You are on page 1of 16

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SIFAT FISIK HASIL PERTANIAN

DISUSUN OLEH :
NAMA

: ALFANSURI RAMADANI

NIM

: 14/16376/ THP

KELAS

: STIPP

KELOMPOK : I/A
ACARA II

: DENSITAS DAN BOBOT JENIS

CO.ASS

: NADYA PRASHINTA RIZKI

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2015

I. ACARA II
II. TANGGAL

: Densitas dan Bobot Jenis


: 01 Oktober 2015

III. TUJUAN

1. Memahami arti densitas dan perbedaannya dengan bobot jenis.


2. Memahami adanya pengaruh kondisi pada dasarnya densitas suatu bahan.
3. Mengetahui manfaat pengukuran densitas atau bobot jenis dalam teknologi
pengolahan hasil petanian.
4. Mengerti dan dapat menera densitas bahan pangan berbentuk cairan maupun
padatan dengan alat alat pengukur densitas yang sesuai.
IV. DASAR TEORI
Fluida meliputi cairan, yang mengalir dibawah pengaruh gravitasi sampai
menempati daerah terendah yang mungkin dari penampungnya, dan gas, yang
mengembang mengisipenampungnya tanpa peduli bentuknya. Perbedaan antara
zat padat dan cairan tidak tajam. Walaupun es dianggap sebagai zat padat,
aliran sungai es sangat dikenal. Demikian pula kaca, dan bahkan batu dibawah
tekanan yang besar, cenderungmengalir sedikit untuk periode waktu yang
panjang (Petrucci, 1999).
Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahan yan bergantung pada suhu
unutuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai
hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis
adalah suatu karakteristik bahan yang penting yang digunakan untuk pengujian
identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu, terutama dari
cairan dan zat-zat bersifat seperti malam (Rudolf, Voigt, 1994).
Bobot jenis (spesific gravity) didefenisikan sebagai massa bahan dibagi
massa sejumla air yang isinya setara dengan isi bahan. Ini berlaku untuk cairan
maupun padatan.
Bobot

jenis

Kerapatan atau densitas adalah massa per satuan. Satuan umumnya


adalahkilogram per meter kubik, atau ungkapan

yang

umum, gram per

sentimeter kubik, atau gram per milliliter. Pernyataan awal mengenai kerapatan
adalah bobotjenis. Satuannya sudah kuno dan sebaiknya tidak dipakai lagi.
Penjelasan berikutdiberikan sebagai petunjuk. Penentuan bobot jenis
berlangsung

dengan

pikonometer,

Areometer,

timbangan

hidrostatis

(timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometeris (Rudolf, Voigt, 1994).


Densitas suaatu bahan juga didefenisikan sebagai besar massanya dibagi
dengan isinya:
Densitas =

Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal
dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan
kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan
sebagai berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba
untuk menentukan volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan
mikroskopis pori-pori dalam ruang kapiler (Alfred, Martin., 1993).
Kerapatan massa (densitas) dan bobot jenis (spesifik gravity) dari bahan
pangan dan hasil pertanian mempunyai arti yang sangat penting di dalam
banyak hal-hal praktis. Beberapa contoh pentingnya pemakaian densitas dan
s.g. dalam praktek diantaranya adalah pada pengeringan dan penyimpanan bijibijian, perencanaan silo, penentuan kemurnian biji, pemisahan dan gradasi,
evaluasi kemasakan buah, tekstur dan kelunakan buah, estimasi ruang udara
dalam jaringan tanaman, evaluasi produk seperti jagung manis, kecangkacangan, kentang dan lain-lain yang densitasnya meningkat dengan semakin
bertambah kemasakan (Suyitno, 1988).

V. ALAT DAN BAHAN


1. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cair
A. Alat
a. Piknometer 50 ml

: 1 buah

b. Timbangan

: 1 buah

c. Pipet ukur

: 1 buah

B. Bahan
a. Aquadest

: secukupnya

b. Minyak sawit

: secukupnya

2. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk butiran


A. Alat
a. Piknometer 50 ml

: 1 buah

b. Timbangan

: 1 buah

c. Pipet ukur

: 1 buah

B. Bahan
a. Kacang kedelai

: 10 gram

b. Minyak sawit

: secukupnya

3. Menentukan bulk density bahan pangan


A. Alat
a. Gelas ukur

: 1 buah

b. Timbangan

: 1 buah

c. Wadah / gelas piala

: 1 buah

B. Bahan
a. Kacang kedelai

: secukupnya

VI. CARA KERJA


A.

Teoritis
1. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cair
a.

