Professional Documents
Culture Documents
PERILAKU
ANATOMI
DIENCEPHALON
Letak: diantara bagian bawah kedua
hemisphaerum cerebri, persis diatas
mesencephalon
Bagian yg tidak tertutup oleh
hemispherium cerebri: corpus
mammillare, infundibulum, tuber
cinereum, chiasma opticum
Terbagi atas:
- Epithalamus
- Subthalamus
- Thalamus
- Hypothalamus
Thalamus
Subthalamus
Hypothalamus
EPITHALAMUS
Letak di dorsal
Bagian terkecil
Bentuk spt topi menutupi Thalamus
Tdd :
- Corpus pineal organ endokrin
- Nuclei habenular
- Commissura caudal
SUBTHALAMUS
THALAMUS
Terleta
Berhu
sistem
Fungsi:
Mengitegrasikan sistem sensorik sadar
dgn motorik sadar
Merupakan relay station dari semua
sensorik sadar (kecuali penciuman) utk
kmd diteruskan kecortex cerebri gyrus
post-centralis (krn gyrus post centralis
merupakan pusat sensoris) area
Brodmann 3, 2, 1 (utk sensasi suhu,
sentuhan, tekanan, sakit), ke cortex
fissura calcarina Area Brodmann 17, 18
dan 19 (utk sensasi penglihatan), ke
cortex gyrus temporalis superior area
Brodmann 22, 41 dan 42 (utk sensasi
pendengaran), cortex lobus parietalis
inferior area Brodmann 40 (utk sensasi
pengecapan)
Menginterpretasikan secara samar sensasi
sadar (kecuali penciuman), tapi
interpretasi yg lengkap dilakukan oleh
cortex cerebri area Brodmann 3, 2, 1
berdasarkan pengalaman sebelumnya
Diduga sbg pusat perasaan subjektif dan
kepribadian seseorang
FUNGS
Mengo
fungsi i
neuroe
memp
Mengo
menge
menge
TSH, M
Mengo
Mengo
hunger
hyperp
center
dan let
Mengo
Mengo
malam
Mengo
Diduga
obat
IDENTITAS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
NEUROLOGI
KAPITA SELEKTA (SISTEMATIKA PEMERIKSAAN NEUROLOGI)
Nama
Usia untuk tatalaksana, menentukan diagnosis
Jenis kelamin menentukan diagnosis krn ada bbrp penyakit yang hanya ada di laki-laki/perempuan
Ras
Cekat tangan tangan dominan, karena berhubungan dengan pusat Bahasa. 90 % kanan dominan di kiri. Kidal 60% dikir
GEJALA UTAMA (kata kunci)
Keluhan utama
Vaskular Awitan biasanta tiba-tiba / mendadak
Riwayat penyakit sekarang
Infeksi tanda infeksi: demam, flu like sindrom
Riwayat penyakit dahulu
Trauma riwayat trauma sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga
Autoimun riwayat remisi eksaserbasi (penyakit seb
Riwayat kebiasaan
mis: SLE
Anak: riwayat tumbuh kembang & imunisasi
Metabolic paparan zat toksik, gigitan hewan, penya
Iatrogenik/idiopatik riwayat menjalani prosedur me
Neoplastik penurunan BB, kelemahan, riwayat tumo
Seizure riwayat kejang, perubahan perilaku, kelaina
Tanda tanda vital: TD, nadi, pernafasan, suhu
Status generalis: kepala, torax, kulit, THT. Abdomen, bruit, leher/KGiB, eksremita
Status neurologis: GSC, pupil, TRM, N. kranialis, motorik, sensorik, otonom, gait & koordinasi
SKALA KOMA
EYE
MOTORIC
GLASGLOW
4 = spontan
6 = mengikuti perintah
5 = orien
3 = perintah verbal
5 = melokalisasi nyeri
4 = disori
Min. = 3
2 = nyeri
4 = fleksi thd nyeri
3 = kataMax. = 15
1 = tdk ada respon
3 = fleksi abnormal
2 = suara
X = tdk dpt dinilaI
(dekortikasi)
1 = tdk a
2 = ekstensi
X = tdk d
Min 1, max 3
(deserebrasi)
1 = tdk ada respon
Min 1, m
X = tdk dpt dinilai
Min 1, max 6
SPONTAN (LIHAT)
VERBAL (SUARA)
PAIN (NYERI)
Perangsangan nyeri paling baik di sternum, kalau tidak bisa di supra orbital, kl tdk bsa di nail bed
LIHAT
SUARA
EYE
4: Jika dilihat saja pasien langsung
buka mata
3: kalau dilihat blm buka mata,
beri perintah dgn suara buka
matanya.
UNRESPONSE
2:
Kalau dgn suara tidak
membuka mata, dirangsang nyeri
NYERI
VERBAL
1: tidak respon
Vx: pasien dipasang alat lwt
mulut
6:
an
ta
5:
pe
m
4:
tid
3:
m
2:
1:
M
PUPIL
Membandingkan
kanan dan kiri
Cahaya masuk
diterima oleh N
II
Normal
N II
Berubah
menjadi N
III
Simetris kanan kiri : ISOKOR. Tidak simetris: ANISOKOR
LAPORAN:
Bulat, isokor, 3
Bulat, anisokor,
Ka : Bulat, 3 m
Ki : Ireguler, RCL
TANDA RANGSANG
MENINGEAL
KAKU KUDUK
Pasien tidur tdk
menggunakan bantal
Sternum pasien ditahan oleh
pemeriksa lalu kepala di
fleksikan sampai menyentuh
sternum atau smp 3 jari
pemeriksa.
Kalau 3 jari tdk sampai
kaku kuduk (+)
LAPORAN:
BRUDZINSKI I
LASEQUE
Kaku kuduk
(-),
Laseque
> 70/> 70, Kernig > 135/> 135
Pasien difleksikanLaseque
di sendi > 70/> 70, Kernig > 135/> 135
Kaku
kuduk
(+),
panggul
harus(-),
mencapai
Kaku
kuduk
Laseque < 70/> 70, Kernig < 135/> 135
o
70Brudzinski ditulis hanya bila +
N. KRANIALIS
NUCLEUS
LAPORAN:
Parese N. VII sinistra sentral
Parese N. XII sinistra sentral
Parese N. VII dekstra perifer
Parase = kelumpuhan
N. Akustikus
N. Glossofaringeus
VIII
IX
N. Abdusen
N. Fasialis
VI
VII
N. Trigeminus
N. Tochlearis
IV
NAMA
N. Olfaktorius
N. Optikus
N. Oculomotorius
I
II
III
N. Assesorius
N. Hipoglosus
XI
XII
N. Vagus
Mesensefalon : 3,4
Pons : 5,6,7,8
Medulla oblongata :
9,10,11,12
KOMPONEN
Aferen viseral khusus
Aferen somatik khusus
Eferen somatik
Eferen
viseral
umum
(parasimpatis)
Aferen somatik
Eferen somatik
Aferen somatik
Eferen viseral khusus
Aferen somatik
Eferen somatik
Eferen viseral khusus
Eferen viseral umum
(parasimpatis)
Aferen viseral khusus
Aferen somatik
Aferen somatik khusus
Eferen viseral khusus
Eferen viseral umum
(parasimpatis)
Aferen viseral khusus
Aferen somatik
Aferen viseral umum
Aferen viseral khusus
Aferen somatik
Eferen viseral khusus
Eferen viseral umum
(parasimpatis)
Eferen somatik
Eferen somatik
Penghidu
Pengelihatan
Pergerakan mata (m. rekt
m. obliqus inferior & m. l
Kontriksi dan akomodasi
siliaris
Proprioseptif
Pergerakan mata (m. obli
Proprioseptif
Otot mastikasi & eardru
Sensasi umum dari separ
wajah, hidung, mulut, &
Pergerakan mata (m. rect
Otot ekspresi wajah & te
Lakrimasi & salivasi
Pengecap (2/3 anterior li
Somatosensori telinga lua
timpani luar
Pendengaran & keseimba
Pergerakan menelan
Salivasi
Pengecapan (1/3 posterio
Somatosensorik telinga t
Sensori viseral
Pengecap (epiglotis)
Somatosensori kanalis au
Pergerakan menelan & k
Parasimpatis torakan & vi
Pergerakan bahu & kepal
Pergerakan lidah
MOTORIK
5
4
3
2
1
0
0
+1
+2
+3
+4
SENSORIK
KEKUATAN
Normal
Bisa melawan gravitasi dan bisa melawan tahanan
ringan
Hanya mampu mengangkat tp tidak bs melawan
tahanan
Tidak bisa mengangkat, hanya bs geser-geser
Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tp masih
ada tonus
Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tdk ada
perubahan tonus
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LAPORAN:
Hemihipestesi dekstra (raba halus) kana
Hipestesi (baal) dermatom T10 ke bawah
Parahipestesi tungkai dua-duanya; Mono
Estesi = perasaan; Parestesi = kesemutan;
Pada laki-laki setinggi papila mammae ke bawah setinggi thoracal 4
Umbilicus ke bawah setinggi thoracal 10
OTONOM
Retensi LMN
Inkontinensia UMN
Lesi di otak Kanan Vs Kiri
Lesi di medulla Spinalis
atas Vs Bawah
KLINIS: berdasarkan tanda & gejala yang ditemukan (dpt berupa sindrom) gejala dari hasil anamnesis, tanda dari hasil
TOPIS: berdasarkan lokasi kelainan korteks atau medulla spinalis
ETIOLOGIS: berdasarkan penyebab
PATOLOGIS: berdasarkan keadaan patologi yang terjadi gambaran PA
Lab, Radiologi
Neurofisiologi
Lumbal pungsi
TATALAKSANA
PROGNOSIS
NEURODIAGNOSTIK
DEFINISI
LUMBAL PUNGSI
Semua pemeriksaan yang berhubungan dengan penegakkan diagnosis di bidang ilmu penyakit saraf
Tetap untuk Penegakkan diagnosis anamnesis & pemeriksaan fisik
Macam: lumbal pungsi, neurofisiologi, neuroimaging
Pasien tiduran bungkuk, tusuk tulang belakang sampai subarachnoid Tarik cairan otak nya
Berperan dalam bbrp penyakit:
Infeksi & inflamasi
Perdarahan subarachnoid
Penyakit yg mempengaruhi TIK (tekanan intracranial)
Indikasi
Menilai tekanan (opening pressure) & cairan serebrospinal (selular, sitologi, kimia,
bakteri)
Terapi anestesi spinal, antibiotik, antitumor, TIK
Diagnostik mielografi (injeksi zat radioopak), sisternografi radionuklir (zat radioaktif)
Kontraindikasi relative
TIK (nyeri kepala & papiledema) risiko herniasi (tu bila ada massa)
Luka di tempat pungsi missal: bisul
Komplikasi:
Herniasi
Nyeri kepala
NEURO IMAGING
Foto polos
Fraktur (trauma), infiltrasi tumor, infeksi tulang
Computed Tomography (CT scan)
Densitas bbd : tulang, CSF, darah, substansia alba & grisea
Perdarahan, jaringan otak, abses, tumor, ventrikel, struktur midline
Macam: CT scan non kontras (utk perdarahan spt struk), CT scan +kontras (infeksi
dan tumor), CT scan kepala +bone window (cedera kepala)
Kelebihan CT vs MRI
