Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
MOTTO:
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?
(QS. 55:25)
Engkau adalah pemimpin hidupmu sendiri.
Pikirkanlah, katakanlah, dan lakukanlah yang baikbaik dalam pergaulan dan pekerjaan yang baik.
Utamakanlah yang membahagiakan dirimu,
keluargamu, dan sesamamu. , Mario Teguh.
Character cannot be developed in ease and quiet. Only
through experience of trial and suffering can the soul be
strengthened, ambition inspired, and success achieved.
Helen Keller
It is our choices...that show what we truly are, far more
than our abilities.
JK. Rowling
Keikhlasan dan ketulusan akan memudahkan
langkahmu dalam mengerjakan sesuatu Me
PERSEMBAHAN :
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) September 2011
(C) Aningeti Prihandini Etnaningtiyas
(D) xvi + 144 halaman + lampiran
(E) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Turnover pada Karyawan PT.
Alenatex Bandung.
(F) SDM merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi yang
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas perusahaan. Sehingga perusahaan
diharapkan mampu mengatur SDM sebaik mungkin agar tidak terjadi turnover.
Berdasarkan data yang didapatkan mengenai efek negatif yang muncul akibat
turnover, tercatat bahwa sektor industri di Amerika Serikat mengalami kerugian
sebesar $60.000 karena ada sekitar 16.8% karyawan yang melakukan turnover
setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia ada sekitar 10-12% karyawan yang
melakukan turnover setiap tahunnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi intensi
turnover. Data mengenai turnover diperoleh melalui angket yang disebarkan
kepada 150 responden karyawan sebuah pabrik tekstil di Bandung. Data yang
diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa group cohesiveness secara negatif
mempengaruhi intensi turnover meskipun tidak signifikan. Personality job fit
secara positif mempengaruhi intensi turnover meskipun tidak signifikan.
Kepuasan kerja secara negatif mempengaruhi intensi turnover meskipun tidak
signifikan. Usia, jenis kelamin, status marital, pendidikan, dan masa kerja secara
negatif mempengaruhi intensi turnover dan signifikan. Namun jika dilihat
perdimensi, maka ditemukan bahwa dimensi conscientiousness, pay, dan
promotion berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi varians dari intensi turnover yang
dijelaskan oleh group cohesiveness, personality job-fit, kepuasan kerja, usia, jenis
kelamin, status marital, pendidikan, dan masa kerja adalah sebesar 45 %.
Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah pada
penelitian selanjutnya, diharapkan mampu mengembangkan secara baik dan teliti
setiap item yang digunakan, terlebih jika item tersebut merupakan adaptasi dari
penelitian yang berasal dari luar negeri. Selain itu, setiap perusahaan diharapkan
mampu mengantisipasi sejak dini tentang bagaimana cara menurunkan angka
turnover sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang besar hanya karena
kekurangan SDM.
(G) Daftar Bacaan : 50; buku: 18 + jurnal: 25 + internet: 7
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Intensi Turnover pada Karyawan PT. Alenatex Bandung. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini, tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak dalam memberikan bimbingan, masukan, dan arahan.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Bapak Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si, Pembantu Dekan I, beserta seluruh jajaran
dekanat lainnya, yang tiada hentinya berusaha menciptakan lulusan-lulusan
Fakultas Psikologi yang semakin baik dan berkualitas.
3.
Ibu Yunita Faela Nisa, M. Psi., Psi., sebagai Dosen Pembimbing I, terima
kasih atas segala bimbingan, masukan, kritikan, waktu dan tenaga yang telah
diberikan kepada saya selama proses pengerjaan skripsi.
4.
Ibu Liany Luzvinda, M. Si, sebagai Dosen Pembimbing II, terima kasih atas
segala bimbingan, masukan, kritikan, waktu dan tenaga yang telah diberikan
kepada saya selama proses pengerjaan skripsi dan pembuatan slide untuk
presentasi sidang.
5.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
banyak memberikan pengetahuan baru seputar Psikologi kepada saya dan
seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah
banyak
membantu
saya
dalam
menyelesaikan skripsi.
vii
menjalani
perkuliahan
dan
6.
Kedua orang tua saya, Triyanto Budi Mulyo dan Supraptiningsih, terima
kasih atas cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, motivasi, dukungan baik
moril
maupun
materil,
dan
bergantian
menemani
saya
begadang
menyelesaikan skripsi, serta doa yang tiada hentinya dalam setiap sujud dan
ibadahnya agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7.
Kakak saya tercinta, Andes Tiyarani Agnelia, terima kasih atas motivasi,
saran, obrolan dan tawa yang terkadang tidak penting hanya untuk menghibur
dan menemani saya begadang menyelesaikan skripsi.
8.
Pakde Marno dan keluarga, terima kasih atas bantuan koneksi perusahaannya
(PT. Alenatex Bandung) untuk dijadikan tempat penelitian skripsi ini.
9.
Sahabat-sahabat saya semenjak kuliah, Genk Amot dan Abon (Ana, Dien,
Ema, Yuni, Hayyu, dan Muthi), terima kasih untuk segala petualangan si
bolang, tawa, dan sedih, yang kita lewati bersama. Teman-teman angkatan
2007, khususnya kelas A yang sangat heboh dan penuh cerita. Terima kasih
untuk Kak Adiyo, Risna, dan Efi yang telah memberikan banyak arahan
dalam mengerjakan pengolahan statistik pada skripsi ini.
10. Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian yang saya
berikan dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima
kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan kemudahannya yang telah
diberikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah lah penulis berserah diri,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Pembimbing
.......
ii
iii
..............
iv
..........
....................
vi
Kata Pengantar
Daftar Isi
........
vii
.................
ix
Daftar Tabel
............
xiii
....
xiv
.....
xvi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
...........................
.............................
..........................
10
...............................
12
.....................
14
......................
14
.....................
15
.............................
16
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Intensi Turnover
2.1.1 Definisi Intensi Turnover
2.1.2 Teori Intensi Turnover
ix
....................... 17
.................
19
.............. 21
.................
37
.................... 38
............ 41
.............. 42
................ 43
...............
45
.................
46
................. 47
49
...........................
50
......................
52
............................... 53
BAB 3
.......................................... 58
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
........................................... 61
.......................
61
.....................
62
............
62
.........................
62
........................
63
.. 65
67
70
74
................................ 89
............................ 89
....................
90
90
BAB 4
94
HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Deskriptif
.....................................................
....................
96
96
..... 97
........
98
........... 99
........... 99
100
...............................
111
xi
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
................................................
116
................................................... 117
..........................................................
126
.... 128
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 3.1
...........................
............................................
39
Tabel 3.2
......................
66
......................
66
Tabel 3.3
Tabel 3.4
..............................
67
Tabel 3.5
........
68
Tabel 3.6
......................................
68
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
.................
81
Tabel 3.16
................
82
Tabel 3.17
83
Tabel 3.18
..
84
Tabel 3.19
..
85
Tabel 3.20
..................
86
Tabel 3.21
..........
.......
67
71
73
..........
74
....
75
.............
77
.....................
78
...............
79
...........................
80
xiii
.........
87
Tabel 3.22
Tabel 4.1
Tabel 4.2
.................................
97
Tabel 4.3
.................................
98
Tabel 4.4
......................................
99
Tabel 4.5
..................................... 100
Tabel 4.6
Tabel Anova IV
Tabel 4.7
Tabel R square IV
Tabel 4.8
Tabel 4.9
........
88
................................................
96
................................................................. 101
............................................................. 101
xiv
............................................... 102
......................
111
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
xv
....
37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kuesioner Penelitian
........
Lampiran 2
Lampiran 3
.................
.........
137
137
...... 137
............... 137
......................
136
............ 137
..
132
137
................ 138
.............................
138
..................
138
................
138
............
138
....
138
139
139
....................
: Output SPSS
Lampiran 5
...........
139
.......... 139
..................... 140
xvi
.........................
144
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah
organisasi, yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. SDM secara tidak
langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas perusahaan. Hal tersebut
yang membuat perusahaan sadar betul akan nilai investasi karyawan sebagai suatu
SDM. Dimana saat ini, mengumpulkan tenaga kerja yang berkinerja baik semakin
sulit didapatkan, terlebih lagi dalam mempertahankan yang sudah ada. Oleh sebab
itu, perusahaan harus memprioritaskan untuk menemukan, mempekerjakan,
memotivasi,
melakukan
investasi
untuk
penerimaan,
penyeleksian,
dan
perusahaan, baik dari segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan
kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang ada di dalam suatu perusahaan
(Robbins, 2003).
Setiap perusahaan pasti telah melakukan berbagai cara untuk mengurangi
keinginan karyawan keluar dari perusahaannya. Karena dari sebuah perilaku
turnover pada akhirnya akan berdampak pada keputusan karyawan untuk
meninggalkan perusahaannya (employee movement). Di sisi lain, masalah yang
sering dihadapi perusahaan adalah sulitnya mempertahankan sumber daya
manusia yang potensial dan berkualitas. Belakangan ini, untuk mengefisiensikan
waktu dan menghemat pengeluaran dalam proses perekrutan, namun ingin
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan harapan, perusahaan mulai memakai
jasa outsourching (Sari, 2010). Hal tersebut dilakukan guna meminimalisir
kerugian perusahaan yang ditimbulkan akibat turnover.
