Professional Documents
Culture Documents
jawab
sebagai
komponen
yang
membentuk
viscoelastik
(Fitasari, 2009).
Kandungan gluten merupakan keunikan tepung terigu yang berperan dalam
menentukan kualitas roti. Gluten adalah komponen protein yang mempunyai sifat
viskoelastik bila dicampur dengan air, mampu menahan gas yang terbentuk pada
saat fermentasi, sehingga volume roti dapat mengembang dan menghasilkan
pori-pori yang seragam di bagian dalam roti. Sementara tepung non terigu
lainnya tidak mempunyai kemampuan untuk menahan gas. Gluten merupakan
penyusun utama protein terigu (80-90%), sehingga semakin tinggi kadar protein,
semakin tinggi kadar gluten dan semakin baik kualitas roti yang dihasilkan
(Ginting dan Suprapto, 2004).
Gluten adalah protein yang tidak larut dalam air, sangat penting dalam
pembuatan roti karena menentukan daya pengembangan roti. Gluten mampu
membentuk jaringan tiga dimensi yang mampu memperangkap gas CO 2 yang
dihasilkan dari fermentasi pada pembuatan roti. Gluten terbentuk bila tepung
gandung bercampur air (Makfoeld dkk, 2002).
Garam adalah bahan utama untuk mengatur rasa. Garam akan
membangkitkan rasa pada bahan-bahan lainnya dan membantu membangkitkan
harum dan meningkatkan sifat-sifat roti. Garam adalah salah satu bahan
pengeras, bila adonan tidak memakai garam, maka adonan agak basah. Garam
memperbaiki pori-pori roti dan tekstur roti akibat kuatnya adonan, dan secara
tidak langsung berarti membantu pembentukan warna. Gula digunakan sebagai
bahan pemanis dalam pembuatan roti. Jenis gula yang paling banyak digunakan
adalah sukrosa. Selain sebagai pemanis sukrosa juga berperan dalam
penyempurnaan mutu panggang dan warna kerak, dan memungkinkan proses
pematangan yang lebih cepat, sehingga air lebih banyak dipertahankan dalam
roti. Gula juga ditujukan sebagai sumber karbon pertama dari sel khamir yang
mendorong keaktifan fermentasi (Forwardo dkk, 2007).
Ragi Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme penghasil amilase
yang cukup berpotensi, selain bakteri dan kapang. Contoh dari produk ragi atau
khamir instan adalah fermipan, mengandung
yang
disimpan pada suhu rendah, misalnya dalam lemari es, akan mengembangkan
pertumbuhan jamur lebih lambat daripada roti disimpan pada suhu kamar
(Sikkhamondhol, 2009).
Proses terpenting dalam pembuatan roti tawar adalah pemanggangan.
Melalui proses ini adonan roti diubah menjadi produk yang ringan dan berongga,
mudah dicerna dan aroma yang sangat merangsang. Aktivitas biologis yang
terjadi dalam adonan dihentikan oleh pemanggangan disertai dengan hancurnya
mikroorganisme dan enzim yang ada. Pada saat yang sama substansi rasa
terbentuk, meliputi karamelisasi gula, pirodekstrin dan melanoidin sehingga
menghasilkan
produk
dengan
(Koswara,2009).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Baskom
b. Mixer
c. Plastik
d. Pengerol
e. Loyang
f. Steamer
g. Oven
2. Bahan
a. Terigu cakra 500 gr
b. Terigu segitiga biru 500 gr
c. Terigu kunci 500 gr
d. Tepung susu instan 25 gr
e. Gula halus 50 gr
f. Garam 15 gr
g. Air es 325 ml
h. Mentega putih 40 gr
sifat
organoleptik
yang
dikehendaki
i. Fermipan 1 bk
3. Cara kerja
500 gr terigu, 25gr tepung
susu instan, 50 gr gula halus,
5 gr S 500, 1 st pemutih
makanan, 1 bk fermipan
325 ml air es
(perlahan)
15 gr garam,
blueband, 40 gr
mentega putih
Adonan 50 gr
D. PEMBAHASAN
Tabel 1.1 Hasil Analisis uji organoleptik roti tawar
Parameter
Sampel
Warna
Aroma
Rasa
a
a
3.35
3.30
3.10a
473
3.60a
3.25a
3.25a
812
3.40a
3.30a
3.60a
162
Tekstur
3.35a
3.40a
3.70a
Overall
3.05a
3.45ab
3.85b
Keterangan:
1. 473: sampel kelompok 1 dan 2 dengan terigu segitiga biru
2. 812: sampel kelompok 3 dan 4 dengan terigu kunci
3. 162: sampel kelompok 5 dan 6 dengan terigu cakra
Konsumsi roti tawar sebagai pengganti nasi sudah semakin membudaya
seiring dengan tuntutan hidup untuk lebih praktis dan menghemat waktu
khususnya di masyarakat perkotaan. Menurut Koswara (2009) roti tawar sendiri
didefinisikan sebagai makanan yang dari tepung terigu yang diragikan dengan
ragi roti dan dipanggang. Bahan baku yang biasa digunakan untuk proses
pembuatan roti dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan pokok
atau bahan utama seperti tepung terigu, ragi dan air, bahan penambah rasa yaitu
gula, garam, lemak dalam bentuk shortening/mentega/margarin, susu dan telur.
