You are on page 1of 13

MENTERII<EUANGAN

REPUBLIK INDONESIA'

SALINAN
PERATURAN I\.1ENTERIKEUANGAN
NOMOR

102 /PMK.05/2009
TENTANG

TAT A CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA


PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINT AH PUSAT
MENTERI KEUANGAN,
Menin1bang

a. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan NOlnar


171/PMK.05/2007
tcntang Sisten1 Akuntansi dan Pclaporan
Keuangan Pemerintah Pusat, Nilai Barang Milik Negara (BMN)
pada Laparan Keuangan PClnerintah Pusat (LI<PP) perlu disajikan
secara akurat, sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi antara
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara dan Kelnenterian NegarajLembaga;
b. bahwa berdasarkan pertin1bangan sebagahnana dhnaksud dalall1
huruf a, perlu 111enetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalanl Rangka
PenY'-:1sunanLaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

Mengingat

1. Undang-Undang NOlnor 17 Tahun 2003 ten tang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 NOlll0r 47,
Talnbahan Lembara.il Negara Republik Indonesia NOlllor 4286);
2. Undang-Undang NOlnor 1 Tahun 2004 ten tang Perbendaharaan
Negara (Lenlbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 05, Tmnbahan Le111baran Negara Republik Indonesia
NOlnor 4355);
3. Peraturan Pelnerintah NOlnor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pelncrintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 NOlnor 49, Tambahan Lelnbaran Negara Republik
Indonesia NOlnor 4503);
4. Peraturan Pelnerintah NOlnor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik NegarajDaerah
(Lembaran Negara RepubIik
Indonesia Tahun 2006 NOlnor 20, Talnbahan Lenlbaran Negara
Republik Indonesia NOlnor 4609);
5. Peraturan Pelnerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi PelIlerintah (Lelnbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 NOlTIOr25, Talnbahan Lenlbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
6. Keputusan Presiden Nomor 20jP Tahun 2005;

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-27. Peraturan' Menteri Keuangan N01110r 120/PMK.06/2007


Penatausahaan Barang Milik Negara;

tentang

8. Peraturan Menteri Keuanga~ NOlll0r 171/PMK.05/2007 tentang


Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pelllerintah Pusat;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA


REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHPUSAT.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Da]anl Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dirnaksud dengan:
1.

Entitas Pelaporan adalah unit peJnerintahan yang terdiri dari


satu atau lebih entitas akuntansi yang Inenurut ketentuan
peraturan perundang-undangan
wajib Inenyalnpaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

2.

Entitas
Akuntansi
adalah
unit pelnerintahan
Pengguna
Anggaran/Pengguna
Barang dan oleh karenanya
wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan
unhlk digabungkan pada entitas pelaporan.

3.

Unit Akuntansi Pengguna Barang, yang selanjutnya disingkat


UAPB, adalah unit akuntansi BMN pada tingkat Kelnenterian
Negara/Lenlbaga
yang melakukan kegiatan penggabungan
laporan BMN dari U APPB-E1, yang penanggung jawabnya
adalah Menteri/ Pimpinan Lelnbaga.

4.

Unit Akuntansi Pelnbantu Pengguna Barang Eselon 1, yang


selanjuhlya disingkat UAPPB-E1, adalah unit akuntansi BMN
pada tingkat eselon 1 yang 111elakukan kegiatan penggabungan
laporan BMN dari UAPPB-W dan UAKPB yang langsung berada
di bawahnya yang penanggung
jawabnya adalah Pejabat
Eselon 1.

5. Unit Akuntansi Pelnbantu Pengguna Barang Wilayah, yang


selanjutnya disingkat UAPPB-W, adalah unit akuntansi BMN
pada tingkat wilayah atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagai
UAPPB-W dan melakukan kegiatan penggabungan laporan
BMN dari UAKPB,penanggung jawabnya adalah Kepala Kantor
Wilayah atau Kepala Unit Kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPB-W.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-36.

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang selanjutnya


disingkat UAKPB, adalah unit akuntansi BMN pada tingkat
Satuan Kerjal Kuasa Pengguna Barang yang l11erniliki wewenang
l11engurus danl atau lTIenggui1akan BMN.

