Professional Documents
Culture Documents
STEP 1
Sindroma depresi
: kumpulan gejala2 yg menandakan bahwa
sedang depresi, gejalanya : hilangnya minat, nafsu makan
menurun, perasaan bersalah, sulit konsentrasi dan berpikiran
untuk bunuh dirie
Mood
: keadaan emosional internal yg meresap di dlm
diri seseorang yg dipertahankan scr subjektif
Afek
: ekspresi eksternal yg ditunjukkan dr kondisi
emosional seseorang
STEP 2
1. Mengapa pasien merasa sedih kehilangan minat dan
kegembiraan, kurang semangat ,tidur terganggu ?
2. Mengapa sekitar 3 bln yg lalu keadaannya sgt berbeda dgn
sekarang (sgt senang, selalu semangat, tdk merasa lelah,
dan suka belanja) ?
3. Faktor2 apa yg menyebabkan terjadinya gangguan suasana
mood/afek ?
4. Apa penyebab dr sinrom depresi ?
5. Apa manifestasi klinis dr gangguan mood ?
6. Apa saja macam2 gangguan dr keadaan afektif dan
emosional ?
7. Klasifikasi dr sindrom depresi ?
8. Gejala2 dr gangguan depresi ?
9. Derajat gangguan depresi ?
10.
Macam2 mood dan afek ?
11.
Bagaimana cara terapi pd penyakit sindroma depresi di
dalam scenario ini?
12.
Gejala dan tanda dr gangguan maniak ?
13.
Manifestasi dan penyebab gangguan maniak ?
14.
Terapi gangguan maniak ?
15.
STEP 3
1. Mengapa pasien merasa sedih kehilangan minat dan
kegembiraan, kurang semangat ,tidur terganggu ?
afek depresif
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala Lainnya :
Tidur terganggu
PPDGJ-III/ICD-X
F30-F39 Ggn Suasana Perasaan
(Mood{Afektif})
Perubahan suasana perasaan (mood)/afek - Depresi dg atau tanpa ansietas
- Elasi-mania: suasana perasaan yg meningkat
perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif dan pembicaraan serta fungsi
vegetatif (tidur,makan, seksual dan irama biologis lain)
Dpt ggn fs interpersonal, sosial dan pekerjaan
Kelainan Fundamental
Ggn mood/afektif dibedakan:
- episode tunggal atau multipel
- depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala
psikotik atau dg gejala psikotik
- hipomania, mania tanpa gejala psikotik atau
dg gejala psikotik
- depresi ringan- sedang tanpa atau dg gejala
somatik.
UNIPOLAR atau gangguan depresi (gangguan depresi mayor) terjadi pada salah
satu atau lebih dari episode depresi tanpa adanya latar belakang dari kejadian manik
atau hipomanik.
seseorang dapat mengalami satu episode depresif mayor yang diikuti oleh
kembalinya pada keadaan awal fungsionalnya.
BIPOLAR gangguan dengan satu atau lebih episode manik/ hipomanik serta
hiperaktifitas dimana penilaian dan perilaku penderita pada keadaan ini seringkali
terganggu.
episode manik atau hipomanik sering bergantian dengan episode depresif mayor
dengan periode gangguan dari suasana hati yang normal
BIPOLAR memiliki dua kutub, manik dan depresi. menurut PDGJ JILID III gangguan ini
bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari
peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau
hipomania) dan pada waktu yang lain berupa penurunan suasana perasaan serta
pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2
minggu sampai 4-5 bulan
episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (sekitar 6 bulan)
menurut DSM IV gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan
II.
gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya episode yaitu manik
dan depresi
gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi
F31 Gangguan Afektif Bipolar
Ggn episode berulang sekurang-kurangnya dua episode: peningkatan (hipomania,
mania) dan penurunan (depresi)
Antara episode ggn tdpt periode fungsi normal
Episode manik onset tiba-tiba: 2 mgg - 5 bln.
Episode depresi onset > lama, rata-rata: 6 bln
Sering tjd setelah stres / trauma mental
Termasuk : psikosis manik-depresif
Episode manic :
Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira,
mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :
Kaplan & Saddock: Concise textbook of Clinical Psychiatry, second edition, Lippincott William &
Wilkins, 2004.
Episode depresi :
Gejala Utama :
Afek depresi
Gejala Tambahan :
Tidur terganggu
suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu. Pergantian perasaan
dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga. Dapat
ditemukan pada gangguan psikosis akut
Mood iritabel:
suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan
seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya
AFEK
Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi
yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa tubuh
yang sangat kurang.
Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek
menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan
ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang
kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti robot.
Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari
keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya
Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan
suasana yang dihayati. Misalnya seseorang yang menceritakan suasana duka cita
tapi dengan wajah riang dan tertawa tawa.
Afek labil:
Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulus eksternal.
Factor biologis
Amin Biogenik
Norepinefrin
Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan yang efektif secara
klinis, sebagai contohnya Desipramine (Norpramine), mendukung lebih lanjut
peranan NE di dalam patofisiologi sekurangnya gejala depresi
Serotonin
Dopamine
Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa
reseptor dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depresi
Regulasi neuroendokrin
Sumbu adrenal pelepasan kortisol adalah diatur pada orang normal ataupun yang
mengalami depresi.
Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) corticotrophin-releasing hormone
(CRH) ACTH (dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan lipoprotein-beta)
menstimulasi kortisol dari korteks adrenal kortisol memberikan feedback
melalui dua mekanisme :
Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol dalam keadaan mantap,
diperkirakan bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal
Factor genetika
Penelitian keluarga
Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara derajat
pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih
menderita ggn depresif berat.
Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali > saudara
derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I dan 2-3 kali
lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.
Penelitian adopsi
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood,
bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan
Penelitian kembar
Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan bipolar I pada
kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif berat angka adalah 50
%.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn
bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat
Factor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,
beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan pelepasan ACTH;
mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui
reseptor hipofisis dan adrenal.
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu
Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan
buruk, menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain
itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.
Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan,
mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf.
Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa.
Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.
Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal
terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat
penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.
Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang
terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang
tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada
tempat di luar hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya, mekanisme umpan
balik semakin terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol menekan sekresi
CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini mempermudah seseorang
mengalami depresi mayor, bila berhadapan dengan stressor.
Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan
kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini
menjadi prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan
gangguan hipokampus.
Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten
pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan
dengan adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi
deksametason, tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan
konsentrasi CRH di cairan serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi,
terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik.
Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone supression test)
(Askep Neuropsikologi Depresi)
Several things might potentially go wrong with this process and lead to a serotonin deficit. Just
to enumerate a few possibilities:
Serotonin is being taken back up too quickly before it can reach receptor sites,
Molecules that facilitate the production of serotonin may be in too short supply.
As you can see, if there is a breakdown anywhere along the path, neurotransmitter supplies may
not be adequate for your brain's needs. Inadequate supplies lead to the symptoms that we know
as depression.
kadar kortisol
Pagi hari: 5-25 mg/dL
Sore hari: 2,5-12,5 mg/dL
Penelitian kembar.
Anak kembar menunjukkan angka kesesuaian
pd ggn bipolar 1 kembar monozigotik: 33-90 %, untuk ggn depresif berat: 50 %.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn
bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat.
When a person meets someone, with whom they feel a special attraction to, a
chemical cocktail begins to brew in their brain. A mixture of 30-40 different hormones
(epinephrine, dopamine, and testosterone to name a few) begin to download into
your bloodstream giving us the feeling of euphoria. In the early days of the attraction,
this cocktail can begin to flood from our brains just from standing next to this person
in line or sitting next to them in class without any exchange of words. Hormones that
are meant to assure the propagation of the species are responsible for this chemical
reaction and usually last anywhere from three months to two years. They generally
signal to us a strong physical attraction and eventually the desire to mate. These
feelings are thrilling, euphoric and generally have the effect of robbing us of our
common sense.
