Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA'
SALINAN
PERATURAN I\.1ENTERIKEUANGAN
NOMOR
102 /PMK.05/2009
TENTANG
Mengingat
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
tentang
Menetapkan
2.
Entitas
Akuntansi
adalah
unit pelnerintahan
Pengguna
Anggaran/Pengguna
Barang dan oleh karenanya
wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan
unhlk digabungkan pada entitas pelaporan.
3.
4.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-36.
7.
8.
9.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
adalah
Non
Kell1enterian
Kell1enterian
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-526. Kode Lokasi adalah kode yang meliputi Kode Bagian Anggaran
Kementerian NegarajLelnbaga, Kode Eselon 1, Kode Wilayah,
Kode Satuan Kerja, dan KodeJenis Kewenangan.
Pasal 2
(1) Oirektur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri
Keuangan seIaku PengeloIa Barang n1enyusun Laporan Barang
Milik
Negara
yang
merupakan
pertanggungjawaban
pclaksanaun pengeIolaan BMN.
(2) Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nalna Menteri Keuangan
111enyusun Laporan Keuangan Pen1erintah Pusat (LKPP) yang
Inerupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
(3) LKPP sebagaiInana diInaksud pada ayat (2) terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
(4) Nilai Aset Tetap daIam Neraca sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) Inerupakan nilai Aset Tetap sebagaitnana tercantum
pada
Laporan
BMN IntrakolnptabeI
berdasarkan
hasil
pClTIutakhiran data dan rekonsiliasi BMN.
(5) Rekonsi1iasi BMN Inenghasilkan data dan nilai BMN yang
disepakati berSalTIa berdasarkan data DJPB, data DJKN dan data
Kementerian NegarajLembaga, baik untuk tingkat Satuan Kerja,
tingkat Wilayah, tingkat Eselon 1, Inaupun tingkat Pusat.
(6) Kegiatan pelnutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dalaln
rangka penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat
didahului olch kegiatan pemutakhiran data dan rekonsiliasi
internal KelTIentcrian NegarajLelTIbaga antara unit akuntansi
keuangan dan unit akuntansi barang pada setiap jenjang
pelaporan.
(7) BMN dalam rangka kegiatan rekonsiliasi dan pelaporan
berdasarkan pengklasifikasian dalam Neraca meliputi:
a. Persediaan.
b. Aset Tetap, Ineliputi:
a) Tanah;
b) Gedung dan Bangunar1;
c) Perala tan dan lTIesin;
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
e) Aset Tetap Lainnya;
f) Konstruksi Dalam Pengerjaan.
BMN
MENTEAII<EUANGAN
REPUBUI< INDONESIA
- 6-
Pemutakhiran
Bagian Kesatu
Data dan Rekonsiliasi Tingkat Satuan Kerja
Pasal 3
data
dan
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-8Bagian Kedua
Rckonsiliasi Tingkat Wilayah
Pasal 6
(1) UAPPB-W wajib melaksanakan
Kanwil DJKN setiap SelTIester.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
- 9Bagian Ketiga
Rekonsiliasi Tingkat Pusat
Pasal 8
(1) UAPB wajib rnelaksanakan
Pusat DJKN setiap senlester.
rekonsiliasi
BMN dengan
Kantor
hasil rekonsiliasi
Pasal 9
(1) UAP A menyampaikan
BMN dan Berita Acara
dengan Kantor Pusat
c.q. Direktorat Akuntansi
(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap, Aset Lain-lain berupa Aset Tidak
Berwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalaln Operasi
Pemerintah yang tersaji dalam Neraca Tingkat Kelnenterian
Negara/Lembaga
(UAP A) l11el11ilikinilai yal~g sal11a dengan
Nilai BMN Intrakomptabel yang tersaji dalaln Laporan Barang
Pengguna (LBP) pada DAPB.
(3) DJPB l11encatat nilai Persediaan, Aset Tetap dan Aset Lain-lain
yang disampaikan oleh UAP A ke dalam Sistel11 Akuntansi
Ul11um sebagai nilai aset definitif, yang lneliputi saldo awal dan
n1utasi tambah/kurang BMN selan1a periode beljalan.
MENTERII<EUANGAN
AEPUBLIK INDONESIA
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
data
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
- 1.2 -
ayat
(6)
Bagian Keell1pat
Rekonsiliasi antara Kantor Pusat DJPB dan Kantor Pusat DJKN
Pasal13
(1) Kantor Pusat DJPB c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan dan Kantor Pusat DJKN c.q. Direktorat BMN I
melakukan rekonsiliasi data BMN setiap sell1ester.
(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
Kantor Pusat DJI<N sebagaimana dill1aksud pada ayat (1) adalah
Laporan BMN yang dihasilkan Kantor Pusat DJKN berdasarkan
data hasil rekonsiliasi dengan UAPB.
(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi oleh
Kantor Pusat DJPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Nilai BMN pada neraca yang dihasilkan Kantor Pusat DJPB cq.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan berdasarkan data
hasH rekonsiliasi dengan UAP A.
(4) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mekanisll1e penyampaian Laporan BMN oleh DJKN
kepada DJPB dan penyall1paian Neraca Pel11erintah Pusat dan
data realisasi belanja l110daloleh DJPB kepada DJKN.
(5) Terhadap adanya ketidaksesuaian pada hasil rekonsiliasi BMN
Tingkat Pu~at, Kantor Pusat DJPB dan Kantor Pusat DJKN
l11enelusuri perbedaan tersebut kepada Kanwil DJPB/Kanwil
DJKN dan melakukan perbaikan.
(6) Hasil rekonsiliasi
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN pada
Bendahara Umum Negara Tingkat Pusat.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasa114
MENTERII<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA
-13-
Keuangan
pada
tanggal
Ditetapkan di Jakarta
fadatangga128
Mei 2009
MENTERI KEUANGAN,
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Mei 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
ttd.
ANDI MATTALATTA
ttd.
SRI MUL YANI INDRA W ATI