You are on page 1of 7

NUR AMALIAH IDRUS

C111 11 010
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
I.

RUANG LINGKUP ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


Ilmu Kedokteran Komunitas adalah suatu bidang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang
memperhatikan interaksi antara individu dengan lingkungannya yang berkaitan dengan
sehat dan sakit, dengan perhatian khusus pada kesehatan penduduk dalam lingkungan
komunitas dimana penduduk itu berada (Coe and Pepper, 1978)
Ilmu Kedokteran Komunitas adalah suatu kekhususan dalam ilmu kedokteran yang
diterapkan terutama pada kelompok penduduk (Florey, 1983)
Ruang lingkup kedokteran komunitas:
- Kegiatan
Kegiatan Ilmu Kedokteran Komunitas adalah terselenggaranya
pelayanan
kedokteran komunitas. Pelayanan kedokteran komunitas adalah pelayanan medis
paripurna yang ditujukan pada kelompok-kelompok penduduk yang ada dalam
masyarakat
- Sasaran
Sasaran Ilmu kedokteran komunitas adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat
(komunitas) dan/atau individu dalam kaitan interaksinya dengan kelompok
II. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DAN FIVE LEVELS OF PREVENTION
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan
lima tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan ( health promotion) Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan
kesehatan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi
lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex
education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya : - Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas
maupun kwantitasnya. - Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti :
penyediaan air rumah tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah,
kotoran dan air limbah dan sebagainya. - Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
- Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
2. Perlindungan khusus (specific protection) Program imunisasi sebagai bentuk
pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama
di Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun
anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai
pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat
kerja. Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan
sarung tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan Beberapa usaha
lain di antaranya : - Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
- Isolasi penderitaan penyakit menular . - Pencegahan terjadinya kecelakaan
baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan
penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat.
Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati

penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan


kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam
tahap ini. Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka
segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti
pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy Tujuan utama dari
usaha ini adalah : 1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari
setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa
usaha deteksi dini di antaranya : - Mencari penderita di dalam masyarakat dengan
jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan
sebagainya serta segera memberikan pengobatan - Mencari semua orang yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya
timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu
misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya. - Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan
segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta
keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan : - Usaha
penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya
pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. - Kemungkinan terjadinya
kecacatan lebih besar. - Penderitaan si sakit menjadi lebih lama. - Biaya untuk
perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
4. Pembatasan cacat (disability limitation), Oleh karena kurangnyaa pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat
tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak
melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang
bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi
organ reproduksi menjegah terjadinya infertilitas.
5. Rehabilitasi (rehabilitation), Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadangkadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang
tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping
itu oorang yang cacat stelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untik
kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka
sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada masyarakat. Pusat-pusat rehabilitasi bagi korban
kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba. Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal-maksimalnya. Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah
kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki
yang sesungguhnya. 2) Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat
menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan.
Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainankelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat. 3) Rehabilitasi sosial
vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam

masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan


kemampuan dan ketidak mampuannya. 4) Rehabilitasi aesthesis usaha rehabilitasi
aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadangkadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya :
penggunaan mata palsu. Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat
untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya
dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang. Sikap yang diharapkan dari
warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur
kemanusiaan yang sekarang ini.
III. PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai satu unit, tanggung jawab dokter
terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien,
juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of
Family Physician, 1969)
IV. PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA
Dalam sistem penyelengaraan upaya kesehatan, pelayanan kesehatan dasar merupakan
lapis pertama (PPK 1) yang merupakan gate keeper dalam penyediaan pelayanan
kesehatan pada suatu komunitas baik dalam bentuk pelayanan kesehatan masyarakat
(UKM) atau dalam bentuk pelayanan medis perorangan (UKP). Secara fisik PPK 1 dapat
berupa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pelayanan kesehatan mandiri maupun
kelompok, praktek keperawatan, kebidanan, maupun upaya kesehatan masyarakat lainnya
dalam bentuk pos obat desa, pos kesehatan desa, posyandu dan bentuk lainnya. Masingmasing bentuk pelayanan tersebut memberikan pelayanan dengan penekanan peran yang
berbeda-beda.
WHO telah menegaskan peran dari Primary Health Care (PHC) sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan oleh umat manusia. Kesepakatan dunia
tersebut tertuang dalam Deklarasi Alma Ata 1978 yang sangat terkenal dengan
semboyannya Health for All by the year 2000. PHC merupakan upaya pelayanan kesehatan
esensial bagi masyarakat yang dijalankan secara ilmiah dan secara sosial dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat setempat serta memungkinkan adanya partisipasi penuh
masyarakat dalam semangat terbentuknya ketahanan dan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan. Puskesmas adalah salah satu bentuk upaya dari PHC dan
merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas selain
merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan strata satu, namun berfungsi pula sebagai
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan dalam suatu wilayah kecamatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Puskesmas merupakan landasan utama dan tempat bertemunya kontak pertama pencari
dan pemberi pelayanan kesehatan baik kesehatan masyarakat maupun kesehatan medis.
Kemampuan antisipasi maupun pengendalian permasalahan pada pelayanan lini pertama
ini akan mampu memecahkan , menyaring dan memilah permasalahan kesehatan yang
pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan pada penyelesaian
permasalahan kesehatan satu wilayah.
Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar
tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu
kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat, ujar Menkes saat membuka secara

resmi the 14 Medical Association of South East Asian Nation (MASEAN) Mid-term Meeting di
Savoy Homann, Bandung (17/06). Selanjutnya pada tahun 1978, dalam konferensi di Alma
Ata ditetapkan prinsip-prinsip Primary Health Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi
global guna mencapai kesehatan bagi semua (KBS) dan Indonesia ikut menandatangani,
menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000, PHC adalah
kuncinya. Sedangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC.
Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral, partisipasi
masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelaksanaan
di masyarakat. Penyelenggaraan PHC dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan yang
berbasis komunitas dan partisipasi masyarakat, yaitu Poskesdes dan Posyandu yang ada di
setiap wilayah kecamatan dan kelurahan. Bentuk operasional PHC adalah PKMD dengan
berlandaskan kepada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang merupakan ketetapan
MPR untuk dilaksanakan dengan melibatkan kerjasama lintas sektoral dan instansi-instansi
yang berwenang dalam mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat.
V.

UPAYA PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS


Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :
1 Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien
dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang
diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2 Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3 Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.
4 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular
penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5 Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6 Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS
A. KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
1. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah:
a. Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit (morbidity) di kalangan ibu. Kegiatan
program ini ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan, pada saat
persalinan, dan saat ibu menyusui.
b. Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan pencegahan
sedini mungkin berbagai penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar,
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
B. KELUARGA BERENCANA (KB)

Tujuan jangka panjang program KB adalah untuk menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu. Sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
C. UPAYA PENINGKATAN GIZI
Tujuan Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha
pemantauan status gizi kelompokkelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi
(seperti ibu hamil dan balita) dan pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat
penyuluhan maupun pemulihan.
D. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
Tujuan Tujuan UKGM ini ada dua: a. untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan
kesehtan gigi dan mulut b. mempertinggi kesadaran kelompokkelompok mayarakat
tentang pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut.
E. UPAYA KESEHATAN KERJA
Berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan upaya kesehatan kerja di Puskesmas merupakan
salah satu kegiatan upaya pengembangan Puskesmas dalam rangka memberikan
perlindungan kesehatan kerja bagi masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Bentuk
nyata dari kegiatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan pada masyakat pekerja yang
berada di wilayah kerja Puskesmas terdiri dari bentuk upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan .
F. USAHA KESEHATAN JIWA (UKJ)
Pengertian Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan
oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka
mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan
pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling
jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas. Tujuan
Program ini bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.
G. KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT (PERKESMAS)
Tujuan Upaya Perkesmas
a.
Meningkatnya kemandirian individu, keluarga, kelompok/masyarakat (rawan
kesehatan) b.
untuk mengatasi masalah kesehatan/ keperawatannya c.
sehingga
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal 3. Tatanan Pelayanan Perkesmas
a.
Unit pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, dll) Rawat Jalan, rawat Inap b.
Pusling c.
Rumah: Home Care Meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota
keluarga d.
Institusi Pendidikan Screening kesehatan, Tindakan perawatan, Pendidikan
Kesehatan e.
Tempat Kerja/ Industri f.
Panti, dll
H. UPAYA KESEHATAN OLAH RAGA DI PUSKESMAS
Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan
fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, naik atlet maupun masyarakat
umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan
kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung
I.
UPAYA KESEHATAN MATA
adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya
penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.
J.
USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN
Tujuan Program ini bertujuan untuk menanggulangi dan menghilangkan unsurunsur fisik
pada lingkungan, sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit menular di masyarakat.
K. USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN
Tujuan Program ini bertujuan untuk menanggulangi dan menghilangkan unsurunsur fisik
pada lingkungan, sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit menular di masyarakat