UW Marshfield/Wood County student
FAKTOR GENETIK
Seseorang yang memiliki keluarga dengan gangguan mood memiliki resiko lebih
besar menderita gangguan mood daripada masyarakat pada umumnya. Tidak semua
orang yang dalam keluarganya terdapat anggota keluarga yang menderita depresi
secara otomatis akan terkena depresi, namun diperlukan suatu kejadian atau
peristiwa yang dapat memicu terjadinya depresi. Pengaruh gen lebih besar pada
depresi berat dibandingkan depresi ringan dan lebih berpengaruh pada individu
muda dibanding individu yang lebih tua. Penelitian oleh Kendler (1992) dari
Departemen Psikiatri Virginia Commonwealth University menunjukkan bahwa resiko
depresi sebesar 70% karena faktor genetik, 20% karena faktor lingkungan dan 10%
karena akibat langsung dari depresi berat.4
Pada penelitian keluarga ditemukan bahwa keluarga derajat pertama dari penderita
gangguan bipolar I kemungkinan 8 sampai 18 kali lebih besar untuk menderita
gangguan bipolar I dan 2 sampai 10 kali lebih besar untuk menderita gangguan
depresi berat dibanding kelompok kontrol. Keluarga derajat pertama pasien dengan
gangguan depresif berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar untuk
menderita gangguan bipolar I dan 2 sampai 3 kali lebih besar untuk menderita
gangguan depresif berat dibanding kelompok kontrol.2
Kemungkinan untuk menderita gangguan mood menurun jika derajat hubungan
keluarga melebar. Contohnya, keluarga derajat kedua seperti sepupu lebih kecil
kemungkinannya daripada keluarga derajat pertama seperti kakak misalnya untuk
menderita gangguan mood. Sekitar 50% pasien dengan gangguan bipolar I memiliki
orang tua dengan gangguan mood terutama depresi. Jika orang tua menderita
gangguan bipolar I maka kemungkinan anaknya menderita gangguan mood sebesar
25%. Jika kedua orang tua menderita gangguan bipolar I maka kemungkinan anaknya
menderita gangguan mood adalah 50-75%.2
Pada penelitian adopsi, anak biologis dari orang tua dengan gangguan mood tetap
beresiko terkena gangguan mood walaupun mereka telah dibesarkan oleh keluarga
angkat yang tidak menderita gangguan mood. Orang tua biologis dari anak adopsi
dengan gangguan mood mempunyai prevalensi gangguan mood yang sama dengan
orang tua dari anak dengan gangguan mood yang tidak diadopsi. Prevalensi
gangguan mood pada orang tua angkat sama dengan prevalensi pada populasi
umumnya.2
Pada penelitian saudara kembar, angka kejadian gangguan bipolar I pada kedua
saudara kembar monozigot adalah 33-90% dan untuk gangguan depresif berat,
angka kejadian pada kedua saudara kembar monozigot adalah 50%. Pada kembar
dizigot angkanya berkisar 5-25% untuk menderita gangguan bipolar I dan 10-25%
untuk menderita gangguan depresif berat.2
Hubungan antara gangguan mood khususnya gangguan bipolar I dengan petanda
genetik telah dilaporkan pada kromosom 5, 11 dan X. Gen reseptor D 1 terletak pada
kromosom 5 dan gen untuk tiroksin hidroksilase yaitu enzim yang membatasi
kecepatan sintesis katekolamin berlokasi di kromosom 11.2
Sekitar 25% dari kasus penyakit bipolar dalam keluarga terkait lokus dekat sentromer
pada kromosom 18 dan sekitar 20% terkait lokus pada kromosom 21q22.3. Tidak ada
penyebab tunggal untuk gangguan bipolar namun gangguan ini biasanya merupakan
hasil dari kombinasi faktor keluarga, biologis, psikologis dan faktor sosial. 7
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Telah lama diamati bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress sering
mendahului episode pertama pada gangguan mood. Beberapa klinisi mempercayai
bahwa peristiwa kehidupan memainkan peranan penting dalam depresi. 2
Beberapa artikel menjelaskan hubungan antara fungsi keluarga dengan onset serta
perjalanan gangguan mood khususnya gangguan depresif berat. Ada bukti bahwa
individu yang kehilangan ibu saat masih muda memiliki resiko lebih besar terkena
depresi. Pada pola pengasuhan, orang tua yang menuntut dan kritis, menghargai
kesuksesan dan menolak semua kegagalan membuat anak mudah terserang depresi
di masa depan. Anak yang menderita penyiksaan fisik atau seksual membuat
seseorang mudah terkena depresi sewaktu dewasa.4
Aspek-aspek kepribadian juga mempengaruhi kerentanan terhadap depresi dan
tinggi rendahnya depresi yang dialami seseorang. Tipe kepribadian tertentu seperti
dependen, obsesif kompulsif, histerikal, antisosial dan paranoid beresiko mengalami
depresi.2 Menurut Gordon Parker, seseorang yang mengalami kecemasan tingkat
tinggi, mudah terpengaruh, pemalu, suka mengkritik diri sendiri, memiliki harga diri
yang rendah, hipersensitif, perfeksionis dan memusatkan perhatian pada diri sendiri
(self focused) memiliki resiko terkena depresi.4
Sigmund Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dengan
melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi
diarahkan secara internal karena identifikasi terhadap objek yang hilang. Menurut
Melanie Klein, siklus manik depresif merupakan pencerminan kegagalan pada masa
kanak-kanak untuk mendapat introjeksi mencintai. Pasien depresi menderita karena
mereka memiliki objek cinta yang dihancurkan oleh mereka sendiri. Klein
memandang mania sebagai tindakan defensif yang disusun untuk mengidealisasi
orang lain, menyangkal adanya agresi atau destruktivitas terhadap orang lain dan
mengembalikan objek cinta yang hilang. 2
E Bibring memandang depresi sebagai suatu afek yang berasal dari ketegangan
dalam ego antara aspirasi seseorang dengan kenyataan yang ada. Pasien yang
terdepresi menyadari bahwa mereka tidak hidup dengan ideal sehingga mereka
merasa putus asa dan tidak berdaya. Menurut Heinz Kohut, orang yang terdepresi
merasakan suatu ketidaklengkapan dan putus asa kerena tidak menerima respon
yang diinginkan.2
Menurut teori kognitif, interpretasi yang keliru dalam menilai pengalaman hidup,
penilaian diri yang negatif, pesimis dan keputusasaan yang terus-menerus
berhubungan dengan depresi. Pandangan negatif yang terus dipelajari selanjutnya
akan menimbulkan perasaan depresi.2
A person may be having an episode of bipolar disorder if he or she has a number
of manic or depressive symptoms for most of the day, nearly every day, for at least
one or two weeks. Sometimes symptoms are so severe that the person cannot
function normally at work, school, or home.