Pasien dengan metal di tubuh cnth pasien dgn pen, kawat gigi tdk bs pake MRI
Perdarahan lebih cepat & jelas terlihat
Lebih murah
Ketersediaan
Waktu pemeriksaan lbh singkat
Baik utk melihat tulang
Magnetic Resonance Imaging
Lebih mudah membandingkan substansia alba & grisea
Dpt melihat lesi yg letaknya di dalam (lobus temporal dalam, fossa posterior,
cervicomedullary junction)
Lesi demielinasi & infark lebih cepat terlihatDpt menentukan waktu perdarahan
Lebih bagus untuk melihat jar. Lunak
Angiografi
Diagnostik: aneurisma, malformasi vaskular, penyempitan/sumbatan pembuluh darah, diseksi
arteri, angiitis
Melihat
USG
Otak janin & neonates karna ubun-ubun masih terbuka, untuk melihat perdarahan
Deteksi : perdarahan intraserebral & subdural, massa, defek kongenital
Visualisasi sirkulus Willis, arteri karotis & vertebralis, arteri temporalis menentukan derajat stenosis
Electroencephalografi (EEG)
Untuk melihat kejang/tidak, dengan melihat aktifitas listrik
Kejang & kecurigaannya, penyakit metabolik, study of sleep, monitor aktivitas serebral pd pasien yg dianestesi
Visual Evoked Potentials (VEP)
Menilai jalur visual
Brainstem Auditory Evoked Potentials (BAEP)
Menilai jalur auditorik
Somatosensory Evoked Potentials (SSEP)
Mengkonfirmasi lesi sistem sensorik
Electromyography (EMG) pasiennya ditusuk dan disuruh bergerak
Kalau dia LMN
Nerve Conduction Studies (NCS)/kecepatan hantar syaraf NCS pasien nya diestrum dilihat brp lama responnya
Kalau LMN
TRIGEMINAL NEURALGIA
BELLS PALSY
GAMBARAN
KLINIK
DIAGNOSIS
TERAPI
BEDAH
Pada kasus refrakter
Gamma knife, penekanan dengan balon, radiofrekuensi penyuntikan gliserol
Kelumpuhan saraf N. VII tipe perifer (LMN) yang terjadi scr akut
Etiologi: idiopatik, kemungkinan infeksi virus
N. VII awalnya berjalan bersamaan dengan VI dan VIII pada canalis fascialis berjalan sendiri dan
Ganglion genikulatum produksi air mata, kelainan: hipolakrimasi
N. tapezius pendegaran, kelainan: Hiperakuisis
Corda timpani pengecapan 2/3 depan lidah
Foramen stilomastoideus mengontrol gerakan motorik mimic wajah
UMN: tidak mengalami kerusakan seluruhnya karena tdk mengenai inti
LMN: segmen atas bawah mengalami kerusakan
Biasa terjadi pd usia pertengahan
Paralisis mendadak pada saat bangun tidur
Gejala lsg komplIt saat serangan
EMG dengan memeriksa evoke potensial pd foramen stylomasstoideus
Evoke potensial diatas alis, bawah mata, sudut bibir dipasang electrode kemudian diestrum pd
diukur lebih pendek atau normal. Bells palsy landai
Bila evoke hasil baik prognosis baik
FARMAKOLOGIS
Prednisone 1 mg/kgBB (max 60mg/hari) selama 5 hari tap off 10 mg/hari (bila px dtg
bermakna)
Acyclovir kombinasi dengan steroid hasil lebih memuaskan
Neurotropic
Analgetik/antiinflamasi
NONFARMAKOLOGIS
Fisioterapi setelah 4 hari awitan, karena rx inflamasi masih hebat
Tutup mata dengan kassa (utk cegah infeksi), konjungtivitas-teratitis
Penyebab:
Akibat
oklusi
cabang Akibat
oklusi
cabang Akibat oklusi cabang- Akibat
oklusi
cab
oklusi
atau
emboli
paramedian
dari
a.
sirkumferensial a. basilaris,
cabang pedunkular a.
intrapedunkular a. cer
teritori A. cerebellaris
vertebrialis
atau
a.
tumor, abses
basilaris dan a. cerebri
posterior dan a. chor
posterior inferior (PICA)
basilaris, sering bilateral
posterior
bisa juga akibat tu
Gambaran klinis:
atau a. vertebralis
(giloma)
Kelumpuhan N. VI Gambaran klinis:
Gambaran klinis:
ipsilateral
- Kelumpuhan N. III Gambaran klinis:
Kelumpuhan flaksid
Gambaran klinis:
ipsilateral, midriasis
Vertigo
Kelumpuhan N. VII
Kelumpuhan N.
N. XII ipsilateral
(+)
Hemiplegia
mendadak
perifer ipsilateral
ipsilateral
- Gangguan
raba,
kontralat
dgn
Nystagmus
Hemiplegia
Hemiparesis
posisi dan vibrasi, 2
Babinski (+)
Mual, muntah
kontralateral
kontralateral spa
point discrimination
Hipestesi kolumna
Dysarthria
dan
Analgesia
Rigiditas
kontralateral
posterior
disfonia
kontralateral
kontralateral
- Hiperkinesia
dan
kontralateral
Singultus
Thermanestesia
Ataksia
rigriditas
kontralateral
Nystagmus
Gangguan
raba,
kontralateral
Paresis N. VII, IX
posisi, vibrasi
XII sentral tipe U
PENYAKIT NEUROVASKULAR
DEFINISI
Stroke: sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang mendadak dan bertahan >24jam
Transient Ischaemic Attack (TIA): sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang bertahan <24jam
Penyebab kematian no.2
Pasien dengan TIA harus tetap dirawat karena gambaran CT scan ttp ada iskemik, walaupun tdk ada gejala klinis
Diagnosis
Terapi awal
Merujuk
Iskemik
Terapeutic
window, di RS lsg
CT Scan
DIAGNOSIS
Diagnosis ONSET
MENDADAK
Pemeriksaan penunjang
hanya boleh jika anam
dan PF tdk menyakinkan
Anamnesis &
PF
Trombus/
embolus/ pch
pemb. darah
Etiological
Diagnosis
tempat
PIS/SAH
Topical
diagnosis
berdasarkan
anamnesis
Clinical
diagnosis
DIAGNOSIS
Pathological
Diagnosis
men
Iskemik &
hemoragik
KLASIFIKASI
GEJALA TOPIS
KORTEKS
Kekuatan otot atas
dan bawah berbeda
SUBKORTEKS
Kekuatan otot atas
dan bawah sama
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATALAKSANA
PENDAHULUAN
!"# $
%&'()* + ,-.&/'()*
0
INFEKSI SSP
MENINGITIS
- Arachnoid
- Ruang subarachnoid
- Dapat meluas ke jaringan otak & medulla spinalis
Encephalitis: infeksi dengan proses peradangan yang mengenaik jaringan
otak.
ETIOLOGI
MENINGITIS TUBERKULOSIS = ME
Infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari dan
umumnya disebabkan oleh bakteri
Sering disebut: meningitis purulenta karna pada lumbal pungsi LCS nya
keruh purulen
UMUR
NEONATUS
Mycobacterium tuberculosa
PATOGENESIS
Dewasa
S. penumoniae, H. influenza
N. meningitides, basil gram (-)
Staphylococcus, streptococcus
Spesies listeria
Penyebaran infeksi melalui
Pengumpulan PMN dengan perlekatan PMN pada endothelium & tjd diapedesis
Permeabilitas BBB
migrasi PMN kedalam CSS
degranulasi
&
melepaskan
Edema vasogenik
Eksudat
protein
dlm
RSA
metabolit oksigen toksik
TIK
GAMBARAN KLINIS
DIAGNOSA
GEJALA/TANDA
I
Rangsang meningen
Kelainan syaraf otak (N. VI, VII)
Hemiparese
Tanda neurologic fokal
Konvulsi
Penurunan kesadaran
Shock & koma
Biasanya fase I tanpa gejala, atau hany
Gejala klinis: demam subfebris, kaku k
Pemeriksaan LCS:
- Liquor jernih
3
- Leukosit antara 50-400/mm
- Limfosit predominan/mononu
- Kadar glukosa menurun
- Kadar protein
- Terdapat pelikel LCS didia
terbentuk spt jaring laba2
Pemeriksaan tambahan
- Thorax foto
- Ct-scan kepala
DASAR DIAGNOSA:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adanya rangsang meningel meningkat:
LAB:
- Kaku kuduk, kernig, brudzinski
- Urin lengkap, Darah Lengkap,
- Elektrolit: karena komplikasi bisa terjadi sindrom inapropiate LCS:
- Leukositosis, terutama limfosi
antidiuretic hormon (SIADH) urin berlebihan
- Protein
- guldar, fungsi ginjal & hati, kultur darah, tes utk sifilis
- Glukosa
Radiologi
Ditambah dgn 2 dari 3 kriteria :
- X-foto torax untuk mcr factor penyebab mis pneumonia
- Ada bakteri TB dgn hapusan
- X-foto sinus paranasalis/mastoid
- X-foto torak gambaran TB
- Ct scan/ MRI kepala
- Adanya kontak dgn penderita
- EEG
PENATALAKSANAAN
KONTRA INDIKASI:
Absolut:
- Papil edema yang nyata merupakan tanda peningkatan TIK yang
sgt tinggi
- Penurunan kesadaran yg dalam atau yang memburuk dengan
cepat sudah dalam kondisi herniasi
- Deficit neurologi fokal infeksinya sudah hebat
- Kecurigaan lesi desak ruang intracranial: missal abses atau
perdarahan lakukan ct scan dl
Relatif
- Sedang Infeksi local dipunggung bawah tempat LP
- Syok akibat berbagai sebab karena akan nyeri
- Kagulopati gangguan koagulasi
- Trombosit < 50k pd pemeriksaan drh tepi utk pembekuan darah
M. BAKTERIAL
M. VIRUS
M. SEROSA
Tekanan 5-15cm
N; Sedikit
TBC: N/sedikit
H 2O
AIDS + meningitis
kriptokokus :
Hitung sel
PMN
MN
MN
Kuman
yang Glukosa
didapat
Warna cairan: keruh bakteri, jernihvirus/tb
Pemeriksaan ag spesifik jarang dilakukan karena mahal
Imaging CT scan contrast contrast enhasment (mengisi sulkus dan girus scr
difuse)
Sedini mungkin setelah diagnose pasti semakin cepat prognosis baik
Terapi umum:
USIA
KUMAN
ANTIBIOTIK
NEONATUS Streptococcus
Ampisilin + cefotaxim
grup B, atau D. Ampisilin + gentamisin
E.coli,
I Acyclovir H. simplex encephalitis
monocitogenes
INFANT
Ampisilin + cefotaxim/ ceftriaxone
Chloramphenicol + gentamicin
+vancomisin
+dexametason
Anak-dws
S. pneumonia, Cefotaxime (3x1g)/ ceftriaxone (2x2gr) +
7-50tahun
N. menigitidis,
ampisilin
i.
