Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NAMA
: ALFANSURI RAMADANI
NIM
: 14/16376/ THP
KELAS
: STIPP
KELOMPOK : I/A
ACARA II
CO.ASS
I. ACARA II
II. TANGGAL
III. TUJUAN
jenis
yang
sentimeter kubik, atau gram per milliliter. Pernyataan awal mengenai kerapatan
adalah bobotjenis. Satuannya sudah kuno dan sebaiknya tidak dipakai lagi.
Penjelasan berikutdiberikan sebagai petunjuk. Penentuan bobot jenis
berlangsung
dengan
pikonometer,
Areometer,
timbangan
hidrostatis
Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal
dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan
kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan
sebagai berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba
untuk menentukan volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan
mikroskopis pori-pori dalam ruang kapiler (Alfred, Martin., 1993).
Kerapatan massa (densitas) dan bobot jenis (spesifik gravity) dari bahan
pangan dan hasil pertanian mempunyai arti yang sangat penting di dalam
banyak hal-hal praktis. Beberapa contoh pentingnya pemakaian densitas dan
s.g. dalam praktek diantaranya adalah pada pengeringan dan penyimpanan bijibijian, perencanaan silo, penentuan kemurnian biji, pemisahan dan gradasi,
evaluasi kemasakan buah, tekstur dan kelunakan buah, estimasi ruang udara
dalam jaringan tanaman, evaluasi produk seperti jagung manis, kecangkacangan, kentang dan lain-lain yang densitasnya meningkat dengan semakin
bertambah kemasakan (Suyitno, 1988).
: 1 buah
b. Timbangan
: 1 buah
c. Pipet ukur
: 1 buah
B. Bahan
a. Aquadest
: secukupnya
b. Minyak sawit
: secukupnya
: 1 buah
b. Timbangan
: 1 buah
c. Pipet ukur
: 1 buah
B. Bahan
a. Kacang kedelai
: 10 gram
b. Minyak sawit
: secukupnya
: 1 buah
b. Timbangan
: 1 buah
: 1 buah
B. Bahan
a. Kacang kedelai
: secukupnya
Teoritis
1. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cair
a.
b.
c.
Menutup piknometer.
d.
e.
f.
Mengosongkan
piknometer
dengan
menuangkan
h.
i.
j.
Membersihkan
dan
mengeringkan
b.
c.
d.
Mengosongkan
piknometer
dengan
f.
g.
Menutup
piknometer
dengan
hati-hati,
i.
j.
Skematis
1.
Kemudian
ditimbang
dan
mencatat beratnya.
Diisi
piknometer
dengan
aquadest
tumpahan
air
yang
Diisi
lagi
piknometer
dibersihkan
dengan
yang
sudah
minyak
sawit,
Ditimbang
lagi
piknometer
dengan
2.
piknometer,
kemudian
kedelai)
yang
akan
ditera
3.
yang
berisi
bahan.
Dicatat
Berat
Berat pikno
Berat pikno
Densitas
Bobot
bahan
pikno
+ aquadest
+ minyak
(g/ml)
jenis
kosong
(gram)
(gram)
Minya
(gram)
26,20
100,85
96,39
0,879
0.91
k
Perhitungan:
massabersih minyak
70,1926,20
=
= 0,879 kg/m3
isi piknometer
50
massa minyak
70,1926,20
Berat jenis =
=
= 0,91
massa air
74,6526,20
Densitas
B.
Berat
Berat
Berat
Densitas
Berat
bahan
pikno
pikno +
pikno +
(gr/ml)
jenis
kosong
aquades
minyak
(gram)
Kacan
26,20
(gram)
+ bahan
(gram)
98,95
96,39
1,18
1,18
g hijau
Perhitungan :
butiran
Minyak utuh
0,081 x 10,039
7,479
= 1,18 gr/ml
Minyak tumpah
Bobot jenis
butiran
air
1,18
1
= 1,18
C.