http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/nimh-bipolar-adults.pdf
Pathogenesis bipolar :
Virus yg bisa menyerang otak saat janin, dan pasca
kelahiran
Bermanifestasi 15thn kemudian : aktivitas kelenjar
thymus dan pineal akan berkurang ketika dewasa
Kelainan otak cek dgn MRI
Ekspresi oligodendrosit dan myelin yg berkurang
Faktor2 :
Factor biologis : berhubungan dgn neurotransmitter,
serotonin turun(berfungsi memacu kelenjar pineal
untuk produksi melatonin, berhubungan dgn
pengaturan tidur dan siklus bangun), dopamine turun.
Aksis adrenal ?
Aksis thyroid ?
Aktivasi reseptor neurotransmitter alfa2 adrenergic
Factor genetic keturunannya 7x lipat dpt mengalami
gangguan suasana perasaan, (kromosom 11)
Factor psikososial : berhubungan dgn stressor entah
depresi atau maniak
EPISODE DEPRESIF
Afek depresif
Gejala lainnya :
Tidur terganggu
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung
cepat.
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat
(F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode
depresif berikutnya harus diklasifikasikan
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
Karakter kelima:
F32.1
Karakter kelima:
F32.2
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan
banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan.
Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
F32.3
Episode Depresi Berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas.
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging
membusuk.
Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood congruent).
F32.8
F32.9
F33
Episode
masing-masing
rata-rata lamanya
sekitar
6 bulan,
akan
tetapi
Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas
yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).
Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari
peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania
(F30.0) segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya
dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi).
F33.0
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0); dan
Karakter kelima:
F33.1
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.1); dan
Karakter kelima:
F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala Psikotik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
psikotik (F32.2); dan
F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Dengan Gejala Psikotik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan
gejala psikotik (F32.3); dan
F34.0 Siklotimia
Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk mana
pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).
F34.1 Distimia
Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1).
Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurangkurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.
Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan
suatu episode depresif tersendiri (F32) dan berhubungan dengan masa
berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau tidak
berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (F34.0) atau distimia
(F34.1), namun secara klinis bermakna.
F38.00
F38.10
Episode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan selama
satu tahun yang lampau.
Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu (yang
khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna) tetapi memenuhi kriteria
simtomatik untuk episode depresif ringan, sedang atau berat (F32.0, F32.1,
F32.2).
F38.8 Gangguan Afektif Lainnya YTT
Merupakan kategori sisa untuk gangguan afektif yang tidak memenuhi kriteria
untuk kategori mana pun dari F30-F38.1 tersebut diatas.
Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir jika tak ada istilah lain yang dapat
digunakan.
DD
Definisi
Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan
mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang.
Definisi lain mengatakan bahwa depresi merupakan suatu gangguan suasana perasaan
(mood) yang menahun mencakup terdapatnya gangguan alam perasaan yang depressif
(tertekan), hilangnya minat atau rasa senang dalam semua segi kegiatan kehidupan,
termasuk lenyapnya semangat melakukan semua aktifitas yang disenangi dalam waktu
senggangnya. Kondisi gangguan ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai
beberapa minggu.
KAPLAN
Klasifikasi
Manifestasi klinik
(i). Perubahan pada Kondisi Emosional:
Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan untuk memulai agi hari atau
bahkan sulit bangun dari tempat tidur.
