Professional Documents
Culture Documents
ALAT UKUR
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mempelajari alat ukur massa (neraca) dan alat ukur panjang (jangka sorong,
micrometer sekrup, mistar) dengan ketelitian tinggi.
b. Mempelajari ketelitian massa (neraca) dan alat ukur panjang (jangka sorong,
micrometer sekrup, mistar) dengan ketelitian tinggi.
2. Waktu Praktikum
Sabtu, 23 Mei 2015
3. Tempat Praktikum
Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Neraca
b. Mikrometer sekrup
c. Jangka sorong
d. Mistar
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Kubus
b. Silinder
c. Plat Aluminium
d. Kawat
C. LANDASAN TEORI
Jangka sorong adalah alat ukur panjang, tebal, keadaan lubang dan diameter luar
maupun dalam, diameter suatu benda dengan batas ketelitian 0,05 mm, Jangka sorong
mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap
terdapat skala utama dan rahang sorong terdapat skala nnius atau skala vernier (Hidayat,
2004: 87).
Contoh-contoh alat ukur berbagai pengukuran yang berkaitan dengan panjang
benda diantaranya adalah jangka sorong dan micrometer sekrup. Jangka sorong dapat
digunakan untuk menentukan dimensi dalam, luar serta kedalaman dari skala vernier
1
20
micrometer, alat ukur dipasangkan pada benda uji dengan memutar sekrup. Bila sekrup
pemutar tidak dapat diputar lagi, maka nilai pengukuran atau hasil pengkuran dapat
dibaca. Pembacaan dapat penih dan setengah millimeter dapat dibaca pada skala vernier
2
5. Mengukur panjang, tebal dan tinggi plat aluminium dengan menggunakan jangka
sorong dan micrometer sekrip. Untuk mendapatkan hasil pegukuran yang akurat,
pengukuran dialkukan sebanyak 10 kali dengan menggunakan plat yang sama
kemudian data hasil pengukuran ditulis dalam data eksperimen.
6. Pada tahap akhir mengukur massa masing-masing bahan praktikum dengana
menggunakan neraca.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Kawat
Massa = 2 gram
No
Pi (mm)
di (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
1,44
1,44
1,44
1,44
1,44
1,43
1,43
1,42
1,44
1,43
2. Plat aluminium
Massa = 4,6 gram
No
Pi (mm)
li (mm)
Ti (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
81,2
81,2
81,2
81,2
81,2
81,2
81,2
81,2
81,2
81,2
15
14,9
15
15
15
15
14,9
15
15
15
1,43
1,43
1,425
1,43
1,44
1,425
1,43
1,43
1,425
1,43
3. Silinder
Massa = 23,3 gram
No
Ti (mm)
di (mm)
1
2
3
4
5
6
20,75
21,55
20,88
20,88
21,55
20,88
12,57
12,77
12,87