7.

Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat


UAP A, adalah unit akuntansi instansi pada tingkat Ken1enterian
Negaral Lel11baga (Pengguna
Anggaran)
yang melakukan
kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan 111aupun barang
seluruh UAPPA-El.

8.

Unit Akuntansi Pel11bantu Pengguna Anggaran Eselon 1, yang


selanjutnya disingkat UAPP A-El, adalah unit akuntansi instansi
yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan
111aupun barang seluruh UAPPA-W yang berada di wilayah
kerjanya serta UAKPA yang langsung berada di bawahnya.

9.

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah, yang


selanjub1ya disingkat UAPP A-W, adalah unit akuntansi instansi
yang 111elakukankegiatan penggabungan laporan, baik keuangan
maupun bara!1g seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah
kelianya.

10. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya


disingkat U AKPA, adalah unit akuntansi
instansi yang
l11elakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan
kerja.
11. Laporan
Keuangan
adalah
bentuk
pertanggungjawaban
Pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
12. Laporan BMN adalah laporan yang menyajikan posisi BMN pada
awal dan akhir suatu periode serta l11utasi BMN yang terjadi
selal11aperiode tersebu t.
13. Neraca adalah laporan yang lTIenyajikan informasi posisi
keuangan pelTIerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pad a
tanggal terten tu.
14. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan
yang diproses dalan1 beberapa sisteml sub sistem yang berbeda
berdasarkan dokumen sUl11beryang san1a.
15. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebut
DJPB, adalah unit eselon 1 pada Departemen Keuangan yang
men1punyai tugas n1erumuskan serta l11elaksanakan kebijakan
dan standarisasi teknis di bidang perbendaharaan negara sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 416. Oirektorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut


DJKN, adalah unit eselon 1 pada Departel11en Keuangan yang
111ell1punyai tugas l11erul11uskan serta 111elaksanakan kebijakan
dan standarisasi teknis di bidang kekayaan negara, piu tang, dan
lelang, dan dalall1 hal ini 111erupakan pelaksana penatausahaan
BMN di tingkat pusat pada Pengelola Barang.
17. Kantor Wilayah DJPB, yang selanjutnya disebut Kanwil DJPB,
adalah instansi vertikal DJPB yang berada di bawah dan
bertanggung
jawab langsung
kepada
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan dan dipi111pinolch seorang Kepala Kantor.
18. Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,
adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara,
dan dalaln hal ini 111erupakan pelaksana penatausahaan BMN
di tingkat wilayah pada Pengelola Barang.
19. Kantor Pclayanan Perbendaharaan
Negara, yang selanjutnya
disebut KPPN, adalah instansi vertikal DJPB yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil DJPB
dan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.
20. Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang, yang
selanjutnya disebut KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN yang
berada di ba\vah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kanwil DJKN, dan dala111 hal ini merupakan
pelaksana
penatausahaan BMN di tingkat daerah pada Pengelola Barang.
21. Kementerian
. NegarajLen1baga
NegarajLell1baga
Pen1erintah
Negara/Lelnbaga Negara.

adalah
Non

Kell1enterian
Kell1enterian

22. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah


semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
perolehan lainnya yang sah.
23. Rekonsiliasi Barang Milik Negara adalah proses pencocokan
laporan nilai BMN antara dua unit pemroses atau lebih terhadap

sumber data yang sa111a.

