You are on page 1of 4

1.

Ambang Lebar
Untuk menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang lebar,
sedangkan aplikasinya dilapangan ambang lebar banyak digunakan pada
saluran irigasi yang fungsinya menentukan debit dari air yang mengalir pada
saluran tersebut.
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (over flow), untuk
ini tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas
alat ukur ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada
sekarang, maka bangunan ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda,
sementara debitnya tetap serupa.
Peluap disebut ambang lebar apabila B > 0.4 hu, dengan B adalah
lebar peluap, dan hu adalah tinggi peluap.
Alat ukur ambang lebar dan flum leher panjang adalah bangunanbangunan pengukur debit yang dipakai di saluran di mana kehilangan
tinggi energi merupakan hal pokok yang menjadi bahan pertimbangan.
Bangunan ini biasanya ditempatkan di awal saluran primer, pada
titik cabang saluran besar dan tepat di hilir pintu sorong pada titik masuk petak
tersier.
Dalam kondisi kenyataan di lapangan, ambang ini berguna untuk
meninggikan muka air di sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat
mengairi areal persawahan yang luas. Selain itu, ambang juga dapat digunakan
mengukur debit air yang mengalir pada saluran terbuka.
Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah
hulu ambang. Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila
dibandingkan dengan sebelum dipasang ambang.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai
aliran kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi
tertentu misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup
besar , setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai
aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka
akan sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus.
Strategi penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi
aliran, misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di
hilir ambang.

Kekurangan dan Kelebihan Ambang Lebar


Kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat ukur ambang lebar :
o Bentuk hidrolis luwes dan sederhana.
o Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal.
o Benda-benda hanyut bisa dilewatkan dengan mudah.

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki alat ukur ambang lebar adalah :


o Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja.
o Agar pengukuran teliti, aliran tidak boleh tenggelam.
Aliran dalam saluran terbuka sering ditemui dalam saluran terbuka
yang bersifat alam ini bukan saluran prismatik, artinya penampang melintangnya
berbeda-beda disetiap peninjauan, sehingga sulit untuk menganalisanya.
Karena hal itu, maka pada praktikum ini yang akan diamati adalah
aliran dalam saluran terbuka yang dianggap prismatik, agar dapat membantu di
dalam mengamati dan menganalisanya. Di dalam saluran tersebut diletakkan
suatu pelimpah sehingga akan merubah profil aliran seperti dibawah ini :

Y1

Y2

Dengan kemiringan yang sangat kecil O terjadi aliran melalui saluran, yang
kemudian bergerak menumbuk pelimpah (ambang), sehingga profil dari aliran tersebut
akan berubah sesuai dengan karakteristik dari aliran melaui pelimpah (ambang).
Kondisi profil pada aliran yang terjadi dibagi dalam tiga tingkatan yaitu : air
loncat, peralihan dan tenggelam. Pada percobaan ini akan diamati serta digambarkan
profil aliran pada ketiga kondisi di atas pada ujung saluran di tambahkan sekat. Untuk
fase air loncat akan terjadi apabila penambahan sekat pada ujung saluran tidak
mengakibatkan naiknya muka air di udik. Keadaan aliran yang terjadi adalah aliran yang
sempurna (tanpa perubahan muka air) sedangkan kondisi tenggelam diperoleh jika pada
penambahan sekat di ujung saluran mempengaruhi tinggi muka air di udik. Untuk
kondisi peralihan berada diantara kedua tingkatan diatas (hingga sedikit sekali
pengaruhnya terhadap muka air di udik).

Untuk menggambarkan suatu profil dari aliran yang terjadi diambil titik-titik
pada setiap keadaan tinggi aliran, yang mana titik-titik tersebut akan membentuk suatu
garis-garus yang menunjukan profil pada aliran tersebut. Selain itu akan di peroleh suatu
hubungan antara debit dengan tinggi muka air dari atas ambang, serta hubungan antara
debit dan ambang (He) dengan koefesien pengaliran (C), sehingga dapat di peroleh
gambaran karakteristik aliran yang dipengaruhi oleh ambang tersebut.

