Professional Documents
Culture Documents
Kerugiannya :
Pada tanah miring akan memperbesar erosi.
Dalam waktu yang lama akan terjadi cekungan tanah disekitar tanaman sehingga
terjadi genangan air pada musim hujan.
Jika kurang hati hati akan merusak tanaman.
2) Kesrik pendem
Yaitu menyiang dengan cara mencangkul gulma sehingga perakaran gulma yang
dangkal ikut terpotong ( tercabut ), kemudian seresah gulma tersebut dibenam
diujung daerah feeder root sehingga menjadi humus yang dapat memperbaiki struktur
tanah.
3) Jombret ( slashing )
Yaitu penyiangan tanpa mengganggu akar gulma dengan tujuan membuang bagian
vegetatif dan generatif gulma yang berada diatas tanah.
Keuntungannya :
Menghasilkan bahan mulsa untuk tanaman pokok.
Tidak menambah erosi.
Mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan keahlian yang tinggi.
Pada keadaan tertentu biaya lebih murah.
Kerugiannya :
Harus dilakukan berulang ulang jika pertumbuhan gulma cepat.
Merangsang akar untuk menyerap unsure hara dari tanah menjadi lebih banyak.
2. Kultur Teknis
Metode yang dapat menekan pertumbuhan gulma adalah :
Mengatur jarak tanam tanaman pokok.
Menutup permukaan tanah sekitar tanaman pokok dengan seresah atau mulsa.
Menanam tanaman penaung.
3. Biologis
Dengan menggunakan musuh alami tertentu ( berupa serangga atau jamur ) yang
menyerang gulma tertentu. Sampai dengan saat ini belum diterapkan di Indonesia.
4. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan bahan bahan kimiawi yang
disebut herbisida.
Keuntungan :
Tidak memerlukan banyak tenaga manusia.
Kerusakan pada tanaman pokok dapat dihindari.
Erosi tanah dapat diminimalisir.
Waktu yang diperlukan lebih singkat.
Cekungan cekungan tanah disekitar tanaman dapat dihindari.
Kerugian :
Biaya pengendalian tergantung dari harga herbisida ( relative lebih mahal ).
Diperlukan tenaga skill.
Menggunakan alat alat khusus yang relative lebih mahal.
Jika tidak hati hati dapat merusak tanaman pokok dan meracuni manusia, binatang
ternak serta lingkungan.
Pemakaian terus menerus dalam jangka panjang dapat mengeraskan tanah.
Sumber : Bastari,D Husni. 1997. Pedoman Pengelolaan Budidaya Kopi Arabika.
Surabaya : PTPN XII ( Persero )
Pengelolaan gulma (weed management) merupakan tindakan yang bertujuan
untuk membatasi atau mengurangi pertumbuhan dan penyebaran gulma.
Pengelolaan gulma meliputi tindakan pencegahan (prevention), pengendalian
(control) dan pemanfaatan gulma.
A. Tindakan Pencegahan Gulma
Tindakan pencegahan (prevention) adalah tindakan yang bertujuan untuk
Pengendalian Gulma 57
sehingga tidak memberi kesempatan gulma untuk berkembangbiak. Dengan
tindakan pengolahan tanah yang berulang, semakin lama simpanan biji-biji gulma
di dalam tanah semakin berkurang dan pada akhirnya gulma tersebut berada di
bawah batas ekonomi pengendalian.
Pengolahan tanah menyebabkan gulma-gulma yang hidup lebih dari satu
tahun atau dua tahun terpotong-potong dan terbenam di dalam tanah. Ukuran
propagul menjadi kecil-kecil dan tidak cukup untuk perkembangbiakan akibat
cadangan karbohidrat gulma semakin menipis bahkan habis akibat terpotongpotong
oleh aktivitas pengolahan tanah. Tunas-tunas baru yang muncul dari
sistem perakaran atau rhizoma gulma juga terkendalikan dengan pengolahan tanah.
Metode pengolahan tanah dapat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan gulma pada suatu pertanaman. Hasil penelitian Pramuhadi (2005)
menunjukkan bahwa penutupan gulma dan bobot kering gulma pada pertanaman
tebu cenderung meningkat dengan bertambahnya intensitas penggaruan tanah,
tetapi cenderung menurun dengan bertambahnya intensitas pembajakan tanah,
terutama pembajakan dengan bajak singkal. Gulma kalah bersaing dengan tebu
pada kondisi densitas dan tahanan penetrasi tanah yang rendah. Metode
pengolahan tanah dengan intensitas pengolahan tanah minimum yang
menghasilkan densitas dan tahanan penetrasi sebesar 1.2 - 1.3 g/cc dan 6.0 - 14.0
kgf/cm2 menyebabkan pertumbuhan gulma menjadi tertekan.