24. Pe111utakhiran data adalah kegiatan update data dan laporan


BMN dengan cara melengkapi unsur-unsur data BMN, terkait
adanya penambahan atau pengurangan nilai dan inforn1asi
lainnya tentang BMN.
25. Arsip Data KOll1puter, yang selanjutnya disebut ADK, adalah
Inedia penyin1panan digital yang berisikan data transaksi, data
buku besar, dan/ atau data lainnya.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-526. Kode Lokasi adalah kode yang meliputi Kode Bagian Anggaran
Kementerian NegarajLelnbaga, Kode Eselon 1, Kode Wilayah,
Kode Satuan Kerja, dan KodeJenis Kewenangan.
Pasal 2
(1) Oirektur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri
Keuangan seIaku PengeloIa Barang n1enyusun Laporan Barang
Milik
Negara
yang
merupakan
pertanggungjawaban
pclaksanaun pengeIolaan BMN.
(2) Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nalna Menteri Keuangan
111enyusun Laporan Keuangan Pen1erintah Pusat (LKPP) yang
Inerupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
(3) LKPP sebagaiInana diInaksud pada ayat (2) terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
(4) Nilai Aset Tetap daIam Neraca sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) Inerupakan nilai Aset Tetap sebagaitnana tercantum
pada
Laporan
BMN IntrakolnptabeI
berdasarkan
hasil
pClTIutakhiran data dan rekonsiliasi BMN.
(5) Rekonsi1iasi BMN Inenghasilkan data dan nilai BMN yang
disepakati berSalTIa berdasarkan data DJPB, data DJKN dan data
Kementerian NegarajLembaga, baik untuk tingkat Satuan Kerja,
tingkat Wilayah, tingkat Eselon 1, Inaupun tingkat Pusat.
(6) Kegiatan pelnutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dalaln
rangka penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat
didahului olch kegiatan pemutakhiran data dan rekonsiliasi
internal KelTIentcrian NegarajLelTIbaga antara unit akuntansi
keuangan dan unit akuntansi barang pada setiap jenjang
pelaporan.
(7) BMN dalam rangka kegiatan rekonsiliasi dan pelaporan
berdasarkan pengklasifikasian dalam Neraca meliputi:
a. Persediaan.
b. Aset Tetap, Ineliputi:
a) Tanah;
b) Gedung dan Bangunar1;
c) Perala tan dan lTIesin;
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
e) Aset Tetap Lainnya;
f) Konstruksi Dalam Pengerjaan.

BMN

MENTEAII<EUANGAN
REPUBUI< INDONESIA

- 6-

c. Aset lain-lain, meliputi ;


1) Aset Tidak Berwujud;
2) Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalal11Operasional
Pemerintah.
BAB II
REKONSILIASI ANT ARA I<EMENTERIAN NEGARA
LEMBAGA DAN BEND AHARA UMUM NEGARA

Pemutakhiran

Bagian Kesatu
Data dan Rekonsiliasi Tingkat Satuan Kerja
Pasal 3

(1) Satuan kerja wajib melaksanakan


pen1utakhiran
rekonsiliasi data BMN dengan KPKNL.

data

dan

(2) Pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN tingkat satuan


kerja dilaksanakan sesuai wilayah kerja KPKNL.
(3) Satuan kerja (UAKPB) wajib menyan1paikan data BMN berupa
Laporan Barang Kuasa Pengguna yang telah direkonsiliasi
dengan UAKPA beserta ADK kepada KPKNL dalam rangka
pen1utakhiran data setiap semester.
(4) Satuan kerja (UAKPB) l11elakukan rekonsiliasi data BMN dengan
KPKNL
terhadap
kegiatan
pengelolaan
BMN berupa
penggunaan,
pCl11anfaatan,
pel11inclahtanganan
dan
penghapusan BMN.
(5) Hasil pemutakhiran
data dan rekonsiliasi data BMN antara
satuan kerja (UAKPB) dan KPKNL dituangkan dalal11 Berita
Acara Pemutakhiran Data dan Rekonsiliasi Data BMN Tingkat
Satuan Kerja, yang sekurang-kurangnya 111el11uat:
a. Data satuan ke1ia (UAKPB) berupa Kode Lokasi UAKPB;
b. Data BMN berupa golongan dan kodefikasi BMN, kode dan
uraian akun Neraca, serta nilai rupiah BMN;
c. Penjelasan atas perbedaan yang ada, khususnya
untuk
transaksi non keuangan yang bersulllber dari kegiatan
penggunaan,
pemanfaatan,
pelnindahtanganan,
clan
penghapusan BMN.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-7 (6) KPKNL 111enyusun Laporan Barang Milik Negara Kantor Daerah