Tingginya
tingkat
perputaran
karyawan
pada
perusahaan
akan
saat ini serta tersedianya alternatif pekerjaan lain. Voluntary turnover itu sendiri
dibedakan menjadi dua berdasarkan sifanya, yaitu dapat dihindari (avoidable
voluntary turnover) dan tidak dapat dihindari (unavoidable voluntary turnover).
Avoidable voluntary turnover timbul karena alasan upah yang lebih baik,
pimpinan, atau alternatif tempat kerja yang lebih baik. Sedangkan unavoidable
voluntary turnover terjadi karena pindah ke kota lain mengikuti pasangannya,
perubahan karier individu, ataupun karena kehamilan. Sebaliknya, involuntary
turnover digambarkan sebagai suatu keputusan PHK kepada karyawan yang
sifatnya uncontrollable bagi karyawan yang mengalaminya (Robbins, 2001).
Intensi turnover haruslah disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku
manusia yang penting dalam kehidupan suatu perusahaan, baik dari sudut
pandang individu maupun sosial. Mengingat bahwa tingkat keinginan berpindah
karyawan tersebut akan berdampak cukup signifikan bagi perusahaan dan
individu yang bersangkutan.
Adanya turnover di dalam sebuah perusahaan, terlihat dari empat
pandangan terhadap dampak yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Baik
dari segi keselamatan, produktivitas, maupun keuntungan bagi perusahaan.
Pertama, adanya hubungan yang negatif antara tingginya turnover dengan
rendahnya kinerja dalam suatu organisasi. Kedua, beberapa turnover baik juga
untuk organisasi, karena terlalu tinggi atau rendahnya turnover dalam sebuah
organisasi akan berdampak tidak baik bagi perusahaan. Yang dibutuhkan dalam
sebuah perusahaan adalah tingkat turnover yang sedang. Ketiga, dampak negatif
dari turnover adalah efek dari turnover yang menguat jika nilai turnover dari
4
suatu organisasi itu, tinggi. Keempat, kinerja organisasi berhubungan kuat dengan
upaya yang dilakukan bagian HRD dalam sebuah organisasi. Turnover akan tinggi
jika perusahaan kurang memperhatikan keberadaan karyawannya dan hanya
memperhatikan keuntungan perusahaan semata. Namun berlaku sebaliknya,
turnover akan rendah jika perusahaan memberi perhatian yang lebih kepada para
karyawannya. Bahkan mengalokasikan sebagian dana perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawan, seperti memberikan pelatihan-pelatihan yang
rutin kepada setiap karyawan (Aamodt, 2007).
Menurut Robbins (2001), turnover dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Sebuah bukti mengindikasikan bahwa kepuasan kerja dan intensi untuk keluar
dari perusahaan memiliki hubungan yang kuat terhadap perilaku turnover. Hal ini
terjadi karena adanya ketidakcocokan antara kepribadian yang dimiliki karyawan
dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu, ketidakcocokan dapat terjadi
ketika karyawan merasa bahwa rekan-rekan kerjanya tidak sesuai dengan apa
yang ia harapkan. Ketidakcocokan tersebut secara tidak langsung berpengaruh
terhadap psikologis karyawan. Lebih lanjut lagi, turnover dapat disebabkan
karena group cohesiveness, struktur organisasi, karakteristik pekerjaan, stres
kerja, kepuasan kerja, sistem reward dan evaluasi kinerja, dan desain organisasi
terhadap perencanaan pensiun.
Sebagian besar perusahaan pernah diwarnai dengan fenomena turnover.
Perpindahan karyawan merupakan suatu fenomena yang turut mewarnai industri
pabrik. Turnover karyawan juga terjadi pada salah satu pabrik industri tekstil
besar PT. Alenatex Bandung. PT. Alenatex Bandung yang berlokasi di Jalan
5
Moch. Toha No. 147 Km 61 Bandung dan didirikan pada tahun 1982 ini
merupakan salah satu pabrik tekstil yang memiliki ratusan karyawan. Berdasarkan
data yang didapatkan dari kepala HRD PT. Alenatex Bandung, 40 % adalah
karyawan tidak tetap. Sedangkan 60 % adalah karyawan yang direkrut dan
diseleksi langsung oleh manajemen PT. Alenatex Bandung, yang kemudian
disebut sebagai karyawan tetap. Karyawan tetap di PT. Alenatex Bandung inilah
yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian.
Berikut adalah nilai persentase (%) turnover karyawan PT.Alenatex
Bandung tahun 2006-2011, yang akan diformulasikan berdasarkan tabel berikut :
Tabel 1.1
Data Rata-rata Turnover Karyawan Tetap PT. Alenatex Bandung
Tahun 2006-2011
2006
2007
2008
2009
Out
(%)
Jml Out
(%)
Jml Out
(%)
Jml Out
(%)
137 22.83 % 300 83 27.67 % 243 97 39.92 % 320 109 34.06 %
Jml
600
Jml
300
2010
Out
156
Rata-rata
Keluar (%)
30 %
yang cenderung
lebih sabar
dalam
menghadapi
pekerjaannya (Andini, 2006). Dalam hal pengaruh status marital terhadap intensi
turnover, telah dilakukan penelitian oleh Novliadi (2007), didapatkan hasil bahwa
karyawan yang berstatus menikah cenderung bertahan di tempat kerjanya karena
memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap keluarganya. Sedangkan karyawan
yang belum menikah cenderung memiliki keinginan yang tinggi untuk berpindah8
pindah tempat kerja, karena mereka ingin dan lebih senang untuk mencoba hal-hal
baru dan tantangan baru.
Beranjak pada dasar pemikiran dan fenomena di atas, maka peneliti akan
mengkaji secara mendalam pada penelitian ini mengenai Faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
1.2
2.
b.
Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan
emosional individu terhadap peran dan karakteristiknya dalam bekerja.
c.
d.
3.
Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT. Alenatex Bandung.
Karyawan yang dimaksud adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga
secara tetap berdasarkan surat keputusan dengan mendapat gaji (upah).
2.
2b.
10
2c.
2d.
2e.
3.
3b.
3c.
3d.
3e.
3f.
11
3g.
3h.
3i.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian secara khusus adalah untuk menemukan faktor-faktor
mana saja yang secara signifikan mempengaruhi tinggi rendahnya intensi turnover
dikalangan karyawan. Adapun tujuan dari penelitian ini secara rinci adalah
sebagai berikut :
12
1.
2.
2b.
3.
2c.
2d.
2e.
3b.
3c.
3d.
3e.
3f.
3g.
3h.
3i.
13
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.5
SISTEMATIKA PENULISAN
15
1.6
TEKNIK PENULISAN
16
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
INTENSI TURNOVER
17
sukarela maupun tidak dengan tujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik lagi dibandingkan pekerjaan sebelumnya.
19
menurut Robbins (2001), terdapat teori lain yang turut membahas tentang intensi
turnover, teori tersebut antara lain :
Teori Pembentukan Tingkah Laku
Fishbein dan Ajzen (1975) mengajukan teori tentang pembentukan tingkah
laku untuk menjelaskan tentang intensi. Teori ini berdasarkan pada hubungan
timbal balik antara keyakinan (belief), sikap (attitude), dan intensi (intention)
individu. Keyakinan dikategorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan
pengetahuan, pendapat, dan pandangan individu terhadap obyek. Sikap
dikategorikan sebagai aspek afektif yang mengarah pada perasaan individu
terhadap suatu obyek serta evaluasi yang dilakukannya. Intensi dikategorikan
sebagai aspek konatif yang menunjukkan intensi individu dalam bertingkah laku
dan bertindak ketika berhadapan langsung dengan obyek. Teori tentang intensi
Fishbein dan Ajzen tidak terlepas dari peran situasi, baik lokasi, waktu tertentu
atau waktu tak terbatas (di masa yang akan datang) dan perilaku (sikap).
Teori Atribusi (Attribution Theory)
Teori atribusi memberikan penjelasan tentang proses bagaimana kita
menentukan penyebab/ motif perilaku seseorang (Gibson et al., 2000). Teori ini
diarahkan untuk mengembangkan penjelasan dengan cara-cara kita menilai orang
secara berlainan, tergantung makna apa yang akan kita hubungkan (atribusikan)
ke suatu perilaku tertentu. Teori atribusi itu sendiri, mengacu pada bagaimana
seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain/ diri sendiri, yang ditentukan
apakah dari faktor internal/ eksternal, maka akan terlihat pengaruhnya terhadap
perilaku individu (Robbins, 2001). Penyebab perilaku dikenal sebagai
20
atau
penyebab
eksternal
mengacu
pada
lingkungan
yang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intensi turnover, antara lain job attitude,
personality,
boidemographic,
economic
factors,
personal
factors,
job
2.
3.
Personality-job fit
Personality-job fit yang dimaksud adalah adanya kesesuaian antara
kepribadian yang dimiliki karyawan dengan pekerjaan yang dilakukannya.
Kinerja organisasi sangat tergantung dari kinerja individu, dimana adanya
hubungan yang relevan antara sikap, persepsi, nilai-nilai, dan kepribadian
(Gibson, 2004). Dalam sebuah perusahaan, atasan tidak dapat begitu saja
mengabaikan perlunya memperoleh dan bertindak atas dasar pengetahuan.
22
Selain itu juga, atas dasar karakteristik yang dimiliki, dengan berusaha
menempatkan diri baik sebagai bawahan maupun diri mereka sendiri.