12,87
12,77
12,77
4
7
8
9
10
20,88
21,65
21,55
20,98
12,77
12,87
12,77
12,77
4. Kubus
Massa = 22 gram
No
Sisi (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20,08
21,015
20,08
20,08
21,04
20,01
20,08
21,01
21,015
21,02
F. ANALISIS DATA
1. Menentukan volume benda
a. Kawat
Tabel perhitungan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pi (mm)
132
132
132
132
132
132
132
132
132
di (mm)
1,44
1,44
1,44
1,44
1,44
1,43
1,43
1,42
1,44
( pi- p )2
0
0
0
0
0
0
0
0
( di- d )2
-5
2,5 10
-5
2,5 10
-5
2,5 10
-5
2,5 10
-5
2,5 10
-5
2,5 10
-5
2,5 10
-4
2,25 10
-5
2,5 10
2,5 10
-5
10
132
1,43
1320
14,35
-4
4,5 10
pi
p =
n
1320
= 10
= 132 mm
p =
( pi- p )2
n-1
02
9
= 0 mm
p
% eror = p
100 %
0
= 132
Pk
100 %
=0%
= ( p p ) mm
= ( 132 0 ) mm
di
d =
n
14,35
= 10
= 1,435 mm
d =
5 10-5
( di- d )
n-1
4,5 10-4
9
-3
= 7,07
d
% eror = d
10
100 %
7,07 10
= 1,435
dk
mm
-3
100 %
= 0,49 %
= ( d d ) mm
6
-3
= ( 1,435 7,07 10 )
mm
Volume kawat
1
V = 4
2
d
1
= 4
( 1,435 )2
3,14
132
3
= 213,38 mm
V =
=
2
V
V
d
+
p
p
d
(
(
1
d p d
2
) (
) (
+
1
d2 0
4
2
1
3,14 1,435 132 (7,07 10 -3 ) + ( 0 )2
2
( 2,1 )
4,42
+ ( 0)
3
= 2,1 mm
Vk = ( V V )
mm 3
= ( 213,38 2,1 )
mm 3
b. Plat aluminium
Tabel perhitungan
No
Pi (mm)
li (mm)
Ti (mm)
( pi- p )2
( li- l )2
( Ti- T )
1
2
81,2
81,2
15
14,9
1,43
1,43
0
0
0,0004
0,0064
0
0
25
3
4
81,2
81,2
81,2
15
15
15
1,425
1,43
1,44
0
0
0,0004
0,0004
0,0004
10
-6
0
1
10 -4
25
6
7
8
81,2
81,2
81,2
15
14,9
15
1,425
1,43
1,43
0
0
0
0,0004
0,0064
0,0046
10 -6
0
0
7
25
9
10
81,2
81,2
15
15
1,425
1,43
0
0
0,0004
0,0004
812
149,8
14,295
0,016
10
-6
0
0,000175
pi
= n
812
= 10
= 81,2 mm
p =
( pi- p )2
n-1
02
9
= 0 mm
p
% eror = p
100 %
0
= 81,2
PA
100 %
=0%
= ( p p ) mm
= ( 81,2 0 ) mm
li
= n
14 9,8
= 10
= 14,98 mm
l =
1,78 10-3
( l i- l )
n-1
0,016
9
= 0,04 mm
8
l
% eror = l
100 %
0,04
= 14,98
LA
100 %
= 0,27 %
= ( l l ) mm
= ( 14,98 0,04 ) mm
li
T =
n
14 ,295
= 10
= 1,43 mm
T =
( Ti-T )2
n-1
( 1,725 10-4 )
9
-3
= 4,83 10
% eror =
100 %
4,83 10
= 1,43
TA
mm
-3
100 %
= 0,31 %
= ( T T ) mm
-3
= ( 1,43 4,38 10 ) mm
V = p
V =
(l
( 0 ) + ( 21,53 ) + ( 28,30 )
2
V
V
p + L
p
l
) (
V
+ T
T
) (
2
2
2
T p ) + ( p T l ) + ( p l T )
49,83
3
= 7,06 mm
mm 3
VA = ( V V )
= ( 1739,42 7,06 )
mm 3
c. Silinder
Tabel perhitungan
( Ti- T )
( di- d )2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ti (mm)
20,75
21,55
20,88
20,88
21,55
20,88
20,88
21,65
21,55
20,98
di (mm)
12,57