(LBMN-KD) berdasarkan
hasil pell1utakhiran
data dan
rekonsiliasi data BMN dengan UAKPB di wilayah kerjanya.
(7) KPKNL menyalnpaikan data UAKPB yang tidak 111elakukan
rekonsiI iasi kepada KPPN.
Pasal4
(1) Satuan kerja (UAKP A) 111enyall1paikan Laporan BMN, Catatan
atas Laporan BMN, dan Berita Acara Pemutakhiran Data clan
Rekonsiliasi Data BMN Tingkat Satuan Ke1ia kepada KPPN
setia p sell1ester.
(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap dan Aset Lain-lain berupa Aset
Tidak Berwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalall1 Operasi
Pemerintah yang tersaji dalal11 Neraca Tingkat Satuan Kerja
(UAKP A) mell1iliki nilai yang salna dengan nilai BMN
Intrakomptabel
yang tersaji dalall1 Laporan Barang Kuasa
Pengguna (LBKP) pada UAKPB.
(3) KPPN 111encatatnilai Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lain-lain
yang disampaikan oleh UAKP A ke dalal11 Sistell1 Akuntansi
Ul11um sebagai nilai aset definitif, yang meliputi saldo awal dan
111U
tasi talnbahj kurang BMN selama periode belialan.
(4) Perbedaan nilai antara nilai realisasi belanja modal yang tercatat
di KPPN dengan nilai n1utasi talnbah aset tetap dari pell1belian
yang disajikan pada neraca U AKPA harus dijelaskan dalam
Berita Acara Rekonsiliasi.
(5) Kuasa
Pengguna
Anggaran
harus
ll1elnbuat
pernyataanj penjelasan
atas perbedaan
nilai sebagail11ana
dimaksud
pad a ayat
(4) yang
disebabkan
kesalahan
penganggaran clan adanya perolehan BMN dari non belanja
rnodal.
Pasal 5

Satuan Kerja yang tidak Inelakukan Pemutakhiran Data da'n


Rekonsiliasi Data BMN dengan KPKNL dikenakan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-8Bagian Kedua
Rckonsiliasi Tingkat Wilayah
Pasal 6
(1) UAPPB-W wajib melaksanakan
Kanwil DJKN setiap SelTIester.

rekonsiliasi data BMN dengan

(2) Rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah antara UAPPB-W dan


Kanwil DJKN di1aksanakan sesuai dengan wilayah kerja Kanwil
DJKN.
(3) UAPPB-W wajib lTIenyampaikan data BMN berupa Laporan
Barang Pengguna Wilayah (LBP-W) beserta ADK kepada Kanwil
DJKN setiap SelTIester.
(4) Hasil rekonsiliasi data BMN antara UAPPB-W dan Kanwil DJKN
dituangkan dalan1 Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN Tingkat
Wilayah.
(5) Kanwil DJKN lTIenyusun Laporan Barang Milik Negara - Kantor
Wilayah (LBMN-KW) berdasarkan hasil rekonsiliasi data BMN
dengan UAPPB-W di lingkup wilayah kerjanya.
Pasal 7
(1) UAPP A-W 111enyampaikan Laporan BMN, Catatan atas Laporan
BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN dengan Kanwil
DJKN kepada Kanwil DJPB setiap sen1ester.
(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lain-lain berupa Aset
Tidak Berwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi
Pemerintah
yang tersaji dalam Neraca tingkat Wilayah
(UAPPA-W) lTIelniliki nilai yang SalTIa dengan Nilai BMN
Intrako111ptabel yang tersaji dalal11 Laporan Barang Pengguna
Wilayah (LBP-W) pada UAPPB-W.
(3) Kanwil DJPB n1encatat nilai Persediaan, Aset Tetap, dan Aset
Lain-lain yang disalTIpaikan oleh UAPP A-W ke dalam Sisten1
Akuntansi Un1U111
sebagai nilai aset definitif, yang In~liputi saldo
awaI dan Inu tasi talTIbahj kurang BMN SelalTIaperiode berjalan.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA

- 9Bagian Ketiga
Rekonsiliasi Tingkat Pusat
Pasal 8
(1) UAPB wajib rnelaksanakan
Pusat DJKN setiap senlester.