Personality job-fit dapat diukur menggunakan pengidentifikasian lima tipe
kepribadian (big five personality), dan untuk mengusulkan bahwa adanya
kesesuaian antara tipe kepribadian dengan lingkungan pekerjaan sehingga
dapat menentukan kepuasan dalam bekerja dan turnover. Adapun dimensi di
dalam big five menurut Costa & McCrae (Mastuti, 2005), meliputi :
1.
2.
Extraversion (Ekstraversi)
3.
Openness to Experience
4.
5.
23
2.
Kepuasan Kerja
Menurut Siegel dan Lane, kepuasan kerja adalah penilaian pekerjaan
seseorang sebagai usaha pencapaian atas nilai yang ada pada pekerjaannya,
mengakibatkan nilai-nilai yang didapat dari pekerjaannya sama dan
berbanding searah dengan pemenuhan kebutuhan dasar seseorang (Munandar,
2006). Adapun dimensi-dimensi kepuasan kerja yang akan peneliti ambil
sebagai dasar penelitian diadaptasi berdasarkan dimensi yang dijelaskan
Spector (1997), antara lain :
1. Pay, kepuasan imbalan jasa berupa uang yang diterima karyawan sesuai
dengan beban yang telah ditanggungnya.
2. Promotion, kepuasan akan kesempatan bagi karyawan untuk tumbuh dan
berkembang dalam pekerjaan atau jabatan.
3. Supervision, kepuasan akan atasan langsung karyawan. Termasuk
didalamnya adalah pengarahan, masukan, dan pengawasan dari atasan.
4. Fringe benefit, kepuasan akan jaminan sosial yang diberikan perusahaan.
5. Contingent reward, kepuasan akan penghargaan karena pencapaiannya
yang baik.
6. Operation conditioning, kepuasan akan peraturan dan prosedur yang ada di
perusahaan.
7. Coworker, kepuasan akan teman kerja, seberapa jauh kesesuaian yang
dirasakan ketika berinteraksi dengan rekan kerja.
24
3.
Group Cohesiveness
Menurut Chaplin (2008), group cohesiveness diungkapkan sebagai suatu
kualitas kebergantungan satu sama lain, atau kualitas saling tarik menarik.
Istilah kohesi dapat ditekankan pada kelompok sosial, gejala perseptual
(pengenalan), atau pada item-item kegiatan belajar. Sedangkan menurut
Robbins (2001), group cohesiveness yang dimaksud adalah suatu tingkatan
dimana anggota kelompok saling berinteraksi dan termotivasi untuk berada di
dalam kelompoknya. Sebuah studi secara konsisten memperlihatkan
hubungan antara kohesifitas dengan produktivitas karyawan. Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa jika kohesifitasnya rendah namun
kinerjanya tinggi, produktivitas yang dihasilkan justru cenderung rendah
25
26
4.
5.
Job Design
Job
design
dihubungkan
sebagai
suatu
proses
dimana
manajer
6.
Stres Kerja
Stres kerja merupakan suatu kondisi atau situasi yang tidak mengenakkan
(tegang) yang mempengaruhi kondisi fisiologis, kognitif, dan perilaku
seseorang sebagai akibat pengaruh lingkungan kerja (Gibson, 2000).
Sedangkan menurut Anoraga (1993), stres kerja adalah suatu persepsi dari
tenaga kerja akan adanya ancaman atau tantangan yang menggerakkan,
menyiagakan atau membuat dirinya aktif terhadap pekerjaannya. Tenaga
kerja dapat merasakan lingkungan kerjanya sebagai suatu ancaman atau suatu
tantangan. Lingkungan kerja yang baik dapat menjadikan seorang karyawan
dapat bekerja dengan bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan
pekerjaannya serta karyawan dapat menikmati tanpa ada suatu ancaman yang
dapat membahayakan dirinya dalam bekerja. Dalam bekerja tantangan yang
dialami karyawan sangatlah besar, oleh karena itu setiap karyawan harus
dapat menempatkan posisi dirinya dalam lingkungan yang ada. Menurut
28
hidup
intrinsik
dalam
bekerja,
7.
Seberapa besar
8.
31
32
9.
Usia
Usia merupakan suatu tahapan perkembangan individu, yang senantiasa
mengalami pertumbuhan dan perkembangan (sangat potensial). Karyawan
yang berusia muda memiliki tingkat turnover yang lebih tinggi daripada
karyawan yang lebih tua. Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan
adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara usia dengan intensi
turnover (Robbins, 2001). Sedangkan karyawan yang berusia tua, memiliki
turnover lebih rendah karena mereka memiliki tanggung jawab terhadap
keluarga, mobilitas yang menurun, tidak mau repot untuk berpindah-pindah
pekerjaan dan mengharuskannya memulai pekerjaan dari awal lagi di tempat
kerja yang baru. Dan yang lebih penting lagi senioritas belum tentu diperoleh
di tempat kerja yang baru walaupun gaji dan fasilitasnya lebih besar.
Sedangkan karyawan yang berusia muda masih memiliki keinginan untuk
mencoba-coba sesuatu yang baru, mereka juga memiliki kesempatan yang
lebih besar untuk diterima di perusahaan yang lain karena karyawan dengan
usia muda memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
karyawan yang berusia tua.
33
12. Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu proses
perubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, pembuatan mendidik. Sedangkan menurut ilmu psikologi, pendidikan
adalah mencangkup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam
kehidupan bermasyarakat, dengan hasil mencangkup segala perubahan yang
terjadi sebagai konsekuensi atau akibat dari partisipasi individu dalam
kegiatan belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andini
(2006), didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki pendidikan D3
lebih banyak pindah dari perusahaan dibandingkan dengan responden yang
berpendidikan S1. Responden berpendidikan rendah cenderung melakukan
35
disebutkan
tokoh
sebelumnya.
36
Hanya
saja
Robbins
lebih
Available
informatio
n about
alternative
jobs
Group-level characteristics
Kelompok demografik
Group cohesiveness
Intention to
search for
alternative
Individual-level
characteristics
Usia
Masa kerja
Marital status
Kepuasan kerja
Personality-job fit
Intention to
turnover
Economic
and market
conditions
Turnover
38
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Intensi Turnover
Peniliti
Agus
Arianto
Toly
(2001)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Metode
SEM
SEM
SEM
Won-Jae
Lee
(2008)
Lia
Witasari
(2009)
Edi
Suhanto
(2009)
kepuasan
kerja, konflik pekerjaan
mengintervensi keluarga tidak
berpengaruh terhadap
turnover intentions, dan
konflik keluarga
mengintervensi pekerjaan
tidak berpengaruh terhadap
turnover intentions.
A pilot survey of
Hasilnya turnover memiliki
turnover intention pengaruh yang signifikan
and its
terhadap kepuasan kerja,
determinants
komitmen organisasi, dan
among adult
dukungan sosial pada
probation line
karyawan di Texas
officers in Texas
Analisis pengaruh Hasilnya kepuasan kerja
kepuasan kerja
memiliki pengaruh
dan komitmen
yang positif dan signifikan
organisasional
terhadap komitmen
terhadap turnover organisasional, komitmen
intention
organisasional memiliki
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap turnover
intentions, dan kepuasan kerja
memiliki pengaruh yang
negatif tidak signifikan
terhadap turnover intentions.
Pengaruh stres
Hasilnya terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap
kerja dan iklim
kepuasan kerja, iklim
organisasi
terhadap turnover organisasi mempunyai
intention dengan pengaruh positif dan
kepuasan kerja
signifikan terhadap kepuasan
sebagai variabel
kerja, dan kepuasan kerja
intervening pada
mampu menurunkan turnover
Bank
intention. Sedangkan stres
International
kerja mempunyai pengaruh
Indonesia
yang negatif terhadap
turnover intention
Analisis Multivariat
SEM
SEM
Selain penelitian di atas, ada beberapa penelitian lain yang turut mendukung
rumusan masalah yang hendak diteliti, seperti pengaruh jenis kelamin terhadap
40
42
1.
2.
3.
Berikut ini akan dijelaskan teori tentang 3 variabel bebas dalam penelitian ini :
2.2
GROUP COHESIVENESS
dalam
group
cohesiveness
dibagi
menjadi
dua,
yaitu
2.
45
3.
4.
2.3
PERSOALITY-JOB FIT
47
2.
3.
Extraversion (Ekstraversi)
Menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya,
kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini
menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang ekstravert
(ekstraversinya tinggi) cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan
banyak waktu mempertahankan dan menikmati hubungan. Sementara orang
yang introvert cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan
yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih
senang dengan kesendirian.
4.
imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orang yang disisi lain
kategori keterbukaannya ia nampak lebih konvensional dan menemukan
kesenangan dalam keakraban dengan orang lain.
5.
Berdasarkan dimensi yang telah dijabarkan di atas, kelima dimensi ini akan
digunakan untuk mengukur personality-job fit.
2.4
KEPUASAN KERJA
49
dari Locke
menyatakan
bahwa
kepuasan
atau
penimbangan dua nilai: (1) Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang
diinginkan seorang dengan apa yang ia terima, dan (2) Pentingnya apa yang
diinginkan bagi individu. Menurut Locke (1969), seorang individu akan
merasa puas atau tidak puas merupakan sesuatu yang sifatnya pribadi,
tergantung
bagaimana
ia
mempersepsikan
adanya
kesesuaian
atau
orang
itu
sesuai,
tergantung
dari
bagaimana
orang
ini
menekankan
bahwa
orang
ingin
mempertahankan
suatu
51
2.