Bahan selanjutnya adalah bahan tambahan berupa mineral yeast food (MYF),
malt, emulsifier. Kelompok yang terakhir adalah bahan untuk meningkatkan
mutu adonan (dough improver) dan pengawet terutama terhadap jamur
(Koswara, 2009).
Menurut koswara (2009) pada prinsipnya proses pembuatan roti tawar
sendiri terdapat lima langkah atau tahap yaitu Pencampuran atau pengadukan,
fermentasi, pembentukan dan penimbangan, pengembangan adonan (proofing),
Pemangganggan. Langkah yang pertama adalah pencampuran bahan. Menurut
Koswara (2009) terdapat tiga sistem pencampuran dalam pembuatan roti tawar
yaitu sponge and dough, straight dough dan no time dough. Sistem sponge and
sponge dan
Sejalan
cervisiae
dan
sorbitan
monostearate
yang
merupakan
Pada tahap proses pengolahan roti tawar terdapat beberapa faktor yang
perlu diperhatikan agar roti tawar terbentuk dengan sempurna. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah tahap pencampura; suhu, pH dan waktu fermentasi;
tempat pengembangan adonan; suhu dan waktu pemanggangan. Faktor
pencampuran sangat berpengaruh terhadap baik buruknya roti tawar yang
dihasilkan. Pencampuran roti tawar harus benar-benar rata dan adonan harus
benar-benar kalis agar saat fermentasi adonan tidak bantet. Selain itu pada
pencampuran bahan perlu diingat bahwa pada saat penambahan fermipan jangan
bersamaan dengan garam, karena ragi tidak tahan pada kosentrasi garam yang
tinggi (Kustyawati, 2013), apabila garam dan fermipan menyatu maka proses
fermentasi akan terhambat dan adonan tidak akan mengembang sempurna
(Koswara, 2009).
Suhu, pH dan waktu fermentasi juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan ragi. Kondisi optimal bagi aktivitas ragi roti dalam proses
fermentasi adalah suhu antara 25o C sampai 30o C dan pH antara 4,0 sampai 4,5.
Waktu dari fermentasi juga perlu diperhatikan, saat melakukan fermentasi jangan
terlalu singkat karena adonan tidak akan mengembang serta plastik penutup
baskom jangan terlalu sering dibuka sebelum waktunya tiba.
Tempat pengembangan adonan roti (steamer) juga perlu diperhatikan saat
melakukan (proofing). Suhu dalam steamer sangat berpengaruh pada
perkembangan adonan roti tawar, jadi usahakan suhu pada steamer tetap stabil
yaitu sekitar 38o C dan kelembaban juga perlu diatur hingga mencapai 75-85%
(koswara, 2009). Pada saat proses proofing, steamer jangan terlalu sering dibuka
sebab kelembaban di dalam steamer akan meningkat, selain itu suhu dari steamer
juga tidak akan stabil.
Suhu dan waktu pengovenan adalah faktor yang paling menentukan dalam
kematangan adonan dan juga kenampakan dari adonan. Saat proses pengovenan
adnan roti, usahakan suhu pada oven distabilkan sehingga adonan pada roti yang
dihasilkan akan matang merata dan tidak ada yang gosong pada bagian tertentu.
