Professional Documents
Culture Documents
5. Untuk
menyingkirkan
alkalosis
metabolik,
maka
cek
dengan
menghitung rasio delta/delta ratio.
@erickthambrin
Penilaian
akhir:
pasien
mengalami
asidosis metabolik dengan peningkatan
anion gap yang mungkin disebabkan karena
ketoasidosis atau asidosis laktat.
@erickthambrin
akan
mengkompensasi
untuk
mengeluarkan asam dari tubuh
(mengeluarkan H+ dari tubuh)
dengan cara meningkatkan ekskresi
ammonia,
supaya
H+
yang
dikeluarkan dapat berikatan dengan
ammonia
dan
membentuk
ammonium (NH4+). Sehingga UAG
nilainya akan negatif karena kadar
ammonium (unmeasured cation)
meningkat di dalam urin (lihat
rumus).
Jika
asidosis
metabolik
terjadi
karena
pengeluaran
HCO3berlebihan lewat ginjal, ginjal sendiri
tidak bisa meningkatkan produksi
NH3/ammonia karena ginjal sedang
mengalami
gangguan,
sehingga
tidak akan terjadi perubahan nilai
UAG, atau dalam kata lain, UAG
nilainya normal. Kelainan ginjal yang
terjadi dapat berupa gagal ginjal
dan RTA (renal tubular acidosis) tipe
1&4
Kesimpulan: pasien dengan asidosis
metabolik hiperkloremik: jika terdapat
anion gap urin yang negatif maka
penyebabnya adalah kehilangan HCO3berlebihan dari GIT karena diare, dan
jika terdapat anion gap urin yang normal
atau positif, maka penyebabnya adalah
gangguan pengasaman cairan tubulus
(gangguan sekresi H+ & NH3) karena
gagal ginjal ataupun RTA.
2 kondisi dimana perhitungan UAG tidak
bermakna:
Asidosis dengan peningkatan AG,
seperti pada ketoasidosis. Keton
merupakan anion, bersifat asam dan
tidak bisa terukur (termasuk dalam
unmeasured anions), sehingga AG
serum meningkat. Efeknya terhadap
UAG adalah bahwa asam keton ini
menetralkan
efek
dari
NH4+,
sehingga UAG positif.
Kehilangan cairan dengan retensi
Na, sehingga Na urin <25 mEq/L.
Karena retensi Na, filtrasi Na pun
sedikit,
sehingga
mengganggu
proses
pengasaman
urin.
@erickthambrin
Defek
Utama
RTA
Tipe
1/distal
RTA
Tipe
2/proksimal
Penurunan
proses
pengasama
n di tubulus
distal
Penurunan
reabsorbsi
HCO3- di
tubulus
proksimal
Bervariasi,
>5.5 jika
diatas batas
ambang
reabsorbsi,
<5.5 jika
dibawah
ambang
RTA
Tipe 4
Defisiens
i/
resisten
aldostero
n
pH urin
selama
asidemi
a
>5.5
Kadar
plasma
HCO3jika
untreat
ed
Bisa
dibawah
10
mEq/L
Biasanya
14-20
mEq/L
Biasany
a di
atas 15
mEq/L
Fraksi
ekskresi
HCO3pada
[HCO3]
plasma
normal
<3%
pada org
dewasa,
bisa
mencapai
5-19%
pada
anak
>15-20%
<3%
Akan
merespon
terhadap
NaHCO3
Hitung
kadar
aldostero
n plasma
Normal/me
nurun
(kehilangan
K lewat
urin)
Mening
kat
Diagnosi
s
Kadar
[K]
Plasma
Akan
merespon
terhadap
NaHCO3
atau
NH4Cl
Biasanya
menurun/d
apat
meningkat
normal
dengan
Biasan
ya
<5.5
voltage
defect
Dosis
HCO3
mEq/kg/ha
ri untuk
menormal
kan kadar
HCO3
plasma
1-2
untuk
dewasa;
4-14
untuk
anak
10 15
1-3, bisa
tidak
perlu
diberikan
jika
hiperkale
mi sudah
dikoreksi
Komplika
si
nonelektr
olit
Nefrokalsin
osis & batu
ginjal
(hiperkalsi
uria,
hiperfosfat
uria)
Riketsia/
osteomalasi
a/
osteopenia
Tidak
ada
RTA 1
- Defek pada pompa H+ATPase pada
korteks atau medula, sehingga sekresi
H+ mengalami gangguan.