Pay, kepuasan imbalan jasa berupa uang yang diterima karyawan sesuai
dengan beban yang telah ditanggungnya.
2.
3.
4.
5.
6.
52
7.
8.
9.
2.5
KERANGKA BERPIKIR
Intensi turnover diindikasikan sebagai suatu sikap individu yang mengacu pada
hasil evaluasi mengenai kelangsungan hubungannya dengan perusahaan. Dimana
hal tersebut belum terwujud dalam bentuk suatu tindakan. Jika sebuah
pengorbanan yang dimiliki oleh seorang karyawan harus dibayar tinggi, sementara
alternatif pekerjaan yang ada memiliki prospek yang lebih baik, maka akan timbul
niat untuk berhenti dan kemudian diaktualisasikan dalam bentuk perilaku untuk
berhenti dan berpindah di pekerjaan lain. Namun jika alternatif yang tersedia tidak
53
Jika dilihat dari faktor kategorik, usia adalah suatu tahapan perkembangan
individu, yang tumbuh dan berkembang secara potensial. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa usia memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap
intensi turnover. Artinya, semakin tinggi usianya maka semakin rendah intensi
turnover-nya. Dan usia secara signifikan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi keinginan keluarnya karyawan dari perusahaan. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, semakin tua usia yang dimiliki seorang karyawan maka
semakin besar tanggung jawab hidupnya dan semakin menurunnya mobilitas yang
dimiliki. Oleh sebab itu, karyawan yang berusia tua cenderung lebih bertahan di
perusahaan dibandingkan dengan karyawan yang berusia muda.
Sama halnya dengan usia, jenis kelamin juga memberikan hubungan yang
negatif namun cukup signifikan. Karena berdasarkan penelitian sebelumnya,
karyawan laki-laki cenderung melakukan intensi turnover dibandingkan
perempuan. Hal ini lebih disebabkan karena karyawan perempuan cenderung
lebih bersabar dalam menghadapi pekerjaannya, sehingga tidak tergesa-gesa
dalam mencari alternatif pekerjaan lain.
Lain halnya dengan usia dan jenis kelamin. Status marital memiliki
pengaruh yang positif terhadap intensi turnover. Hasil penelitian didapatkan hasil
bahwa karyawan yang berstatus menikah cenderung bertahan di tempat kerjanya
karena memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap keluarganya. Sedangkan
karyawan yang belum menikah cenderung memiliki keinginan yang tinggi untuk
berpindah-pindah tempat kerja karena belum memiliki tanggungan keluarga.
Sedangkan pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover,
55
dimana karyawan yang berpendidikan lebih rendah cenderung tidak betah dalam
bekerja dibandingkan karyawan yang berpendidikan tinggi.
Selain ketiga faktor kategorik yang telah disebutkan di atas, tenure atau
masa kerja ternyata memiliki hubungan yang negatif dengan intensi turnover.
Sebuah penelitian menemukan bahwa karyawan yang memiliki masa kerja 3
tahun cenderung melakukan intensi turnover, karena mereka cenderung untuk
mencari sebuah tantangan baru dalam pekerjaannya.
56
Gambar 3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Turnover
pada Karyawan PT. Alenatex Bandung
1. Group Cohesiveness
2. Personality-job Fit
2a. Agreeableness
2b. Conscientiousness
2c. Extraversion
2d. Intellect
2e. Neuroticism
3. Kepuasan Kerja
3a. Pay
3b. Promotion
3c. Supervision
3d. Fringe Benefit
3e. Contigent Rewards
3f. Operating Procedures
3g. Coworker
3h. Nature of Work
3i. Communication
Intensi Turnover
4. Usia
5. Jenis Kelamin
6. Marital Status
7. Pendidikan
8. Masa Kerja
57
2.6
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis Mayor
Ha : Group cohesivenes, personality-job fit, kepuasan kerja, usia, jenis kelamin,
marital status, pendidikan, dan masa kerja memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap intensi turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Hipotesis Minor
Ha1: Group cohesiveness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha2: Personality job-fit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Masing-masing dimensi personality job-fit yang diuji hipotesisnya sebagai
berikut :
Ha2a: Agreeableness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha2b: Conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
intensi turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha2c: Extraversion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha2d: Intellect memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha2e: Neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
58
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
intensi
59
Ha4: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover pada
karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha5: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover
pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha6: Status marital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover
pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha7: Pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover
pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Ha8: Masa kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover
pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
60
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah multiple regresi, karena tujuan penelitian ini
61
3.2
3.3
VARIABEL PENELITIAN
62
a.
b.
c.
Intensi turnover adalah skor yang didapat dari hasil pengukuran variabel yang
akan diukur dengan menggunakan alat ukur skala intensi turnover. Terdiri
63
dari 6 item yang diadaptasi oleh Won-Jae Lee (2008), yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
b.
Untuk variabel kategorik, didapat dari pengisisan data responden pada saat
mengisi skala. Usia dalam penelitian ini adalah suatu tahapan perkembangan
dewasa, yaitu pada usia 20 tahun sampai 60 tahun. Jenis kelamin dalam
penelitian ini adalah klarifikasi dari responden laki-laki atau perempuan.
Status marital adalah status dari responden sudah menikah atau belum
menikah. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Masa kerja adalah jangka waktu orang yang sudah bekerja pada suatu
perusahaan.
c.
Group cohesiveness adalah skor yang didapat dari hasil pengukuran variabel
dimana anggota kelompok saling berinteraksi dan termotivasi untuk tetap
berada di kelompoknya dalam melakukan berbagai kegiatan, yang akan
diukur dengan menggunakan alat ukur skala group cohesiveness. Alat ukur
yang diadaptasi oleh Buchanan (1998) dan terdiri dari 7 item, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
d.
Personality-job fit adalah skor yang didapat dari hasil pengukuran variabel
kesesuaian antara kepribadian yang dimiliki karyawan dengan pekerjaan yang
dilakukannya, yang akan diukur dengan menggunakan alat ukur big five
personality. Alat ukur big five personality yang digunakan berasal dari alat
ukur IPIP-FFM (Goldberg ,1999) yang terdiri dari 20 item, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
64
e.
Kepuasan kerja adalah skor yang didapat dari hasil pengukuran variabel yang
akan diukur dengan menggunakan alat ukur JSS (Job Satisfaction Survey)
(Spector, 1994) yang terdiri dari 36 item, yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia.
3.4
PENGUMPULAN DATA
65
FAVOURABLE
(+)
1
2
3
4
UNFAVOURABLE
(-)
4
3
2
1
Skor
1
2
3
4
66
3.5
INSTRUMEN PENELITIAN
2.
Total
2
6
67
No
1
2, 3, 4, 6,
7
Total
1, 5
TOTAL
3.
No
1
2
3
4
5
4.
Total
4
4
4
4
4
20
penelitian
ini,
pengukuran
dimensi
kepuasan
kerja
diukur
Paul E. Spector (1994). Skala ini terdiri dari 36 item pernyataan. Yang
peneliti terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5.
Total
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
Item untuk mengetahui usia, status marital, masa kerja, dan pendidikan
Untuk mengetahui jenis kelamin, usia, status marital, masa kerja, dan
pendidikan, menggunakan pertanyaan dengan pilihan jawaban.
Usia
: ...... tahun
Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
Status marital
: a. Menikah
b. Belum menikah
69
Pendidikan
: a. SMA
b. D3
c. S1
d. Lainnya
Masa kerja
3.5.2
: ..... tahun
2.
Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah di skoring
dengan favorable (pada skala likert 1 4), maka nilai koefisien muatan faktor
pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item tersebut
favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai negatif maka item
tersebut akan di drop dan sebaliknya.
3.
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
1
0.56
0.08
6.87
V
2
1.03
0.08
12.95
V
3
-0.19
0.08
-2.34
V
4
0.69
0.08
8.61
V
5
-0.16
0.08
-2.07
V
6
-0.03
0.08
-0.39
X
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
71
Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 6
yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan.
Dengan demikian item no 6 akan di drop out. Artinya bobot nilai pada item 6
tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan
faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel pada kolom
koefisien terdapat item 3, 5, dan 6 yang muatan faktornya negatif. Dengan
demikian item yang di drop, item no 3, 5, dan 6.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang baik adalah kesalahan
pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain, tetapi dari matriks korelasi
terlihat bahwa terdapat item yang berkorelasi dengan item yang lain. Item yang
saling berkorelasi yaitu item 3 dan 4, 4 dan 6 karena terdapat tanda V, yang
artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item
lainnya. Tetapi karena diantara kesemua item tersebut, item 4 signifikan dan
bermuatan positif maka item 4 tidak di drop, hanya item 3 dan 6 yang di drop.
Artinya bobot nilai item 3 dan 6 tidak akan dianalisis dalam penghitungan faktor
skor.
Langkah terakhir yaitu item item sikap terhadap statistika yang tidak di
drop dihitung faktor skornya. Faktor skor ini dihitung untuk menghindari estimasi
bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan faktor skor ini tidak
menjumlahkan item item variabel pada umumnya, tetapi justru dihitung true
score pada tiap item. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti mentransformasikan
72
faktor skor menjadi T skor. T skor ini berfungsi yaitu pertama untuk menyamakan
skala pengukuran yang berbeda beda, hal ini hampir sama ketika menghitung Z
skor. Perbedaannya pada Z score memiliki rentangan mean = 0 dan standar
deviasi = 1, sedangkan T score memiliki rentangan mean = 50 dan standar deviasi
= 10. Kemudian yang kedua, untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar
pembaca mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun rumus T skor
yaitu (Pedhazur, 1982) :
Tskor = (10 x faktor skor) + 50.
Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai baku
inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat,
bahwa hal yang sama juga berlaku untuk variabel group cohesiveness, personality
job-fit, dan kepuasan kerja.
73
Tabel 3.8
Muatan Faktor Item Group Cohesiveness
NO
ITEM
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
1
0.47
0.08
6.05
V
2
0.91
0.06
14.19
V
3
0.50
0.08
6.06
V
4
0.88
0.07
13.17
V
5
0.86
0.07
12.49
V
6
0.72
0.07
9.98
V
7
0.69
0.07
9.29
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item group cohesiveness tidak ada yang di
drop. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
adalah item 3 dan 2; item 4 dan 3; item 7 dan 5; item 5 dan 4. Tetapi karena
diantara kesemua item tersebut, terdapat item yang mengukur suatu subindikator
sehingga item tersebut tidak ada yang di drop.
Dimensi Agreeableness
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
74
model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu agreeableness (Lihat lampiran 3).
Selanjutnya dengan pengujian melihat t-value bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item Agreeableness
NO
ITEM
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
2
0.85
0.08
10.15
V
7
0.67
0.08
8.06
V
12
0.36
0.09
4.03
V
17
0.64
0.08
7.65
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item agreeableness tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
unidimensional pada dirinya masing masing.
2.
Dimensi Conscientiousness
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
75
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
3
0.78
0.09
8.99
V
8
0.60
0.09
6.35
V
13
0.53
0.08
6.29
V
18
0.86
0.09
9.76
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item conscientiousness tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
adalah item 18 dan 8. Tetapi karena diantara kesemua item tersebut bermuatan
positif dan signifikan, sehingga item tersebut tidak ada yang di drop.
3.
Dimensi Extraversion
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
76
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
1
0.70
0.17
4.12
V
6
0.39
0.12
3.34
V
11
0.46
0.13
3.58
V
16
0.20
0.12
1.71
X
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 16
yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan.
Dengan demikian item no 16 akan di drop out. Artinya bobot nilai pada item 16
tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan
faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel pada kolom
koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian
tidak ada item yang di drop lagi.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
adalah item 11 dan 16 . Tetapi karena hanya item 16 yang tidak signifikan maka
item 16 saja yang di drop.
77
4.
Dimensi Intellect
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
5
0.25
0.08
3.05
V
10
0.39
0.08
4.86
V
15
0.10
0.08
1.27
X
20
0.99
0.06
16.92
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 15
yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan.
Dengan demikian item no 15 akan di drop out. Artinya bobot nilai pada item 15
tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan
faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel pada kolom
koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian
tidak ada item yang di drop lagi.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
78
5.
Dimensi Neuroticism
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
4
0.62
0.24
2.57
V
9
-0.21
0.12
-1.74
X
14
0.46
0.19
1.27
X
19
0.13
0.12
16.92
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 9 dan
14 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya
signifikan. Dengan demikian item no 9 dan 14 akan di drop out. Artinya bobot
nilai pada item 9 dan 14 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
79
Selanjutnya melihat muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif.
Dari tabel pada kolom koefisien terdapat item yang muatan faktornya negatif,
yaitu item 9. Dengan demikian, item yang di drop item 9 dan 14.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
adalah item 14 dan 4. Tetapi karena diantara kedua item tersebut, hanya item 14
yang tidak signifikan maka item 14 saja yang di drop.
Dimensi Pay
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
1
10
19
28
0.64
0.34
0.79
0.38
0.10
0.09
0.11
0.09
6.17
3.58
7.06
4.00
V
V
V
V
80
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
unidimensional pada dirinya masing masing.
2.
Dimensi Promotion
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
1
0.38
0.10
3.88
V
10
0.45
0.10
4.34
V
19
0.20
0.08
2.51
V
28
1.12
0.18
6.18
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
81
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
unidimensional pada dirinya masing masing.
3.
Dimensi Supervision
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
3
0.58
0.09
6.35
V
12
0.66
0.09
7.16
V
21
0.37
0.09
3.92
V
30
0.73
0.09
7.78
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item tidak ada yang di drop.
82
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
unidimensional pada dirinya masing masing.
4.
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
4
1.07
0.39
2.70
V
13
0.03
0.08
0.40
X
22
0.36
0.15
2.34
V
29
0.27
0.13
2.12
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, terdapat item yang tidak signifikan yaitu item 13 namun
tidak terdapat item yang bermuatan negatif. Sehingga keseluruhan dari item hanya
item 13 yang di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
83
5.
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
5
1.02
0.58
1.77
X
14
0.31
0.19
1.68
X
23
0.21
0.14
1.52
X
32
1.49
0.81
1.85
X
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
adalah item 32 dan 5. Tetapi karena diantara kedua item tersebut, mewakili
subindikator maka kedua item tersebut tidak ada yang di drop.
6.
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
6
0.33
0.09
3.66
V
15
0.15
0.09
1.74
X
24
0.68
0.11
6.21
V
31
0.94
0.13
7.23
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, terdapat item yang tidak signifikan yaitu item 15 namun
tidak ada item yang bermuatan negatif. Sehingga keseluruhan dari item hanya
item 15 yang di drop.
85
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
unidimensional pada dirinya masing masing.
7.
Dimensi Coworker
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
7
0.38
0.14
2.73
V
16
0.29
0.12
2.47
V
25
1.34
0.41
3.28
V
34
0.86
0.30
2.91
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
86
adalah item 34 dan 16. Tetapi karena diantara kedua item tersebut, bermuatan
positif dan signifikan maka item tidak ada yang di drop.
8.
Tabel 3.21
Muatan Faktor Item Nature of Work
NO
ITEM
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
8
0.54
0.09
5.70
V
17
1.01
0.07
14.05
V
27
0.72
0.08
9.45
V
35
0.66
0.08
8.48
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing masing. Item yang saling berkorelasi
87
adalah item 17 dan 8. Tetapi karena diantara kedua item tersebut, bermuatan
positif dan signifikan maka item tidak ada yang di drop.
9.
Dimensi Communication
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan CFA model satu faktor,
KOEFISIEN
STANDAR
ERROR
NILAI t
SIGNIFIKAN
9
0.86
0.11
7.92
V
18
0.47
0.09
5.07
V
26
0.37
0.09
3.97
V
36
0.54
0.09
5.72
V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, tidak terdapat item yang tidak signifikan dan bermuatan
negatif. Sehingga keseluruhan dari item tidak ada yang di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item item tersebut bersifat
unidimensional pada dirinya masing masing.
88
3.6
PROSEDUR PENELITIAN
89
3.7
90
2.
3.
setelah
Tx = 50 + (15*Zx)
Keterangan
= Intensi Turnover
= Konstan
X1
= Group cohesiveness
X2
= Personality-job fit
92
X3
= Kepuasan kerja
= Residu
Dalam penelitian ini, terdapat empat variabel bebas yang tidak dimasukkan
ke dalam rumus persamaan regresi, seperti usia, jenis kelamin, status marital,
pendidikan, dan masa kerja. Hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut adalah
variabel kategorik.
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi
berganda antara intensi turnover terhadap group cohesiveness, personality-job fit,
dan kepuasan kerja. Besarnya intensi turnover yang disebabkan faktor-faktor yang
telah disebutkan, ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2. R2
menunjukkan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) disebabkan variabel
bebas (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat atau merupakan perkiraan proporsi varians yang
dijelaskan oleh group cohesiveness, personality-job fit, kepuasan kerja, usia, jenis
kelamin, status marital, pendidikan, dan masa kerja. Untuk mendapatkan nilai R2,
digunakan rumus sebagai berikut :
R2 =
F=
Keterangan :
k = Jumlah IV
N = Jumlah Sampel
dilakukan sebanyak delapan kali sesuai dengan variabel yang dianalisis. Uji t yang
dilakukan mengunakan rumus sebagai berikut :
t=
Keterangan :
b = Koefisien Regresi
sb = Standar Eror dari b
95
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
ANALISIS
DESKRIPTIF
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
PENELITIAN
Karakteristik responden penting untuk dianalisis karena data mengenai
karakteristik responden merupakan data yang mudah diperoleh serta dapat
menunjukkan ciri-ciri perilaku tertentu. Adapun karakteristik responden yang
dianalisis dalam penelitian ini mencakup usia, jenis kelamin, status marital,
pendidikan dan masa kerja.
96
98
99
Tabel 4.5
Deskripsi Masa Kerja Responden
Masa Kerja (tahun)
Frekuensi
Persentase (%)
< 5 tahun
32
1,33 %
5 10 tahun
4
2,67 %
10 15 tahun
43
28,67 %
>15 tahun
71
47,33 %
Jumlah
150
100 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
4.2
UJI HIPOTESIS
Tabel 4.6
Tabel Anova IV
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
6018,388
7341,619
13360,007
df
22
127
149
Mean
Square
273,563
57,808
F
4,732
Sig.
