You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang :
Perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan sawah yang berada di pinggiran
Kabupaten Tulungagung untuk penggunaan lahan lain misal berupa perumahan dan kegiatan
industri mengancam tingkat produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Keberadaan lahan
sawah yag berlokasi di pinggiran kabupaten Tulungagung sebenarnya dapat mencegah atau
mempertahankan lingkungan dari segi kerusakan karena mampu menahan air, berfungsi sebagai
dam, dan mengurangi erosi.
Perubahan penggunaan lahan yang sebelumnya merupakan lahan pertanian yang dirubah
menjadi lahan pemukiman memiliki pengaruh yang besar terhadap kelestarian sumberdaya yang
dihasilkan berupa produk pertanian dalam bentuk semisal padi//beras. Tetapi tak sepenuhnya
perubahan lahan dikawasan pinggiran kota Tulungagung berdampak negatif.
Perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan akan didasari oleh RTRW daerah
terkait dan juga ketika alih fungsi lahan terjadi dalam bentuk pendirian bangunan tertentu harus
didasari oleh AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Sepertihalnya yang akan
dibahawas pada makalah kali ini ialah alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi bangunan
dalam sudi kasus ini ialah Gelanggang Olah Raga Lembupeteng yang berada di Kabupaten
Tulungagung
Melalui interpretasi foto udara yang diambil dari Google Earth dengan periode
pengambilan citra berbeda yang menunjukan lokasi sebelum dan sesudah pembangunan
Gelanggang Olah Raga lembupeteng di Kabupaten Tulungagung ini, akan dianalisis apakah alih
fungsi lahan yang terjadi pada daerah tersebut sesuai dengan aturan dan dapat diketahui dampak
positif maupun negatifnya secara kualitatif maupun kuantitatif.
1.2. Rumusan Masalah :
1. Apasaja perbedaan yang terlihat dari adanya bangunan GOR Lembupeteng, pra
pembangunan dan pasca pembangunan ?
2. Apa saja dampak positif serta negatif yang ditimbulkan pasca pembangunan GOR
Lembupeteng secara kualitatif dan kuantitatif di Kabupaten Tulungagung ?
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.

Perubahan penggunaan lahan


Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi

penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan
yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun
waktu yang berbeda. (Wahyunto et al., 2001).
Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari.
Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan
akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Para ahli berpendapat bahwa perubahan penggunaan lahan lebih disebabkan oleh adanya
kebutuhan dan keinginan manusia. Menurut McNeill et al., (1998) faktor-faktor yang mendorong
perubahan penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi dan budaya. Aspek politik
adalah adanya kebijakan yang dilakukan oleh pengambil keputusan yang mempengaruhi
terhadap pola perubahan penggunaan lahan.
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan
faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan akan
ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya perubahan
penggunaan lahan. Teknologi juga berperan dalam menggeser fungsi lahan. Grubler (1998)
mengatakan ada tiga hal bagaimana teknologi mempengaruhi pola penggunaan lahan. Pertama,
perubahan Teknologi telah membawa perubahan dalam bidang pertanian melalui peningkatan
produktivitas lahan pertanian dan produktivitas tenaga kerja. Kedua, perubahan teknologi
transportasi meningkatkan efisiensi tenaga kerja, memberikan peluangdalam meningkatkan
urbanisasi daerah perkotaan. Ketiga, teknologi transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas
pada suatu daerah.

Perubahan penggunaan lahan yang terjadi dari awalnya berupa lahan pertanian kemudian
menjadi berupa bangunan yang didaerah terkait dalam bentuk Gelanggan Olah Raga yang
bernama GOR Lembupeteng di Kabupaten Tulungagung ini berada pada koordinat x-8.0699961,
y 111.8789633. dibangun menggunakan dana APBD untuk memenuhi kebutuhan sarana
Gelanggang yang memadahi untuk berbagai macam kegiatan tidak hanya yang bersifat
keolahragaan saja tetapi berbagai macam lainnya di Kabupaten Tulungagung.
2.2.

Analisis Perubahan penggunaan lahan menggunakan citra Google Earth


Citra dari aplikasi Google Earth dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, dimana

dapat dipantau perkembangan sebuah lokasi dengan rentang waktu yang cukup lama dimana sulit
sekali atau tidak mungkin dilakukan pengamatan langsung karena akan menelawan waktu yang
lama hanya untuk pengamatan. Keberadaan Google Earth sangat membantu dalam pengamatan
ini, pengamat dapat dengan fleksibel melihat sebuah lokasi dengan waktu pengabilan berbeda
beda dengan mudah. Lokasi pengamatan di Kabupaten Tulungagung yang sekarang berdiri
sebuah Gelanggang Olah Raga yang bernama GOR Lembupeteng ini akan dilihat kondisi
dilapangannya, tahap pra pembangunan, pembangunan, dan pasca pembangunan dengan
menggunakan citra sebagai berikut.