- Meskipun asidosis, pH urin tidak
mengalami penurunan dan tetap di atas
@erickthambrin
RTA 2
- Terjadi penurunan reabsorbsi HCO3,
menurun
dibandingkan
kapasitas
seharusnya.
- Adalah penyakit yang self-limiting, di
mana kadar HCO3 plasma biasanya ada
di antara 14-20 mEq/L.
- Kapasitas reabsorbsi masih tetap intak
pada nefron distal.
- 3 faktor yang penting dalam reabsorbsi
HCO3:
RTA 1 VS RTA 2
- Keduanya akan merespon/mengalami
perbaikan jika kadar HCO3 plasma
dinaikkan (infus 0.5 1.0 mEq/kg/jam).
- pH urin biasanya masih konstan pada
RTA 1.
- pH urin akan meningkat jelas pada RTA
2, jika ambang batas reabsorbsi
berlebihan.
- Pada RTA 1 yang inkomplit, kadar HCO3
plasma normal. Diagnosisnya adalah
dengan memberikan asam berupa NH4Cl
0.1 g/kg, hal ini akan menginduksi
penurunan kadar HCO3 plasma 4-5
mEq/L dalam waktu 4-6 jam.
- pH urin akan tetap berada >5.5 pada
RTA 1.
- Namun pH urin akan <5 pada orang
normal.
RTA 4
- Terjadi
karena
defisiensi
aldosterone/resistensi
terhadap
aldosterone.
- Hiperkalemi akan mengganggu produksi
& eksresi NH4.
- Kebanyakan pasien sudah ada riwayat
insufisiensi renal.
@erickthambrin
@erickthambrin
@erickthambrin
Saline Responsive
Muntah
nasogastric suction
Diuretik
Post hiperkapnia
Intake Cl rendah
Saline Resistant
atau Edema
Hormon
mineralokortikoid
berlebihan
Hiperkalemia berat
Gagal ginjal
@erickthambrin
@erickthambrin
@erickthambrin
@erickthambrin
@erickthambrin
@erickthambrin
supaya
perhitungan
bermakna.
TTKG
menjadi
@erickthambrin
*gambar:
mekanisme
terjadinya
hiperkalemia
pada
pseudohipoaldosteronisme tipe 1 (PHA1).
Penyakit genetik autosom langka ini
karakteristiknya adalah dehidrasi neonatal,
failure
to
thrive,
hiponatremia,
hiperkalemia, dan asidosis metabolik.
Fungsi ginjal & adrenal normal, namun
pasien
tidak
berespon
terhadap
mineralokortikoid eksogen. Mutasi genetik
yang terjadi pada PHA 1 terjadi pada
subunit alfa & beta dari channel Na sensitif
amilorid di duktus kolektivus. Mutasi
frameshift (pergeseran kerangka gen) atau
@erickthambrin
HIPOKALEMIA
- Penurunan intake, kelaparan, terapi
replacement yang tidak adekuat setelah
operasi.
- Peningkatan masuknya K ke dalam sel:
Peningkatan pH ekstrasel, alkalosis
Peningkatan insulin
Peningkatan
aktivitas
betaadrenergik
Paralise periodik, tipe hipokalemia
Pseudohipokalemia
Penatalaksanaan
anemia
megaboblastik dengan vit B12/asam
folat,
atau
terapi
neutropenia
dengan
GM-CSF
(granulocytemacrophage
colony
stimulating
factor)
Hipotermia
- Kehilangan cairan lewat GIT, muntah,
diare, vilous adenoma.
- Kehilangan cairan lewat urin:
Diuretik kuat/tiazid, RTA
Kelebihan hormon mineralokortikoid
Peningkatan aliran ke nefron distal
@erickthambrin
adenoma,
kolera,
Morrison syndrome.
VIPoma/Verner
@erickthambrin
HIPERALDOSTERONISME PRIMER
- 60% adalah karena adenoma, sebagian
sisanya adalah hyperplasia.
- Aktivitas renin plasma menurun.
- Hiperplasia:
Jalur serotoninergik sentral (inhibisi
sekresi
aldosterone
oleh
siproheptadin)
Peningkatan
sensitivitas
zona
glomerulosa adrenal thd angiotensin
II.