Mengeringkan piknometer yang sudah bersih. Kemudian


menimbang dan mencatat beratnya.

b.

Mengisi piknometer dengan aquadest sampai penuh


(mengukur suhu aquadest terlebih dahulu).

c.

Menutup piknometer.

d.

Mengeringkan tumpahan air yang membasahi badan


piknometer dengan kertas saring.

e.

Menimbang lagi piknometer berisi air dan mencatat


hasilnya.

f.

Mengosongkan

piknometer

dengan

menuangkan

(membuang) air di dalamnya. Sisa air dalam piknometer dapat


dikeringkan dengan cara dihisap dengan tissue atau kertas saring.
g.

Mengisi lagi piknometer dengan larutan (bahan pangan


cair) yang akan ditera densitasnya. Jangan lupa mengukur suhunya.

h.

Menimbang lagi piknometer berisi larutan dan mencatat


hasilnya.

i.

Menghitung densitas dan bobot jenis larutan.

j.

Mengisi hasil pengamatan pada tabel pengamatan

2. Menentukan densitas larutan dan bobot jenis bahan pangan padat


berbentuk butiran
a.

Membersihkan

dan

mengeringkan

piknometer. Menimbang untuk mengetahui beratnya dan mencatat


hasilnya.

b.

Mengisi dengan air sampai penuh. Menutup


piknometer, mengeringkan tumpahan air yang membasahi badan
piknometer dengan kertas saring.

c.

Menimbang lagi piknometer yang sudah


berisi air dan mencatat beratnya. Dari penimbangan akan
didapatkan berat air, misalnya a gram.

d.

Mengosongkan

piknometer

dengan

menuangkan (membuang) air di dalamnya. Sisa air dalam


piknometer dapat dikeringkan dengan cara dihisap dengan kertas
tissue/saring.
e.

Mengisi lagi piknometer dengan minyak


(toluene) sampai penuh, kemudian menimbang dan mencatat
hasilnya. Dari penimbangan ini akan diperoleh berat minyak
misalnnya b gram.

f.

Menuangkan sebagian minyak yang ada


dalam piknometer, kemudian memesukkan sejumlah bahan
(butiran) yang akan ditera densitasnya. Diketahui berat butiran
yang dimasukkan piknometer (misalnya 10 gram). Memenuhi
piknometer dengan minyak.

g.

Menutup

piknometer

dengan

hati-hati,

mengusahakan tidak ada minyak yang tumpah membasahi badan


piknometer dan tidak ada gelembung udara di dalam piknometer.
h.

Menimbang piknometer dengan hati-hati,


mengusahakan tidak ada minyak. Mencatat hasilnya, misalnya c
gram. Dari penimbangan ini akan diperoleh berat minyak yang
memenuhi isi piknometer setelah diberi butiran-butiran bahan,
yaitu c gram.

i.

Menentukan densitas butiran.

j.

Mengisi hasil pengamatan dan perhitungan


pada tabel pengamatan yang disediakan.

3. Menentukan bulk density

a. Menetukan isi wadah.


b. Menimbang kotak kosong.
c. Mengisi kotak dengan bahan sampai penuh. Mengetuk-mengetuk
atau menggoyang-goyangkan kotak berisi bahan supaya pengisian
dapat efektif. Permukaan bahan harus rata dengan permukaan
kotak.
d. Menimbang lagi kotak yang berisi bahan. Mencatat hasilnya.
e. Menghitung bulk density-nya.
f. Mengisi hasil pengamatan dan perhitungan pada tabel yang
disediakan.
B.

Skematis
1.

Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cair


Dikeringkan piknometer yang sudah
bersih.

Kemudian

ditimbang

dan

mencatat beratnya.

Diisi

piknometer

dengan

aquadest

sampai penuh, lalu tutup piknometer,


dikeringkan

tumpahan

air

yang

membasahi badan piknometer dengan


tisu atau kertas saring.

Ditimbang lagi piknometer berisi air dan


dicatat hasilnya, kemudian bersihkan
piknometer Sisa air dalam piknometer

dapat dikeringkan dengan tissue atau


kertas saring.

Diisi

lagi

piknometer

dibersihkan

dengan

yang

sudah

minyak

sawit,

ditutup dan dibersihkan jika minyak ada


yang tumpah.

Ditimbang

lagi

piknometer

dengan

minyak tersebut. Dan hitung densitas


dan bobot jenis larutan.

2.

Menentukan densitas larutan dan bobot jenis bahan pangan padat


berbentuk butiran
Ditimbang berat butiran yang akan
dimasukkan piknometer misalnya 10
gram.