Chloramphenicol + trimetroprim/
monocytogenes
sulfamethoxazol
Bila prevalensi s.pneumoniae resisten
cephalosporin >2% beri:
- Cefotaxim/ceftriaxone +
vancomisin
- Chloramphenicol/
klindamisin/meropenem
TERAPI TAMBAHAN:
- DEXAMETHASON apabila ada TIK hebat, edema hebat
DEFINISI
KOMPLIKASI
Hidrosefalus
Kejang
Hemiplegia
Parase n. cranialis n. VI krn gejala di b
nekrosis kaseosanya
Afasia
Encephalomyelopathy
ENCEPHALITIS
PATOFISIOLOGI
ENCEPHALITIS TO
= cerebral toxoplasmosis
Banyak ditemukan pd pasien HIV aids s
Merupakan suatu infeksi yang dis
mengenai jar. Otak
DIAGNOSA
GEJALA KLINIS
TATALAKSANA
Onset mendadak/subakut
Sakit kepala hebat, sub febril, muntah & kaku kuduk
Sering disertai foto fobia
Kejang & TIK
KHAS: perubahan prilaku gelisah, marah2
Pemeriksaan LCS
- LCS jernih
3
- Sel 50-500/mm limfosit predominan
- Kadar glukosa dan Cl normal
- Protein meningkat ringan
EEG, CT, MRI lesi asimetris di frototemporal (t.u pd herpes simplex).
Makanya pasien mengalami perubahan prilaku karna pusatnya ada di
frontotemporal
Analisa ELISA CSF atau PCR (+)
Penatalaksanaa umum (5B)
Penatalaksanaan khusus
- Tdk perlu antibiotic
- Injeksi Acyclovir 10mg/kgBB setiap 8jam selama 3 minggu
KOMPLIKASI:
Mengioencephalitis
Pd anak RM, kejang, buta kortikal
Hidrosefalus, mikrosefalus, tetraparesis
PENCEGAHAN
Mengeliminir bakteri
Imunisasi
vaksinasi
DEFINISI
ABSES SEREBRI
Merupakan infeksi intraserebral fokal yg dimulai
sbg serebritis yg lokalisatorik dan berkembang
mjd kumpulan pus yg dikelilingi kapsul
Tersering: dewasa muda,
Sumber infeksi: sinusitis paranasal, otitis media,
infeksi gigi, endokarditis, abses paru, trauma,
pasca operasi, px dg imunosupresi, HIV/AIDS
PATOGENESIS
GAMBARAN KLINIS
Terisi
fibroblas
Terisi sel-sel
radang
Late
Cerebritis
Early
Cerebritis
Early
Capsulated
Hari ke-10
s.d 13
Resolusi
daerah
serebritis
Peningkatan
makrofag
dan fibroblas
Late
Capsulated
SPONDILITIS TB
= Tuberkulosis spinal; Potts disease of the
spine; tuberculous vertebral osteomyelitis
Infeksi TB ekstrapulmonal yang mengenai satu
atau lebih tulang belakang.
Banyak terjadi di seluruh dunia, sering
ditemukan di negara berkembang.
Bentuk
paling
berbahaya
dari
TB
muskuloskeletal destruksi tulang, deformitas
dan paraplegia.
Terbanyak di V. thorakal bawah 7,8,9,10 (4050%), V. lumbal (35-45%), 10% kasus di v.
servikal. Karena pd thorakal bawah aliran
bawah tdk terlalu cepat disukai oleh kuman TB
Salah satu
Definisi m
Ensefalop
- K
s
- A
d
- P
(
el
Etiologi:
ditularkan
P. Falsipar
- Meng
- Meni
- Tjd se
hari ke-14
Kapsul
matang
mengelilingi
daerah
inflamasi
Berisi debris
dan sel PMN
1. Stadium I (Implantasi)
Pada umumnya terjadi pada daerah torakal
atau torakolumbal soliter atau beberapa level.
2. Stadium II (Destruksi awal)
Terjadi 3 6 minggu setelah implantasi dan
Nyeri kepal
Penurunan
Gangguan
Hemipares
Kejang, bia
DIAGNOSA
- Papil edema
Serebral fokal
- Kejang, sering general (40%)
Hasil LP: L
atau sedik
semakain ti
EEG: non s
CT scan k
ringan
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri punggung bawah kronis paling awal
berupa nyeri spinal atau radikular.
Panas dan penurunan berat badan
Defisit neurologis (50% kasus): kompresi
medspin
(transverse
cord
synd
komplit/inkomplit) dengan paraplegi,paresis,
gangguan sensasi, nyeri radiks saraf dan
sindroma kauda equina
Gambaran Cold abscess
Gibbus, kyphosis
disfungsi sphincter inkontinen/retensi
Gambaran klinis
Pemeriksaan laboratorium mencari sumber
infeksi
X-foto sinus dan mastoid
CT-Scan dan MRI kepala dengan kontras Ring
enhancement
EEG sesuai indikasi
LP: merupakan kontraindikasi !!! krn ada massa
Laboratorium
Radiologis:
- Foto polos thorax
- Foto vertebrae scalloping
Paraparese: lesi di thoracal
CT scan
MRI
TATALAKSANA
DIAGNOSIS BANDING:
Tuberculoma otak
Cysticercosis
Infark serebri
Intra cerebral haemorrhage yang mengalami
resorbsi
Tumor otak primer ataupun sekunder
Umum
Tujuan terapi:
Kriteria dia
Penderita
berada di d
Demam at
Adanya
kesaadaran
sedangkan
disingkirka
Ditemukan
tepi
Tidak dite
Penatalaks
Terapi anti
- Kina
KOMPLIKASI
Khusus
pertimbangan
medikamentosa
Herniasi serebri
Abses ruptur ke dalam ventrikel /R.Subarachnoid
Sekuele neurologis
Abses berulang
Kejang
- Kinidi
- Klorok
- Deriv
- Excha
Pemberian
Penangana
TERAPI PEMBEDAHAN
1. Debridement
2. Stabilisasi
DEFINISI
KLASIFIKASI
TRAUMA KEPALA
Trauma mekanik thp kepala, langsung/tdk lgs, yg menyebabkan gg fs
neurologis fisik, kognitif (lobus frontal), psikososial (temporer/permanen)
Sinonim: Trauma kapitis = cedera kepala = head injury = trauma kranioserebral
= traumatic brain injury
PATOLOGI:
Komosio serebri memar otak, tdk boleh ada kelainan patologis, hanya
kelainan membrane sel
Kontusio serebri gegar otak
ada kelainan patologis
Laserasi serebri
Lokasi lesi
1. Lesi difus
2. Lesi kerusakan vaskuler otak
3. Lesi fokal
Kontusio & laserasi serebri
Hematoma intracranial
- Hematoma ekstradural (hematoma epidural)
- Hematoma subdural
- Hematoma intraparenkhimal
Hematoma subarachnoid
Hematoma intraserebral
Hematoma intraserebelar
TRAUMA ME
Trauma medulla spinalis/spinal cord injury
permanen (ketidakmampuan menetap)
Tujuan menegakkan diagnosis & memu
defisit lanjut (primer & sekunder)
ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI
Segmen servikal medspin susah bernafas
Thoracolumbar junction
Komplit Vs Inkomplit
- Komplit : sensoris & motorik di bawah
- Inkomplit : sensoris & motorik di baw
PRIMER
- Langsung mis robekan ditrauma med
- Deformasi lokal & transformasi e
distracting, atau regangan
SEKUNDER
- Kaskade biokimia & proses selular ke
- Perubahan vaskular, perubahan kad
produksi radikal bebas & lipid peroksi
inflamasi, ATP
KATEGORI
SKG
GAMBARAN KLINIS
CT SCAN OTAK
Minimal =
15
Pingsan (-), deficit neuro (-) Normal
simple head
hanya ada nyeri kepala krn
injuri
trauma
Ringan = CKR 13-19
Pingsan <10mnt, deficit neuro (- Normal
)
Sedang =
9-12
Pingsan >10mnt s/d 6jam, Abnormal
CKS
deficit neuro (+)
Berat = CKB
3-8
Pingsan >6jam, deficit neuro (+)
Abnormal
Deficit neurologis: TIK, lateralisasi
Pemeriksaan fisik: SKG
CT scan CKS dan CKB karna ada kelainan neurologi
- Cks: Udem atau kontusio serebri
- Ckb: gangguan vaskularisasi subdural hematom (SDH), epidural hematom
(EDH), Subaraknoid hematom (SAH)
Mis: pada saat pemeriksaan SKG 15, pingsan 15menit CKS. Jd kategorikan ke yang
DIAGNOSIS
FRAKTUR IMPRESI
Wajib operasi, krn
patahan bs
menimbulkan
kejang
MANAJEMEN
SDH
Putus vena
Gambaran: bulan
sabit
EDH
Putus a. meningea
Media
Gambaran:
bikonvek
INDIKASI OPERASI
EDH
- > 40 cc dg midline shift (temporal/frontal/parietal) dg fs batang otak baik
- > 30 cc pd fossa posterior dg tanda2 penekanan batang otak/hidrosefalus
dg fs batang otak baik
- EDH progresif
SDH
- SDH luas (> 40 cc) dg GCS > 6, fs batang otak baik
- SDH dg edema serebri/kontusio + midline shift dg fs batang otak baik
ICH
Methylprednisolone / MP (corticosteroid)
- Efek neuroprotektif MPSS (MP-sodiu
Menghambat lipid peroksidase
Menghambat influks kalsium
Menghambat iskemia
Efek anti inflamasi
- Pemeberian paling bagus sebelum 3 j
- Antara 3-8 jam masih bisa
- >8jam metil pred tidak berguna
- Dosis maintenance:
< 3 jam diberikan 1 satu hari
3-8 jam diberikan 2 hari
Tirilazad mesylate (corticosteroid)
Naloxone
GM-1 ganglioside
KOMPLIKASI: bisa menimbulkan
tetraparesis/paraparesis
- Septicemia 40x
- Pneumonia 13x
- Emboli paru 8x
- Penyakit jantung 3x
- Gg. berkemih 9x
- Bunuh diri 2x
Anatomi
lumbal 1 a
Baal Umbi
Baal dari p
Paha atas:
Patokan:
-
A
d
K
S
DEFINISI
BANGKITAN PARSIAL:
hanya sebagian bagian
tubuh yang kejang /
hanya rasa tidak enak
diperut
Selalu ada gerakan
fokal
KLASIFIKASI
BANGKITAN UMUM
ETIOLOGI
ELEMEN EPILEPTIC
SEIZURE
ELEMEN
PEMBENTUKAN
PATOFISOLOGI
KONDISI YANG
DAPAT
MENYEBABKAN
EPILEPTIC SEIZURE
DIAGNOSA
ANAMNESIS
- Pola antara kejang 1/2/3 sama tdk polanya, epilepsy tidak berubah selalu 1 bentuk
- Lama setiap kejang brp lama, biasanya tidak lebih dari 5 menit
- Gejala sebelum kalau parsial biasanya ada gejala sebelumnya, kl umum tdk ada.