Autosomal dominant glucocorticoid
suppressible
hyperaldosteronism:
gen chimera mengandung enzim 11
beta-hidroksilase
pada
zona
fasikulata yang sensitif ACTH.
CUSHING
SYNDROME/KELEBIHAN
GLUKOKORTIKOID
- Kortisol diproduksi di zona fasikulata di
bawah pengaruh ACTH.
- Hiperkortisolism:
Hipersekresi
ACTH
(adenoma
hipofisis,
tumor
nonendokrin
penghasil ACTH).
Adenoma/karsinoma adrenal primer.
- Hipetensi:
Aktivitas renin plasma (PRA/plasma
renin activity biasanya normal atau
meningkat, tidak menurun seperti
pada kelebihan aldosterone).
Kortisol meningkatkan sensitivitas
terhadap semua presor endogen.
DIAGNOSIS
- Hipersekresi kortisol yang otonom harus
dikonfirmasi terlebih dahulu:
@erickthambrin
namun
tidak
akan
mengalami
perubahan pada produksi ektopik.
Pasien dengan penyakit hipofisis harus
melalui gadolinium-enhanced MRI untuk
konfirmasi diagnosis & lokalisasi tumor;
sampling pada sinus petrosus inferior
bilateral
dapat
dilakukan
untuk
mengidentifikasi bagian yang terkena.
MINERALOKORTIKOID LAIN
- Adenoma yang memproduksi
Liddles syndrome: rendahnya
renin & aldosterone.
DOC,
kadar
BARTTERS SYNDROME
- Hiperreninemia & hipoeraldosteronism.
- Hyperplasia apparatus juxtaglomerular.
- Alkalosis hipokalemik.
- Peningkatan
sekresi
prostaglandin
vasodilator (PGE & PC): dapat sedikit
menjelaskan kepada tekanan darahnya
tetap normal.
- Defek pada reabsorbsi NaCl di ansa
henle pars ascendens dinding tebal atau
di tubulus distal.
- Beberapa hal yang dapat menyebabkan
Bartters
syndrome:
jika
terdapat
penggunaan tiazid/diuretik kuat jangka
lama (pseudo-Bartters syndrome).
CLASSIC BARTTERS SYNDROME
- Biasanya muncul pada umur2 awal
kehidupan, biasanya di bawah 6 tahun.
@erickthambrin
GITELMANS SYNDROME
- Lebih jinak, dan biasanya terdiagnosa
tidak sengaja pada usia remaja/dewasa.
- Terjadi
Mg
wasting,
sehingga
hipomagnesemia
(kadang2
ototnya
kejang/tetani).
- Eksresi kalsium cenderung menurun,
sehingga hipokalsiuria.
- Kemampuan ginjal untuk memekatkan
urin
tetap
baik,
sehingga
mengindikasikan bahwa fungsi dari ansa
henle pars ascendens segmen tebal
masih intak/normal.
- Defek primernya adalah pada ansa henle
pars ascendens dinding tebal segmen
kortikal (bukan medular) atau pada
tubulus distal, yang merupakan tempat
utama untuk reabsorbsi Ca & Mg secara
aktif.
PENURUNAN REABSORBSI NaCl
- Na & water loss deplesi cairan
peningkatan
sekresi
renin
peningkatan aldosterone.
- Kombinasi dari peningkatan aliran urin di
distal & hiperaldosteronisme dapat
menyebabkan
sekresi
K,
dan
menyebabkan hipokalemia, yang dapat
berupa
eksaserbasi
dari
hipomagnesemia.
- Prostaglandin dapat secara langsung
meningkatkan pengeluaran renin, yang
juga berkontribusi dalam proses ini.
@erickthambrin
Keakuratan
diagnosis
dapat
ditingkatkan
dengan
menekan/supresi
produksi
aldosterone
dengan
cara
memberikan 2 liter normal saline
(NS) IV selama 4 jam:
Normalnya, kadar aldosterone
akan menurun menjadi 6 ug/dl
atau lebih rendah lagi.
Nilai >10 ug/dl memiliki arti
diagnostik.
Nilai di antara 6 & 10 tidak
diagnostik: harus dilakukan tes
supresi yang lebih lama, yaitu
diiberikan Na + fludrocortisone
0.6-1.2 mg selama 3 hari.
