eh pendapatan berarti bahwa ada al i ran sumber
ekonomi k yang masuk ke kesatuan usaha. Al i ran masuk sumber ekonomi k i ni
juga di ukur berdasarkan pengakuan atau penghargaan pi hak l uar perusahaan ter-
hadap barang atau jasa yang di serahkan perusahaan. Al i ran masuk sumber
What does cost really mean? 99
Suwardjono1992
ekonomi k i ni umumnya berupa kas atau pi utang. Kas atau pi utang tersebut sebe-
narnya merupakan kos juga karena kal au kas dan pi utang tersebut di kel uarkan
(di korbankan) untuk memperol eh barang dan jasa akhi rnya akan menjadi kos ju-
ga. Jadi , dari segi i nformasi akuntansi , sebenarnya dapat di katakan bahwa penda-
patan merupakan wadah pengukuran dan bukan bahan ol ah atau pengukur i tu
sendi ri . Pengukurnya adal ah kos yang masuk ke perusahaan. Ol eh karena i tu,
di mungki nkan pul a untuk bertanya Berapa kos penjual an? dal am konteks
akuntansi kos hi stori s. Akan tetapi , karena al i ran yang berbeda, untuk membeda-
kannya dengan al i ran kel uar, al i ran masuk pendapatan tetap di sebut sebagai
pendapatan. Dengan kerangka pi ki r tersebut, dapat di jel askan mengapa buku-
buku teks akuntansi dan badan penyusun autori tati f mendefi ni si pendapatan se-
bagai kenaikan aset atau sebagai aliran masuk aset (l i hat defi ni si pendapatan
dal am berbagai sumber l i teratur).
Karena menjadi tujuan, pendapatan pada umumnya di tentukan l ebi h dahul u
juml ah rupi ahnnya ( kos nya) baru kemudi an bi aya yang di perki rakan tel ah
menghasi l kan pendapatan tersebut di i denti fi kasi dan di ukur. Persoal an akuntansi
yang ti mbul adal ah kos mana saja yang di anggap tel ah kel uar (expired) menjadi
bi aya yang menghasi l kan pendapatan. Untuk i tu, di perl ukanl ah dasar penandi ng-
an (pengasosi asi an) yang tepat agar angka l aba yang di hasi l kan mempunyai mak-
na ekonomi k yang berarti . Penandi ngan atau pengai tan berarti mencari hubungan
yang tepat antara al i ran masuk kos (sebagai pendapatan) dan al i ran kel uar kos
(sebagai bi aya).
Harga Pokok dan Beban Pokok Penjualan
Dari aspek makna yang di kandung, cost of goods sold berarti cost yang mel ekat
pada barang yang terjual dan menjadi bagi an dari total bi aya. Ol eh karena i tu,
padan kata yang l ogi s dan jel as maknanya adal ah kos barang terjual atau dapat
juga kos produk terjual. Dal am perusahaan jasa objek i ni dapat di sebut kos
jasa terjual atau cost of services sold.
I sti l ah yang umum di gunakan dal am buku-buku akuntansi dan yang menyi m-
pang dari makna asl i nya adal ah harga pokok penjualan. Ti dak jel as kata pen-
jualan dal am harga pokok penjualan mengacu pada barang yang di jual atau
mengacu pada juml ah penjual an yang setara dengan pendapatan dal am perusa-
haan jasa. Kal au cost di terjemahkan harga pokok, berarti goods sold di arti kan se-
bagai penjual an. I ni jel as kesal ahan makna. Seandai nya penjual an tercatat
Rp1.000.000, sebuah mesi h tercatat Rp800.000, dan kos yang mel ekat pada barang
yang terjual tercatat Rp600.000 sebagai mana di l uki skan dal am Gambar 3 di hal a-
man beri kut, manakah jawaban yang benar atas pertanyaan di bawah i ni bi l a pos-
pos yang tergambar di pandang sebagai objek pengukuran dan harga pokok di ang-
gap sebagai pengukur dan bahan ol ah akuntansi .
a. Berapa harga pokok penjual an? (Rp1.000.000 atau kurang dari
Rp1.000.000)
b. Berapa harga pokok mesi n? (Rp800.000 atau kurang dari Rp800.000)
100 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
Gambar 3
Ketidaktepatan Istilah Harga Pokok Penjualan
Sebagai mana yang di gunakan sekarang, jawaban untuk pertanyaan a adal ah
Rp600.000 dan untuk pertanyaan b adal ah Rp800.000. Kal au memang tepat se-
bagai bahan ol ah, mesti nya jawaban untuk pertanyaan a adal ah Rp1.000.000 kare-
na penjual an dan mesi n sama-sama merupakan objek dan harga pokok harus
bermakna sama (konsi sten untuk semua objek). Akan tetapi , nyatanya ti dak
demi ki an. I ni berarti bahwa harga pokok ti dak tepat sebagai pengukur dan sekal i -
gus bahan ol ah akuntansi .