L. PENGOBATAN
Tujuan Program pengobatan di Puskesmas merupakan bentuk pelayanan kesehatan
dasaryang bersifat kuratif. Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan Puskesmas
hanya untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Tujuan program ini adalah untuk
memberikan pengobatan kepada masyarakat, khusus untuk Puskesmas perawatan
PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan nilai kesehatan, melalaui
upaya promosi kesehatan, sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubauh
perilakunya menjadi perilaku sehat
M. LABORATORIUM (LAB)
Tujuan Program ini adalah program penunjang untuk beberapa program lain, seperti
pengobatan, KIA, P3M, KB, Kesehatan Lingkungan, dan Gizi. Tujuan program ini adalah
untuk memeriksa sediaan (spesimen) darah, sputum, feses, dan urin, untuk membantu
menegakkan diagnosis penyakit. Sediaan air juga diperiksa oleh laboratorium Puskesmas
untuk mengetahui pencemaran air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat.
N. USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
O.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 1.
Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
2.
Melaporkan kasus penyakit menular
3.
Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk
menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
4.
Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
5.
Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
6.
Pemberian imunisasi
7.
Pemberantasan vector
8.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
P.
UPAYA PENCATATAN DAN PELAPORAN 1.
Dilakukan oleh semua puskesmas
(pembina, pembantu dan keliling) 2.
Pencatatan dan pelaporan mencakup: 3.
Data
umum dan demografi wilayah kerja puskesmas 4.
Data ketenagaan di puskesmas 5.
Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas 6.
Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan
tahunan)
Q.
UPAYA PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui: 1.
Penggalangan
dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan berbagai organisasi
kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan lokakarya, dalam rangka
komunikasi, informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa dan system
informasi kesehatan 2.
Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan
sarasehan kepemimpinan dibidang kesehatan 3.
Persiapan masyarakat, melalui
rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan
memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan menggerakkan sumber daya
yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan: 4.
Pendekatan kepada tokoh masyarakat
5.
Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya 6.
Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan masalah
kesehatan yang dihadapi 7.
Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat
melalui kader yang terlatih.

VI.

MASALAH KESEHATAN YANG TERJADI DI INDONESIA DAN PROGRAM


PENANGGULANGANNYA
- Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Imunisasi adalah pemberian vaksin dengan tujuan agar dapat terlindung dari
penyakit infeksi yakni penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Saat
ini ada tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah TB,Difteri,
Tetanus, Pertusis / Batuk Rejan, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Dan yang
akansegera dibebaskan adalah penyakit Polio
- Peningkatan Gizi
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan tambahan yang bergizi terutama
bagi anak-anak dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu dan kegiatan
PKK.
- Penambahan Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan harus mampu menampung dan menjangkau masyarakat
didaerah-daerah tertinggal. Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, polindes (pondok bersalin desa), posyandu.
Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, seperti imunisasi, KB, pengobatan , dan lain-lain
- Penyediaan Pelayanan Kesehatan Gratis
Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk
Askeskin ( Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin ) dan Kartu sehat yang dapat
digunakan untuk memperoleh layanan kesehatan secara murah.
- Pengendalian jumlah penduduk dan penurunan angka kematian ibu dan bayi
dengan program keluarga berencana melalui BKKBN

You might also like