You are on page 1of 6

Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (APKD)

Definisi

Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD) merupakan salah satu kelaian
yang paling sering terjadi pada manusia dan penyebab tersering adalah kelainan genetik
ginjal pada orang dewasa, sekitar 6-8% pasien dialysis di Amerika Serikat.
ADPKD merupakan kelainan multisistemik dan progresif ditandai dengan pembentukan
dan pembesaran kista di ginjal dan di organ lainnya (seperti hati, pankreas, dan limpa)
Kista sering ditemukan pada usia 30 atau 40 tahun, namun kista juga dapat ditemukan
pada anak-anak.

Gambar 1. Polycystic Kidney Disease


Insidensi

Dilaporkan angka kejadian Autosomal Recessive Polycystic Kidney Disease di Amerika


Serikat adalah 1 kasus per 10.000-40.000 kelahiran, namun begitu pada seseorang yang
memiliki gen pada populasi, angka kejadian menjadi 1 kasus per 70 populasi
Risiko terulangnya kejadian pada kehamilan pada ibu dengan PKD adalah sebanyak 25%.
Sedangkan angka kejadian APKD di Amerika Seikat adalah 1 kasus per 200-1000
populasi. ADPKD bertangugng jawab pada 6-10% ESRD di Amerika Utara. Pada
ADPKD bila salah satu orangtua menderita APKD maka 50% anak menderita APKD.
Kedua jenis PKD terjadi pada semua ras dan etnik dan insidensi sama baik pada wanita
maupun pria.

Klasifikasi
Terdapat 2 klasifikasi pada Polcystic Kidney Disease :

Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD)


Sekitar 85-90% pasien dengan ADPKD memiliki kelainan pada lengan pendek
kromosom 16 (yaitu, tipe ADPKD 1 [ADPKD1]). Kelainan kedua, disebut ADPKD tipe
2 (ADPKD2), bertanggung jawab untuk 10-15% dari kasus ADPKD dan ditemukan pada
lengan panjang kromosom 4. Genotipe ketiga mungkin ada, tetapi tidak berhubungan
dengan lokus.
Autosomal Recessive Polycystic Kidney Disease

Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD)


Etiologi dan Patofisiologi
Terdapat 3 proses dasar pembentukan kista dan pembesaran yang progresif pada ginjal :
1. Tubular cell hyperplasia
2. Tubular Fluid Secretion
3. Abnormalitas dari tubular extracellular matrix and/or function
Tubular Cell Hyperplasia
Proses ini dimediasi oleh factor yang mengontrol proliferasi sel (Epidermal Growth Fator,
Transforming Growth Factor-), disregulasi apoptosis, atau dapat akibat keduanya.
Tubular Fluid Secretion
Kumpulan sel tumor padat yang terbentuk akibat hyperplasia sel akan bertransformasi
membentuk kista yang berisi cairan. Cairan disekresikan oleh sel tubular yang berkaitan dengan
obstruksi tubulus efferent atau obstruksi/aliran yang lambat pada tubulus afferent. Penumpukan
caoran pada asien dengan APKD menyebabkan 70% pasien tidak memiliki hubungan antara
tubulus afferent dan efferent.
Abnormalitas dari tubular extracellular matrix and/or function
Proses ini memperparh kedua proses di atas. Inflamasi interstitial dan fibrosis bertanggung jawab
pada perkembangan semua pembentukan dari polycystic kidney disease.
Autosomal Recessive Polycystic Kidney Disease

Pada tahun 1994, Autosomal Recessive Polycystic Kidney Disease (PKDHD1)


terlokalisasi pada lengan pendek kromosom 6.
Fibrocystin/polyductin merupakan protein yang mengkode PKDHD1 yang diekspresikan
pada cilia ginjal dan sel epitel duktus biliaris. Akan tetapi fungsi sesungguhnya dari

protein ini tidak sepenuhnya dipelajari atau dimengerti. Protein ini menguatkan teori
awal penyebab kerusakan pada Recessive Polycystic Kidney Disease (PKDHD1) yang
berhubungan dengan disfungsi silia.
Gejala Klinis

Nyeri di abdomen, pinggang, atau punggung, adalah keluhan yang paling sering
dikeluhkan pertama kali pada ADPKD.
Sensasi nyeri yang tumpul dan rasa tidak nyaman seperti terasa beratakibat polycystic
yang besar pada hati
Gejala lain yang dapat mengikuti adalah :
Pembesaran dari satu atau lebih kista
Perdarahan
UTI (akibat acute pyelonephritis, kista yang terinfeksi, dan perinephric abscess)
Nephrolithiasis dan renal colic
Jarang, conincidental hypernephroma.

Pemeriksaan
1. Pemeriksaan pada ADPKD dengan memperhatiakan adanya :
Hipertensi. Hipertensi merupakan gejala awal dari ADPKD.
Massa bilateral di daerah flank yang palpable pada ADPKD yang berat
Nodular Hepatomegaly pada polycystic liver disease yang berat
Jarang, gejala berhubungan dengan renal failure (pallor,uremic fetor, dry skin,
edema)
2. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi :

Profil kimia serum, meliputi calcium dan fosfat


CBC count dari kista
Urinalisis
Kultur urin
Penetuan kadar asam urat
Intact PTH assay
Genetic testing dapat dilakukan di mana indikasi utama adalah untuk skrining genetik
pada orang dewasa muda dengan temuan ultrasonografi negatif yang sedang
dipertimbangkan sebagai donor ginjal potensial.