Konon jaman dul u kal au ada pedagang di tanya apakah di a mendapat keun-
tungan, pedagang seri ng menjawab dengan ungkapan Pokoknya saja bel um
kembal i kok sudah memi ki r untung! Yang di maksud pokok dal am ungkapan
tersebut adal ah pokok penjual an al i as barang dagangan yang tel ah terjual
(goods sold) tetapi bukan ni l ai penjual an i tu sendi ri . Kal au goods sold di maknai
pokok penjual an (yai tu harga barangnya saja), berarti cost di arti kan sebagai har-
ga. I ni juga ti dak tepat karena cost ti dak sama maknanya dengan harga. Lebi h
dari i tu, hal i ni ti dak dapat di terapkan untuk mesi n karena ti dak ada makna
pokok mesi n. Jadi , harga pokok penjual an sebagai mana di gunakan sekarang
dan harga pokok mesi n merupakan dua konsep yang ti dak konsi sten. Yang perta-
ma bermakna harga pokok penjualan sedangkan yang kedua bermakna harga
pokok mesi n (karena ti dak ada konsep pokok mesin dal am akuntansi ).
Dapat di si mpul kan bahwa sebagai objek pengukuran, makna produk fi si s
yang terjual (goods sold) jel as ti dak sama dengan makna penjual an (sales).
Ol eh karena i tu, menyebut cost of goods sold dengan harga pokok penjualan
jel as merupakan suatu total misnomer. Argumen seperti i ni juga menjel askan
mengapa buku-buku teks sekarang jarang yang menggunakan i sti l ah cost of sales
untuk menunjuk kos yang mel ekat pada produk yang tel ah terjual .
Kesatuan usaha
Rp1.000.000
Rp800.000
Rp600.000 Mesin
Penjualan
Barang terjual
What does cost really mean? 101
Suwardjono1992
Dal am perusahaan jasa, cost of services sold akan setara dengan kos barang
terjual . Akan tetapi , karena jasa ti dak mempunyai uni t fi si k sebagai wadah pen-
gukuran, i sti l ah cost of services sold prakti s ti dak akan pernah di gunakan. Kal au
toh hal tersebut di gunakan, objek tersebut ti dak mempunyai kandungan i nforma-
si yang berarti . Dal am perusahaan jasa semua al i ran kel uar aset dal am upaya
memperol eh pendapatan akan di sebut bi aya.
Sangat menyi mpang jauh, I AI mengi nterpretasi makna cost of goods sold se-
bagai pos pengurang penjual an yang pokok di bandi ngkan pos-pos pemasaran dan
admi ni strati f. Cost of goods sold di bel okkan maknanya menjadi beban pokok
penjualan yang secara i mpl i si t menempatkan kos pemasaran dan admi ni strati f
sebagai beban yang ti dak pokok.
Menempatkan kos barang terjual sebagai beban pokok sangat bertentangan
dengan manajemen modern yang berorentasi pada konsumer sehi ngga pemasaran
merupakan kegi atan yang sangat penti ng dal am operasi perusahaan. Pemasaran
modern l ebi h memfokuskan pada kepuasan konsumer (consumer satisfaction)
dari pada produk (product oriented).
Pemaknaan I AI terhadap cost of goods sold juga sangat bertentangan dengan
konsep bahwa semua kegi atan (di ukur dengan kos) mempunyai arti penti ng atau
kedudukan yang sama dal am rangka menci ptakan pendapatan yang ol eh Paton
dan Li ttl eton di sebut konsep homogeni tas kos. Li hat urai an tentang hal i ni dal am
Suwardjono (2005) hal aman 364. Sel anjutnya Paton dan Li ttl eton menyatakan hal
beri kut dal am kai tannya dengan kos barang terjual :
The persistent overstressing of the distinction between merchandise cost of sales
and other operating charges in the trading field illustrates the tendency to
indulge in questionable ranking. All costs necessary to the product of the busi-
ness, in trading as well as in other lines, are on a common level of general sig-
nificance (hl m. 67).