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah mempelajari karakteristerik suatu ambang
(pelimpah), meliputi antara lain :
2.2.1

Pengaruh muka air di hilir (He2) terhadap muika air di udik (He1)

2.2.2

Pengaruh tinggi muka air di atas pelimpah (He1) terhadap debit

2.2.3

Pengaruh tinggi muka air di atas pelimpah terhadap koefesien

pengaruh,

(Q)

kemudian di buat grafiknya untuk mengitung tinggi muka air

diatas pelimpah yang du ujunkan H (desain) = Hd.


2.2.4

Pengaruh koefesian pengaliran terhadap debit air yang lewat.

2.2.5

Hubungan antara C/Cd dengan He1/Hd.

2.2.6

Profil aliran.

PINTU SORONG DAN AIR LONCAT


Pada saluran terbuka, bila kedalaman aliran mengalami perubahan, maka
permukaan air pun turut mengalami perubahan. Perubahan yang cepat pada
kedalaman aliran dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang tinggi adalah
merupakan peristiwa dalam hidrolika.
Peristiwa seperti ini dalam hidrolika disebut air loncat atau Hydraulic Jamp,
dan alirannya dapat digolongkan dalam aliran berubah cepat ( Rapidly Varied Flow
). Hal ini akan terjadi jika pada aliran tersebut mengalami gangguan di dalam
pengalirannya.
Misalnya dengan adanya pemasangan pintu sorong ( penyekatan ). Dengan
adanya pintu sorong ini maka muka air di udik akan menjadi tinggi. Dalam hal ini
pintu sorong dapat diatur penggunaanya untuk mengatur debit sesuai yang kita
kehendaki.
Dalam percobaan ini kita akan mengamati panjang loncatan juga tinggi
loncatan yang diakibatkan oleh bukaan pintu sorong.

Pada percobaan ini ada beberapa rumus yang kita gunakan untuk menghitung gaya
gaya yang bekerja pada pintu sorong, dan koefisien koefisien lainnya antara
lain : Persamaan Kontinuitas, Hukum Bernoulli, Persamaan Momentum.

TUJUAN PRAKTIKUM
2.2.1.

Mempelajari karakteristik aliran yang melalui pintu sorong.

2.2.2.

Menghitung besarnya debit dengan alat ukur Venturimeter

2.2.3.

Menghitung koefisien reduksi akibat kontraksi ( Cc ) dan koefisien reduksi


akibat kekentalan ( Cv).

2.2.4.

Menghitung gaya gaya yang bekerja pada pintu sorong.

2.2.5.

Menghitung koefisien pengaliran debit ( Cd)

2.2.6.

Mengukur ketinggian / kedalaman air di dekat dinding sekat ( Yo )

2.2.7.

Mengukur tinggi bukaan sekat ( Yg ) dan kedalaman air di hilir ( Y1 )

Pintu Sorong
Pintu sorong adalah bangunan air yang sangat lazim digunakan. Pada
perhitungan debit yang melewati pintu sorong terdapat dua kondisi yang
harus dibedakan berdasarkan. Kondisi pertama adalah kondisidimana ujung
pintu tidak tenggelam. Dalam kondisi ini kecepatan aliran air yang melewati
pintu tidak dipengaruhi oleh tinggi permukaan air dihilir. kondisi kedua adalah
kondisi tenggelam dimana ujung pintu berada dibawah permukaan air dihilir
pintu sorong. Dalam kondisi ini kecepatan aliran dipintu dipengaruhi oleh
beda ketinggian permukaan dihulu dan hilir pintu sorong. Pada kenyataannya
ada faktor pengurang dari hasil perkalian penampang pintudengan kecepatan
aliran. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh bentuk pintu dan kekasaran
permukaansaluran.

Air Loncat
o Loncat air merupakan salah satu contoh aliran tidakseragam (tidak beraturan).
o Loncat air terjadi apabila suatu aliran superkritis berubah
menjadi aliran subkritis; dan pada perubahan itu terjadi
pembuangan energi
o Konsep hitungan loncat air sering dipakai pada hitungan bangunan peredam
energi di sebelah hilir bangunan pelimpah, pintu air, dll.

You might also like