- Gejala saat kejang ada menoleh ke satu sisi atau pd tangan/ kaki, ada mulut berbusa, ngompol, lidah tergigit
- gejala sesudah bangkitan tertidur, atau tidak sadar
- Frekuensi dalam sebulan kejang brp kali untuk monitoring
- Factor pencetus apakah kurang tidur/kelelahan/stress
- Ada/tdk penyakit sekarang yang diderita untuk mencari etiologi
- Usia awitan semakin kecil prognosis semakin baik
- durasi frekuensi semakin lama kejang kerusakan diotak semakin luas
- interval terpanjang kejang 1 ke 2 brp lama jaraknya
- kesadaran antar bangkitan untuk menentukan masuk emergensi/rawat jalan
- Riwayat kehamilan, persalinan, perkembangan
- Riwayat penyakit, penyebab, atau terapi sebelumnya sudah pernah berobat atau blm. Kalau obat yang dipakai sesua
- Riwayat dalam keluarga saudara sekandung
PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK
- Idiopatik biasanya tdk ada deficit neurologis
- Parsial ada deficit etiologi curiga simptomatik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- EEG, indikasi:
Menunjang diagnosis
Menentukan jenis bangkitan & sindroma epilepsy
Menentukan prognosis ada bentukan runcing spt paku semakin sering muncul semakin jelek prognosis
Pertimbangan penghentian OAE
DIAGNOSIS
BANDING
TATALAKSANA
Riwayat trauma kepala terutama disertai penurunan kesadaran, stroke, infeksi ssp
Bangkitan pertama berupa status epileptikus
PEMILIHAN OAE BERDASARKAN TIPE BANGKITAN
OAE
FOKAL
UMUM
TONIK
LENA
SEKUNDER
KLONIK
+
+
-
Phenobarbital
merangsang GABA
Gabapentin
CarbamazepinPd Na
Ch
Phenytoin Pd Na
Ch
Lamotrigine
+
+
Topiramat
+
+
Zonisamide
+
+
Levetiracetam
+
+
Oxcarbazepine
+
+
Pada fokal: lbh baik pakai carbamazepin
Pada umum: valproat
Obat harus diberikan selama 2-3 tahun
+
?+
+
+
??+
+
0
0
+
?
?+
?+
-
MIOKLONIK
-
EFEK SAMPIN
EFEK SAMPING YANG
MENGANCAM NYAWA
Anemia aplastik deprsi
SSTL, gangguan fungsi liver
kuing,
SJS,
lupus-like
syndrome
Anemi
aplastik,
hepatotoksik, SJS, lupus-like
syndrome
hepatotoksik,
lekopeni,
trombositopeni
Hipertrofi
tidak diber
menebal),
disfungsi se
Dizziness,
agranulosit
hiponatre
Mual, mu
amenore,
polycistic
kehamilan
?+
?-
Teratogenik
Somnolen,
peningkata
+?+
?+
?+
-
PENGHENTIAN OAE
Syarat umum:
- Setelah 3 th minum bebas kejang dan EEG normal boleh diturunkan tdk boleh dii hentikan krn pasien yang mengama
- Diskusikan dgn pasien dan keluaga dan disetujui kalau pasien merasa tdk ingin dihentikan jangan dihentikan
- Bertahap 25% dr dosis semula setiap bulan
- Dimulai dr OAE bukan yang utama
- Pertimbangan kemungkinan untuk kambuh, tinngi pada: usia tua, epilepsi simptomatik, bangkitan sulit terkontrol dg
telah mendapat terapi lbh 10 tahun atau lebih cara penurunan lebih panjang bs tiap 2 bulan
RUJUKAN KE SPESIALIS EPILEPSI:
Tidak responsif thd OAE pertama
STATUS EPILEPTIKUS
!GAWAT!
Bila kejang
berlangsung
terus setelah
pemberian
diazepam.
EPILEPSI
INTRAKTABEL
PEMBEDAHAN
EDUKASI
SINDROM RADIKULER
DEFINISI
MANIFESTASI
KLINIS
HNP
Faktor resiko:
Usia (pertengahan, usia tua)
Habit (merokok,alkohol)
Pekerjaan yang sering mengangkut beban
obesitas
Trauma
ETIOLOGI:
Degenerasi diskus intervertebralis
Trauma minor pada pasien tua dengan deg
Trauma berat atau terjatuh
Mengangkat atau menarik benda berat
PATOFISIOLOGI
Stabilitas vertebra tgt pd struktur corp
ligamen dan otot
Anulus Fibrosus mrp jaringan fibrin yang
kaya bhn gelatin dan kaya kandungan air.
Meningkatnya usia kandungan air dlm
elastisitas anulus
Beban tekanan intradiskal nc.pulpos
Anamnesis
Identitas (usia, pekerjaan)
Keluhan utama (5W1H): lokasi, sifat nyeri
DIAGNOSIS
Kelainan daerah
servikal, menjalar
smp ke tangan
USIA
Muda
HNP CERVICAL
Arah protusi anteroposterior lig. A
Longitudinalis
anterior
lebih
li
renggang
k
Lebih banyak mengenai Tl. Vertebra L
L
cervical C5-C6, C6-C7
K
Keluhan nyeri leher, lengan atas
b
Bisa timbul Gangguan UMN
hiperreflex
Bi
G
n
Jarang terjadi pada thoracal karena gerak
Anamnesis
- Karakter nyeri, lokasi, factor pencetus
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan darah (DL, Ur/Cr, SGOT/
- Foto rontgent AP/lateral/oblik
- ENMG mengetahui fungsi saraf perif
- MRI vertebra cervical/ lumbosacral
N
Y
E
R
I
KARAKTER
LOKASI
KEJADIAN
Berkurang
Bertambah
TRAUMA
AKTIVITAS
Gejala neuro
Middle age
Lansia
Menjalar
Tidak menjalar
Unilateral
Bilateral
Leher
Lengan
Pungung bawah
Malam hari
aktifitas
Mengangkat
lengan
Duduk
Ekstensi punggung
Tdk pakai seatbelt
Olahraga
Nyeri,
kebal,
kekakuan tonus,
gangguan blader
dan
bowel,
demam, BB turun
Tes provokasi
Pasien me
lateral, ke
ada penjal
leher men
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi (gaya jalan, bentuk tlg belakang)
Palpasi (spasme otot/tenderness)
Perkusi (nyeri ketok )
Pemeriksaan Motoris (Myotome),
Pemeriksaan sensoris (dermatome),
Reflek fisiologis dan patologis (Babinski, open hand, dll)
Tes Provokasi
- Lermitte flexi leher ada nyeri menjalar/ tdk
- spurling sign,valsava,tornequet, Lasseque
Strai
men
Apa
70o
Saat berjalan
Kaku sendi ada/tdk
Reflek patella
Sama dengan
laseq, ada nyeri
yg menjalar
Reflek achiles
Nyeri ketuk
Miotom motorik
Beevor sign untuk melihat kelainan Thorakal T10 ke bawah. Pasien
disuruh seperti sit up, ada pergerakan umbilical atau tidak. Normal tidak
bergerak
Dermatom sensorik
DIAGNOSA
Diagnosa
Defisit sensoris
Defisit Motoris
Reflek fisiologis
Spinal stenosis
BANDING
banding
Lesi pleksus
(plexopathy)
Kumpulan saraf
Lesi saraf perifer
(neuropathy)
Lesi motor
neuron (Alte
Lateral
Sklerosis)
GBS
Ascending
paralisis
Golve stocking
spt kauskaki
Parese/atrofi
parese
Sesuai dg
inervasi saraf yg
terkena
Normal
parese
Defisit bbp
inervasi saraf
menurun
menurun
Spondilitis
Spondylosis degenerative
Spondiliesthesis pergeseran tulang belaka
Lumbo sacral strain peregangan otot/liga
Tumor myelum extradural keluhan radiku
meningkat
Menurun
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGIS
Bed rest (2-4 hr) jangan terlalu
lama
Terapi ergonomic posisi yg benar
Menurunkan BB bagi obesitas
Menghindari kebiasaan buruk mis
rokok
s
E
CERVICAL SYND
Etiologi: Peregangan atau trauma pada ligamen, otot tendon tanpa ruptur atau
avulsi pada cidera ringan
ETIOLOGI
Spondylosis cervical (myelopathy)
Mekanik (neck strain, herniasi diskus)
Infeksi (osteomyelitis, meningitis)
Reffered (Thoracic outlet syndrome, Panco
TATALAKSANA
Ischialgia
SpondilolistesiS
DIAGNOSIS
BANDNING
Strain akut ada riw. Trauma mengangkat benda berat dg posis yg salah
Nyeri setempat
Nyeri bertambah hebat bila spasme otot bertambah bisa timbul skoliosis
Pemeriksaan motoris, sensoris, reflek normal
Nyeri bertambah saat aktivitas dan berkurang/menghilang saat berbaring
Foto lumbo sacral normal atau tampak scoliosis
DIAGNOSIS
NSAID analgesic
Muscle relaksan
Suntikan lokal
Fisioterapi : strain akut (tirah baring 2 hr latihan fisik aktif terprogram),
kronis pengaturan sikap tubuh
DEFINISI
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Motoris dari
kortex bagian yang
menyilang dan
tidak menyilang
bersatu di cornu
anterior
diteruskan ke
radix anterior
Kl ada kelainan di
cornu anterior
kelainan motoris
MYELOPATI
suatu Gangguan fungsi atau struktur dari medula spinalis oleh adanya lesi komplit atau inkomplit
Vaskuler
Infeksi
Obat-obatan
Degenerasi
Radiasi
Tumor
Anamnesis : kelemahan anggota gerak, ggn.