Dari pernyataan tersebut jel as bahwa menekankan atau mementi ngkan cost
of sales di atas bi aya operasi l ai nnya merupakan pemeri ngkatan yang perl u di ra-
gukan maknanya karena semua kos yang di perl ukan dal am rangka menghasi l kan
pendapatan (product of the business) mempunyai kedudukan yang sama terhadap
pendapatan. Mungki n I AI mal u untuk menggunakan kos barang terjual tetapi
mengakui bahwa harga pokok penjual an ti dak tepat sehi ngga mengambi l jal an
si mpang dengan i sti l ah beban pokok penjual an.
Aplikasi Kos Sebagai Data Dasar
Dari berbagai urai an di atas dapat di katakan bahwa i sti l ah kos cukup mampu un-
tuk mengatasi berbagai kerancuan yang sekarang terjadi . Kal au semua argumen
dan pembahasan di atas dapat mendukung pengerti an kos sebagai bahan ol ah
akuntansi yang generi k, maka pertanyaan-pertanyaan dal am Daftar 5 di hal aman
beri kut i ni akan merupakan cara yang mudah untuk menyatakan beberapa per-
tanyaan dal am Daftar 2 tanpa meni mbul kan kerancuan.
102 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
Daftar 5
Arti Penting Istilah yang Tepat
Penggunaan i sti l ah yang menggambarkan makna ti dak hanya bermanfaat dal am
menghi ndari kerancuan tetapi juga akan memudahkan memahami akuntansi se-
bagai penyedi a i nformasi keuangan kuanti tati f dan mendorong pemahaman akun-
tansi dengan perspekti f yang l ebi h l uas. I sti l ah membawa peri l aku. Ol eh
karenanya, i sti l ah yang sal ah akan menyebabkan peri l aku yang sal ah pul a. Lebi h
dari i tu, dengan i sti l ah yang tepat dan tunggal , mereka yang akan mempel ajari
buku teks akuntansi berbahasa I nggri s juga akan terbantu karena adanya penger-
ti an i sti l ah yang konsi sten.
Dal am menemukan i sti l ah yang tepat ki ta harus beranggapan bahwa pemakai
statemen adal ah orang yang mempunyai ti ngkat pengetahuan tertentu atau pa-
l i ng ti dak knowledgeable people yang cukup terpel ajar dan bukan orang awam
(layman atau man on the street). Ol eh karena i tu, jangan sampai ki ta tergel i nci r
untuk menol ak suatu i sti l ah semata-mata hanya atas dasar kekhawati ran bahwa
orang akan bi ngung tetapi orang yang di acu adal ah orang awam atau orang yang
ti dak akan berkepenti ngan dengan akuntansi . Tel ah di sebutkan jauh sebel um i ni ,
FASB menetapkan standar kemampuan pemakai i nformasi akuntansi sebagai
beri kut (SFAC No. 1, prg. 40): information provided by financial reporting should
be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and
economic activities and are willing to study the information with reasonable dili-
gence. Tentunya akademi si dan prakti si pofesi onal yang memahami masal ah ke-
bahasaan merupakan pi hak yang pal i ng mudah meneri ma gagasan baru sepanjang
gagasan tersebut masuk akal dan akan membawa ke keadaan yang l ebi h bai k.
Namun demi ki an, dal am prakti knya memang acapkal i akademi si atau badan
yang berwenang mempertahankan i sti l ah yang sal ah tetapi kaprah hanya dengan
al asan i sti l ah tersebut terl anjur enak di dengar atau mal u untuk merevi si kesal ah-
an atau takut di sangka ti dak tegas. Lebi h parah l agi kal au kemudi an mereka ber-
Berapakah kos tenaga kerja?
Berapakah kos mesin?
Berapakah kos produksi?
Berapakah kos produk A?
Berapakah kos barang terjual?
Berapakah kos utang obligasi?
Berapakah kos sediaan barang?
Berapakah kos administrasi?
Berapakah kos sekarang modal pemegang saham?
Berapakah kos sekarang biaya penjualan?
