You are on page 1of 2

MEMBANGUN PARADIGMA PERAN DOSEN

DALAM DUNIA PENDIDIKAN


(Catatan untuk dosen BSI)
Pendidikan di era kekinian memang sudah seharusnya menuntut otentitas
disegala bidang dengan mengedepankan paradigma manajemen pendidikan
yang modern dan profesional. Oleh karenanya lembaga-lembaga pendidikan
terutama pendidikan tinggi diharapkan mampu mewujudkan peranannya
secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar
mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim
akademis, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan masyarakat sebagai
bagian dari mekanisme kontrol terhadap eksistensi pendidikan itu sendiri.
Sebab tantangan lembaga pendidikan di era global sekarang ini memang
sangat berat. Bukan cuma dituntut untuk bertanggung jawab memproduksi
sumber daya manusia dengan kompetensi teknis, namun juga lembaga
pendidikan, terutama pendidikan tinggi dituntut untuk melahirkan sumber
daya manusia yang memang memiliki paradigma pendidikan nilai sebagai
tatanan normatif untuk menjadikan agar profesi yang akan digeluti oleh
sumber daya manusia sebagai output lembaga pendidikan tinggi tersebut
dibayangi oleh nilai-nilai etis dan moral sebagai standard etika profesi mereka
di kemudian hari. Itulah tantangan realistis dan mendesak yang harus
dilakukan oleh lembaga pendidikan terutama pendidikan tinggi dalam
menelaah dan melakukan orientasi terhadap sistem pendidikannya. Dan
salah satu pilar terdepan untuk mengarahkan sasaran sistem pendidikan
yang dibangun oleh lembaga pendidikan tersebut adalah peran tenaga
pengajar yang secara langsung membentuk karakter kepribadian dan
kompetensi mahasiswa. Oleh karenanya sudah saatnya lembaga pendidikan
memiliki tingkat selektifitas yang tinggi terhadap kualitas tenaga pengajar,
untuk menjaga agar realibility sistem pendidikan terjaga dengan baik. Oleh
karenanya lembaga pendidikan harus mampu menemukan dan menjaga
sosok performance tenaga pengajar yang ditandai dengan keunggulan dalam
nasionalisme dan jiwa mendidik yang tinggi, memiliki keimanan dan
ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin sebagai tenaga
pengajar dengan mengedepankan kualitas belajar dan kualitas evaluasi
belajar, profesionalisme, kerjasama dan belajar dengan berbagai disiplin,
serta memiliki wawasan masa depan yang tentu dibarengi dengan perspektif
adanya kepastian karir dan kesejahteraan. Itu semua dilakukan agar lembaga
pendidikan diyakni dan dipercaya oleh masyarakat mempunyai peranan yang
amat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki
keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai
megaskills yang mantap. Untuk itu maka setiap waktu dan setiap saat secara
dinamis lembaga pendidikan dalam berbagai jenis dan jenjang secara
demokratis dan partisipatif berdasarkan kontribusi peran tenaga pengajar
senantiasa memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam berbagai
aspeknya.
Pemberdayaan dan pencerahan terhadap kualitas mutu pendidikan di
lembaga pendidikan, tentu harus dimulai dengan adanya suatu stigma berfikir

sebagai landasan logis bagi tenaga pengajar untuk dapat memberikan


kontribusinya kepada lembaga pendidikan. Paradigma tenaga pengajar
(dosen) itu harus dimulai dengan melakukan orientasi pendidikan, yaitu :
pertama, dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat. Kedua, dari belajar
berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, Ketiga, merubah citra
hubungan dosen mahasiswa yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan
kemitraan, Keempat merubah orientasi dari pengajar yang menekankan
pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus
pendidikan nilai, Kelima merubah orientasi dari pola konvensional menuju
pola pendekatan teknologi informasi dan budaya. Dan keenam, dari
penampilan tenaga pengajar (dosen) yang terisolasi ke penampilan dalam tim
kerja (partnershif kepada institusi/ bukan subordinatif dengan institusi
pendidikan),
Dengan paradigma tenaga pengajar tersebut diatas diharapkan nantinya
lembaga pendidikan dapat menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan
yang bersifat kompetitif yang berimplikasi kepada munculnya comparatif
advantage terhadap suatu eksistensi lembaga pendidikan di tengah-tengah
masyarakat.
Sebagai konsekwensinya, maka lembaga atau institusi pendidikan haruslah
menyediakan dan menyelenggarakan suatu mekanisme pengelolaan sumber
daya dosen yang lebih selektif. Mekanisme pengelolaan sumber daya dosen
(tenaga pengajar) tersebut dapat dilihat dalam konteks pertama, bagaimana
sistem perekrutan (recruitment) tenaga pengajar. Kedua. bagaimana
membentuk pola persepsi antara kualitas kognitif tenaga pengajar dengan
kemampuan beradaptasi pengajar pada kultur dan sistem akademis yang
diterapkan lembaga. Sebab banyak kasus terjadi, institusi pendidikan memiliki
sumber daya dosen yang baik, namun dosen tersebut tidak cukup baik untuk
tunduk pada sistem dan aturan yang sudah di tetapkan secara baku oleh
institusi pendidikan. Hal tersebut kebanyakan di justifikasi bahwa seorang
dosen (tenaga pengajar) memiliki independesinya dalam memberikan proses
pendidikan dan pengajarannya kepada mahasiswa. Oleh karenanya maka di
harapkan dalam proses pengelolaan sumber daya dosen dalam suatu institusi
pendidikan, kesepahaman persepsi tentang idealisme yang merujuk kepada
budaya institusional haruslah senantiasa dipupuk dan terus dilestarikan oleh
institusi pendidikan dalam medium komunikasi di segala kesempatan. Distorsi
komunikasilah yang menyebabkan terjadinya prasangka dan asumsi yang
keliru terhadap orientasi pengelolaan sumber daya mahasiswa. Ketiga,
bagaimana mekanisme kontrol yang diterapkan oleh institusi pendidikan
terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh para
dosen. Untuk mengukur sejauhmana konsepsi pendidikan dan pengajaran
berjalan efektif, maka eksistensi dosen dalam institusi pendidikan juga mesti
di awasi untuk memberikan keyakninan tentang bagaimana kinerja dan
produktivitas dosen tersebut Keempat, bagaimana penghargaan (reward)
yang diberikan oleh institusi pendidikan terhadap para tanaga pengajar yang
telah memberikan konstruksi positif bagi eksistensi institusi lembaga
pendidikan itu sendiri.

You might also like