Pemeriksaan fisik:
sensibilitas, BAB,BAK. Onset akut, sebacut, kronis
- parese/plegi tipe UMN (tgt lokasi lesi
progresif (makin memperberat), yg
bisa campuran UMN&LMN)
memperberat/memperingan, Riwayat Penyakit
- hipestesi/anestesia segmental
Dahulu, dll
- ggn.otonom BAB BAK terganggu
Demielinisasi
Trauma
Tidak diketahui
Pemeriksaan Pen
- Laboratoriu
- Pemeriksaan
- ENMG
- Tes keringat (
- MRI
DIAGNOSA
BANDING
TATALAKSANA
SINDROM
TRANSEKSI
MEDULA SPINALIS
KOMPLIT
Polineuropati
Komplikasi/penyulit: decubitus, kontraktur sendi, atrofi otot, ISK
Kausal berdasarkan peyebabnya
Simtomatik untuk nyeri beri analgetik
Suportif obat-obat neurotropik
Operatif
Rehabilitatif
Complete spinal cord transection:
- Acute (trauma>>, inflamasi/infeksi <<)
- Progressive (tumor)
Gx klinis:
- Spinal shock tanda spt gjl LMN hiporeflex
- Di bawah lesi ggn.complete (flaccid paralysis/tonus menurun, ggn.semua modalitis sensoris, ggn. Bladder, bowel dan fx
Spinal automatism (flexor reflex) saat kaki di ekstensikan tiba-tiba flexi sendiri
TRAUMA SERVIKAL
Klasifikasi tingkat dan keparahan trauma medula spinalis
ditegakkan pada saat 72 jam sampai 7 hari setelah
trauma.
Gx klinis ( 4 cardinal sign) lesi medula spinali:
- Spastic paraparese (quadriparesis pada CSI)
- Disfungsi bladder dan bowel
- Defisit sensoris
- Tanda UMN
Tatalaksana di saat pre hospital :
- stabilisasi manual
- membatasi fleksi dan gerakan gerakan lain
- penanganan imobilitas vertebra dengan kolar leher
dan vertebral brace.
Ischemic Myelop
Myelopathy akut
(>> pada a.spinalis
Klinis: paraplegi/q
bladder
Kolumna posterio
dari a. spinalis pos
Neurogenic bladder
Definisi:
- suatu kondisi abnormalitas fungsi vesika urinaria
akibat kerusakan saraf yang mengontrol
kemampuan vesika urinaria untuk terisi,
menyimpan, dan mengeluarkan urin
Anatomi:
- jaras yg mengatur bladder,bowel dan fungsi sexual
jaras simpatis T12-L1, dan parasimpatis S2-S4
ETIOLOGI:
- Lesi Otak: stroke, tumopr otak, penyakit Parkinson,
hidrosefalus, cerebral palsy
- Lesi medula spinalis: multiple sclerosis,
mielomeningokel
- Lesi sacral cord : tumor sacral cord, herniasi diskus,
injuri yang menyebabkan fraktur pelvis.
- Lesi saraf perifer: DM, AIDS, GBS, Poliomyelitis,
Tabes dorsalis
KLASIFIKASI
- Spastic (reflex/autonomic) neurogenic bladder
spastic incontinensia UMN
Lesi diatas S2-4
Miksi berulang,tdk terkontrol ngompol
Tonus bladder
Menurunnya sensasi
Residual urin sedikit
-
Siringomyelia
Definisi: pemebentukan cavitas (syringes) berisi cairan
TU
Tumor myelum di
- Tumor myelu
plastasitoma)
- Tumor intrad
meningioma,
Tumor intrad
epindimoma
-
GEJALA KLINIS:
- Rasa penuh di area kandung lemih
- Mengejan saat miksi
- Sulit memulai kencing
- Tidak dapat mempertahankan aliran kencing
- Tidak lampias saat akhir miksi
Mengenai radiks
AMYOTROPHIC LATERAL SCLEROSIS Atau MOTOR
NEURON DISEASE
Sindro
Penyebab : herpes Z
Gejala klinis:
- Adanya vesikel
- Nyeri ditusuk tu
terkena >> di ar
DEFINISI
DAERAH SENSITIF
NYERI
PENYEBAB NYERI
KEPALA
KLASIFIKASI
NYERI KEPALA
Nyeri kepala, adalah nyeri atau perasaan tidak enak yang terjadi pada daerah superior kepala, yang menyebar pada wajah,
Intra cranial:
- Sinus venosus, vena cortikal, basal arteri, duramater, nervus V, IX, X, nervus C1-3.
Ekstra cranial:
- Pembuluh darah scalp, otot, isi orbita, mukos nasal dan para nasal, telinga luar dan tengah, gigi dan gusi.
Traksi (tarikan), trombosis, displacement sinus venosus dan cabang kortikalnya.
Iskemik pem. Darah perifer bs pd vena, atau arteri2 kecil
Traksi, dilatasi, inflamasi, pada dura anterior, dan fossa posterior atau arteri intra kranial dan ekstrakranial.
Traksi, displacement atau penyakit pada N V, IX, X dan C1-3.
Perubahan TIK
Penyakit pada jaringan scalp, wajah, mata, hidung, telinga, dan leher.
Primer: tidak pernah ada lesi structural yang menimbulkan nyeri
- Migraine
- Tension type headache
- Cluster
Sekunder: berkaitan dgn penyakit lain trauma, infeksi, dll
MIGRAIN
DEFINISI
FASE MIGRAIN
FAKTOR PENCETUS
MIGRAIN
DEFINISI: Suatu kondisi nyeri kepala paroksismal (sesaat) dan bisa juga konstan yang disebabkan oleh karena gangguan pri
neurovasculer pada individu yang memiliki predisposisi genetik
Wanita lebih sering terkena disbanding laki-laki
Resiko meningkat bila ada riwayat keluarga, penyakit raynoud, mengkonsumsi kopi lebih dri 6 cangkir sehari.
Pada wanita, migren sering terkait menstruasi dan menurun saat hamil
FASE MIGRAIN
1. Prodromal
- Gejala iritabilitas, eksitabilitas, hiperaktif atau depresi yang timbul dalam 24 jam sebelum periode nyeri kepala
2. Aura bisa ada bisa tidak
- Visual (zig zag): sprt melihat kilatan cahaya btk zigzag
- Sensorik: kesemutan
- Visual sensorik
- Motorik: rasa tdk nyaman pd sisi sebelah
3. Fase Nyeri Kepala
4. Fase resolusi (lelah, irritable, sulit konsentrasi) mudah marah, sensitive
Hormonal
Menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral, hormonal replacement
Diet (makanan)
Alkohol, MSG, aspartame, coklat, keju tua
Fisik / Lingkungan
Glare, flashing light (terlalu terang atau terlalu gelap), stimulasi visual, fluorescent, odor, cuaca, ket
Psikologis
Stres, cemas, depresi, period after stress
Tidur
Sulit tidur (insomnia), hipersomnia
Drug (efek samping)
Nitrogliserin(antiinfeksi), histamin, reserpin (antihipertensi), hydralazine, ranitidin, estrogen
Lain lain (komplikasi)
Trauma kepala, kelelahan
PATOFISIOLOGI
A.
B.
C.
KRITERIA DIAGNOSIS
D.
E.
TERAPI
TENSION-TYPE HEADACHE
Muscle contraction headache = psychomyogenic headache = psychogenic headache karna kalau lagi stress kepala berat, l
DEFINISI
Rasa nyeri dalam, seperti tertekan berat atau terikat erat, umumnya bilateral yang pada awalnya timbul secara episo
kemudian nyaris setiap hari muncul dalam bentuk kronis, tanpa ada lagi kaitan psikologis yang jelas
TTH episodik yang infrequent (pericranial tenderness +/-)
TTH episodik yang frequent (pericranial tenderness +/-)
KLASIFIKASI
TTH episodik kronik
Probable TTH
Disfungsi oromandibular
Nyeri kepala sebagai delusi
Stress psikologis
Stress otot
ETIOLOGI
Anxietas
Drug overuse (analgetik) sering minum obat
sakit kepala
DepresI
Kontraksi otot perikranial berkepanjangan karna tegang otot
Teori vaskuler penyempitan A. Temporalis superfisialis raba berdenyut sekitar pelipis
PATOFISIOLOGI
Teori Humoral penurunan platelet 5-HT
Posture tubuh dan kelainan dinamika dari gerakan
TTH Episodik Infrequent
A. Minimal 10 episode serangan rata-rata < 1 hari
/ bulan (< 12 hari / tahun) dan memenuhi
kriteria B D
B. Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7
hari
C. Minimal disertai 2 gejala khas:
- Lokasi bilateral
KRITERIA DIAGNOSIS
- Menekan / mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan atau sedang
Menit: 25
- Tidak diperberat oleh aktivitas rutin
seperti berjalan atau naik tangga
D. Tidak didapatkan:
- Mual dan muntah (bisa anoreksia)
- Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau
fonofobia
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
PENGANGAN
Terapi farmakologis
- Pada serangan akut tidak boleh > 2 hari / minggu
Analgetik
Caffein (adjuvan)
Kombinasi Biasanya dicampur parasetamol + kafein
Ada depresi campur antidepresan puyer
GEJALA KLINIK
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSIS
TERAPI
CLUSTER HEADACHE
Merupakan salah satu bentuk sefalgia otonomik trigeminal berhubungan dgn n. trigeminus
Profil nyeri kepala unik
Periodisitas +
Gejala otonomik +
Jarang, 0,4 % populasi umum
Rasio laki-laki : perempuan = 5 : 1
Onset mendadak, eksplosif nyeri hebat sekali
Unilateral (mencapai puncak dalam 10-15 menit dan berlangsung hingga 2 jam)
Seperti dibor di belakang mata, biji mata spt mau keluar, spt dibakar, menetap, kadang keluar air mata
Frekuensi 4-6 serangan dalam sehari jd serangan lalu hilang, bbrp jam kemudian serangan lagi (periodic)
Periodisitas serangan pada musim tertentu (musim gugur, semi dsb)
Sering timbul malam hari tepat setelah tertidur(fase REM) atau timbul pada waktu yang tetap
Disertai gejala otonom
Aktivasi sistem trigeminovaskuler vasodilatasi A. Ophtalmika saat serangan nyeri
Vaskulitis venous pada sinus cavernosus gx otonom
Gangguan biologic clock perubahan irama sekresi melatonin, kortisol, testosteron, prolaktin gangguan circa
trigeminovaskuler : makanya tjd saat tidur
A. Minimal 5 serangan yang memenuhi B-D
DIAGNOSIS BANDING
B. Nyeri kepala hebat atau sangat hebat pada orbita, supra orbita atau