Pergiliran tanaman
Gulma spesies tertentu secara ekologis dapat tumbuh dengan baik pada
daerah budidaya dengan jenis tanaman tertentu dan mendominasi daerah
pertanaman budidaya. Pergiliran tanaman secara ekologis dapat mencegah
adanya dominasi spesies gulma atau kelompok gulma tertentu pada daerah
pertanaman budidaya.
Pergiliran tanaman berpengaruh terhadap komposisi gulma. Komposisi
gulma pada pertanaman monokultur dalam waktu yang lama menunjukkan
komposisi yang lebih rendah dibandingkan dengan pola tanam rotasi. Mahfudz
(2005) melaporkan perubahan pola tanam dari monokultur jagung, tumpangsari
jagung-kakao hingga menjadi monokultur kakao menyebabkan jumlah jenis
gulma berkurang dan komunitas gulma cenderung didominasi oleh Paspalum
conjugatum. Perubahan pola tanam juga mengubah komposisi jenis gulma
dominan, dari jenis gulma berdaun lebar digantikan oleh gulma golongan rumput.
Ball dan Miller (1993) menemukan 190 jenis gulma pada pola monokultur jagung
selama 5 tahun, 245 jenis gulma pada pola rotasi Phaseolus vulgaris (2 tahun)jagung (3 tahun). Selain perubahan komposisi tersebut, pola tanam juga
menyebabkan perbedaan jenis gulma dominan. Gulma Setaria viridis merupakan
gulma dominan pada pertanaman jagung terus menerus, sedangkan gulma
Amaranthus retroflexus merupakan gulma dominan pada rotasi P.vulgaris-jagung.
Pengendalian Gulma 58
Pengunaan benih bersertifikat
Untuk mencegah penyebaran biji gulma melalui benih, di berbagai negara
dibuat suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur mutu benih yang
dapat diperdagangkan yaitu peraturan sertifikasi benih. Sebagai contoh di
Amerika Serikat, benih berukuran kecil seperti alfafa, sweet clover, millet,
dilarang diperdagangkan bila dalam 10 g contoh terdapat lebih dari 1 biji gulma
yang berbahaya, sedangkan pada benih (biji) berukuran besar seperti jagung,
wheat, barley, dilarang diperdagangkan bila dalam 100 g contoh terdapat 1 biji
gulma berbahaya.
Penggenangan
Tindakan penggenangan biasa dilakukan pada budidaya padi sawah.
Kondisi anaerob akibat penggenangan dapat membatasi perkecambahan dan
pertumbuhan gulma-gulma. Penggenangan menyebabkan kerusakan gulma
melalui hambatan proses respirasi di daerah perakaran akibat berkurangnya
oksigen di daerah perakaran. Hasil penelitian Soerjani, et. al. (1977) menunjukkan
bahwa penggenangan 515 cm dapat menekan perkecambahan biji-biji gulma
teki dan rumput, sementara gulma golongan berdaun lebar tidak tertekan.
Bangun (1981) melaporkan bahwa populasi gulma teki dapat ditekan dengan
penggenangan 510 cm, sedangkan golongan rumput dapat ditekan dengan
penggenangan 1015 cm, bahkan penggenangan 1015 cm dapat menekan
populasi teki 36 kali. Penelitian Rusyadi (1993) menunjukkan bahwa
penggenangan 2.5 cm dapat menekan bobot kering gulma total sebesar 76.0% dan
menurunkan persen penutupan gulma total sebesar 23.5% dibandingkan dengan
tanpa penggenangan. Bobot kering Monochoria vaginalis dapat ditekan dengan
penggenangan 2.5 cm. Hasil penelitian Pramudyani et al (2005) menunjukkan
bahwa penggenangan dapat menekan pertumbuhan gulma Frimbistylis miliacea
pada padi sawah. Semakin tinggi penggenangan, gulma F. miliacea semakin
tertekan yang ditunjukkan dengan jumlah anakan gulma F. miliacea yang semakin
rendah.
Pemrosesan pakan ternak
Pakan ternak yang berasal dari hasil tanaman sering tercampur dengan biji
atau propagul gulma. Biji atau propagul gulma tersebut dapat tumbuh di lokasi
tempat ternak berada apabila pakan tersebut tidak diproses secara sempurna.
Sebagai contoh, jerami padi yang tanpa melalui proses digunakan sebagai pakan
ternak sapi. Jerami tersebut mungkin membawa biji-biji gulma dan biji gulma itu
akhirnya tumbuh di tempat peternakan berada.
Penggunaan pupuk kandang
Untuk mencegah penyebaran biji gulma pada lingkungan pertanian, harus
dicegah penggunaan pupuk kandang yang belum mengalami proses fermentasi
yang sempurna. Biji-biji gulma biasanya terbawa pada pakan ternak dan terbuang
bersama kotoran ternak. Apabila proses fermentasi dalam pembuatan pupuk
Pengendalian Gulma 59
kandang tersebut belum sempurna, maka biji-biji yang terbawa tersebut dapat
tumbuh menjadi gulma pada lahan pertanian yang menggunakan pupuk kandang
tersebut.
dilakukan.