Berapakah kos sekarang penjualan?
Berapakah kos sekarang laba? atau Berapa laba kos sekarang?
What does cost really mean? 103
Suwardjono1992
stratagem dengan mengatakan: Bahasa bukan masal ah yang penti ng; dal am
komuni kasi yang penti ng orang tahu maksudnya. Memang i sti l ah harus sedap
di dengar. Akan tetapi , dal am pengembangan pengetahuan dan prakti k akuntansi ,
i sti l ah baru hendaknya ti dak di ni l ai atas dasar tel i nga tetapi atas dasar apa yang
ada di bal i k tel i nga. Juga, dal am bahasa tutur dan pergaul an, kai dah bahasa ti dak
penti ng tetapi dal am bahasa tul i s profesi onal dan i l mi ah, kai dah bahasa yang baku
merupakan suatu keharusan.
Akuntansi Keuangan dan Penciptaan Data Kos
Pi hak eksternal berkepenti ngan dengan posi si keuangan, kemampunan meng-
hasi l kan l aba, al i ran kas dan i nformasi l ai n yang berkai tan dengan perusahaan se-
cara kesel uruhan. Mereka berkepenti ngan dengan pengukuran dan penyaji an
sepul uh el emen statemen keuangan, Sebal i knya, pi hak i nternal (manajemen)
berkepenti ngan untuk mengel ol a dana dal am bentuk kegi atan ekonomi k yang
menghasi l kan l aba. Ol eh karena i tu, manajemen sangat berkepenti ngan untuk
mengendal i kan kegi atan operasi perusahaan. Manajemen memerl ukan i nformasi
untuk perencanaan, pengendal i an, pel aksanaan operasi , pengkoordi nasi an, dan
sekal i gus pertanggungjawaban ke l uar. Dal am menjal ankan perusahaan, manaje-
men akan banyak membuat keputusan dan memerl ukan i nformasi untuk menun-
jang keputusannya.
Untuk mel ayani kebutuhan i nformasi , tentunya suatu uni t organi sasi atau
perusahaan mempunyai si stem akuntansi yang dapat menyedi akan data dasar un-
tuk menghasi l kan i nformasi . Si stem akuntansi harus dapat mel ayani kebutuhan
i nformasi bai k untuk keperl uan eksternal maupun i nternal . Jadi , si stem akuntan-
si harus dapat menghasi l kan data dasar untuk kepenti ngan akuntansi keuangan
dan akuntansi manajeri al . Data dasar hendaknya merupakan angka hasi l peng-
ukuran yang objekti f dan terveri fi kasi . I ni berarti bahwa ti ap kejadi an ekonomi k
harus di ukur atas dasar harga kesepakatan atau kebi jaksanaan yang objekti f yang
terl i bat dal am ti ap transaksi dan bi l a perl u harus di dukung dengan bukti transak-
si yang sah.
Dal am akuntansi keuangan, data dasar yang di hasi l kan adal ah kos. Data kos
yang di hasi l kan dal am pel aporan keuangan merupakan data dasar yang pokok
yang mi ni mal harus tersedi a dal am perusahaan. Data kos di kl asi fi kasi atas dasar
el emen statemen keuangan. Tentu saja untuk keperl uan yang l ebi h ri nci , ti ap el e-
men dapat di pecah l agi menjadi pos-pos. Frekuensi kebutuhan i nformasi keuang-
an untuk kepenti ngan eksternal bersi fat peri odi k dan bahkan hanya sekal i dal am
satu peri oda akuntansi . Lebi h dari i tu, struktur akuntansi keuangan l ebi h bersi fat
formal sehi ngga si stem akuntansi untuk penyedi aan/penci ptaan data dasarnya
akan sangat terstruktur.
I nformasi yang harus tersedi a secara konti nus (bahkan seti ap saat) justru l e-
bi h di butuhkan untuk kepenti ngan manajeri al (i nternal ). Ol eh karena i tu, di per-
l ukan si stem yang dapat mel ayani kebutuhan i nternal i ni . Si stem i ni di kenal
dengan cost accounting system. Si stem i ni tentu saja bukan merupakan si stem
yang terpi sah dengan si stem yang menghasi l kan data dasar untuk pel aporan
104 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
keuangan eksternal mel ai nkan merupakan bagi an atau subsi stem yang dapat me-
l ayani kebutuhan i nternal maupun eksternal . Ol eh karena i tu, perancangan
si stem i ni bi asanya di l akukan bersama-sama dengan perancangan si stem akun-
tansi keuangan. Di ti njau dari objek atau el emen yang menjadi basi s kl asi fi kasi
kos, Gambar 3 di hal aman beri kut menunjukkan hubungan antara si stem akun-
tansi untuk menghasi l kan dan mengkl asi fi kasi data dasar untuk keperl uan
eksternal dan si stem akuntansi untuk keperl uan manajemen.