Berat
Isi
Bulk
bahan
Kacang
bahan
69,61
wadah
102,102
density
0,64
p (cm)
7,8
hijau
Perhitungan :
Isi wadah (V)
V
Bulk density
= r2t
berat beaker isi kedelai
=
volume beker kosong
136,97
=
98,125
Ukuran
l (cm)
7,7
t (cm)
1,7
= 1,395 gram/cm3
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum mengenai densitas dan bobot jenis dengan tiga percobaan
yaitu menetukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cairan,
kedua menentukan dansitas dan bobot jenis bahan pangan padat bebentuk
butiran dan yang ketiga menentukan bulk densitynya. Penghitungan densitas
dan densitas kamba pada bahan pangan memiliki banyak manfaat diantaranya:
dalam merencanakan gudang, volume alat pengolahan, volume alat
transportasi, penentuan kemurnian, pemisahan (gradasi) dan evaluasi
kemasakan bahan pangan.
Ada beberapa hal yang akan menibulkan kesulitan dalam penentuan
densitas dan volume dari bahan antara lain adalah bentuk yang tidak menentu,
ukuran yang relatif kecil pada padi dan biji-bijian, bahan yang bersifat poreous
(berongga) seperti pada makanan ringan dan pallet makanan ternak. Bagi
produk yang bentuknya tidak teratur, biasanya volumenya ditentukan dengan
prinsip perpindahan air.
Pada percobaan penentuan densitas dan bobot jenis bahan pangan
berbentuk cairan menggunakan minyak goreng (olein). Saat menimbang bahan
dengan pikno meter, haruslah smpai penuh ketutupnya, tetapi janganlah smpai
ada tumpahan bahan pada piknometer, karena itu akan mempengaruhi berat
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bobot jenis (spesific gravity) didefinisikan sebagai massa bahan dibagi
massa sejumlah air yang isinya setara dengan isi bahan. Berlaku untuk
bahan berbentuk cairan maupun padatan.
2. Pada praktikum densitas dan dansitas kamba bahan pangan memiliki
banyak manfaat diantaranya dalam merencanakan gudang, volume alat
pengolahan, volume alat transportasi, penentuan kemurnian, pemisahan
(gradasi) dan evaluasi kemasakan bahan pangan.
3. Pada percobaan yang pertama didapatkan perhitungan nilai densitas
minyak sebesar 0,879 gr/cm3 dan bobot jenis sebesar 0,91.
4. Pada perhitungan perlakuan yang kedua didapatkan minyak yang ada pada
pikno yaitu 36,52 ml, lalu dari situ didapatkan minyak yang tumpah atau
dipindahkan 7,479 ml, dan kemudian didapatkan nilai densitas butiran
sebesar 1,18 gr/ml, serta bobot jenis sebesar 1,18.
5. Bahan pangan berbentuk padatan, cairan, pasta dan suspensi diasumsikan
bersifat incompressible, artinya densitasnya dipengaruhi oleh besarnya
suhu dan tekanan dan sebaliknya gas dan uap bersifat compressible.
6. Pada percobaan yang ketiga yaitu penentuan bulk density atau densitas
kamba yaitu ukuran jumlah massa bahan per volume ruang yang
ditempatinya, pada densitas kamba ruang kosong yang terdapat diantara
bahan juga ikut dihitung.
7. Percobaan bulk density menggunakan bahan kacang hijau dengan
perlakuan menggunakan wadah kotak dan didapatkan nilai densitas kamba
kacang hijau sebesar 1,395 gr/cm3.
DAFTAR PUSTAKA
Achadijah, Siti, Ir, MS, 2009. Bahan Ajar Sifat Fisik Hasil Perkebunan. Institut
Pertanian STIPER, Yogyakarta.
Anonim, 2015. Buku Petunjuk Praktikum Sifat Fisik Hasil Pertanian. Institut
Pertanian STIPER, Yogyakarta.
Martin, Alfred, 1993, Farmasi Fisika, UI Press, Jakarta.
Petrucci R.H,1999, Kimia Dasar Prinsip dan Teori Modern, Erlangga,
Jakarta.Brescia, Arents dan Meislich, 1975, Fundamental Chemistry,
New York.
Suyitno,1988. Pengujian Sifat Fisik Bahan Pangan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Voigt, Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press,
Yogyakarta.
Praktikan,
(Alfansuri Ramadani)