- Glaucoma akut
temporal unilateral, selama 15-180 menit bila tidak diobati jarang
- Arteritis temporalis
sampai 3 jam, makanya kebanyakan saat ke rs sudah tdk ada
- Opthalmoplegik migrain
serangan
- Tolosa hunt syndrome
C. Disertai minimal 1 dari:
- Conjunctival injection mata kemerahan dan atau lacrimasi
ipsilateral mata berair pd sisi sakit
- Kongesti nasal dann atau rhinorhea ipsilateral hidung
tersumbat
- Edema palpebra ipsilateral
- Keringat pada dahi dan wajah ipsilateral
- Miosis dan atau ptosis ipsilateral krn mata edema
- Perasaan kegelisahan atau agitasi
D. Frekwensi serangan dari satu kali setiap 2 hari sampai 8 x/hari
E. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
Oksigen 100% 6-8 l/menit selama 10-15 mnt
Preparasi oral tidak efektif
Dehidroergotamin 0,5 1,5 mg iv diulang tiap jam biasanya dipakai
Sumaptriptan 6 mg Subkutan
Ergotamine 1 2 mg oral / supp (kurang efektif)
Lidocaine tets hidung 4%
TERAPI PROFILAKSIS: Ergotamin, verapamil, lithium, kortikosteroid, metisergid, asam valproat
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ARTERITIS TEMPORALIS
Hampir selalu tjd pd pasien umur >50tahun, lebih sering pd wanita
Daerah nyeri dan keras pd perabaan, sepanjang a. temporalis Dipelipis
Jaw claudication
Febris, kelemahan, anoreksia, penurunan BB, anemia, lekositosis ringan
Berlaangsung 4 6 minggu
Biopsi A. Temporalis periarteritis, arteritis granulomatosa
Darah lengkap :
LED meningkat
Lekositosis ringan
Anemia hipokrom
Elektroforesis protein: gamma globulin meningkat
Steroid:
-
TATALAKSANA
Fe serum: rendah
Biopsi: giant cell
Arteriografi: stenosis
Color duplex USG: halo
VERTIGO
DEFINISI
Vertigo = memutar, adanya ilusi gerakan yang spt rasanya diri kita/lingkungan yang berputar
Vertigo adalah rasa gerakan dari tubuh, atau obyek-obyek disekitarnya yang bersangkutan dengan Alat Keseimbangan Tu
3 jenis reseptor:
- Sel rambut dari krista dan otolit (vestibulum)
- Sel cone dan rod retina (otot)
- Sel raba kulit sendi tendon (proprioseptik)
Sistem keseimbangan
Psikogenik
Teori sinaps
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
PATOFISIOLOGIS
PENYAKIT MENIERE
Vertigo karena ada kelainan didaerah telinga
Prevalensi di Amerika: 150 per 100.000 penduduk
50% dengan riwayat keluarga (+)
Usia terbanyak 40 50 tahun
Wanita lebih banyak
Vertigo episodik
Pendengaran menurun, fluktuatif, progresif ,
frekuensi rendah
Tinitus ada suara berdenging
Rasa penuh dan tertekan di telinga
ETIOLOGI
Ggn lokal cairan dan elektrolit Pd telinga
Ggn ductus / saccus endolymph
Berkurangnya pneumatisasi dari mastoid dan
hipoplasi akuaduktus vestibuler
Ggn regulasi otonom sistem endolimph
Ggn vaskularisasi telinga dalam
Alergi lokal telinga dalam
Penumpukan komplex imun di cairan endolimph
NEU
Vertigo + Ga
Penyakit ter
Insiden 3,5 /
Laki-laki = Pe
Usia terbany
GEJALA
Vertigo
hari sm
Membe
tanpa p
Terjadi
Oscilop
Gait dis
sempoy
Postural
berdiri
Nausea,
Penden
diteling
PEMERIKSAA
Khas: hi
Halm
Tes K
Evalu
Tes R
ETIOLOGI
Herpes Simpl
TERAPI
Penyakit sistemik
Genetik
Virus
Trauma kapitis
Psikologis
Terapi farmakologis
- Anti vertigo
Diuretik : HCT 50 mg/hr krn ada ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit
Steroid sbg anti inflamasi; prednison 80 mg
/ hr 7 hari tappering bertahap
KCl kl ada hipokalemi
Terapi nonfarmakologis
Hindari trigger
Terapi adaptasi
Terapi bedah
Kausatif:
Antiinfl
Methyl
hari ta
Hidroco
mg tiap
Valacycl
(kontro
Simtomatis:
Rehabilitasi
exercise jo
Latihan adap
POLINEUROPATI
ETIOLOGI
Definisi
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EMG NCV melihat kecepatan hantar syaraf
Lab mencari penyebab
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa:
- Vitamin neurotropik pada deff. Vit dan dm
- Analgesic
- Analgesic adjuvant
Rehab medis
Terapi penyebab
- DM: beri amitriptilin (DOC)
CARPAL TUNNEL SY
Mononeuropati N. medianus untuk persy
Neuropati entrapment tersering syaraf
membentuk jembatan karpal, yang beraka
>> wanita
Pekerjaan tangan repetitive (flexi-ekstensi)
Keadaan sistemik yang menyebabkan saraf
hamil (karena udem), DM, hipotiroid
Kelainan anatomis, mis. RA, infiltrasi amyl
MYASTHENIA
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAK
DEFINISI
ETIOLOGI
Polyradikuloneuropati radix kena dan saraf tepi kena, kanan dan kiri
Penyakit saraf perifer difus yang onsetnya akut, simetris, ascending
polyneuropathy yang biasa terjadi 1-2 minggu stlh infeksi
Biasanya pasien diawali kesemuta ujung jari kaki dan tangan 4 jam
kemudian kelemahan kedua kaki 6 jam kemudian kelemahan jari
tangan 12 jam kemudian gagal nafas
Proses inflamasi akibat autoimun
- Post infeksi: campylobacter jejuni (gastritis) , CMV, FBV,
enterovirus
- Post vaksinasi
moleculer mimicry
Kelainan neuromuscular
Kelainan pd post sinaps dari neuromuscula
reseptor asetil kolin
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
Anamnesis :
EMG NCV
PENATALAKSAAN
KOMPLIKASI
UMUM:
- ABC
- Observasi ketat tanda gangguan otonom
- Gagal nafas bila perlu ventilator
- Latihan pernafasan
- Mobilisasi bertahap
- Nutrisi dan cairan
- Neurotropik
KHUSUS
- Pemberian IvIg Imunoglobulin 24 jam pertama menghambat
progresifitas tidak menyembuhkan
- Plasmapheresis plasma diganti
- Steroid : tidak manfaat
Gagal nafas menyebabkan kematian tp jarang kl segera ditangani
Retensi urin
Kegagalan otonom yang lain
Gangguan elektrolit
Sekunder infeksi
Relapse jarang terjadi, namun dpt tjd recurensi
K
O
G
N
I
T
I
F
ATENSI/
KONSENTRASI
Durasi memori:
input sensori
sensory
memory
atensi
short term
memory
disimpan
MEMORI
Akan hilang
apbl tidak
ada atensi
JENIS MEMORI
Memori primer :
Memori sekunder :
kandungan memori primer hanya berada dalam kesadaran secara singkat
kebalikan dari memori primer, memungkink
setelah impresi sensorik yang menimbulkannya tidak ada lagi (Memori Jangka kejadian atau keadaan sebelumnya yang tel
Pendek (STM)).
(Memori Jangka Panjang (LTM)).
GANGGUAN MEMORI
Dapat disebabkan oleh berbagai proses patologis;
- Degeneratif/general cognitive disfunction. Misal demensia
- Korsakoffs syndrome demensia pd individu dgn alkoholik, krn kelebihan alcohol gjl ataksia, demensia
- Confusional state.
- Psychogenic/psichiatric:depression.
AMNESIA
Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat pengalaman yang lalu (gangguan memori).
Sindrom amnestik adalah gangguan spesifik pada kemampuan untuk membentuk memori baru dan untuk memanggil ke
sebelum onset gangguan.
MACAM-MACAM AMNESIA
Amnesia Retrog
Amnesia Anterograde
Gangguan memori untuk peristiwa yang terjadi setelah onset amnesia, tidak Ketidakmampuan mengingat peristiwa yang
mampu belajar hal yang baru
amnesia, hilangnya ingatan terhadap peristi
Missal: pasca trauma, tidak tahu ada dimana
Missal: sebelum kecelakaan tidak ingat mela
Bahasa berasal dr pengelihatan, pendengaran masuk ke area wernick diasosiasikan di area 41,42
dikirim ke area broca (Bahasa 44)
Jenis A FASIA
BAHASA
VISUOSPASIAL
FUNGSI
EKSEKUTIF
Fluensi
Pemaha man
Pengulangan
Penamaan
Membaca
Menulis
Auditorik
Global
Transkortikal campura n
Transkortikal sensorik
Transkortikal motorik
Anomik
Konduk si
Broca s (motorik)
+/-
+
-
+
-
Pemeriksaan visuospasial:
CLOCK DRAWING TEST (CDT)
VISUOSPASIAL
FUNGSI EXECUTIVE (PL
DEMENSIA
DEFINISI
KLASIFIKASI
Etiologi
Gangguan Kog
Ringan
Mild Cognitif
Impairment (
Kriteria:
- Terdapat gangguan memori teru
(recent memory).
Fungsi memori abnormal untuk
Aktivitas sehari-hari normal.
Fungsi kognisis umum normal (
Tidak ada demensia (kepikunan)
-
DEMENSIA NEURODEGENERATIF
PENYAKIT ALZHEIMER
Demensia degeneratif paling banyak
Prevalensi : 47% diatas 85 tahun
Defisit memori 95% kasus, penurunan perhatian, proses
visuospasial, fx eksekutif.
Gangguan ADL, incontinensia uri
DIAGNOSIS
Gx psikiatri
Patofisiologi
- Genetika
2% - 5% kasus, autosomal dominan
Peningkatan akumulasi protein amyloid (A )
- Sporadik
Gejala muncul pada usia > 60 tahun
Melibatkan Faktor genetik dan lingkungan
Patologi
- Adanya plak amyloid (neurotoxic( ,kekusutan
neurofibril,pengurangan neuron
- Pe kadar ACH
- Sistim neurotransmiter lain juga terganggu
ANAMNESIS
- Pada pengasuh dan penderita.
- Penurunan fungsi kognitif (mendadak, progresif lambat)
- Perubahan perilaku dan kepribadian.
- Riwayat medik umum :
infeksi kronik (HIV,sifilis), gangguan endokrin (hiper/hipo thyroid,
DM), merokok, penyakit jantung, hipertensi, hiperlipidemia, dan
aterosklerosis.