Karena kepenti ngan manajeri al berbeda dengan kepenti ngan pi hak l uar, ob-
jek atau el emen yang menjadi pusat perhati an manajemen juga berbeda dengan
objek atau el emen yang menjadi pusat perhati an pi hak eksternal . Wal aupun ke-
penti ngan manajeri al l ebi h berori entasi ke masa sekarang dan masa mendatang,
data dasar yang di hasi l kan ol eh rerangka akuntansi keuangan pada umumnya di -
gunakan juga sebagai data dasar dal am rerangka akuntansi manajemen. Dengan
kata l ai n, data kos (hi stori s) yang di hasi l kan dal am kerangka akuntansi keuangan
dapat di gunakan juga sebagai pengukur berbagai objek yang menjadi pusat per-
hati an manajemen untuk mengenal i size dan relationship berbagai objek tersebut.
Tentu saja, manajemen mempunyai kel el uasaan untuk menggunakan berbagai
konsep kos sebagai pengukur berbagai objek sesuai dengan tujuannya (konsep dif-
ferent costs for different purposes). Ol eh karena i tu, cost accounting system harus
di rancang dengan memperhati kan berbagai cost object atau cost objective yang
ki ranya akan di butuhkan untuk membantu manajemen dal am pengambi l an kepu-
tusan tertentu.
Cost accounting dapat di arti kan sebagai si stem untuk meri nci dan merekl a-
si fi kasi data kos untuk kepenti ngan manajeri al (i nternal ). Di pandang secara
demi ki an dan dengan mendasarkan di ri pada konsep kos sebagai bahan ol ah, cost
accounting ti dak dapat l agi di arti kan sebagai akuntansi biaya karena cost ac-
counting mempunyai pengerti an yang l ebi h l uas dari sekadar menghi tung bi aya;
cost accounting berkepenti ngan untuk menghasi l kan i nformasi . Mengarti kan cost
accounting dengan akuntansi biaya akan menjadi kan pemahaman yang sempi t
mengenai l uas l i ngkup cost accounting. Aki bat di gunakannya i sti l ah akuntansi
bi aya, terjadi l ah fi ksasi fungsi onal bahwa cost accounting berkepenti ngan dengan
menghi tung bi aya dan kos produk dan bukan berkepenti ngan dengan perancang-
an si stem untuk menyedi akan i nformasi . Dengan demi ki an, i sti l ah akuntansi
bi aya yang sekarang di kenal seharusnya di sebut akuntansi kos yai tu akuntansi
yang membahas pemanfaatan data kos untuk kepenti ngan pengambi l an keputus-
an manajemen. Bukan berarti i sti l ah bi aya ti dak dapat di gunakan; i sti l ah bi aya
masi h tetap di gunakan kal au yang di maksud adal ah objek untuk menunjukkan
sumber ekonomi k yang tel ah atau akan di korbankan dal am rangka memperol eh
pendapatan akan di kurangkan terhadap pendapatan sebagai mana di l uki skan
dal am Gambar 2. Bi aya merupakan objek (cost objective) dan kos merupakan peng-
ukur (a measurement). Bergantung pada tujuan manajemen, kos yang di gunakan
sebagai pengukur dapat berupa kos hi stori s, kos sekarang (pengganti ), atau kos
masa datang.
What does cost really mean? 105
Suwardjono1992
Gambar 3
Makna Kos Sebagai Pengukur dan Bahan Olah Akuntansi
Simpulan dan Harapan
Cost merupakan pengukur dan sekal i gus bahan ol ah akuntansi . I sti l ah bi aya, har-
ga pokok, atau harga perol ehan ti dak tepat sebagai padan kata i sti l ah cost. Bi aya
l ebi h merupakan wadah (objek) dari pada pengukur atau bahan ol ah akuntansi
dal am menghasi l kan i nformasi kuanti tati f. Cost juga ti dak tepat kal au di sebut se-
bagai harga perol ehan (mesti nya kos pemerol ehan) karena harga pemerol ehan
hanya berl aku untuk menunjuk cost pada saat terjadi nya.
