Professional Documents
Culture Documents
sansevieria
mempunyai
banyak
ragam
karena
14
15
16
nutrisi
dalam
pertumbuhan
kalus
maupun
media
tumbuh
diferensiasinya
sangat
mempengaruhi
membentuk
tunas
(Purnamaningsih 2006)
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II kultur jaringan Sansivera dilaksanakan pada
hari Jumat 26 April 2013 pukul 13.00-selesai, bertempat di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat
a. LAFC lengkap dengan lampu bunsen
b. Petridish dan botol-botol kultur
c. Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes
17
3. Bahan
a. Eksplan daun sansivera (Sansevieria cylindrica)
b. Media kultur
c. Alkohol 70 %
d. Aquadest steril
e. Spiritus
f. Chlorox (Sunclin)
4. Cara Kerja
a. Mempersiapkan eksplan
b. Melakukan sterilisasi eksplan (dilakukan dalam LAFC)
1) Merendam eksplan dalam larutan Dithane M-45 3 mg/l selama +
12 jam, dilanjutkan dengan chlorox 5,25% (Sunclin 100%) selama
+ 3 menit.
2) Membilas eksplan dengan aquadest steril
c. Menanam eksplan:
1) Membuka plastik penutup botol media kultur.
2) Mengambil eksplan dan menanamnya dalam media kultur dengan
pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.
3) Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi, selama penanaman
d. Memelihara eksplan :
1) Menempatkan botol-botol kultur berisi eksplan di rak-rak kultur.
2) Menjaga lingkungan diluar botol meliputi; suhu, kelembaban, dan
cahaya.
3) Menyemprot botol-botol kultur dengan spiritus 2 hari sekali untuk
mencegah kontaminasi
e. Melakukan Pengamatan Selama 5 minggu, meliputi:
1) Saat muncul akar, tunas, daun, dan kalus (HST), pengamatan
dilakukan setiap hari.
2) Jumlah akar, tunas, daun, dan kalus, pengamatan dilakukan setiap
seminggu sekali.
18
Wortel
Tanggal
19/4/2013
23/4/2013
26/4/2013
Akar
-
30/4/2013
Akar
-
Jumlah
Tunas Daun
-
Keterangan
Penanaman
Media
terkontaminasi
bakteri
Eksplan
terkontaminasi
jamur
berwarna
putih
19
2. Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera. Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida, jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur. Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC. Pada saat
penanaman, sebaiknya bahan atanama ditanam dalam keadaan berdiri
bukan rebah. Hal ini untuk memudahkan penyerapan nutrisi yang ada di
dalam media. Apabila penanaman dilakukan dalam keadaan rebah, bagian
daun yang mengadakan kontak dengan media merupakan daun yang tidak
mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari media akan sulit masuk ke
dalam jaringan eksplan.
Eksplan yang mengalami kematian akibat terjadinya kontaminasi
oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya browning. Kontaminasi terjadi
karena sterilisasi yang kurang sempurna dan browning terjadi akibat
perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan) klorox yang terlalu lama
sehingga jaringan dari sansievera mengalami browning. Gejala dari
kontaminasi jamur adalah munculnya hifa dari jamur dan dalam waktu
singkat memenuhi media kultur, sedangkan gejala serangan bakteri adalah
adanya lendir pada media yang mencirikan koloni dari bakteri. Gejala dari
browning sendiri adalah perubahan warna dari eksplan menjadi hitam atau
kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada di tepi.
Perlakuan pemberian konsentrasi BAP secara umum, semua
perlakuan mengalami penurunan persentase pertumbuhan eksplan. Hal ini
dapat terjadi karena tingkat kontaminasi dalam perbanyakan secara kultur
jaringan yang cukup tinggi karena penyebaran bakteri atau jamur dapat
terjadi di udara dan pertumbuhannya yang sangat cepat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Yuwono (2006) yang menyatakan bahwa salah satu
prasyarat utama dalam teknik kultur in vitro adalah kebersihan dan
sterilitas alat serta tempat yang digunakan. Hal ini diperlukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi oleh bakteri atau jamur yang
20
21
e. Pada hari ke-11 terjadi kontaminasi adanya lendir pada media yang
mencirikan koloni dari bakteri
2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah peningkatan intensivitas
sterilisasi untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi. Sebaiknya bahan
tanaman yang akan digunakan permukaannya digosok dengan pemotong
untuk menghilangkan lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun
agar penyerapan nutrisi berlangsung lebih mudah.
22
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, S. 2008. Pesona Sansevieria. PT Agromedia Pustaka: Jakarta.
Purnamaningsih, R. 2006. Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro. J. AgroBiogen. Vol 2(2):74-80.
Purwanto, A.W. 2008. Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun. Kanisius
Yogyakarta
Salisbury, F. B and C. W. Ross. 2002. Plant Physiology. CBS Publisher &
Distributors: New Delhi.
Santoso, U dan F. Nursandi. 2001. Kultur Jaringan Tanaman. UMM Press:
Malang.
Sharma, O.P. 2009. Plant Taxonomy 2E. Publisher by Tata McGraw-HillI: New
Delhi.
Trubus, Redaksi. 2008. Sansevieria 200 Jenis Spektakuler. PT Trubus Swadaya:
Jakarta.
Yusnita. 2004. Kultur Jaringan cara memperbanyak tanaman secara efisien.
AgroMedia Pustaka: Jakarta.
Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. UGM Press: Yogyakarta