Selain itu adonan juga harus sering diperhatikan karena bila terdapat adonan roti
yang matang sebelah kita dapat menyesuaikannya agar panas dari oven merata.
Waktu dari pengovenan juga berpengaruh, usahakan jangan terlalu lama karena
roti akan gosong dan juga jangan terlalu singkat karena roti hanya akan matang
sebagian atau bahkan belung matang semua. Untuk itu pada waktu pengovenan
sebaiknya roti dicek kematangannya dengan cara ditusuk. Apabila adonan masih
ada yang terangkat menandakan bahwa roti belum matang dan apabila tidak ada
adonan yang terangkat menandakan roti tawar sudah matang.
Menurut koswara (2009) mutu roti tawar yang baik meliputi volume roti
yang besar, bentuk yang simetris, warna kerak roti yang coklat kekuningan,
tekstur kerak yang tipis dan kering, serta sifat bagian-bagian roti yang meliputi
butiran dan tekstur. Butiran yang baik adalah butiran dengan sel yang halus,
seragam yang panjang-panjang, sedangkan tesktur yang baik adalah yang halus
lembut dan elastis. Selain itu struktur remah harus rata, warna terang, beraroma
harum gandum dan ragi dengan rasa dan daya simpan yang baik.
Kriteria dari roti tawar tersebut hanya bisa didapatkan apabila penggunaan
tepung terigu yang digunakan sesuai. Hal ini dikarenakan komponen terpenting
dari terigu pembentuk adonan yaitu glutenin dan gladin, pada kondisi tertentu
dengan air membentuk massa yang elastis dan ekstensibel memungkinkan
adonan menahan gas pengambang dan adonan dapat menggelembung seperti
balon. Hal inilah yang memungkinkan produk mempunyai struktur yang halus
dan seragam serta tekstur yang lembut dan elastis (Koswara, 2009). Maka dengan
itu pembuatan roti tawar diperlukan terigu dengan kadar protein yang tinggi.
Pada praktikum kali ini terigu yang paling cocok untuk roti tawar dan sesuai
dengan teori dari Koswara (2009) adalah terigu merk cakra kembar. Selain
tepung terigu, bahan terpenting dalam pembuatan roti adalah air, ragi roti dan
garam, sedangkan tambahan adalah gula, shortening, produk susu, pengemulsi
dan ragi meneral atau ragi kimia (Koswara, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Akbar et al. 2012. Yeast, Its Types and Role In Fermentation During Bread
Making Process-A Review. Pakistan Journal of Food Sciences. Vol. 22, Issue 3,
Page 171-179.
Fitasari, Eka. 2009. Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Terigu Terhadap Kadar
Air, Kadar Lemak, Kadar Protein, Mikrostruktur, Dan Mutu Organoleptik Keju
Gouda Olahan Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2009
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Jawa Timur.
Forwardo dkk. 2007. Meraup Untung dari Usaha Cemilan. Trans Media Pustaka.
Jakarta.
Ginting, Erliana dan Suprapto. 2004. Pemanfaatan Pati Ubi Jalar sebagai Substitusi
Terigu pada Pembuatan Roti Manis. Jurnal Penelitian Tanaman KacangKacangan dan Umbi-Umbian.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. eBook Pangan.
Kustyawati, Maria Erna dkk. 2013. Efek Fermentasi Dengan Saccharomyces
cerevisiae Terhadap Karakteristik Biokimia Tapioka. Jurnal Agritech. Vol. 33,
No. 3. Universitas Lampung.
Makfoeld, Djarir. 2002. Kamus Instilah Pangan dan Nutrisi. Kanisius. Yogyakarta.
Makmoer, Haryanto. 2003. Roti Manis & Donat. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Paran, Sangkan. 2009. 100+ Tip Antigagal Bikin Roti, Cake, Pastry, & Kue Kering.
PT Kawan Pustaka. Jakarta.
Sikkhamondhol, Chomdao; Chowladda Teampook; Sumitra Bonbumruung. 2009.
Quality of bread with added turmeric (Curcuma longa): powder, essential oil
and extracted residues As. J. Food Ag-Ind. 2009, 2(04), 690-701Kasetsart
University, PaholythinRoad, Chatuchak, Bangkok 10900, Thailand.