Perubahan dalam kebiasaan tidur ( tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,
bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk kembali tidur di
pagi buta ).
Perubahan dalam selera makan ( makan terlalu banyak atau terlalu sedikit).
Gejala utama:
Afek depresif
Berkurangnya energy yang menuju menjngkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.
Gejala lainnya:
Tidur terganggu
Diagnosis
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang biasa dilakukannya.
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok
,maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya
secara rinci.
Dalam hal demikian ,penilaina secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
Episode depresif berat yang memenuhi criteria menurut F32.2 tersebut diatas
Pasien kemungkinan menderita depresi sesuai dengan gejala dari depresi yaitu
F32.Episode Depresi
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :
afek depresif
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala Lainnya :
Tidur terganggu
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya
dua minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika
gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Penatalaksanaan
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan
rencana terapi tidak hanya menghilangkan gejala, juga memperhatikan aspek pemulihan kedepan
Perawatan di rumah sakit : indikasi rawat adalah untuk penegakkan diagnosis, menghindarkan resiko
bunuh diri atau bunuh orang dan untuk mengatasi perawatan diri yang terabaikan
Terapi psikososial:
Terapi kognitif
Terapi interpersonal
PsikoTerapi
Terapi keluarga
Terapi obat:
Lithium carbonate
ECT:
Alasan:
Terapi depresi terdiri dari 2 cara yaitu terapi konseling dan psikoterapi. Terkadang para
penderita depresi memerlukan rawat inap di rumah sakit. Rawat inap dilakukan pada pasien
yang kurang mendapat dukungan dari lingkungan, sekalipun depresi yang dialaminya tergolong
ringan. Salah satu contoh dari terapi yaitu Terapi Kejang Listrik. Terapi ini diindikasikan
pada depresi berat yang tidak berespons dengan obat antidepresan. Mereka yang beresiko
tinggi bunuh diri, atau mereka dengan retardasi psikomotor yang menimbulkan masalah serius
dalam hal pemberian makan dan lain-lain. Terapi kejang listrik agaknya dirasa lebih efektif
daripada obat-obatan. Angka rekurensi setelah terapi kejang listrik hampir mencapai 50 %
dalam 6 bulan. Efek-efek yang tidak diinginkan dari terapi kejang listrik antara lain amnesia
sementara dan perasaan kacau, dan kemungkinan perubahan kognitif jangka panjang.
Obat-obatan antidepresan
Antidepresan Pilihan
Nama Obat
Dosis
Harian
Potensi
Antikolinergik
Imipramin
100-200
Rendah
Sedang
Desipramin
100-200
Rendah
Rendah
Amitriptilin
75-200
Tinggi
Tinggi
Doksepin
75-150
Tinggi
Sedang
Karbamazepin.
Ada yang menyebutkan sulosi bagi penderita depresi selain dengan obat-obatan antidepresan
ataupun terapi, yaitu dengan :
Olahraga.
Kathryn Lance, penulis buku Running for Health and Beauty mengemukakan bahwa senam merupakan
upaya yang efektif untuk mengatasi depresi. Pendapat ini didukung sepenuhnya oleh para peneliti
karena dengan olahraga dapat memperlancar sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh, misalnya : lari,
bersepeda, jalan cepat, dan berenang.
Kegiatan.
Penderita depresi dianjurkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengalihkan fokus
perhatian mereka dari masalah. Seperti contoh kegiatan yang menghasilkan karya seni, misalnya :
melukis, mengambil foto, menggambar, membatik, membuat patung, membuat barang-barang dari
keramik.
Pertanyaan.
Andrew Matthews dalam bukunya Being Happy memberikan ilustrasi yang menarik tentang
pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa depresi.
Orang Lain.
Dengan berbagi perasaan, beban yang kita pikul akan terasa lebih ringan. Namun, tidak selamanya hal
ini bisa kita lakukan.
Makanan.
Catherine Houck dalam artikelnya, How to Beat A Bad Mood, menganjurkan penderita depresi untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, karena karbohidrat dipercaya dapat
menstimulasi otak untuk memproduksi serotonin yang dapat membuat kita lebih tenang dan relaks.
Warna.
Patricia Szczerba menyarankan untuk memilih warna yang tepat untuk mengendalikan perasaan kita.
Musik.
Carol Merle-Fishman mengemukakan bahwa jika kita sedang marah dianjurkan mendengarkan musik
dengan ritme tinggi, dan jika sedang sedih mendengarkan musik melankolis.
10.