Aset Kewajiban Ekuitas Pendapatan Biaya
Untung Rugi Investasi Distribusi Laba
dari pemilik ke pemilik komprehensif
Produk/job/ Departemen/ Kegiatan/ Variabel Tetap
pusat projek divisi
Penghargaan sepakatan
Transaksi dan kejadian ekonomik
(pembelian, penjualan, dan sebagainya)
Pengeluaran
(expenditures)
Pengukur dalam unit moneter
Pos atau objek statemen keuangan umum (eksternal)
Objek kos lain untuk laporan manajerial (internal)
Diolah atau direklasifikasi kembali
Kesatuan usaha
F F
kos
106 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
Bi aya l ebi h tepat kal au di gunakan sebagai padan kata expense. Bi aya merupa-
kan pengorbanan sumber ekonomi k untuk memperol eh pendapatan yang merupa-
kan tujuan akhi r seti ap perusahaan. Pengorbanan sumber ekonomi k untuk
memperol eh barang dan jasa ti dak dapat di katakan sebagai bi aya karena pengor-
banan tersebut sebenarnya hanyal ah perubahan dari sumber ekonomi k yang satu
menjadi sumber ekonomi k yang l ai n.
I sti l ah beban jel as ti dak dapat merepresentasi makna expense. Beban ti dak
mempunyai makna ekonomi k sebagai al i ran kel uar sumber ekonomi k, bertentang-
an dengan konsep upaya dan hasi l , dan i sti l ah beban mempunyai arti ti dak l ebi h
dari sekadar pengurang atau debit (berasal dari charge) yang bersi fat tekni s
pembukuan. Secara konseptual , ti dak semua pengurang pendapatan dapat di sebut
bi aya (expense).
Kos merupakan i sti l ah al ternati f untuk menghi dari penggunaan i sti l ah bi aya,
harga pokok, dan harga perol ehan yang rancu. Dengan i sti l ah kos, akuntansi akan
tampak mengol ah bahan ol ah yang sama (homogenus) dan penggunaan i sti l ah
tersebut mendorong pemahaman akuntansi dal am perspekti f yang l uas. Kos bersi -
fat generi k dan ti dak mempunyai konotasi sebagai pengurang (bersi fat negati f).
Penggunaan i sti l ah kos juga akan memudahkan mereka yang akan bel ajar
akuntansi dengan menggunakan buku teks berbahasa I nggri s. Mereka akan begi -
tu mudah dan cepat menafsi rkan ungkapan-ungkapan beri kut: So training costs
are charged as an expense of the current period rather than being treated as an as-
set, What portion of the labor cost is included in the cost of product A?, What is the
current cost of selling expenses?, What is the current cost of rent revenues?, Should
administrative costs be included in cost of product and thereby become part of cost
of goods sold?
Akuntansi bi aya terl al u sempi t untuk menunjuk bi dang akuntansi yang mem-
bahas pemanfaatan, penganal i si san dan pengkomuni kasi an data kos untuk ke-
penti ngan pengambi l an keputusan manajeri al .
Harga pokok penjual an dan bahkan beban pokok penjual an merupakan ke-
sal ahan pemaknaan yang fatal . Menempatkan kos produksi (kos barang terjual )
l ebi h utama dari pada kos pemasaran dan kos admi ni strati f bertentangan dengan
prakti k manajemen modern dan menyi mpang dari konsep bahwa semua kom-
ponen bi aya (di ukur dengan kos) mempunyai kedudukan yang sama dal am men-
ci ptakan pendapatan (konsep homogeni tas kos).
Kal au ada i sti l ah yang sal ah tetapi kaprah, tugas duni a pendi di kan (khusus-
nya perguruan ti nggi ) dan tugas profesi l ah untuk memberi al ternati f yang l ebi h
bai k sehi ngga l ambat l aun kesal ahkaprahan atau kerancuan dapat di hi l angkan.