- Riwayat neurologik
stroke, trauma, infeksi, epilepsi, tumor, hidrosefalus
- Riawayat keracunan
insektisida, pestisida, alkohol
Pemeriksaan fisik umum
- keadaan umum, tanda TIK
Pemeriksaan neurologik
- gangguan motorik (pikun bukan disebabkan alzheimer tp krn
struk), sensorik, autonom, penglihatan, pendengaran,
keseimbangan, tes regresi (reflek palmomental, glabella,
grasphing)
Pemeriksaan Neuropsikologik
- MMSE, CDT, ADL, IADL
TES REGRESI
MMSE
- Salah satu Tes fungsi kognitif ya
- Meliputi 5 area /domain fungsi k
penilaian
- Merupakan tes kuantitatif ada
- Bukan tes diagnostik tetapi untu
Tes Penapisan yg obyektif
screening
Menentukan ada / tidak ad
Pemeriksaan serial evaluasi
REGISTRASI
Sebutkan 3 nama benda ( Apel, M
Koin ), tiap benda 1 detik, kemudia
pasien disuruh mengulangi ketiga
benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nam
yang benar. Ulangi sampai pasien
menyebut dg benar dan catat juml
pengulangan.
ORIENTASI
1. Sekarang ( tahun ), (musim), (bu
(tanggal), (hari ) apa?
2. Kita berada dimana (negara), (p
(kota), (rumah sakit) (lantai /kama
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium faktor etiologi
- Neuroimaging (neuroradiologi)
- Ct scan /MRI lesi struktural
- SPECT/PET Scan lesi fungsional
- EEG non spesifik ( adanya perlambatan umum)
- Pemeriksaan genetik
BAHASA
5. Pasien disuruh menulis secara s
6. Pasien disuruh menggambar be
dibawah ini.
TOTAL
PENILAIAN HASIL PEMERIKSAAN
1.Nilai MMSE di bawah 27 dianggap abno
gangguan kognitif, nilai dibawah 24 dicur
2. Nilai MMSE :
Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kogniti
Memperlambat
progresifitas
antioksidan,
gingko biloba
Edukasi
pengasuh
Latihan khusus
fungsi kognitif
TERAPI
Menurunkan
gejala penyakit
tgt penyebab kl
struk terapi
struknya
Modifikasi
tingkah laku
Meletakan angka-angka se
tepat
Hasil Instruksi
Urutan
Instruksi
Penyebab
GANGGUAN GERAK
Sistm pyramidal memprakarsai gerakan
System extra pyramidal & Serebelum koordinasi dan mempertahankan gerakan
Extrapyramidal mempertahankan tonus otot
Gangguan gerak tdp di system extrapyramidal
Neurodegenerative
Genetik
Infeksi
Metabolic kebanyakan krn obat psikotik
Toxicologik
Vascular
CORTEX CEREBRI
Glutamate
Glutamate
Mengeluarkan glutamate
PUTAMEN
Indirect
Enk
GABA
G. Palidus
externa
Subthalamicus
EXCITATORY
GABA
INHIBITORY
DOPAMINE
Direct
Substansia Nigra
Pars compacta
GABA
SP
G. Palidus
interna
Thalamus
GABA
Substansia
Nigra
Glutamate
PPN
PARKINSON
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOMPLIKASI
Normal
Atrofi putamen
& nukleus
kaudatus pada
PD
Gangguan
otonom
- Off (Akinesia) hipokinetik
- Konstipasi (60% PD)
Diskinesia
- Hipotensi ortostatik
- Hiperhidrosis
Gangguan seksual
TREMOR
Gerakan
involunter
hiperkinetik
MYOCLONUS
TIC
TOURETTE
SYNDROME
TATALAKSANA
Gerakan osilasi ritmik, selang seling otot antagonis dan agonis, sinusoidal dan teratur.
DEFINISI
Insiden >> sesuai usia
Resting Tremor
KLASIFIKASI
Action Tremor
Isometric Tremor saat kontraksi otot volunter melawan tahanan.
CHOREA
gerakan involunter teratur, singkat, sentakan, berpindah dari satu bagian tubuh ke bagia
ATHETOSIS
chorea namun lambat (seperti menggeliat), berulang-ulang.
BALLISM
merupakan bentuk chorea yang kasar, amplitudo tinggi, seperti melempar.
gangguan gerak tiba-tiba, singkat spt sentakan
myoclonus (+): pd saat sedang ada gerakan otot
myoclonus (-): tjd hentian saat gerak
Gerakan (motorik) / suara (vokal) ,involuntar,tiba-tiba, singkat,berulang,tanpa tujuan (inappropiate), nonritmik, sering melelahk
DEFINISI
DEMEN
Gangguan Emosi
Bisa didapatkan gangguan emosi: Iritabilitas sensitive/mudah tersinggug,
bingung, cemas, apatis, depresi, dst.
ETIOLOGI
Gangguan SSP
Gangguan metabolik
Penyakit sistemik
Medikasi
Preparat2 lain
Botanical
Cardiac
Pulmonary
Endokrin
Hematologi
Renal
Hepatic & neoplasm
Penyalahgunaan obat2an dan
keracunan
DIAGNOSIS
BANDING
PENATALAKSANAAN
Demensia
Anti depresan
Antidepresan gol.SSRIs
Antidepresan gol TCA
mg/hari tiap malam, do
dosis terbagi.
TIPE SEL
Neuron (berbagai
tipe)
PERUBAHAN PATOLOGIS
Nekrosis, biasanya liquefactive
Astrosit
Oligodendroglia
Microglia
Ependymal cells
Degenerasi, hilang
Proliferasi (nonneoplastic)
Neoplasia
Degenerasi, hilang
Neoplasia
Proliferasi da aktifasi
Neoplasia
PATOLOGI ANATOMI
PENYEBAB
Anoxia, iskemik
Hipoglikemi
Toxin, termasuk obat2an
Metabolit
Agen infeksi
Neoplasia
Trauma
Cedera Axonal
Kehilangan fungsi
Neuron tidak bisa
Penyakit Alzheimer
Lipid storage disease
Mucopolysaccharidoses
Picks disease
Parkinsons disease
Rabies
Cytomegalovirus
HSV
Papovavirus
Toxic: hepatic failure infraction
Berbagai cedera
Astrositomas
Demyelinating disease
Oligodendroglioma
Neuronal necrosis atau demyelinasi
ependyoma
DEFINISI
EDEMA SEREBRI
HERNIASI
KLASIFIKASI
MORFOLOGI :
- Makro: otak lunak, bengkak, girus
mendatar, kompresi ventrikel
- Mikro : Jar. bervakuol (berongga) kecilkecil, sel endotel distensi, kapiler
obliterasi, mielin rusak
A. EDEMA VASOGENIK menyangkut pemb.
A. SUBFALSIN
Darah
girus singulata mengalami herniasi di bawah falx
Akumulasi cairan ekstravaskuler
Menekan A. serebral anterior infark
- sekunder krn permeabilitas kapiler
Obstruksi aliran
pembesaran ven
Pada bayi & a
belum sempurn
Pd dewasa te
Sebagian besar
- Malforma
- Tumor-tu
- Perdarah
Ventrikel mele
kehilangan pare
Akibat hidrosefa
- Non-comm
sumbatan
ventrikul
meningkat
sering pd:
Cerebro vascular accidents / trauma
Tumor
otak menjadi berat / bengkak / melunak
sering mengenai substansia alba bnyk
pemb darahnya
B. TONSILER
Tonsil serebelar herniasi melalui foramen magnum
Kompresi medulla ablongata
Gangguan pusat kardiorespirasi
B. EDEMA SITOTOKSIK
Sekunder krn gangguan regulasi cairan di sel
Terjadi anoksia / gangguan toksik / metabolik
Cenderung melibatkan substansia grisea
Monro
Komunika
Communic
obstruksi
tempat re
hidrosefalus tek
- Sindrom kli
- Inkontinen
- Gangguan
C. EDEMA INTERSTISIAL
Transudasi cairan dari sistem ventrikular (melalui
ependima)
Khas pd peningkatan tekanan intrakranial
KENAIKAN TIK
STADIUM
PENYEBAB
I. Stadium kompensasi
Space occupying mass lesion pd parenkim
otak
Stadium
kompensasi
ruang
:
- Mis. tumor, abses, hematoma
Berkurangnya ruangan CSS di dalam dan
sekitar otak
Proses difus
- Mis. edema serebri, ensefalitis,
Atrofi tekanan pada otak
hemoragik subarachnoid
Volume darah berkurang (di dalam sinus
Volume CSS meningkat
intrakranial)
- Mis. hidrosefalus
GEJALA KLINIS
Edema papil: penumpukan aksoplasma Perges
dalam papilla optik
Kompli
Mual dan muntah: Menekan sentral
muntah pd pons dan medulla oblongata
Nyeri kepala: Penekanan dan distorsi
reseptor nyeri
Kesadaran
Efek
hipotal
-
Hidros
PENYAKIT SEREBROVASKULER
PERDARAHAN
INTRA
PARENKIMAL
PERDARAHAN
SUB
ARACHNOID
PENYAKIT
Iskemia ser
Karena tek
Bersifat te
Timbul disf
Sakit kepal
Kejang / st
Perubahan
dan perdar
Gagal ginja
Hemangioma kavernosa
Kelainan bentuk Pemb. darah sangat melebar & renggang
dgn dinding tipis
>> pd serebelum, pons & daerah subkortikal
Teleangiektasia kapiler
Pemb. darah berdilatasi dgn dinding tipis
>> pd pons
Multiple Sclerosis
Defisit neurologis dg episode khusus, terpisah waktunya
Demielinisasi substansia alba
Menyerang segala usia
Genetik
Gangguan imunitas
CSS : - Protein sedang, Pleiositosis moderat
Klinis :
Mendadak timbul gangguan saraf lokal
Kemudian sembuh spontan
Kelemahan anggota badan, parastesia
Neuritis optik, vertigo
PENYAKIT DEGENERATIF
Penyakit degeneratif korteks serebral
Penyakit Alzheimer
- Biasa mulai usia 50 tahun
- Kemunduran perlahan fungsi
intelektual, mood & tingkah laku
Lanjut : disorientasi, memori hilang,
afasia
Pe
2.
Parkinsonisme
a. Penyakit Parkinson Idiopatik
(IDP)
b. Palsi supranuklear progressif
c. Atrofi sistem multipel
Huntingtons disease
MIKROKSOPIK
Hitung sel :
MAKROSKOPIK
warna:
CARA PENGAMBILAN
Tindakan harus asepsis dan
steril, melalui :
- Cavum subarachnoid L4
L5
DEFINISI
LCS : merupakan hasil sekresi
plexus choroidalis melalui
transport aktif dan ultra
filtrasi.
Hasil produksi: 20 ml/jam
Vol. Pada bayi: 10-60 ml
Vol. Orang dws: 150-200 ml
6.
