186 T heary, Culture ti Society

intellectuals to high culture in the context of either state or court patronage can be illustrated
through the whole field of cultural studies. Although there have been a number of important
contr'i- butions to the theoretical analysis of culture in Britain and North America - Robert
Wuthnows Meaning and Moral Order (1987), Patrick Brantlingers Crusoes Footprints
(1990). Margaret Archer's Culture and Agency (1988). Mike Featherstone's Consumer
Cuiture and Postmodernism (1991) and Jeff Alexander's Durkheimian Sociology: Cultural
Studies (1988) - the subject has yet to find an appropriate niche within the interdisciplinary
exchange between humanities and social sciences. The problem for sociology is that a
sociology of culture is not an adequate answer to the issue of cultural sociology.
lntellectuals in General
There are two interrelated aspects to my argument concerning intellectual communities. First,
fallowung Max Webers episte- mological views on the relationship between sosiology and
history. I start with a truism: there is a tension between the theoretical drive in sociology
towards very general concepte and, if possible, general explanations, and the fact that all
social phenomena are historically grounded, and thereby characterized by their own
specificity. We want to define 'intellectual' in a very general way to permit historical
comparisons which to turn would allow us to arrive at a theory' at the origins and social role
of the intelligentsia as a social group, but we are invariably confronted by particular histories
of particular intellectual strata operating under specific historical conjunctures. I take Russell
Jacoby's The Last Intellectual: (1987) to be a case in point. It is a superb account of the
erosion of the public intellectual as a consequence of the rise of the professional academic in
the context of university expansion. The book provokes numerous comparisons with similar
processes in Great Britain, Holland, Germany and Australia, but we should also be aware that
Jacobys study is profound, precisely because it is a detailed and specific study at the urban
transformation of the Village and the cultural accommodation of the New York Jewish
intelligentsia. The intellectual value of the study is, there- fore, exactly this specificity and not
its generality, However, it may be that no general conclusions about intellectual life as such
can be drawn fromJacoby account, because this concatenation of historical concreteness has
been produced nowhere else.

intelektual budaya tinggi dalam konteks baik negara atau patronase pengadilan dapat
digambarkan melalui seluruh bidang 'kajian budaya'. Meskipun telah ada sejumlah kontribusi
penting untuk analisis teoritis budaya di Inggris dan Amerika Utara - Robert Wuthnow Arti
dan Moral Order (1987), Footprints Patrick Brantlinger Crusoe (1990). Budaya Margaret
Archer dan Badan (1988). Mike Featherstone Konsumen Kebudayaan dan Postmodernisme
(1991) dan Jeff Alexander Durkheimian Sosiologi: Cultural Studies (1988) - subjek belum
menemukan niche yang tepat dalam pertukaran interdisipliner antara humaniora dan ilmu
sosial. Masalah bagi sosiologi adalah bahwa sosiologi budaya bukan jawaban yang memadai
untuk masalah sosiologi budaya.
intelektual

di

Umum

Ada dua aspek yang saling terkait untuk argumen saya tentang komunitas intelektual.
Pertama, berikut pandangan epistemologis Max Weber tentang hubungan antara sosiologi dan
sejarah. Saya mulai dengan disangkal: ada ketegangan antara drive teoritis dalam sosiologi
terhadap concepte sangat umum dan, jika mungkin, penjelasan umum, dan fakta bahwa
semua fenomena sosial historis membumi, dan dengan demikian ditandai dengan kekhususan
sendiri. Kami ingin mendefinisikan 'intelektual' dalam cara yang sangat umum untuk
mengizinkan perbandingan historis yang mengubah akan memungkinkan kita untuk sampai
pada 'teori' asal-usul dan peran sosial kaum intelektual sebagai kelompok sosial, tetapi kita
selalu dihadapkan oleh tertentu sejarah strata intelektual tertentu beroperasi di bawah
conjunctures historis tertentu. Aku mengambil Russell Jacoby The Last Intelektual: (1987)
menjadi kasus di titik. Ini adalah account yang luar biasa dari erosi intelektual publik sebagai
konsekuensi dari munculnya akademik profesional dalam konteks ekspansi universitas. Buku
ini memprovokasi banyak perbandingan dengan proses serupa di Inggris, Belanda, Jerman
dan Australia, tetapi kita juga harus menyadari bahwa studi Jacoby adalah mendalam, justru
karena itu adalah studi rinci dan spesifik pada transformasi perkotaan Desa dan akomodasi
budaya New York intelektual Yahudi. Nilai intelektual dari penelitian ini adalah, oleh karena
itu, persis kekhususan ini dan tidak umum nya, Namun, mungkin bahwa tidak ada
kesimpulan umum tentang kehidupan intelektual seperti dapat ditarik akun fromJacoby,
karena Rangkaian ini konkret sejarah telah diproduksi tempat lain.