Dituangkan sebagian minyak yang ada


dalam

piknometer,

kemudian

dimasukkan sejumlah bahan butiran


(kacang

kedelai)

yang

akan

ditera

densitasnya. Lalu penuhi piknometer


dengan minyak.

Ditutup piknometer dengan hati-hati,


diusahakan tidak ada minyak yang
tumpah membasahi badan piknometer
dan tidak ada gelembung udara di dalam
piknometer, kemudian ditimbang.
Ditentukan densitas butiran, dari hasil
pengamatan sebelumnya juga.

3.

Menentukan bulk density


Ditimbang wadahnya yaitu gelas beker.

Diisi gelas dengan bahan sampai penuh.


Permukaan bahan harus rata dengan
permukaan kotak. Ditimbang lagi gelas
beker

yang

berisi

bahan.

Dicatat

hasilnya. Dihitung bulk density-nya.

VII. HASIL PENGAMATAN


A.

Table 1. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan


berbentuk cairan
Jenis

Berat

Berat pikno

Berat pikno

Densitas

Bobot

bahan

pikno

+ aquadest

+ minyak

(g/ml)

jenis

kosong

(gram)

(gram)

Minya

(gram)
26,20

100,85

96,39

0,879

0.91

k
Perhitungan:

massabersih minyak
70,1926,20
=
= 0,879 kg/m3
isi piknometer
50
massa minyak
70,1926,20
Berat jenis =
=
= 0,91
massa air
74,6526,20
Densitas

B.

Table 2. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan padat


berbentuk butiran
Jenis

Berat

Berat

Berat

Densitas

Berat

bahan

pikno

pikno +

pikno +

(gr/ml)

jenis

kosong

aquades

minyak

(gram)
Kacan

26,20

(gram)

+ bahan
(gram)
98,95

96,39

1,18

1,18

g hijau
Perhitungan :
butiran

Minyak utuh

minyak berat butiran


berat minyak yang dipindahkan butiran

0,081 x 10,039

7,479

= 1,18 gr/ml

= (pikno isi minyak + kedelai) (pikno kosong) berat


kedelai butiran.
= (72,759 26,20 10,03) = 36,529

Minyak tumpah

= Minyak bersih Minyak utuh.


= ( 43,99 36,529) = 7,474

Bobot jenis

butiran
air

1,18
1

= 1,18

C.

Tabel 3. Menentukan bulk density


Jenis

Berat

Isi

Bulk

bahan
Kacang

bahan
69,61

wadah
102,102

density
0,64

p (cm)
7,8

hijau
Perhitungan :
Isi wadah (V)
V
Bulk density

= r2t
berat beaker isi kedelai
=
volume beker kosong
136,97
=
98,125

Ukuran
l (cm)
7,7

t (cm)
1,7

= 1,395 gram/cm3

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum mengenai densitas dan bobot jenis dengan tiga percobaan
yaitu menetukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cairan,
kedua menentukan dansitas dan bobot jenis bahan pangan padat bebentuk
butiran dan yang ketiga menentukan bulk densitynya. Penghitungan densitas
dan densitas kamba pada bahan pangan memiliki banyak manfaat diantaranya:
dalam merencanakan gudang, volume alat pengolahan, volume alat
transportasi, penentuan kemurnian, pemisahan (gradasi) dan evaluasi
kemasakan bahan pangan.
Ada beberapa hal yang akan menibulkan kesulitan dalam penentuan
densitas dan volume dari bahan antara lain adalah bentuk yang tidak menentu,
ukuran yang relatif kecil pada padi dan biji-bijian, bahan yang bersifat poreous
(berongga) seperti pada makanan ringan dan pallet makanan ternak. Bagi
produk yang bentuknya tidak teratur, biasanya volumenya ditentukan dengan
prinsip perpindahan air.
Pada percobaan penentuan densitas dan bobot jenis bahan pangan
berbentuk cairan menggunakan minyak goreng (olein). Saat menimbang bahan
dengan pikno meter, haruslah smpai penuh ketutupnya, tetapi janganlah smpai
ada tumpahan bahan pada piknometer, karena itu akan mempengaruhi berat