12,77
12,87
12,87
12,77
12,77
12,77
12,87
12,77
12,77
0,164025
0,156025
0,075625
0,075625
0,156025
0,075625
0,075625
0,245025
0,156025
0,030625
0,0441
0,0004
0,0081
0,0004
0,0004
0,0004
0,0004
0,0081
0,0004
0,0004
211,55
127,8
1,2115
0,069
Ti
T =
n
211,35
= 10
= 21,155 mm
2
( Ti- T )
T =
n-1
1,2115
9
= 0,37 mm
T
100 %
% eror = T
0,37
= 21,155
TS
100 %
= 1,75 %
= ( T T ) mm
10
= ( 21,155 0,37 ) mm
d
di
= n
127,8
= 10
= 12,78 mm
d =
7,67 10-3
( di- d )
n-1
0,069
9
= 0,0876 mm
d
100 %
% eror = d
0,0876
= 12,78
dS
100 %
= 0,68 %
= ( d d ) mm
= ( 12,78 0,0876 ) mm
Volume kawat
1
V = 4
1
= 4
d 2
( 12,78 )2
3,14
= 2712,34 mm
21,155
V =
2
V
V
d + T
d
T
1
d T d
2
(1382,6 ) + ( 2250,4 )
3633
) (
) (
+
1
d 2 T
4
3
= 60,27 mm
11
VS = ( V V )
mm
= ( 2712,34 60,27 )
mm
d. Kubus
Tabel perhitungan
No
Si (mm)
( Ti- T )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20,08
21,015
20,08
20,08
21,04
20,01
20,08
21,01
21,015
21,02
0,21
0,22
0,21
0,21
0,25
0,28
0,21
0,21
0,22
0,23
205,43
2,25
Si
S =
n
205,43
= 10
= 20,54 mm
S =
( Si- S )
n-1
2,25
9
= 0,5 mm
S
100 %
% eror = S
0,5
= 20,54
Skb
100 %
= 2,43 %
= ( S S ) mm
= ( 20,54 0,5 ) mm
Volume kubus
3
V = S
12
= ( 20,543 )
3
= 8669,45 mm
V =
=
=
V
S
S
( 3S S )
(3 ( 20,54 ) 0,5 )
2
3
= 632,84 mm
Vkb = ( V V )
mm 3
= ( 8669,45 632,84 )
mm 3
Kawat
Diketahui
: Massa kawat
Vkawat
1
= 2
Ditanya
Jawab
= 2 gram
3
= ( 213,38 2,1 ) mm
kawat
kawat
(0,01) gram
= 0,005 gram
gr
= . mm 3 ?
m
= Vkawat
2 gram
= 213,38 mm3
kawat
(
(
gr
3
mm
10-3
= 9,37
m +
V
m
) (
) ((
m
+
Vk
0,005
213,38
) )
-m
V
2
( Vk )
) + ((
) )
-2
2,1
2
( 213,38 )
13
549009,22 10-5
gr
= 2,34 mm 3
kawat
gr
mm 3
= ( )
-3
= ( 9,37 10 2,34 )
b.
Plat Aluminium
Diketahui
: Massa plat
= 4,6 gram
3
= ( 1739,42 7,06 ) mm
Vplat
1
= 2
Ditanya
Jawab
gr
mm 3
plat
plat
(0,01) gram
= 0,005 gram
gr
= . mm 3 ?
m
= Vplat
4,6 gram
= 1739,42 mm3
plat
gr
= 0,0026 mm 3
=
(
(
2
V
V
m +
V
m
m 2
+
Vk
) (
) ((
= 7,84 10
) )
-m
V
2
( Vk )
) ((
0,005
+
1739,42
-12
) )
-4,6
7,06
2
( 1739,42 )
gr
mm 3
14
plat
gr
mm 3
= ( )
gr
mm 3
-12
= ( 0,0026 7,84 10 )
c.
Silinder
Diketahui
Ditanya
Jawab
silinder
silinder
= 0,005 gram
gr
= . mm 3 ?
m
= Vsilinder
23,3 gram
= 2712,34 mm3
silinder
(
(
2
V
V
m +
V
m
m 2
+
Vk
) (
) ((
0,005
2712,34
silinder
) )
-m
V
2
( Vk )
) + ((
-23,3
60,27
2
( 2712,34 )
33903,6410-8
= 184,1310
gr
mm 3
-3
= 8,59 10
= ( )
-4
gr
mm 3
gr
mm 3
15
gr
mm 3
-3
-4
= ( 8,59 10 184,1310 )
c.