,000a
Jika melihat pada kolom ke-6 dari kiri (p<0.05), maka hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh IV terhadap intensi
turnover, ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari group cohesiveness,
personality job-fit (dimensi agreeableness, conscientiousness, extraversion,
intellect, dan neuroticism), kepuasan kerja (dimensi pay, promotion, supervision,
fringe benefit, contingent rewards, operating procedures, coworker, nature of
work, dan communication), usia, jenis kelamin, status marital, pendidikan, dan
masa kerja terhadap intensi turnover. Untuk tabel R square, dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Tabel R square IV
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
,671
,450
Adjusted R
Square
,355
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa perolehan R square pada IV
sebesar 0.45 atau 45 %. Artinya proporsi varians dari intensi turnover yang
dijelaskan oleh semua IV adalah sebesar 45 %. Sedangkan 55 % sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
101
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari setiap IV. Jika nilai t
> 1.96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut
memiliki dampak yang signifikan terhadap intensi turnover. Adapun penyajiannya
akan ditampilkan pada Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8
Tabel Koefisien Regresi IV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
73,967
16,253
COHESIVENESS
-,113
,103
PERSONALITY
,042
AGREEABLENESS
Coefficients
Beta
Sig.
4,551
,000
-,111
-1,093
,276
,343
-,040
-,123
,902
,076
,181
,066
,418
,677
CONSCIENTIOUSNESS
,155
,215
,164
,725
,040
EXTRAVERSION
,121
,114
,091
1,056
,293
INTELLECT
-,019
,071
-,020
-,271
,786
NEUROTIK
-,107
,075
-,113
-1,428
,156
KEPUASANKERJA
-,651
,410
-,653
-1,586
,115
PAY
-,181
,139
-,154
-1,309
,003
PROMOSI
,129
,108
,132
1,201
,032
SUPERVISION
,024
,158
,021
,155
,877
TUNJANGAN
-,014
,101
,013
,143
,887
PENGHARGAAN
-,160
,132
-,136
-1,214
,227
OPERASIONAL
,072
,100
,076
,719
,473
COWORKER
,233
,125
,197
1,872
,063
NOW
-,001
,122
-,001
-,008
,994
KOMUNIKASI
-,021
,148
-,018
-,142
,887
USIA
-,110
,125
-,092
-,876
,383
MASAKERJA
-,013
,173
-,009
-,075
,941
PENDIDIKAN
-,170
,526
,023
,323
,747
-2,784
1,532
,144
1,817
,071
-,713
2,222
-,029
-,321
,749
JK
MARITALSTATUS
102
0.014*fringe
benefit
0.001*nature
of
work
Dari Tabel 4.8 di atas, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien
regresi yang dihasilkan, cukup melihat pada nilai signifikan pada kolom ke-6. Jika
signifikan < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan dan signifikan juga
pengaruhnya terhadap intensi turnover, begitupun sebaliknya. Dari hasil tabel di
atas, tidak ada independent variabel yang signifikan terhadap intensi turnover.
Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masingmasing IV adalah sebagai berikut :
103
104
tinggi pula intensi turnover. Walaupun dalam hal ini secara statistik tidak
signifikan (agreeableness tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover)
Uji Hipotesis Ha2b:
Dimensi Mendengarkan Kata Hati (Conscientiousness)
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.155 dan signifikan sebesar 0.040, yang
berarti bahwa dimensi conscientiousness secara positif mempengaruhi intensi
turnoverdan signifikan. Jadi, semakin tinggi conscientiousness maka semakin
tinggi pula intensi turnover. Dalam hal ini secara statistik signifikan
(conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover).
Uji Hipotesis Ha2c:
Dimensi Ekstraversi (Extraversion)
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.121 dan signifikan sebesar 0.293, yang
berarti bahwa dimensi extraversion secara positif mempengaruhi intensi turnover
tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi extraversion maka semakin tinggi pula
intensi turnover. Walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan
(extraversion tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover).
Uji Hipotesis Ha2d:
Dimensi Kecerdasan (Intellect)
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.019 dan signifikan sebesar 0.786,
yang berarti bahwa dimensi intellect secara negatif mempengaruhi intensi
turnover tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi intellect maka semakin
rendah intensi turnover. Walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan
(intellect tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover).
105
107
108
109
semakin rendah intensi turnover. Walaupun dalam hal ini secara statistik tidak
signifikan (pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover).
Uji Hipotesis Ha8:
Variabel Masa Kerja
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.013 dan signifikan sebesar 0.941,
yang berarti bahwa variabel masa kerja secara negatif mempengaruhi intensi
turnover tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi masa kerja maka semakin
rendah intensi turnover. Walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan
(masa kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover).
111
Tabel 4.9
Proporsi Varians untuk Masing-masing Independent Variabel
Change Statistics
R
R
Adjusted
Square
Sig.
Square R Square
Change
Change
df1 df2
Change
Model
,287a
, 082
,076
,082
13,235
148
,000
, 097
,084
,015
2,362
147
,126
, 108
,090
,012
1,946
146
,165
, 109
,084
,000
,070
145
,791
,330
, 109
,078
,000
,011
144
,917
,357
, 128
,091
,019
3,048
143
,083
,414
, 172
,131
,044
7,542
142
,007
, 379
,344
,207
47,077
141
,000
,495
, 245
,240
,245
48,131
148
,000
,514
, 265
,255
,019
3,833
147
,052
11
,560
, 314
,300
,050
10,545
146
,001
12
, 324
,305
,010
2,062
145
,153
, 336
,313
,012
2,597
144
,109
, 337
,310
,002
,383
143
,537
, 341
,309
,004
,840
142
,361
, 352
,315
,010
2,230
141
,138
, 364
-,323
,012
2,686
140
,103
,139
, 019
,013
,019
2,897
148
,091
19
,155
, 024
,011
,005
,709
147
,401
20
, 024
,004
,000
,043
146
,837
, 025
-,002
,001
,103
145
,749
, 033
,000
,008
1,233
144
,269
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
15
16
17
18
21
22
,311
,329
,330
,616
,569
,579
,581
,584
,593
,603
,156
,158
,182
TOTAL
,776
112
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
113
9.
10. Dimensi promotion memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1.9 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 3.833 dan df = 1,147;
sehingga tidak signifikan.
11. Dimensi supervision memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 5.0 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 10.545 dan df = 1,146;
sehingga signifikan.
12. Dimensi fringe benefit memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1.0 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 2.062 dan df = 1,145;
sehingga tidak signifikan.
13. Dimensi contingent reward memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1.2 %
bagi bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 2.597 dan df = 1,144;
sehingga tidak signifikan.
14. Dimensi operating procedures memberi sumbangan atau pengaruh sebesar
0.2 % bagi bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 0.383 dan df =
1,143; sehingga tidak signifikan.
15. Dimensi coworker memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0.4 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 0.840 dan df = 1,142;
sehingga tidak signifikan.
114
16. Dimensi natural of work memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1.0 %
bagi bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 2.230 dan df = 1,141;
sehingga tidak signifikan.
17. Dimensi communication memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1.2 %
bagi bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 2.686 dan df = 1,140;
sehingga tidak signifikan.
18. Dimensi usia memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1.9 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 2.897 dan df = 1,148;
sehingga tidak signifikan.
19. Dimensi jenis kelamin memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0.5 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 0.709 dan df = 1,147;
sehingga tidak signifikan.
20. Dimensi status marital memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0.0 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 0.043 dan df = 1,146;
sehingga tidak signifikan.
21. Dimensi pendidikan memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0.1 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 0.103 dan df = 1,145;
sehingga tidak signifikan.
22. Dimensi masa kerja memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0.8 % bagi
bervariasinya intensi turnover, dengan F change = 1.233 dan df = 1,144;
sehingga tidak signifikan.
115
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang sudah dipaparkan
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian adalah ada
pengaruh yang signifikan dari faktor-faktor yang mempengaruhi intensi turnover
pada karyawan PT. Alenatex Bandung.
Faktor faktor yang signifikan mempengaruhi intensi turnover adalah
group cohesiveness, peronality job-fit, kepuasan kerja, usia, jenis kelamin, status
marital, pendidikan, dan masa kerja. Dengan demikian, hipotesis mayor diterima,
artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel independen
terhadap intensi turnover. Namun hipotesis tersebut berkebalikan dengan
hipotesis minor yang kebanyakan variabelnya ditolak yaitu tidak ada pengaruh
yang signifikan dari group cohesiveness terhadap intensi turnover pada karyawan
PT. Alenatex Bandung; tidak ada pengaruh yang signifikan dari peronality job-fit
terhadap intensi turnover pada karyawan PT. Alenatex Bandung; tidak ada
pengaruh yang signifikan dari kepuasan kerja terhadap intensi turnover pada
karyawan PT. Alenatex Bandung. Apabila dilihat dari koefisien regresi masingmasing variabel, tidak ditemukan adanya variabel yang dampaknya signifikan
terhadap intensi turnover. Walaupun demikian, dari ke-22 IV tersebut, hanya
variabel personality job-fit, agreeableness, conscientiousness, extraversion,
promotion, supervision, operating procedures, dan coworker yang memiliki
116
koefisien regresi positif, sedangkan sisanya berkoefisien regresi negatif. Dan dari
keseluruhan variabel, hanya variabel conscientiousness, pay, dan promotion yang
berpengaruh signifikan terhadap intensi turnover, sedangkan sisanya tidak
signifikan.
Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan proporsi varians masing-masing
variabel, hanya variabel group cohesiveness, neuroticism, kepuasan kerja, pay,
dan supervision yang signifikan, sedangkan sisanya tidak signifikan. Banyaknya
IV yang tidak signifikan dikarenakan varians yang diberikan tidak begitu besar,
yaitu hanya 45%.