Gagasan-gagasan dan al ternati f-al ternati f baru (termasuk i sti l ah) harus di tawar-
kan kepada mahasi swa dan bukan mal ahan di i sol asi atau di sembunyi kan. Dal am
menanggapi al ternati f tersebut, acapkal i si kap yang di ambi l dal am pengajaran di
perguruan ti nggi justru mal ah memantapkan kesal ahkaprahan dengan dal i h agar
mahasi swa ti dak bi ngung dal am prakti k. Berkai tan dengan si kap i ni , Hal l dan
Cannon (1975, hl m. 25) mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar sebagai
beri kut: Should a university course be devised to help a student fit into society or
to encourage a student to change society?
What does cost really mean? 107
Suwardjono1992
Penul i s berpendapat bahwa pengajaran di perguruan ti nggi harus dapat
mengubah prakti k yang terjadi dal am masyarakat menjadi l ebi h bai k. Justru
dal am hal i ni l ah l embaga pendi di kan ti nggi (uni versi tas dan sekol ah ti nggi ) harus
berbeda dengan l embaga kursus. Peran badan autori tati f, dal am hal i ni dewan
standar akuntansi , sangat besar dal am pengembangan i sti l ah yang tepat mel al ui
standar akuntansi . Barangkal i badan autori tati f perl u di l engkapi dengan suatu
komi te i sti l ah yang mel i batkan beberapa pakar bahasa. Duni a profesi dan pendi -
di kan ti dak perl u merasa mal u untuk merevi si kesal ahan yang mempunyai aki bat
fatal . Si kap profesi onal dan i ntel ektual mesti nya l ebi h banyak di tuntun ol eh rasa
bersal ah (guilty feeling) dari pada ol eh rasa mal u (ashamed feeling) atau ol eh tu-
juan untuk menutupi rasa mal u.
Dal am hal i sti l ah, rasa mal u pada umumnya akan menghasi l kan pi l i han yang
menyi mpang semata-mata untuk menutupi rasa mal u. Tel ah di bahas di Suwar-
djono (2005, Bab 2) bahwa sebagai manusi a (being only human), pakar, i l muan,
akademi si , atau pemegang autori tas ti dak sel al u bersedi a mengakui kesal ahan
meski pun di hadapkan pada bukti atau argumen yang tel ak. Bukti nya, kos barang
terjual yang sangat jel as maknanya sesuai dengan cost of goods sold ti dak di -
gunakan atau di pi l i h dan justru beban pokok penjual an yang maknanya menyi m-
pang yang di pi l i h. Bi l a apa yang di nyatakan Thomas Kuhn tersebut benar, penul i s
mempredi ksi bahwa i sti l ah berserti fi kat akuntan publ i k (BAP) yang kel i ru secara
kai dah bahasa ti dak akan di ganti dengan akuntan publ i k berserti fi kat (APB) teta-
pi tetap di pertahankan atau di ganti i sti l ah l ai n atau i sti l ah asl i nya (CPA) dengan
berbagai argumen, bai k yang val i d ataupun yang semata-mata sebagai stratagem.
9
Hal i ni juga akan terjadi pada i sti l ah-i sti l ah yang terl anjur sal ah kaprah atau me-
nyi mpang dari kai dah.
10
Akhi rnya, apa yang penul i s kemukakan hanyal ah suatu gagasan untuk
mengembangkan i sti l ah akuntansi dan menghi ndari kerancuan i sti l ah kal au ke-
rancuan tersebut di anggap ada dan cukup penti ng untuk di perhati kan. Si apa
pedul i ? Lebi h menggi gi t l agi , si apa berani ?!
Referensi
Anthony, Robert N. dan James S. Reece. Accounting: Text & Cases. Homewood, I l l .: Ri chard
D. I rwi n, I nc., 1989.
Bourke, P. F, "What does i t cost?" dal am DeCoster, Don T. et al. (edi tors), Accounting for
Managerial Decision Making. New York: John Wi l ey & Sons, 1978.
Fi nanci al Accounti ng Standard Board (FASB). "El ements of Fi nanci al Statements of Busi ness
Enterpri ses," SFAC No. 6, Stamford, Conn.: FASB, 1985.
9
Ter nyata pr edi ksi penul i s benar karena sejak 2007 APB tel ah di ganti dengan Certified Public
Accountant I ndonesia (CPAI ) tetapi huruf I di tanggal kan kal au di gunakan sebagai sebutan/gel ar
sesudah nama. CPA I ndonesi a i ni bahasa I nggri s atau I ndonesi a karena mengi kuti kai dah DM tetapi
mengandung bahasa I nggri s. Lebi h dari i tu, apakah CPA i tu nama di ri ekskl usi f (proprietary) atau
generi k sehi ngga bol eh di pakai ol eh profesi sel ai n di Ameri ka tanpa i zi n?