3. Staging pada gagal ginjal berdasarkan GFR

Stage 1: GFR above 90 mL/min

Stage 2: GFR 60-90 mL/min

Stage 3: GFR 30-60 mL/min

Stage 4: GFR 15-30 mL/min

Stage 5: GFR below 15 mL/min

4. Imaging Studies
Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan pada ADPKD adalah :

Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan yang dipilih pada pasien dengan ADPKD dan screening pada
keluarga, dan untuk melihat kista di luar injal (liver,pancreas)
CT scan
Tidak rutin dilakuka, berguna pada kasus pediatric atau kasus dengan komplikasi (batu
ginjal,suspek tumor)
MRI
Tidak rutin dilakukan, untuk menyingkirkan renal cell carcinoma dari simple cysts.
Kriteria standard untuk membantu menentukan renal volume untuk clinical trials pada
saat uji coba obat untuk ADPKD, meruakan imaging yang paling baik untuk menentukan
ukuran ginjal setela terapi.
MRA
Tidak rutin merupakan tekhnik yang dipilih untuk diagnosis intracranial aneurysms.
Kriteria diagnostik ultrasonografi untuk ADPKD1 adalah sebagai berikut:

Setidaknya 2 kista di 1 ginjal atau 1 kista di setiap ginjal pada pasien berisiko lebih muda
dari 30 tahun
Setidaknya 2 kista di setiap ginjal pada pasien beresiko berusia 30-59 tahu
Setidaknya 4 kista di setiap ginjal pada pasien beresiko berusia 60 tahun atau lebih

Kriteria diagnostik ultrasonografi untuk ADPKD pada pasien dengan riwayat keluarga
tetapi genotipe yang tidak diketahui adalah sebagai berikut:
Tiga atau lebih (unilateral atau bilateral) kista ginjal pada pasien berusia 15-39 tahun
Dua atau lebih kista di setiap ginjal pada pasien berusia 30-59 tahun
Kurang dari 2 kista ginjal pada temuan memberikan nilai prediktif negatif 100% dan
dapat dianggap cukup untuk mengesampingkan penyakit pada berisiko individu yang
lebih tua dari 40 tahun.

Gambar 2. USG menunjukkan kista dengan pembesaran kedua ginjal


Penatalaksanaan
Tidak penatalaksanaan khusus yang tersedia untuk ADPKD. Namun, farmakoterapi diperlukan
untuk mencapai hal berikut:
Kontrol tekanan darah: Obat pilihan adalah ACEI (misalnya captopril, enalapril,
lisinopril) atau ARB (misalnya, valsartan, telmisartan, losartan, irbesartan, candesartan,
olmesartan)
Kontrol kelainan yang berkaitan dengan gagal ginjal: Obat untuk mempertahankan kadar
elektrolit (misalnya kalsium karbonat, kalsium asetat, sevelamer, lanthanum karbonat,
calcitriol [mungkin], diuretik, obat tekanan darah
Mengobati infeksi saluran kemih
Mengobati infeksi kista: gyrase inhibitors (misalnya, siprofloksasin, kloramfenikol,
klindamisin, levofloksasin); inhibitor asam dihydrofolic (TMX / SMP)
Penatalaksanaan hematuria: dapat digunakan analgesik ditambah berlebihan hidrasi lisan
Mengurangi sakit perut yang diakibatkan oleh pembesaran ginjal
Mencegah infeksi katup jantung pada pasien dengan penyakit katup intrinsik
Bedah
Intervensi bedah pada ADPKD meliputi:
Surgical drainase: Biasanya dilakukan bersamaan dengan ultrasonography guided
puncture; dalam kasus-kasus kista ginjal/hati yan terinfeksi tidak berespon terhadap
antibiotik konvensional
Open-/Fiberoptic-Guided Surgery : Untuk eksisi / drainase dinding luar kista untuk
mengurangi gejala
Nephrectomy: pilihan terakhir untuk mengontrol rasa sakit pada pasien dengan kista
yang tidak dapat diakses di medullae ginjal; nefrektomi bilateral pada pasien dengan
keterlibatan hati berat

Partial hepatectomy: Untuk mengelola hepatomegali yang besar


Transplantasi hati: Dalam kasus hipertensi portal karena polikistik hati atau
hepatomegali
dengan
daerah
nonresectable
Pasien dengan ADPKD yang maju ke stadium akhir penyakit ginjal mungkin
memerlukan prosedur berikut:
Hemodialisis
Dialisis peritoneal
Transplantasi ginjal

Sumber :
1. Priya Verghese, MD, MPH; Chief Editor: Craig B Langman, MD. Pediatric Polycystic
Kidney Disease. http://emedicine.medscape.com/article/983281-overview
2. Roser Torra, MD, PhD; Chief Editor: Vecihi Batuman, MD, FACP, FASN. Polycystic
Kidney Disease. http://emedicine.medscape.com/article/244907-overview#a2

You might also like