Professional Documents
Culture Documents
STEP 1
1. Ontologis
Objek yang akan ditelaah
2. Epistimologis
Cara menelaah obkjek
3. Axiologis
Untuk apa ilmu itu di gunakan
4. Berfikir Induktif
Penarikan kesimpulan dari khusus ke umum
5. Berfikir Deduktif
Inti masalah pada penelitian berada di awal (umum ke khusus)
6. Masalah
Kesenjangan antara kenyataan dan harapan
STEP 7
1. Apa isi dari BAB 1 pada KTI? Dan ada berapa banyak isi dari tiap- tiap BAB
pada KTI?
di jelaskan tiap2 subbab dari segi arti dan contohnya
Bab 1.
Pendahuluan
- Apa itu Latar belakang?
Inti dari semua penelitian, untuk mengetahui apa yang belum dan sudah
diketahui dan manfaat
- Apa itu Rumusan masalah?
Suatu pertanyaan yang berupa kalimat tanya
- Hipotesis?
Suatu jawaban sementara pada penelitian
- Tujuan penelitian?
- Manfaat penelitian?
BAB 2
Tinjauan pustaka
Yang di tulis di latar belakang perlu di kembangkan lagi di tinjauan pustaka
-
Kerangka konsep
Skema yang akan di teliti
BAB 3
Metodologi penelitian
BAB 4
Daftar pustaka
BAB 5
Lampiran: surat penelitian, table hasil penelitian
1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang
bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang
bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan
bagian mana yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan
memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang
digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis ilmiah
IV.
Metodologi
Desain
Tempat dan waktu
Populasi dan sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi
besar sample
Cara kerja
Identifikasi variabel
Manajemen dan analisis data
Defini operasional
Masalah etik
V.
Daftar pustaka
VI. Lampiran
Sumber: Sudigdo Sastroasmoro Sofyan Ismael. 1995. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara
Tujuan
Antara tujuan umum ( dinyatakan dalam bentuk kategori pada tujuan
akhir penelitian tersebut mengacu pada aspek yang lebih luas atau tujuan
2.
Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau
peristiwa hukum.
b.
Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data.
c.
Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang
ada.
3.
Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :
a.
b.
c.
http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALAM_PEMB
UATAN_KARYA_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
5. Apa saja landasan ilmu penelitian?+ contoh
1. Ontologis
Objek yang akan di telaah
2. Epistimiologis
Cara untuk mengkaji, sehingga bisa mengolah ilmu tersebut
3. Axiologis
Manfaat untuk ilmu tersebut
6. Apa saja sikap- sikap yang harus dimiliki peneliti? Dan deskribsikan tiap tiap
sikap
Mampu bernalar
Originalitas: berfikir untuk mendapatkan ide
Memiliki daya ingat
Kewaspadaan
Akurat?: sumber yang di dapatkan terpercaya dan saat penelitian, hasil yang
di dapatkan sesuai dengan penelitian
Konsentrasi
Dapat bekerjasama
Kompeten
Faktual
Memiliki etika: sopan santun , norma hukum dan norma
Jujur dan terbuka
Objektif
Cara berfikir sceptic: menanyakan bukti setiap pertanyaan
Analitik: menimbang nimbang antara manfaat keburukan
Kritis: mengembangkan dari proses analitisnya
Berfikir dengan logis
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti.
Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki
sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat
Bertanggung Jawab
terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi yang harus
dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut selalu diembannya dengan baik
dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannya dalambentuk nyata
sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.
7) Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan tidak
individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa
bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8) Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta demi
kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studi
kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama, didapatkan
hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwaitulah yang
sebenarnya.
9) Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk menghasilkan sebuah
teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang
peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas,mudah
jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa. Dengan
demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)
Pendapat Para Ahli Tentang Sikap Ilmiah
A. Pengertian
Menurut Kobala & Crawley (Morrell dan Lederman: 76) bahwa students
attitudes toward science may have an effect on students motivation, interest, and
achievement in the sciences. Selanjutnya, Glick (Morrell dan Lederman: 76)
mengatakan students attitudes toward science appear to be shape by same factor:
teachers, learning environment, self-concept, peers, and parental influence. Dari
pandangan-pandangan di atas, maka sikap peserta didik terhadap sains dapat
berpengaruh pada motivasi, minat, dan keberhasilan peserta didik itu sendiri.
Sikap terhadap sains adalah kcenderungan pada rasa senang dan tidak senang
terhadap sains, misalnya menganggap sains sukar dipelajari, kurang menarik,
membosankan, dan sebagainya. Sikap peserta didik terhadap sains dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
a. Pendidik
b. lingkungan belajar
c. konsep diri
d. teman, dan
e. orang tua.
Menurut White (1998), wilayah sikap mencakup juga wilayah kognitif. Sikap
dapat membatasi atau mempermudah peserta didik untuk menerapkan
keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai. Peserta didik tidak akan
berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak memiliki kemauan untuk
itu. Karena itu, sikap seseorang terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada
keberhasilan kegiatan pembelajarannya.
1) sikap jujur
2) sikap ingin tahu
3) berpikir terbuka, dan
4) sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah
sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
1) sikap ingin tahu
2) sikap respek terhadap data/fakta
3) sikap berpikir kritis
4) sikap penemuan dan kreativitas
5) sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
6) sikap ketekunan, dan
7) sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
Sikap ingin tahu mendorong akan penemuan sesuatu yang baru yang dengan
berpikir kritis akan meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat.
Aspek-aspek sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains di
sekolah adalah:
a) Sikap ingin tahu
Aspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada objek
yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkah kegiatan.
b) Sikap respek terhadap data/fakta
Aspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak purbasangka,
mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
c) Sikap berpikir kritis
Aspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakan
setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak
mengabaikan data meskipun kecil.
d) Sikap penemuan dan kreativitas
Aspek sikap penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk
dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah
Metode induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode
induktif adalah generalisasi dan analogi.
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses
berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua
atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan
terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara
gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang
berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus
tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari
pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya
tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi
premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada
hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari
penalaran deduktif adalah penalaran induktif
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalaran-deduktif-daninduktif/
8. Apa yang di maksud dengan kronologis penelitian?
Mencari teoritis dan pemasalahan
Secara operasional untuk membuat variable penelitian
Menentukan model perencanaan penelitian( eksperiment atau non
eksperimen, dari sampel, intrumentasi)
Mengobservasi empiric penelitian
Mendapatkan data sesuai teori dan fakta yang ada di masyarakat
9. Apa Tujuan melakukan penelitian?
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktafakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta
sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu
melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang
muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan
secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
2. http://www.acehforum.or.id
12.Hubungan landasan ilmu dengan penelitian?
landasan ilmu akan menciptakan hipotesa dan penelitian adalah alat untuk
membuktikan hipotesa tersebut.