5.2
DISKUSI
Dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa ada
sering terjadi antara sesama karyawan di dalam perusahaan, baik dalam hal
kekompakkan kelompok dan kompetisi kompetensi tugas. Ketika interaksi dan
kompetisi dalam mengerjakan tugas terjadi, maka karyawan akan merasakan
berbagai konflik yang timbul dalam sebuah kelompok sehingga membuat mereka
merasa tidak betah di perusahaan tersebut. Kurangnya kelekatan hubungan dalam
kelompok inilah yang ditetapkan sebagai sumber turnover dalam penelitian
terhadap karyawan.
Sejalan dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan, dimana variabel
group cohesiveness memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan. Dimensi
ini memberikan kontribusi bagi bervariasinya intensi turnover sekitar 8.2%.
Perbedaan tersebut mungkin disebabkan karena dari segi budaya, orang Timur
cenderung lebih menghargai perasaan orang lain jika tidak menyukai sesuatu.
Berbeda dengan orang Barat yang cenderung terbuka dan menyatakan langsung
ketidaksukaannya. Kohesifitas terbukti efektif dalam meningkatkan produktifitas
perusahaan. Jika kohesifitas yang dimiliki perusahaan itu rendah, karyawan akan
merasa stres dan terbebani dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga ia
memutuskan untuk berhenti dari perusahaannya, yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap kerugian perusahaan.
Variabel kedua dilihat dari personality job-fit, dimana dalam penelitian ini
akan diteliti dengan berpatokan pada teori big five personality. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa kelima dimensi yang ada di dalam big five
personality kebanyakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap niat
karyawan untuk keluar dari perusahaannya. Dimensi tersebut memberikan
118
120
dengan tipe ini cenderung mencoba hal-hal baru yang tidak ia temukan di
perusahaan tempat ia bekerja.
Dimensi intellect secara negatif mempengaruhi intensi turnover. Artinya
semakin tinggi intellect maka akan semakin rendah turnover. Karyawan dengan
tipe ini cenderung terpesona oleh hal-hal yang sifatnya imajinatif. Sehingga
karyawan ini tidak bosan-bosan dalam mencari sebuah inovasi-inovasi baru.
Dimensi neuroticism secara negatif mempengaruhi intensi turnover. Artinya
semakin tinggi neuroticism maka akan semakin rendah turnover. Karyawan
dengan tipe ini cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi dan mudah tertekan.
Sementara itu, jika karyawan dengan tipe ini mampu menjaga kemantapan
emosionalnya maka ia cenderung berperilaku tenang, bergairah dan aman.
Variabel ketiga adalah kepuasan kerja, dimana didapatkan hasil yang secara
negatif mempengaruhi turnover. Artinya semakin tinggi kepuasan kerja maka
semakin rendah turnover. Hal tersebut mendukung penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Byrne (2005), dimana hasil penelitiannya menyatakan
bahwa kepuasan kerja secara negatif mempengaruhi turnover. Tanpa adanya
kepuasan dalam bekerja maka mustahil bahwa karyawan akan tetap bertahan di
perusahaan. Tanpa adanya kepuasan dalam bekerja akan meningkatkan frekuensi
turnover di sebuah perusahaan. Sedangkan karyawan yang memperoleh kepuasan
kerja dari pekerjaannya akan berusaha untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan prestasi kerjanya, namun sekaligus secara tidak langsung ia merasa
tidak bangga dengan gaji, tunjangan, dan fasilitas lain yang diterimanya selama
ini. Karyawan yang mempunyai kepuasan dalam bekerja, merasakan sendiri atas
121
keseluruhan dari pekerjaan mereka dan perasaan tersebut terdapat di dalam diri
masing-masing individu. Tidak signifikannya variabel kepuasan kerja ini turut
mendukung hasil penelitian Witasari (2009). Tidak signifikannya kepuasan kerja
terhadap turnover mengindikasikan bahwa ada variabel-variabel lain yang
mungkin lebih dominan dalam mempengaruhi intensi turnover. Ada sembilan
dimensi menurut Spector, yang mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Byrne
(2005), dari kesembilan dimensi yang disebutkan oleh Spector, dimensi gaji-lah
yang lebih banyak memberikan kontribusi dalam mempengaruhi karyawan untuk
bertahan atau keluar dari perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari variabel kepuasan kerja,
jika diuraikan perdimensi maka akan didapatkan hasil yang berbeda-beda dari
setiap dimensinya. Dimensi yang pertama, dimensi gaji. Berdasarkan hasil
penelitian, didapatkan bahwa gaji secara negatif dan signifikan mempengaruhi
intensi turnover. Hasil tersebut memperkuat penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Byrne (2005), dimana gaji memberikan pengaruh yang signifikan
dan negatif terhadap turnover, artinya semakin tinggi gaji maka semakin rendah
turnover. Hal tersebut beralasan, karena kestabilan ekonomi karyawan dapat
mempengaruhi produktivitas kerja. Semakin tinggi gaji yang diberikan
perusahaan maka kebutuhan karyawan akan terpenuhi meskipun pada prinsipnya
setiap manusia tidak akan pernah merasa cukup dan puas dengan apa yang telah
didapatkan. Namun dilihat dari segi perekonomiannya, karyawan tersebut dapat
memenuhi kebutuhannya jika gaji yang diberikan tinggi, sehingga tidak ada
alasan bagi karyawan tersebut untuk menurunkan produktivitas kerja. Bahkan
122
tidak sedikit karyawan yang justru semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas
kerjanya sehingga jabatannya bisa naik, yang otomatis semakin tinggi jabatan
maka semakin tinggi pula gaji yang didapatkan. Dan dari hasil yang didapatkan
peneliti, dimensi gaji terbukti memberikan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan dimensi-dimensi lain. Hal tersebut terlihat dari sumbangan
yang diberikan dimensi gaji bagi bervariasinya intensi turnover, sebesar 24.5 %.
Hasil tersebut turut mendukung hasil yang didapatkan oleh Byrne (2005), dimana
gaji memberikan kontribusi yang lebih besar dalam keputusan karyawan untuk
tetap bertahan atau keluar dari perusahaan.
Dimensi promosi, dari hasil penelitian didapatkan bahwa promosi secara
positif mempengaruhi turnover. Artinya semakin tinggi promosi yang didapatkan
maka semakin tinggi pula turnover. Hal tersebut dapat terjadi karena prinsip hidup
manusia yang tidak pernah puas dan selalu ingin mendapatkan yang lebih baik
lagi dibandingkan apa yang didapatkan sebelumnya. Jadi, semakin tinggi peluang
promosi yang diberikan perusahaan terhadap karyawan, akan memberikan
keyakinan dan kekuatan tersendiri dalam diri karyawan bahwa dirinya memiliki
kualitas yang lebih dibandingkan karyawan lain. Keyakinan tersebut yang
membentuk rasa percaya diri bahwa tidak menutup kemungkinan jika ia keluar
dari perusahaan tersebut, akan ada banyak perusahaan yang lebih besar tertarik
untuk melamarnya. Atau justru karyawan tersebut terpacu untuk membuat
perusahaan sendiri karena dia merasa bahwa kemampuan dan kualitasnya selama
ini dalam bekerja sudah tidak diragukan lagi.
123
yang menyatakan bahwa usia, jenis kelamin, status marital, pendidikan, dan masa
kerja secara negatif mempengaruhi turnover. Dengan kata lain, variabel kategorik
yang terdapat dalam penelitian ini sudah cocok untuk dimasukkan sebagai
variabel yang mempengaruhi turnover dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini juga terdapat keterbatasan, dimana ada beberapa hasil
penelitian yang dilakukan ternyata tidak mendukung penelitian sebelumnya.
Keterbatasan
tersebut
berasal
dari
kemungkinan
keterbatasan
dalam
5.3
SARAN
Berdasarkan pemaparan di atas terdapat berbagai keterbatasan pada
126
2.
3.
2.
127
DAFTAR PUSTAKA
evaluation
system.
Certo, S. C. (2000). Supervision: Concepts and skill building third edition. New
York : Mc Graw Hill.
Cooper, A. J., Luke D. S., and Philip J. C. (2010). A confirmatory factor analysis
of the mini-IPIP five factor model personality scale. Journal of personality
and individual defferences, 48, 688-691.
Desa, M. S. (2008). Pengaruh sosiodemografi dan karakteristik pekerjaan
terhadap keinginan pindah kerja pada bidan di Kabupaten Serdang. Tesis
Program Magister Kesehatan Universitas Sumatera Utara.
Echolis, J. M dan Hassan S. (2000). Kamus inggris-indonesia. Jakarta : Gramedia.
Fadhilah, L. M. (2010). Analisis pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja
dengan dukungan sosial sebagai variabel moderating. Skripsi Program Studi
Sarjana Ekonomi Universitas Diponegoro.
Gibson, J. L., Ivancevich, M. J., Donnelly, H. J. (2000). Organization: Behavior
structure processes tenth edition. New York : Mc Graw Hill.
, (2004). Organisasi: Struktur, perilaku, proses jilid 1 edisi kedelapan.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Holland, and Gottfredson. Study and analysis of the Position Classification
Inventory (PCI). Journal of Research in Educational Psychology, 1 (1),
121-136.
Jehani,
L.
(2008).
Hak-hak
karyawan
kontrak.
http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1769420-hak-hakkaryawan-kontrak/
Kanuk, L. L. dan Leon G. S. (2000). Consumer behavior. New York : Prentice
Hall International, Inc.