PATOLOGI KLINIK
CAIRAN SEREBROSPINAL
INDIKASI
KONTRA INDIKASI
Diagnosis
meningitis Tekanan intrakranial meningkat (anamne
(bakteri/
dan palpasi palpebra superior)
jamur/amoeba)
Koagulopati
Diagnosis perdarahan
Trombositopenia
(subarachnoid/
Sepsis infeksi menyeluruh
intracerebral/ infark)
Collaps
Dehydrasi berat
Hyper osmolality akut
Blocking spinal sub
arachnoid
- Tekanan LCS meningkat
pada :
Infeksi selaput otak
Obstraksi akut dari
V.C.S
Obstraksi oleh
Trombosis intra
cranial
Hypo osmolality akut
Kegagalan reabsorbsi
LCS
Tumor, abses
Edema cerebral
Perdarahan
intra cranial
Hitung jenis :
- cara :
1. Putar LCS 1500-2000
rpm selama 10 menit
2. Sedimen dibuat
sediaan hapus
3. Pulas dengan Wrigth
atau Giemsa
4. Hitung 100 sel lekosit
HASIL Hitung jenis :
Limfosit Infeksi kronis
PMN Infeksi akut
Protein kuantitatif :
1 cc LCS + 3 cc as.sulfosalisilat Kekeruhan yang timbul di
spektrofotometer dan dibandingkan dengan tabung-tabung standar y
diketahui nilainya
Nilai normal < 45 ml/dl
Glukosa
cara :
- LCS yang diperiksa harus segar
- diperlukan 0,1 cc cairan
- harus disertakan penilaian glukosa darah
- tidak boleh memakai tes carik celup
- Kadar normal 50-80 mg/dl
Indikasi pemeriksaan glukosa : bila dicurigai adanya meningitis
Chlorida
- kadar normal 720-750 mg/dl
- indikasi pemeriksaan : bila dicurigai adanya meningitis
Enzym, dibandingkan dgn enzim didarah
- enzym yang dapat diperiksa pada cairan otak adalah :
LDH (laktat dehidrogenase)
GOT (Glutamik oksalat transaminase)
GPT (glutamin pyruvic transaminase)
Pemeriksaan kimia untuk meningitis TBC :
- Test Triphtophan, cara :
siapkan 2-3 cc cairan otak dalam tabung reaksi
tambahkan 15 cc asam hidrochlorida pekat dan 2-3 tetes la
formaldehid 2%, kocok biarkan 5 menit
tambahkan beberapa cc larutan natrium nitrit
0,06% dalam air
perhatikan adanya lapisan cincin violet pada perbatasan k
cairan hasil positif pada penderita meningitis TBC
- Test Levinson, cara :
sediakan 2 tabung reaksi kecil, isi dengan 1 cc
LCS
tabung 1 tambahkan 1 cc larutan merkurichlorida
2%ndan tutup
tabung 2 tambahkan 1 cc larutan asam sulfosalisat 3% dan tut
diamkan kedua tabung selama 24 jam pada suhu kamar
perhatikan endapan yang terbentuk
hasil : bila endapan 1>2 berarti meningitis Tb dan bila endapa
ANATOMI SYARAF
OTONOM
FISIOLOGI SYARAF
OTONOM
meningitis purulenta.
FARMAKOLOGI
OBAT OTONOM
Eferen: Bawa infuls dari SSP ke organ efektor
- Preganglionic
- Postganglionic
Aferen: Bawa infuls dari organ ke SSP
Simpatis: Asal Torakal-Lumbal (Torakolumbal) T1-L3
Parasimpatis: Asal Kranial-Sakral (Kraniosakral) N III, VII, IX, X S2,3 dan 4
Kontrol otot polos (visceral dan vascular), eksokrin, endokrin, jantung, proses metabolism
Simpatis dan parasimpatis punya aktivitas yg berlawanan, kadang sama, saling melengkapi. Mis: apbl simpatis mengha
Saling melengkapi: pd fungsi ereksi
Aktivitas simpatis : perlawanan atau pertahanan (fight or flight reaction) lari, marah
Aktivitas parasimpatis: Konservasi dan reservasi saat istirahat
Transmisi neurohormonal:
- Impuls dilanjutkan dgn penglepasan transmitor
- Transmitor disintesis oleh saraf yg mengalami depolarisasi.
- Saraf yg menyintesis dan melepaskan Ach (asetil kolin) disebut saraf kolinergik. parasimpatis
- Yg sintesis dan lepaskan Norepinefrin disebut saraf adrenergic simpatis
Hambatan pada sintesis atau penglepasan NT (hemikolinium dan toksin botulinum)
Menyebabkan penglepasan NT (tiramin, efedrin, amfetamin)
Ikatan dengan reseptor (agonis dan antagonis)
Hambatan destruksi (enzim) atau ambilan kembali (antikolinesterase, kokain, imipramin).
KOLINERGIK
ADRENERGI
Fungsi asetilkolin esterase: dpt digunakan utk pengobatan dengan cara dihambat
RESEPTOR
Muskarinik
Tipe M1: di ganglia dan kelenjar
mis: apbl diberi obat kolinergik
sekresi kelenjar ludah meningkat
Tipe M2: di jantung
Tipe M3: di otot polos dan kelenjar
Reseptor M1 dan M3 kontraksi
oto polos dan sekresi kelenjar
Reseptor M2 kronotropik
(frekuensi)
dan
inotropic
(kekuatan kontraksi) negatif
PENGGOLONGAN
reuptake
Reseptor : 1 dan 2
R
Aktivitas di kontraksi pembuluh M
darah kulit dan daerah splanknikus M
TD
M
ra
Contoh: anastesi sirkumsisi ada
campuran adrenalin untuk T
vasokonstriksi pem darah
R
sehingga efek anastesi lebih
panjang
Distiribusi reseptor:
Di
1: di otot polos (pembl darah, sal
kemih, kel kelamin dan sal cerna)
(
m
2: Ujung saraf adrenergik, otak,
pbl darah.
sa
RESPON
Menghasilkan histamin
KLASIFIKASI
INDIKASI
EFEK SAMPING
KONTRA
INDIKASI
AGONIS KOLINERGIK
AGONIS MUSKARINIK
Asetilkolin
- Mrpk neurotransmiter di sinaps dan akhiran saraf simpatis,
parasimpatis dan somatic
- Tidak bermanfaat sec klinis krn efek sangat luas, masa kerja
sangat singkat dan tdk dpt diberikan per oral
Metakolin
- Lebih bermanfaat krn masa kerja lebih panjang krn affinitas thd
asetilkolinesterase kcl pengerusakannya kcl shg bertahan lama
Karbakol dan Betanekol
- Masa kerjanya sangat panjang krn sama sekali afinitas thdp
asetilkolinesterase tidak ada
Alkaloid Kolinergik
Muskarin, pilokarpin dan arekolin
Miosis supaya aliran cairan bola mata lancar pd glaukoma
Setelah pemberian atropine efek lama sehingga harus diberikan
obat yg berefek miosis
Atonia saluran cerna
Atonia pasca bedah supaya bs kentut
Atonia lambung (gastroparesis)
Atonia kandung kemih
Berkeringat
Hipersalivasi
cramp perut bs mules-mules
Asmabronkial karena menyebabkan bronkokonstriksi
Hipertiroid
ANTIKOLINERGIK
MEKANISME
KERJA
KLASIFIKASI
FARMAKO
KINETIK
INDIKASI
insufisiensi koroner
ulkus peptikum karena sekresi asm lambungnya akan meningkat
ANTIKOLINESTERASE
Hambat enzim asetilkolinesterase, efek yg timbul mrpk efek Ach
endogen
Reversibel:
- Fisostigmin
- Neostigmin
- Piridostigmin
- Edrofonium
Irreversibel :
- Isoflurofat
- Insektisida organofosfat
Fisostigmin diserab baik per oral
Fisostigmin dan atropin tts mata dpt berefek sistemik
Prostigmin absorbsi oral tdk baik
Insektisida organofosfat absorbsi baik dari semua rute kl ada
pasien yg meminum baygon gjlnya: sesak nafas, tdk sadar,
muntah, mual, mules, kejang, pupil miosis, mulut berbusa
hipersalivasi, berkeringat
Atoni otot polos : prostigmin
Miotika:
- Funduskopi
- Glaukoma
Fisostigmin, DFP
Diagnosis & Terapi Miastenia Gravis Prostigmin, piridostgmin
Alzheimer kekurangan ACH di ssp : Takrin
Intoksikasi: Insektisida organofosfat
FARMAKO
KINETIK
- bronkodilatasi, takikardia
seperti atropin
Tolterodin
- sintetis atropin, indikasi ov
Atropin dan skopolamin mudah d
Didistribusi merata ke seluruh t
mencapai SSP
Eksresi cepat, kecuali atropin. Ek
Parkinson
Antiemetik skopolamin
Funduskopi supaya terjadi midri
Ulkus peptikum dan diare
Premedikasi anestesi
Asmabronkial
Keracunan organofosfat atropin
Glaukoma
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
AGONIS ADRENERGIK
ANTAGONIS ANDRENE
KERJA LANGSUNG
Berinteraksi dgn dan
Dosis kecil, efek pd vaskular dominan dilatasi
Dosis besar, efek pd vaskular dominan kontriksi
Kontraksi jantung meningkat tekanan darah meningkat
FARMAKOKINETIK
- Onset cepat, durasi singkat
- Hanya dalam bentuk injeksi IM
- Tdk dpt diberikan per oral, krn dirusak enzim pencernaan
- Biotransformasi: COMT dan MAO
- Eksresi: Urin
INDIKASI
- Bronchospasm : ashma bronkial, epinefrin tidak seletif krn
mempengaruhi TD jg, jd jarang diberikan
- Glaucoma-open angle
Produksi aqueous humor menurun
EPINEFRIN
- Anaphylactic shock
Drug of choice: karena bekerja sangat cepat. Epinefrin
subkutan
- In anesthetics
Meningkatkan durasi efek obat
Kontra indikasi: penyakit hipertiroid, hipertensi
Efek tambahan:
- Bisa masuk ke ssp CNS disturbances : anxiety, fear,
headache, and tremor
- Hemorrhage
- Arrhytmias
- Pulmonary edema
Interaksi:
- Hyperthyroidism
- Cocaine
Dosis terapi, adrenergik paling dipengaruhi
Action:
- Cardiovascular
NOREPINEFRIN
-BLOCKER
Hambat tonus simpatik pbl darah Resistens
-Bloker Nonselektif
Fenoksibenzamin
Prazosi
- Non selektif, Non kompetitif
irreversible
- Action: CVS
TD menurun
- Indikasi
- I
Feokromositoma
- ESO
Hipotensi ortostatik
Takikardia
Disfungsi seksual
Bloker
Semuanya bersifat antagonis kompetitif
DOPAMINE
DOBUTAMIN
CLONIDINE
METILDOPA
TERBUTALIN,
ALBUTEROL, &
SALBUTAMOL
AMPHETAMIN
EFEDDRIN
panjang
ESO
-
Hipotensi
ortostatik
Disfungsi seksu