Mengapa sekitar 3 bln yg lalu keadaannya sgt
berbeda dgn sekarang (sgt senang, selalu semangat,
tdk merasa lelah, dan suka belanja) ?
Termasuk dalam sindroma maniak
Dr factor biologis : peningkatan neurotransmitter
(peningkatan serotonin dan dopamine)
Didahului dr depresi dulu.
11.
Apa saja macam2 gangguan dr keadaan afektif
dan emosional ?
F30 F34
Dijabarkan !!
12.
Gejala dan tanda dr gangguan maniak ?
13.
14.
Pembeda
Mood
2.
Manifestasi
terkait
psikologis
Sindroma Depresif
Depresi, iritabel, atau
cemas(tapi
pasien
mungkin
tersenyum
atau
menolak
perubahan
mood
subjektif
dan
sebaliknya
mengeluhkan
nyeri
atau keluhan somatic
lain)
Jeritan tangis (tapi
pasien dapat mengeluh
tak mampu menangis
atau mengalami emosi)
Tak punya keyakinan
diri,harga diri rendah,
sesal diri,
Konsentrasi buruk ,
bimbang
Reduksi gratifikasi ,tdk
ada
minat
dalam
aktivitas
lazimnya,lepas
kemelekatan,
nyepi
dari pergaulan
Sindroma Manik
Elasi, iritabel, atau hostil
Menangis
sejenak
(sebagai bagian keadaan
campuran)
Harga
diri
berlebihan,membual,grand
iositas
Pikiran
brpacu,asosiasi
clang(
pikiran
baru
dicetuskan oleh bunyi
ucapan
bukan
artinya),mudah
beralih
perhatian
Minat meninggi dalam
aktivitas teman, dan hal
3.
Manifestasi Somatik
4.
Gejala psikotik
Pengharapan negate,
putus
asa,
tak
berdaya,naiknya
ketergantungan
Rekurensi pikiran akan
mati dan bunuh diri
Retardasi psikomotor,
fatig,agitasi
Anoreksia,
dan
penurunan BB, atau
penambahan BB
Insomnia,
atau
hipersomnia
Ketidakteraturan
haid,amenore
Anhedonia, hilangnya
kehendak seks
dan berdosa
Delusi rujukan dan
persekusi
Delusi
diri
sakit
(nihilistic,somatic,atau
hipokondriak)
Delusi kemiskinan
Halusinasi
depresif
dibidang
auditorik,visual,
dan
(sangat
jarang)
olfaktorius
Sumber: Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I Kaplan & Benajmin J Sadock.
15.
PENATALAKSANAAN
ANTI MANIA
Haloperidol
Carbamazepine
Valproic acid
MANIA AKUT
PROFILAKSIS MANIA
Litium carbonat
Litium carbonat
Generic
N.dagang
Dosis
lazim
dewasa
(mg/hr)
preparat
Litium carbonate
Kapsul (150,300,600
mg)
Tablet (300mg)
Tablet lepas lambat
(300,450 mg)
Sirup (8 mEq/5ml)
Carbamazepine
Tegretol,
Bamgotil
400
Tablet 200 mg
Sirup 100 mg/5ml
Valproic acid
Depakene
Kapsul 250 mg
Sirup 250mg/5ml
Tablet lepas lambat
125,250,500 mg
Penatalaksanaan
Tabel 2. Panduan Obat-Obatan Bipolar Berdasarkan British Association of Psychopharmacology (Sumber:
Journal of Psychopharmacology 2003)
Obat
Dosis
Lithium
Dosis tunggal 800 mg, malam hari.
diatas
65
tahun
dan
yang
Valproate
(divalproate
semisodium)
Monitoring
Kadar
lithium
dalam
Efek samping
Tremor, poliuria, polidipsi,
peningkatan berat badan,
serum
harus
dipantau
setiap
3-6
bulan,
gangguan
fungsi
sedangkan
tes
kognitif,
rambut
setiap 12 bulan.
edema
Nyeri pada saluran cerna,
bulan pertama.
rontok,
Lamotrigine
maintenance
200-1600
mg/hari.