Lathifah, I. (2008). Pengaruh konflik pekerjaan keluarga terhadap turnover
intention dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Tesis
program studi magister sains akutansi Universitas Diponegoro.
Lee, W. J. (2008). A pilot survey of turnover intention and its determinants among
adult probation line officers in Texas. Assistant Professor of Criminal Justice
Angelo State University.
Mastuti, E. (2005). Analisis faktor alat ukur kepribadian big five (adaptasi dari
IPIP) pada mahasiswa suku jawa. Jurnal Insan, 7 (3), 264-276.
Munandar, A. S. (2006). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : UI-Press
129
A.
N.
(2010).
Nasib karyawan kontrak di
Indonesia.
http://industri15ayu.blog.mercubuana.ac.id/2010/12/11/nasib-karyawankontrak-di-indonesia/
Sjabadhyni, B., dkk. (2000). Pengembangan kualitas SDM dari perspektif PIO.
Jakarta : UI-Press.
130
Spector, P.E and OConnell, B.J. (1997). The Contribution of Personality Traits,
Negative affectivity, Locus of Control and Type A to The Subsequent
Reports of Job Stressors and Job Strains. Journal of Occupational and
Organizational Psychology, 19 ( 2), 47-57
,
(1994).
Job
satisfaction
http://shell.cas.usf.edu/~pspector/scales/jsspag.html
survey.
Suhanto, E. (2009). Pengaruh stres kerja dan iklim organisasi terhadap turnover
intention dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada Bank
International Indonesia. Tesis Program Studi Magister Manajemen
Universitas Diponegoro
Toly, A. A. (2001). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention
pada staf kantor akuntan publik. Jurnal Akutansi dan Keuangan, 3 (2), 102125.
Triastuti, H. dan Anggun H. L. (2007). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
turnover intention auditor dengan locus of control sebagai variabel
moderator. Jurnal Riset Akutansi Aksioma, 6 (1), 93-116.
Yuwono, dkk. (2006). Hubungan antara persepsi manajemen lini terhadap
turnover di manajemen puncak dengan komitmen organisasi. Jurnal Siasat
Bisnis, 11 (2), 181-188.
Witasari, L. (2009). Analisis pengaruh kepuasan kerja dan komitmen
organisasional terhadap turnover intention pada Novotel Semarang. Tesis
Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Whiteoak, J. W. (2007). The relationship among group process perceptions, goal
commitment and turnover intention in small committee groups. Journal
Business and Psychology, 22, 11-20.
Zeffane, R. (1994). Understanding employee turnover: the need for a contingency
approach. International Journal of Manpower, 15 (9), 1-14.
131
LAMPIRAN
Isilah data pribadi Anda dengan lengkap dan sebenar-benarnya. Data ini
bersifat rahasia dan dipergunakan hanya untuk kepentingan penelitian
serta tidak akan dipublikasikan. TERIMA KASIH. (The following
questions concern your position and other personal information.
Completion of this information is voluntary and confidentially is assured.
No individual data will be reported. THANK YOU).
2.
Nama Inisial
(Initial Name)
Usia (Age)
Status Perkawinan
(Marital Status)*
.. Tahun
Menikah
Belum menikah
Masa Kerja
(Work Period)
..Tahun
Pendidikan Akhir
(Education)
a.
b.
SMA
D3
c.
Strata 1 (S1)
d.
lainnya (others) .
Laki-laki /
Perempuan
3.
PERNYATAAN
Saya tidak berencana untuk keluar
dari perusahaan ini
SS
V
TS
STS
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban
yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai
dengan diri Anda.
Selanjutnya, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner di
bawah ini.
Terima kasih
Sincerely,
132
133
NO
ITEM
10
11
12
SS
TS
STS
13
27
14
28
15
29
16
30
17
31
18
32
19
33
20
34
21
35
36
22
23
24
25
26
134
ITEM
SS
TS
STS
10
11
12
13
ITEM
SS
TS
STS
14
15
16
17
18
19
20
135
136
Lampiran 3. Agreeableness
Lampiran 4. Conscientiousness
Lampiran 5. Extraversion
Lampiran 6. Intellect
137
Lampiran 7. Neuroticism
Lampiran 8. Pay
Lampiran 9. Promotion
138
139
Tabel 4.6
Tabel Anova IV
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
a.
Predictors:
Sum of
Squares
6018,388
7341,619
13360,007
(Constant),
Mean
Square
273,563
57,808
df
22
127
149
MARITALSTATUS,
F
4,732
KEPUASANKERJA,
Sig.
,000a
PENDIDIKAN,
CONSCIENTIOUSNESS,
PROMOSI,
OPERASIONAL,
PENGHARGAAN,
Tabel 4.7
Tabel R square IV
Model
1
a.
Predictors:
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
R
R Square
Square
the Estimate
a
,671
,450
,355
7,60316
(Constant),
PENDIDIKAN,
EXTRAVERSION,
MARITALSTATUS,
AGREEABLENESS,
JK,
USIA,
KEPUASANKERJA,
INTELLECT,
TUNJANGAN,
NEUROTIK,
COWORKER,
NOW,
PAY,
SUPERVISION, PERSONALITY
140
KOMUNIKASI,
MASAKERJA,
Tabel 4.8
Tabel Koefisien Regresi IV
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
73,967
16,253
-,113
,103
-,111
,042
,343
-,040
,076
,181
,066
,155
,215
,164
t
4,551
-1,093
-,123
,418
,725
Sig.
,000
,276
,902
,677
,040
,114
,071
,075
,410
,139
,108
,158
,101
,132
,100
,125
,122
,148
,125
,173
,526
1,532
2,222
1,056
-,271
-1,428
-1,586
-1,309
1,201
,155
,143
-1,214
,719
1,872
-,008
-,142
-,876
-,075
,323
1,817
-,321
,293
,786
,156
,115
,003
,032
,877
,887
,227
,473
,063
,994
,887
,383
,941
,747
,071
,749
Model
1
(Constant)
COHESIVENESS
PERSONALITY
AGREEABLENESS
CONSCIENTIOUSN
ESS
EXTRAVERSION
,121
INTELLECT
-,019
NEUROTIK
-,107
KEPUASANKERJA
-,651
PAY
-,181
PROMOSI
,129
SUPERVISION
,024
TUNJANGAN
-,014
PENGHARGAAN
-,160
OPERASIONAL
,072
COWORKER
,233
NOW
-,001
KOMUNIKASI
-,021
USIA
-,110
MASAKERJA
-,013
PENDIDIKAN
-,170
JK
-2,784
MARITALSTATUS
-,713
a. Dependent Variable : TURNOVER
141
,091
-,020
-,113
-,653
-,154
,132
,021
,013
-,136
,076
,197
-,001
-,018
-,092
-,009
,023
,144
-,029
Tabel 4.9
Proporsi Varians untuk Masing-masing Independent Variabel
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
2
3
4
5
6
7
8
R Square
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
Change
df1
df2
Sig. F Change
,082
,076
9,10276
,082
13,235
148
,000
,097
,084
9,06117
,015
2,362
147
,126
,108
,090
9,03216
,012
1,946
146
,165
,109
,084
9,06106
,000
,070
145
,791
,109
,078
9,09213
,000
,011
144
,917
,128
,091
9,02814
,019
3,048
143
,083
,172
,131
8,82847
,044
7,542
142
,007
,379
,344
7,67118
,207
47,077
141
,000
,287
,311
,329
,330
,330
,357
,414
,616
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
Adjusted
of the
R Square
Square
R Square
Estimate
Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
,495a
,245
,240
8,25335
,245
48,131
148
,000
,265
,255
8,17547
,019
3,833
147
,052
,314
,300
7,92231
,050
10,545
146
,001
,324
,305
7,89367
,010
2,062
145
,153
,336
,313
7,85055
,012
2,597
144
,109
,337
,310
7,86744
,002
,383
143
,537
,341
,309
7,87184
,004
,840
142
,361
,352
,315
7,83796
,010
2,230
141
,138
,364
,323
7,79150
,012
2,686
140
,103
3
4
5
6
7
8
9
,514
,560
,569
,579
,581
,584
,593
,603
142
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Adjusted
of the
R Square
Change
Square
R Square
Estimate
,245
,240
8,25335
,245
48,131
148
,000
,265
,255
8,17547
,019
3,833
147
,052
,314
,300
7,92231
,050
10,545
146
,001
,324
,305
7,89367
,010
2,062
145
,153
,336
,313
7,85055
,012
2,597
144
,109
,337
,310
7,86744
,002
,383
143
,537
,341
,309
7,87184
,004
,840
142
,361
,352
,315
7,83796
,010
2,230
141
,138
,364
,323
7,79150
,012
2,686
140
,103
,495
,514
,560
,569
,579
,581
,584
,593
,603
F Change
df1
df2
Sig. F Change
Std. Error
Model
Adjusted
of the
R Square
Square
R Square
Estimate
Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
,139a
,019
,013
9,40942
,019
2,897
148
,091
,024
,011
9,41868
,005
,709
147
,401
,024
,004
9,44950
,000
,043
146
,837
,025
-,002
9,47867
,001
,103
145
,749
,033
,000
9,47107
,008
1,233
144
,269
3
4
5
,155
,156
,158
,182
143
L I S R E L
8.70
BY
Karl G. Jreskog & Dag Srbom
of
of
of
of
of
of
Input Variables 6
Y - Variables
0
X - Variables
6
ETA - Variables 0
KSI - Variables 1
Observations
150
144