rekonsiliasi

BMN dengan

Kantor

(2) UAPB wajib l11enyan1paikandata BMN berupa Laporan Barang


Pengguna (LBP)beserta ADK kepada Kantor Pusat DJKN setiap
sell1ester.
(3) Hasil rekonsiliasi data BMN antara UAPB dan Kantor Pusat
DJKN dituangkan dalal11 Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN
Tingka t Pusa t.
(4) DJKN l11enyusun Laporan BMN berdasarkan
data dengan UAPB.

hasil rekonsiliasi

Pasal 9
(1) UAP A menyampaikan
BMN dan Berita Acara
dengan Kantor Pusat
c.q. Direktorat Akuntansi

Laporan BMN, Catatan atas Laporan


Rekonsiliasi Data BMN Tingkat Pusat
DJKN kepada Kantor Pusat DJPB
dan Pelaporan Keuangan.

(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap, Aset Lain-lain berupa Aset Tidak
Berwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalaln Operasi
Pemerintah yang tersaji dalam Neraca Tingkat Kelnenterian
Negara/Lembaga
(UAP A) l11el11ilikinilai yal~g sal11a dengan
Nilai BMN Intrakomptabel yang tersaji dalaln Laporan Barang
Pengguna (LBP) pada DAPB.
(3) DJPB l11encatat nilai Persediaan, Aset Tetap dan Aset Lain-lain
yang disampaikan oleh UAP A ke dalam Sistel11 Akuntansi
Ul11um sebagai nilai aset definitif, yang lneliputi saldo awal dan
n1utasi tambah/kurang BMN selan1a periode beljalan.

MENTERII<EUANGAN
AEPUBLIK INDONESIA

-10 BAB III


REKONSILIASI PADA BENDAHARA UMUM NEGARA
Bagian Kesa tu
Rekonsiliasi Un1uln
Pasal10
(1) Rekonsiliasi pada Bendahara Ulnum Negara dilaksanakan oleh
DJPB dan DJKN secara berjenjang dalam rangka 111cnguji
kesesuaian antara nilai aset Inenurut Laporan BMN dengan nilai
aset di neraca untuk peri ode pelaporan yang san1a.
(2) Laporan yang digunakan untuk proses Rekonsiliasi adalah
Laporan Barang Milik Negara (LBMN) dan Neraca Pelnerintah
Pu sat.
(3) Rekonsiliasi BMN mencakup unsur data sebagai berikut:
a. Kode Lokasi;
b. Kode Akun Neraca;
c. Nilai Rupiah BMN.
Bagian Kedua
Rekonsiliasi antara KPPN dan KPKNL
Pasal11
(1) KPPN dan KPKNL melakukan rekonsiliasi data BMN setiap
sell1ester, sesuai dengan wilayah kerja ll1asing-masing.
(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
KPKNL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah LBMN-KD
yang dihasilkan KPKNL berdasarkan data hasil pemutakhiran
data dan rekonsiliasi dengan UAKPB.
(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
KPPN sebagailnana dimaksud pada ayat (1) adalah Nilai BMN
pada Neraca yang dihasilkan KPPN berdasarkan data hasil
rekonsiIiasi dengan UAKP A.

(4) Rekonsiliasi sebagaimana din1aksud pada ayat (1) dilakukan


dengan mekanisll1e penyampaian LBMN-KD oleh KPKNL
kepada KPPN dan penyan1paian Neraca clan data realisasi
belanja Inodal oleh KPPN kepada KPKNL.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-11 (5) Terhadap adanya ketidaksesuaian pad a hasH rekonsiliasi BMN,


KPPN dan KPKNL l11enelusuri perbedaan data satker terkait dan
111elakukan perbaikan.
(6) Hasil rekonsiliasi sebagail11ana dimaksud
pada ayat (1)
dituangkan dalal11 Bcrita Acara Rekonsiliasi Data BMN pada
Bendahara UmUl11Negara Tingkat Daerah.