Dosis inisial 25 mg/hari pada 2
minggu pertama, lalu 50 mg pada
Lelah,
hati
pandangan
dilakukan
bulan pertama.
pada
mual,
diplopia,
kabur,
ataxia
Rash
hipersensitifitas,
dan
kulit,
sindrom
Steven
Johnson,
toksik
epidermal nekrolisis
Cara mengatasinya :
Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat
protein binding forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena renal
excretion of free drug rendah )
Klasifikasi
Menurut American Psychiatric Association, bipolar dibagi menjadi 4 katagori:
bipolar I : ditandai dengan terjadinya satu atau lebih episode manik atau episode
campuran, dan biasanya diikuti dengan episode depresi mayor umumnya cukup
masih ringan tapi mungkin bisa berkembang menjadi bipolar I atau II pada 15-50%
pasien
Bipolar non-spesifik : ditandai dengan tanda-tanda bipolar tapi tidak memenuhi
kriteria gangguan bipolar spesifik
Diet
Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada
diet khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan
garam, karena peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun
dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat
meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.
antidepressants for treating bipolar disorder also usually require the person to take a
mood-stabilizing medication at the same time.
Recently, a large-scale, NIMH-funded study showed that for many people, adding an
antidepressant to a mood stabilizer is no more effective in treating the depression
than using only a mood stabilizer.30
16.
Px lab
Episode Manik:
Deskriksi Umum: Pasien manik adalah tereksitasi, banyak bicara, kadang
kadang mengelikan dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka jelas psikotik
dan terdisorganisasi, memerlukan pengikatan fisik dan penyuntikan intra
muskular obat sedatif.
Mood, afek dan perasaan: Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah.
Mereka memiliki toleransi frustasi yang rendah, yang dapat menyebabkan
perasaan kemarahan dan permusuhan. Secara emosional adalah labil, beralih
dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi dalam beberapa menit atau
jam.
Bicara: Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering kali
rewel dan penganggu bagi orang orang disekitarnya. Saat keadaan
teraktifitas meningkat pembicaraan penuh gurauan, kelucuan, sajak,
permainan kata kata dan hal hal yang tidak relefan. Saat tingkat aktifitas
meningkat lagi, asosiasi menjadi longgar, kemampuan konsentrasi
menghilang, menyebabkan gagasan yang meloncat loncat (flight of idea),
gado gado kata dan neologisme. Pada kegembiraan manik akut
pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat membedakan
dari pembicaraan skizofrenik.
Gangguan Persepsi: Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien manik.
Waham sesuai mood seringkali melibatkan kesehatan, kemampuan atau
kekuatan yang luar biasa. Dapat juga ditemukan waham dalam halusinasi
aneh yang tidak sesuai mood.
Pikiran: Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering
kali perhatiannya mudah dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran
gagasan yang tidak terkendali cepat.
Sensorium dan Kognisi: Secara kasar orientasi dan daya ingat adalah intak
walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat euforik sehingga mereka
menjawab secara tidak tepat. Gejala tersebut disebut mania delirium
(delirious mania) oleh Emil Kraepelin.
Pengendalian Impuls: Kira kira 75% pasien manik adalah senang menyerang
atau mengancam.
Perimbangan dan Tilikan: Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari
pasien manik. Mereka mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit,
aktifitas seksual dari finansial, kadang melibatkan keluarganya dalam
kejatuhan finasial.
Reliabilitas: Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya.
http.//www.geocities.com.fkupn
Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas kedokteran nuklir, yang
untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada
sekitar tahun 1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital, Boston
pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM Dirac pada
akhir tahun 1920-an. PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar
positron. Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh.
Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan
konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode
pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh yang lain seperti foto rontgen,
computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI) dan single photon emission computerized
tomography (SPECT).
A. Prinsip Kerja PET-Scan.
Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu
karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini
adalah langkah-langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan
medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif)
tertentu disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat
aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh.
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosa-based) dari jarum
suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma yang
terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas
kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang hadir.
Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif bertabrakan
dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang foton sinar gamma yang
berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar
pasien.
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung photomultiplier
(PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam
cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.
Sinyal dari setiap output PMT dikonversi menjadi tegangan dan amplitudo oleh low noise amplitudo
(LNA). Sinyal yang dihasilkan oleh PMT berupa sinyal pulsa yang lambat. Kekuatan sinyal dari setiap PMT
ditentukan dengan mengintegrasikan sinyalnya menjadi pulsa. Setelah LNA, sistem ini menggunakan variabelgain amplifier (VGA) untuk mengkompensasi variabilitas sensitivitas dari PMTS.
Output dari VGA dilewatkan melalui lowpass filter, offset kompensasi, dan kemudian dikonversi
menjadi sinyal digital dengan bit 10 sampai 12-bit analog-ke-digital (converter ADC sampling) dengan
50Msps untuk menilai 100Msps.