Kubus
Diketahui
Massa kubus
Vplat
1
= 2
Ditanya
Jawab
= 22 gram
3
= ( 8669,45 632,84 ) mm
kubus
kubus
(0,01) gram
= 0,005 gram
gr
= . mm 3 ?
m
= Vkubus
22 gram
= 8669,45 mm3
kubus
gr
3
mm
-3
= 2,54 10
(
(
2
V
V
m +
V
m
m 2
+
Vk
) (
) ((
0,005
8669,45
silinder
) )
-m
V
2
( Vk )
) + ((
-22
632,8
2
( 8669,45 )
-4
= 57,65 10
= ( )
gr
3
mm
gr
3
mm
-3
-4
= ( 2,54 10 57,65 10 )
gr
3
mm
G. PEMBAHASAN
16
Pengukuran adakah suatu teknik untk mmengaitkan suatu bilangan pada suatu sifat
fisis dengan membandingkan dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebaga
suatu pengukuran.
Dalam percobaan ini menggunakan alat ukr massa (neraca) untu mengukur massa
benda dan alat ukur panjang berupa jangka sorong, micrometer sekrup dan mistar
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jangka sorong memiiki ketelitian 0,05 mm, mistar
memiliki ketelitian 0,1 mm dan micrometer sekrup dengan ketelitian 0,001 mm.
Pada percobaan yang telah dilakukan jangka sorong digunakan untuk mengukur
keteteblan sisi kubus, panjang dan lebar plat aluminium serta tinggi silinder dengan
pengukuran bahan masing-masing sebanyak 10 kali. Sesuai dengan analisis data hasil
dari percobaan didapatkan bahwa setiap pengukuran memiliki hasil dan nilai % eror
yang berbeda-beda. Untuk nilai persen eror sisi kubus diperoleh nilai sebesar 2,43 %,
panjang aluminium 0 % (hasil pengukuran sama), lebar plat aluminium 0,27 % dan
panjang silinder 1,75 %.
Pada percobaan ini micrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat,
tinggi plat aluminium dan diameter silinder. Masing-masing diperoleh hasil dengan nilai
% eror yang berbeda-beda pula dengan hasil pengukuran sebelumnya. Untuk diameter
kawat diperoleh nilai % eror sebesar 0,49 %, tinggi plat aluminiu 0,31 % serta dimater
silinder 0,68 %.
Adapun mistar digunakan untuk mengukur panjang kawat dan memiliki nilai %
eror 0 % (hasil pengukuran sama). Kemudian pengukuran yang terakhir adalah
menimbang massa dari masing-masing bahan dengan menggunakan neraca, hasil yang
diperoleh berbeda-beda untuk setiap bahan.
Berdasarkan nilai % eror bahan yang diukur dengan dengan berbagai jenis alat ukur
diatas, secara umum dapat dilihat bahwa presentase nilai atau % eror yang paling rendah
adalah bahan yang diukur dengan mistar, micrometer sekrup dan jangka sorong. Nilai %
eror dari bahan yang diukur menggunakan micrometer sekrup adalah yang terendah
karena micrometer sekrup memiliki skala ketelitian yang lebih tinggi dari jangka sorong
ataupun mistar. Namun, dalam pengukuran dengan alat ukur mistar diperoleh nilai %
eror yang paling rendah dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan
micrometer sekrup dan jangka sorong. Pada pengukuran terdapat nilai % eror lebih
besar dari 1 yakni pada pengukuran sisi kubus dan panjang silinder, sedangkan pada
pengukuran bahan yang lain diperoleh % kurang dari 1. Perbedaan yang didapatkan
pada praktikum dikarenakan pengukuran selalu disertai ketidakpastian dan ketidak
telitian praktikan ketika melakukan kalibrasi pada timbangan, kesalahan titik nol,
17
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Lilik. 2004. Kamus Fisika Bergambar. Bandung: Pakar Raya.
18
Hikam, Muhammad. 2005. Eksperimen Fisika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana.
Timuda, Gerald Ensang. 2008. Ensiklopedia Fisika: Besaran dan Satuan. Jakarta: Penerbit
Inter Plus.
Kadiawarman, dkk. 1993. Fisika Dasar I. Jakarta: Dekdikbud.
19