2.2.1. prakonstruksi

Citra 1
Tulungagung merupak salah satu kabupaten yang mensuplai kebutuhan beras di provinsi Jawa
Timur, terkenal dengan produksi padi yang melimpah memiliki lahan pertanian yang luas,
tercatat pada tahun 2011 luas lahan di Kabupaten Tulungagung seluas 27.516 hektar. Akan tetapi
pertumbuhan pembangunan baik pemukiman dan fasilitas umum

serta lainnya akan terus

meningkat tidak terkecuali di Kabupaten tulungagung yang berdampak pada menyusutnya lahan
pertanian. Pembangunan fasilitas umum tentunya diperukan untuk mendukung beberapa kegiatan
dalam sebuah kota atau kabupaten, di Tulungagung sendiri telah dibangun sebuah Gelanggang
Olah Raga dengan nama GOR Lembupeteng yang berada di pinggiran kota, sebelumnya lahan
pembangunan GOR ini ialah lahan pertanian, hal ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk
alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi sebuah kawasan bangunan. Dapat diamati pada
citra 1 yang diambil pada tahun 2002, pada daerah yang dilingkari merah merupakan lokasi
sebelum adanya pembangunan GOR Lembupeteng merupakan lahan pertanian dan disekitarnya
juga masih lahan pertanian yang luas dan pemukiman yang berada linier dengan arah sungai.

2.2.2. Konstruksi

Citra 2
Pada citra 2 yang menampilkan tahap konstruksi dari GOR Lembupeteng dikabuoaten
Tulungagung dapat dilihat bahwasanya selama kurun waktu 10 taun telah terjadi alih fungsi
lahan yang pesat, pada citra 1 terlihat lahan pertanian masih luas, dan pada ctra 2 konstruksi
GOR sudah berdiri, tidak hanya itu, juga muncul lahan pemukiman disekitar GOR Lembupeteng
yang sebelumnya tidak ada. Kemungkinan masyarakat sadar, daerah ini merupakan daerah
strategis dengan akses jalan yang mudah dan adanya fasilitas umum berupa Gelanggang Olah
Raga yang akan menjadi pusat kegiatan dalam event-event tertentu sehingga dapat dipandang
oleh masyarakat dapat menaikkan tingkat perekonomiannya.
2.2.3. Operasional

Citra 3
Pada citra terbaru yang diambil pada tahun 2015 telah terlihat bahwa GOR lembupeteng telah
berdiri dan dioperasionalkan , akan tetapi selama 3 tahun dari tahap konstruksi tidak terjadi alih
fugsi lahan yang signifikan didaerah ini, tidak dapat dipungkiri setelah beroperasionalnya GOR
lembupeteng ini akan mulai bermunculan pembangunan fasilitas umum lain atau pemukiman,
disekitar lokasi GOR Lembupeteng telah mulai dijumpai beberapa retoran yang mendukung
kegiatan yang akan dilaksanakan di GOR Lembupeteng ini.
2.3.

Dampak Positif dan Negatif pembangunan GOR Lembupeteng

Dampak Positif Perubahan Lahan Tersebut


Secara kualitatif :
-

Munculnya fasilitas umum lain disekitar GOR semakin mendukung aktivitas

penduduk disekitarnya atau di kabupaten Tulungagung secara keseluruhan


Muncul restoran sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat

Secara kuantitatif :

2.4.

Secara langsung masyarakat disekitar mendirikan usaha untuk memenuhi

kebutuhan konsumen disekitar untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya.


Peningkatan fasiilitas umum seperti perbaikan jalan.
Peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.

Dampak negatif pembangunan GOR Lembupeteng


Secara kualitatif :
-

Masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai buruh tani kehilangan pekerjaan

karena lahan pertanan semakin mnyempit.


Muncul tumpukan-tumpukan sampah dari ulah tangan-tangan tak bertanggung

jawab disekitar pemukian


Hilangnya daerah resapan air.

Secara kuantiatif :
-

Hilangnya ekosistem sawah.


Berkurangnya daerah resapan air dapat memicu banjjir.
Meningkatnya limbah yang dihasilkan masyarakat memicu berbagaii macam
permasalahan kerusakan lingkungan

BAB III
KESIMPULAN
Perubahan

penggunaan

lahan

merupakan

fenomena

tidak

dapat

dipungkiri

perkembangannya, dimana perubahan tersebut selalu berbanding lurus dengan kemajuan


perekonomian suatu daerah.
Sebagian besar faktor yang perubahan penggunaan lahan ialah meningkatkan nilai guna
lahan, semisal yang pertama berupa lahan pertanian, diubah menjadi lahan pasar. Secara
langsung lahan pertanian yang hanya dikuasai segelintir orang saja berubah menjadi pasar untuk
pemenuhan kebutuhan ekonomi bagi banyak individu.
Dampak yang ditimbulkan perubahan penggunaan lahan tak hanya dampak negatif, akan
tetap dampak positif berupa peningkatan fasilitas umum akan semakin bertambah, selain itu
pendapatan perkapita masyarakat akan meningkat juga. Akan tetapi tak dapat dipungkiri dampak
negatif yang terjadi juga akan menjadi masalah serius, dimana perubahan penggunaan lahan
dikawasan tersebut yang semula menjadi wilayah pertanian yang berfungsi juga sebagai wilayah
serapan air diubah menjadi lahan pemukiman yang penuh dengan bangunan beton yang
kehilangan fungsi sebagai wilayah serapan. Selain itu juga ekosistem sawah juga lenyap.
Perubahan penggunaan lahan merupakan tindakan yang menguntungkan sekaligus
merugikan

You might also like