10
Baca arti kel Aspek Kebahasaan I ndonesi a dal am Karya Tul i s I l mi ah/Akademi k/Kesarjanaan
ol eh penul i s..
108 Artikel 5
suwardjono@ ugm.ac.id
__________. "Qual i tati ve Characteri sti cs of Accounti ng I nformati on," Statement of Financial
Accounting Concepts No. 2. Stamford, Conn.: FASB, 1980.
Grady, Paul . I nventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises.
New York: AI CPA, ARS No. 7, 1965.
Hal l , Wi l l i am C. dan Robert Cannon. University Teaching. Adel ai de: ACUE, 1975.
Haseman, Wi l ber C, "An I nterpreti ve Framework for Cost" dal am DeCoster, Don T, et al.
(edi tors), Accounting for Managerial Decision Making. New York: John Wi l ey & Sons,
1978.
Hei tger, Lester E. dan Matul i ch, Serge. Managerial Accounting. New York: McGraw-Hi l l
Book Co.,1986.
Hi l ton, Ronal d W. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Environment.
Boston: McGraw-Hi l l I rwi n, 2002.
Horngren, Charl es T. dan George Foster. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 6th. ed.
Engl ewood Cl i ffs, N.J.: Prenti ce- Hal l I nternati onal Edi ti ons, 1987.
I katan Akuntan I ndonesi a (I AI ). Norma Pemeriksaan Akuntan. Jakarta: PT Tempri nt, 1986.
__________. Prinsip Akuntansi I ndonesia 1984. Jakarta: Percetakan Negara RI , 1985.
__________, Exposure Draft Prinsip Akuntansi I ndonesia Pernyataan No. 5, Standar Khusus
Akuntansi I ndustry Minyak dan Gas Bumi, 1991.
Ki eso, Donal d E. dan Jerry J. Weygandt. I ntermediate Accounting. New York: John Wi l ey &
Sons, 1986.
Kohl er, Eri c L, A Dictionary of Accountants. Engl ewood Cl i ffs, N.J.: Prenti ce-Hal l , I nc., 1975.
Paton, W. A. dan A. C. Li ttl eton. An I ntroduction to Corporate Accounting Standards. Ann
Arbor: Ameri can Accounti ng Associ ati on, 1970.
Pol i meni , Ral ph S. et al, Cost Accounting: Concepts and Applications for Managerial Decision
Making. New York: McGraw- Hi l l Book Co., 1986.
Sprouse, Robert T. dan Mauri ce Mooni ts. "A Tentati ve Set of Broad Accounti ng Pri nci pl es
for Busi ness Enterpri ses," ARS No. 3. New York: AI CPA, 1962.
Suwardjono. Seri Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: BPFE,
1989 (Revi si an 2005).
Wi bi sana, Jusuf. Ker angka Konseptual dan Penyusunan Standar Akuntansi dal am Prosi di ngs
Konvensi Nasi onal Akuntansi Ke-2, Yogyakarta 3-5 Desember 1992,
***
CATATAN AKHIR
Pusat Bahasa sebenarnya tel ah menawarkan juga padan kata untuk cost i ni .
Peri ksal ah sendi ri sumber tersebut di l aman (website) beri kut:
www.pusatbahasa.diknas.go.id
Kemudi an, kl i k i kon Gl osari um Pusat Bahasa yang ada di sebel ah kanan l aman
tersebut. I si kan pada kotak Istilah Asing dengan kata cost.
Kl i k pi l i han pada buti r Mulai dengan. Pi l i h Ekonomi pada Bidang, l al u kl i k Cari.
Apa pendapat anda? Apa yang i ngi n anda katakan kepada kol ega/muri d anda?
***
What does cost really mean? 109
Suwardjono1992
What Does Cost Really Mean?
Suwardjono
Fakultas Ekonomika dan Busines
Universitas Gadjah Mada
2008
suwardjono@ugm.ac.id
Materi ini dapat diperbanyak dan digunakan dalam diskusi apapun
tanpa harus minta izin penulis.

You might also like