Sinyal-sinyal dari beberapa PMTS harus dijumlahkan, oleh karena itu gabungan sinyal masukan
berupa ultra-high-speed. Sebuah DAC menghasilkan tegangan referensi komparator untuk mengkompensasi
offset DC. Akurasi yang sangat tinggi diperlukan untuk menghasilkan sinyal output komparator dengan waktu
yang berkecepatan tinggi. Sinyal output dari DAC kemudian masuk ke bagian processing unit untuk dikirim ke
image processing.
Dari hasil pendeteksian, dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan gambaran sebaran
glukosa di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan program untuk keperluan ini,
sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan mudah.
Kamera PET
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang secara
umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence
detection.
Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan
terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar 511
V dengan arah berlawanan (180o). Adanya dua buah proton yang dilepaskan secara bersamaan ini
memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap
oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang
ditangkap, maka sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh karenanya, hampir seluruh sinyal pengotor
dapat dieliminasi dengan cara ini.
Physical Examination
No physical findings are specific to major depressive disorder; instead, the diagnosis
is based on the history and the mental status examination. Nevertheless, a complete
mental health evaluation should always include a medical evaluation to rule out
organic conditions that might imitate a depressive disorder. Most of these fall into the
following major general categories:
Infection
Medication
Endocrine disorder
Tumor
Neurologic disorder
Neuroimaging
Neuroimaging can help clarify the nature of the neurologic illness that may produce
psychiatric symptoms, but these studies are costly and may be of questionable value in
patients without discrete neurologic deficits. Computed tomography (CT) scanning or
magnetic resonance imaging (MRI) of the brain should be considered if organic brain
syndrome or hypopituitarism is included in the differential diagnosis.
Positron emission tomography (PET) imaging provides the means for the study of receptor
binding of certain ligands and the effect a compound may have on receptors. However, PET
scanning is problematic for use with children and adolescents because it requires complex
equipment and uses radiation.
Using single-photon emission computed tomography (SPECT) scanning, Tutus et al reported
significant differences between the perfusion index values of untreated adolescents with
depression and those of control patients. The researchers found that adolescents with major
depressive disorder may have regional blood flow deficits in the left anterofrontal and left
temporal cortical regions, with greater right-left perfusion asymmetry than healthy control
patients.
Fase Tidur
Terdapat dua fase utama tidur, yaitu Non-Rapid Eye Moevement (NREM) dan Rapid Eye
Movement (REM). Keterangan serta tahapan-tahapan yang terjadi di dalamnya adalah
sebagai berikut.
Fase Tidur: Non-REM (NREM)
Non-rapid eye movement terbagi menjadi 4 tahap: N1 N4, yang masing-masingnya lebih
dalam dari yang lainnya.
N1 dimulai saat kita mulai tertidur dan berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat, sekitar 5 menit. Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktifitas
otot menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun. Banyak orang yang
merasakan sensasi seperti terjatuh pada tahap ini, yang menyebabkan kontraksi
otot secara tiba-tiba (disebut hypnic myoclonia).
N2 tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar-benar tidur, dan
berlangsung antara 10-30 menit. Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat rileks,
aktifitas otak lebih lambat, gerakan mata berhenti, detak jantung melambat dan
temperatur tubuh menurun. Seseorang agak susah terbangun di tahap ini.
N3 & N4 kedua tahap ini merupakan tahap paling dalam dari tidur NREM. Sangat
sulit untuk terbangun pada tahap ini, dan jika terbangun kita akan mengalami
disorientasi serta membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit. Pada bagian
terdalam dari tahap ini, aktifitas otak sangat lambat, dan aliran darah lebih banyak
diarahkan ke otot, mengisi energi fisik tubuh.
Selama tahap tidur lelap (deep sleep) pada fase NREM, tubuh akan meregenerasi dan
memperbaiki sel-sel tubuh, serta memperkuat sistem imun tubuh.
Fase Tidur: REM
Fase REM biasanya terjadi 70 90 menit setelah kita tertidur. Fase tidur ini lebih dalam dari
NREM. Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak-gerak/berkedut (itulah mengapa fase
ini disebut rapid eye movement) dan napas menjadi lebih tidak teratur, aktifitas otak dan
ritme detak jantung juga meningkat.
Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM. Namun otak melumpuhkan otot-otot tubuh,
khususnya tangan dan kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.
Siklus NREM dan REM dalam Tidur
polysomnography
17.
Gangguan bipolar ? (definisi, penyebab, mcm2,
manifestasi, terapi), criteria diagnostic dan
perbedaannya, buat dlm table !
Factor biologis
STEP 4
Factor
genetik
stressor
Factor psikososial
depresif
maniak
bipolar