You are on page 1of 2

AMALGAM

PROSES AMALGAMASI
Pencampuran antara amalgam alloy dengan merkuri liquid disebut triturasi. Proses ini
menghasilkan reaksi kimia antara amalgam alloy dan liquid mercury yang disebut proses
amalgamasi. Selama proses triturasi, mercury difusikan ke dalam fase partikel alloy dan
mulai membentuk senyawa bervariasi, awalnya perak mercury dan timah mercury.
Ag3Sn fase
Ag2Hg3 1 fase
Sn7-8Hg 2 fase
Ketika kristal fase 1 dan 2 akan dibentuk, amalgam relatif lembut dan mudah
dikondensasi dan dicarving. Dalam waktu proses, beberapa kristal fase 1 dan 2 terbentuk,
amalgam menjadi keras dan kuat. Jarak waktu antara berakhirnya triturasi dan ketika
amalgam mengeras disebut working time.
Jumlah liquid mercury yang digunakan untuk mengamalgamasikan partikel alloy
tidak cukup untuk bereaksi dengan partikel secara lengkap. Oleh karena itu, set mass
amalgam tersusun oleh partikel yang tidak bereaksi. Sekitar 27% senyawa Ag 3Sn merupakan
partikel yang tidak bereaksi. Reaksi dari pencampuran amalgam alloy dan merkuri sebagai
berikut:
(Ag3Sn) + Hg 1 (Ag2Hg3) + 2 (Sn7-8Hg) + unreacted (Ag3Sn)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN AMALGAM


A. KELEBIHAN
1. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat
dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga
amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada
beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan
kondisi baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.
2. Ketahanan akan keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya
lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling
berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
3. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu
technique sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, dimana sedikit
kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat memperngaruhi ketahanan dan
keausan bahan tambal resin komposit.
4. Biayanya relatif lebih rendah.

B. KEKURANGAN
1. Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga
tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau dimana pertimbangan estetis sangat
diutamakan.
2. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus dimana tepi-tepi tambalan yang
berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi
sehingga tampak membayang kehitaman.
3. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang
terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah
penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap
rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung
lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.
4. Hingga kini, issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah
memberlakukan larangan bagi pengguanaan amalgam sebagai bahan tambal.

Sumber:
John M. Power and Ronald L. Sakaguchi. Craigs Restorative Dental Materials.
USA:Mosby.

You might also like