Mencabut gulma
Tindakan mencabut gulma merupakan pengendalian gulma secara manual.
Pengendalian gulma dengan cara mencabut gulma lebih sesuai untuk gulma
setahun, tidak efektif dan sukar dilaksanakan terhadap gulma yang mempunyai
rhizoma, stolon atau umbi, karena bagian-bagian tersebut segera dapat tumbuh
kembali membentuk tumbuhan baru. Pengendalian gulma dengan cara mencabut
Pengendalian Gulma 60
gulma memerlukan tenaga menusia dan waktu yang banyak. Namun demikian,
tindakan mencabut gulma menimbulkan gangguan yang minim terhadap tanaman.
Pada percobaan-percobaan pengendalian gulma, tindakan mencabut gulma
biasanya digunakan sebagai perlakuan pembanding.
Membabat gulma / memangkas / mowing
Berdasarkan aspek konservasi tanah dan pencegahan erosi,
pembabatan/pemangkasan gulma merupakan cara yang lebih baik dibandingkan
dengan berbagai cara lainnya. Waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan sifat
gulma yang dihadapi, terutama dikaitkan dengan masa pembentukan biji gulma.
Pembabatan gulma banyak diterapkan pada perkebunan besar, perkebunan rakyat,
bidang hortikultura (kabun buah-buahan, tanaman pekarangan). Pengaruh gulma
yang telah dibabat masih terlihat pada tanaman yang memiliki perakaran dangkal
(nenas, pisang, kelapa).
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dapat dilihat sebagai tindakan pengendalian secara
mekanis. Pengolahan tanah sangat efektif untuk gulma setahun maupun gulma
tahunan, namun cara pelaksanaannya tidak sama. Untuk gulma setahun (semusim)
yang alat reproduksinya berupa biji, pengolahan tanah dilakukan secara dangkal
beberapa kali dengan interval yang cukup untuk menumbuhkan biji gulma ke
permukaan tanah. Untuk gulma tahunan yang reproduksinya selain dengan biji
tetapi dengan organ reproduksi vegetatif seperti rhizoma, stolon, umbi sangat
mungkin. Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara yang efektif dan
efisien di negara sedang berkembang yang belum menggunakan herbisida secara
meluas karena harga herbisida relatif mahal.
Beberapa tindakan dalam pengendalian gulma secara kultur teknis
dijelaskan sebagai berikut :
Pergiliran tanaman
Gulma spesies tertentu secara ekologis dapat tumbuh dengan baik pada
daerah budidaya dengan jenis tanaman tertentu dan mendominasi daerah
pertanaman budidaya. Pergiliran tanaman secara ekologis dapat mencegah adanya
dominasi spesies gulma atau kelompok gulma tertentu pada daerah pertanaman
budidaya.
Pola tanam berpengaruh terhadap komposisi gulma. Pada pola monokultur
dalam waktu yang lama menunjukkan komposisi gulma yang lebih rendah
dibandingkan dengan pola tanam rotasi. Mahfudz (2005) melaporkan perubahan
pola tanam dari monokultur jagung, tumpangsari jagung- kakao hingga menjadi
monokultur kakao menyebabkan jumlah jenis gulma berkurang dan komunitas
gulma cenderung didominasi oleh Paspalum conjugatum. Perubahan pola tanam
juga merubah komposisi jenis gulma dominan, dari jenis gulma berdaun lebar
digantikan oleh gulma golongan rumput. Ball dan Miller (1993) menemukan 190
jenis gulma pada pola monokultur jagung selama 5 tahun, 245 jenis gulma pada
pola rotasi Phaseolus vulgaris (2 tahun)-jagung (3 tahun). Selain perubahan
komposisi tersebut, pola tanam juga menyebabkan perbedaan jenis gulma
dominan. Gulma Setaria viridis merupakan gulma dominan pada pertanaman
jagung terus menerus, sedangkan gulma Amaranthus retroflexus merupakan
gulma dominan pada rotasi P.vulgaris - jagung.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dapat dilihat sebagai tindakan pengendalian gulma secara
kultur teknis. Pengolahan tanah akan menyediakan media tumbuh yang baik bagi
tanaman dan mematikan gulma yang sudah tumbuh serta menumbuhkan biji
Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses
produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena
mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena
batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman
berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma
dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela
pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem
tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa
jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.
Ilmu yang mempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya dikenal sebagai
ilmu gulma.
[sunting] Macam-macam gulma
Biasanya orang membedakan gulma ke dalam tiga kelompok:
teki-tekian
rumput-rumputan
gulma daun lebar.
Ketiga kelompok gulma memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi
khusus untuk mengendalikannya.
[sunting] Gulma teki-tekian
Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena
memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain
itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien
dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah penampang
lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang
berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik
tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku tekitekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan
(Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus.
Budidaya
Kopi