You are on page 1of 2

ACEH

Perang aceh terjadi selama 30 tahun. Perang tersebut terjadi karena beberapa
sebab, baik sebab khusus maupun sebab umum.
Sebab-sebab umumnya antara lain : Belanda ingin menguasai Aceh, adanya traktat
Sumatra (inggris dan belanda) memberi peluang belanda untuk menyerang Aceh
dengan Turki, Itali, dan Amerika Serikat.
Sebab khususnya antara lain : Belanda menuntut Aceh tunduk pada Belanda tetapi
ditentang oleh Sultan Mahmud Syah.

Terjadinya perang tersebut karena : Belanda menduduki daerah siak. Akibat dari
perjanjian siak 1858, dimana Sultan Ismail menyerahkan daerah di deli, Langkat,
Asahan, dan serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan
Iskandar Muda, berada dibawah kekuasaan Aceh.
Aceh menuduh Belanda tak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang
lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh.
Akibat perjanjian sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan diplomatic dengan
konsul Amerika Serikat, Kerajaan Italia, Kesultanan Usmaniyah di singapura. Akibat
hubungan diplomatic ini Belanda menjadikannya sebagai alas an untuk menyerang
Aceh.

Tokoh-tokohnya :
-

Panglima Polim
Teuku Cik Ditiro
Cut Nyak Dien
Teuku Ibrahim
Teuku Umar
Teuku Imam Leungbata

Jalannya perang :
-

Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral
JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler tewas dalam
pertempuran memperebutkan masjid raya
Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral
Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan bahwa kejaraan
Aceh sudah takluk. Namun Banda Aceh kemudian diganti kota raja.

Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya lah
menjalankan pemerintahan dip agar Aye. Rakyat Aceh tetap melanjutkan
perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.
Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan kekuasaan
hanya di daerah yang didudukinya saja. Disitu dibentuk pemerintahan sipil,
system ini disebut Konsentrasi Stelsel

You might also like