Variabel2 yang berpotensi dapat
membingungkan diagnosis harus
disingkirkan:
Kadar
aldosterone
plasma
harus diperiksa pada pasien
dengan posisi tidur terlentang,
dan tanpa suplementasi K.
Normokalemia relatif.
ADENOMA vs HYPERPLASIA
- Biasanya hyperplasia lebih tidak ganas.
- Peningkatan kadar aldosterone plasma
akan terjadi pada posisi tubuh tegak &
sekitar pukul 8 pagi hingga sore.
Jika terjadi peningkatan sensitivitas
dari
zona
glomerulosa
hyperplasia.
Tidak terjadi perubahan kadar
aldosterone adenoma.
- CT scan/MRI.
- Pengukuran kadar aldosterone pada
vena adrenal:
Pada adenoma unilateral, terjadi
peningkatan aldosterone ~10x pada
bagian yang terdapat tumor.
Untuk memastikan bahwa sampel
adalah berasal dari vena adrenal,
kadar ACTH yang distimulasi kortisol
harus
diperiksa.
Secara
kasar
kadarnya adalah sama pada kedua
sis, tapi lebih tinggi pada vena
perifer.
GANGGUAN
ASAM
BASA
HIPOKALEMIA
- Asidosis metabolik:
Sekresi intestinal bagian
berlebihan.
Ketoasidosis.
RTA.
Salt wasting nefropathies.
- Alkalosis metabolik:
Terapi diuretik.
Muntah/nasogastric suction.
Minerakokortikoid berlebih.
Derivat penisilin.
PADA
bawah
@erickthambrin
akut
karena
hypernatremia
atau
pemberian
manitol
hipertonis,
katabolisme jaringan, blockade betaadrenergik, olahraga berat, overdosis
digitalis,
paralisis
periodik
tipe
hiperkalemi,
bedah
jantung,
suksinilkolin, arginin.
Penurunan sekresi K urin: gagal ginjal,
penurunan
cairan
sirkulasi,
hipoaldosteronisme,
RTA
1
tiper
hipokalemi, defek sekresi K selektif.
@erickthambrin
SUKSINIL KOLIN
- Bekerja sebagai depolarisator membran
sel, sehingga sel bagian dalam menjadi
kurang elektronegatif.
- Hal ini menguntungkan bagi pergerakan
K ke luar sel.
ARGININ HCL
- Ketika kation arginin masuk ke dalam
sel, maka K keluar dari sel.
GAGAL
GINJAL:
banyak
faktor
yang
berpengaruh:
- Nefron yang terlalu sedikit.
- Oliguria, penurunan aliran urin yang
mengalir ke distal tempat sekretorik.
- Peningkatan
asupan
makanan
mengandung K.
- Kadar K intrasel rendah & uptake selular
yg terganggu.
- Penurunan pompa Na-K-ATPase.
DEPLESI CAIRAN TUBUH
- Biasanya sering berhubungan dengan
deplesi K.
- Tetapi terdapat gangguan kemampuan
untuk mengatasi kelebihan K:
Penurunan sekresi K di urin.
Penurunan pemasukan K ke dalam
sel.
DIAGNOSIS HIPOALDOSTERONISME
- Penghentian obat2 yang berpotensi
menyebabkan
hipoaldosteronisme,
seperti NSAIDs, heparin, ACE-I, ARB,
diuretik hemat kalium.
- Lakukan
pengukuran
kadar
renin,
aldosterone, dan kortisol plasma di pagi
hari.
- Untuk meminimalisir kebingungan nilai
patokan normal, berikan 20-40 mg
furosemide pada jam 6 soore dan jam 6
pagi sebelum pengambilan darah.
- Cara indirect untuk memperkirakan efek
aldosterone adalah dengan mengukur
kadar K di cairan tubulus pada akhir dari
tubulus kolektivus medular, dengan
asumsi sebagai berikut:
Osmolaritas urin pada daerah ini
sama dengan osmolaritas plasma;
penyeimbangan dengan interstisial
yang isoosmotik akan terjadi jika
terdapat ADH.
Terdapat sekresi/reabsorbsi K yang
sedikit atau bahkan tidak ada pada
duktus kolektivus medular.
- Selama kadar Na urin masih >25 mEq/L,
ukurlah Transtubular K Gradient (TTKG)
dengan rumus:
= 2.3.
@erickthambrin