dari piknometer yang berisi tersebut, sehingga akan menyebab perhitungan


yang salah atau berlebih. Pada perhitungan didapatkan nilai densitas minyak
sebesar 0,879 gr/cm3 dan bobot jenis sebesar 0,91.
Pada percobaan untuk penentuan densitas dan bobot jenis bahan pangan
padat berbentuk butiran menggunakan kacang kedelai dan minyak goreng.
Berbeda dengan perlakuan untuk mngukur yang cairan, pda butran untuk
mengetahui densitas dan bobot jenisnya saat menimbang, kita juga
menggunakan bahan cairan juga seperti minyak atau toluena sebagai bahan
pengurangnya, karena pada bahan padat akan tidak akan dapat memenuhi
wadahnya secara utuh, sehingga terdapat rongga-rongga diantara butiran
tersebut. Jadi untuk mengukurnya dari berapa minyak yang terbuang setelah
disi butiran kacang kedelai tersebut. Pada perhitungan minyak yang ada pada
pikno yaitu 36,52 ml, lalu dari situ didapatkan minyak yang tumpah atau
dipindahkan 7,479 ml, dan kemudian didapatkan nilai densitas butiran sebesar
1,18 gr/ml, serta bobot jenis sebesar 1,18.
Pada percobaan kedua ini digunakan cairan minyak sebab memiliki
beberapa keuntungan yaitu tendensinya untuk masuk ke dalam biji sampel
kecil, tegangan permukaannya kecil yang memungkinkannya untuk dapat
mengalir pada permukaan biji sampel dengan mudah, kemungkinan perannya
sebagai pelarut komponen biji terutama lemak dan protein sangat kecil, suhu
didihnya agak tinggi, kalau kontak dengan udara atmosfir tidak mengalami
perubahan s.g. dan viskositas dan s.g. nya relatif rendah.
Pada percobaan yang ketiga penentuan bulk density atau disebut juga
densitas kamba yaitu ukuran jumlah massa bahan per volume ruang yang
ditempatinya, pada densitas kamba ruang kosong yang terdapat diantara bahan
juga ikut dihitung, bahan yang digunakan berupa padat atau butiran, saat
praktikum yaitu kacang kedalai. Percobaan menggunakan bahan kacang
kedelai ini dengan perlakuan menggunakan wadah gelas beker dan didapatkan
perhitungan nilai densitas kamba kacang hijau sebesar 1,395 gr/cm3.

IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bobot jenis (spesific gravity) didefinisikan sebagai massa bahan dibagi
massa sejumlah air yang isinya setara dengan isi bahan. Berlaku untuk
bahan berbentuk cairan maupun padatan.
2. Pada praktikum densitas dan dansitas kamba bahan pangan memiliki
banyak manfaat diantaranya dalam merencanakan gudang, volume alat
pengolahan, volume alat transportasi, penentuan kemurnian, pemisahan
(gradasi) dan evaluasi kemasakan bahan pangan.
3. Pada percobaan yang pertama didapatkan perhitungan nilai densitas
minyak sebesar 0,879 gr/cm3 dan bobot jenis sebesar 0,91.
4. Pada perhitungan perlakuan yang kedua didapatkan minyak yang ada pada
pikno yaitu 36,52 ml, lalu dari situ didapatkan minyak yang tumpah atau
dipindahkan 7,479 ml, dan kemudian didapatkan nilai densitas butiran
sebesar 1,18 gr/ml, serta bobot jenis sebesar 1,18.
5. Bahan pangan berbentuk padatan, cairan, pasta dan suspensi diasumsikan
bersifat incompressible, artinya densitasnya dipengaruhi oleh besarnya
suhu dan tekanan dan sebaliknya gas dan uap bersifat compressible.

6. Pada percobaan yang ketiga yaitu penentuan bulk density atau densitas
kamba yaitu ukuran jumlah massa bahan per volume ruang yang
ditempatinya, pada densitas kamba ruang kosong yang terdapat diantara
bahan juga ikut dihitung.
7. Percobaan bulk density menggunakan bahan kacang hijau dengan
perlakuan menggunakan wadah kotak dan didapatkan nilai densitas kamba
kacang hijau sebesar 1,395 gr/cm3.

DAFTAR PUSTAKA
Achadijah, Siti, Ir, MS, 2009. Bahan Ajar Sifat Fisik Hasil Perkebunan. Institut
Pertanian STIPER, Yogyakarta.
Anonim, 2015. Buku Petunjuk Praktikum Sifat Fisik Hasil Pertanian. Institut
Pertanian STIPER, Yogyakarta.
Martin, Alfred, 1993, Farmasi Fisika, UI Press, Jakarta.
Petrucci R.H,1999, Kimia Dasar Prinsip dan Teori Modern, Erlangga,
Jakarta.Brescia, Arents dan Meislich, 1975, Fundamental Chemistry,
New York.
Suyitno,1988. Pengujian Sifat Fisik Bahan Pangan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Voigt, Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press,
Yogyakarta.

Yogyakarta, 08 Oktober 2015


Mengetahui,
Co. Ass.

(Nadya Prashinta Rizki)

Praktikan,

(Alfansuri Ramadani)

You might also like