(7) Hasil rekonsiliasi sebagain1ana dil11aksud pada ayat (6)


disan1paikan oleh KPPN/KPKNL kcpada Kanwil DJPB/K"nwil
DJKN.
Bagian Ketiga
Rekonsiliasi antara Kanwil DJPB dan Kanwil DJKN
Pasal12
(1) Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB melakukan rekonsiliasi
BMN setiap semester, sesuai wilayah ke1ia masing-masing.

data

(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh


Kanwil DJKN sebagail11ana di111aksud pada ayat (1) adalah
LBMN-KW yang dihasilkan Kanwil DJKN berdasarkan data hasil
rekonsiliasi dengan UAPPB-W.
(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
Kanwil DJPB sebagai111ana di111aksud pada ayat (1) adaJah Nilai
BMN pada Neraca yang dihasilkan Kanwil DJPB berdasarkan
data hasil rekonsiliasi dengan UAPP A-W.
(4) Rekonsilia~i sebagaimana dil11aksud pada ayat (1) dilakukan
dengan l11ek,anismepenyal11paian LBMN-KW oleh Kanwil DJI<N
kepada Kanwil DJPB dan penyampaian Neraca dan data realisasi
belanja l110daloleh Kanwil DJPB kepada Kanwil DJKN.

(5) Terhad"p adanya ketidaksesuaian pada hasiI rekonsiIiasi BMN


scbagaiIllana di111aksudpada ayat (I), Kanwil DJPB/Kanwil
DJKN 111enelusl1riperbedaan tersebut kepada KPPN/KPKNL
dan l11clakukanperbaikan.
(6) Hasil rekonsiliasi sebagain1ana di111aksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN pada
Bendahara UlllUlll Negara Tingkat Wilayah.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
- 1.2 -

(7) I-Iasil rekonsiliasi

sebagail11ana dil11aksud pada

disan1paikan oleh Kanwil DJPB/Kanwil


Pusat DJPB/Kantor Pusat DJKN.

ayat

(6)

DJKN kepada Kantor

Bagian Keell1pat
Rekonsiliasi antara Kantor Pusat DJPB dan Kantor Pusat DJKN
Pasal13
(1) Kantor Pusat DJPB c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan dan Kantor Pusat DJKN c.q. Direktorat BMN I
melakukan rekonsiliasi data BMN setiap sell1ester.
(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
Kantor Pusat DJI<N sebagaimana dill1aksud pada ayat (1) adalah
Laporan BMN yang dihasilkan Kantor Pusat DJKN berdasarkan
data hasil rekonsiliasi dengan UAPB.
(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
Kantor Pusat DJPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Nilai BMN pada neraca yang dihasilkan Kantor Pusat DJPB cq.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan berdasarkan data
hasH rekonsiliasi dengan UAP A.
(4) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mekanisll1e penyampaian Laporan BMN oleh DJKN
kepada DJPB dan penyall1paian Neraca Pel11erintah Pusat dan
data realisasi belanja l110daloleh DJPB kepada DJKN.
(5) Terhadap adanya ketidaksesuaian pada hasil rekonsiliasi BMN
Tingkat Pu~at, Kantor Pusat DJPB dan Kantor Pusat DJKN
l11enelusuri perbedaan tersebut kepada Kanwil DJPB/Kanwil
DJKN dan melakukan perbaikan.
(6) Hasil rekonsiliasi
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN pada
Bendahara Umum Negara Tingkat Pusat.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasa114

Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada setiap jenjang pelaporan


dilakukan secara bertahap 111ulaiTahun Anggaran 2009.

MENTERII<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-13-

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara rekonsiliasi data BMN


diatur dalaI!1Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
BABV
KETENTUANPENUTUP
Pasal 16
Peraturan Menteri
diundangkan.

Keuangan

ini 111ulai berlaku

pada

tanggal

Agar setiap orang mengetahuinya, 111e111erintahkanpengundangan


Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penell1patannya dalanl.
Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
fadatangga128
Mei 2009
MENTERI KEUANGAN,
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Mei 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
ttd.
ANDI MATTALATTA

ttd.
SRI MUL YANI INDRA W ATI

You might also like