You are on page 1of 5

TUGAS KEWIRAUSAHAAN DAN LIFESKILL

REVIEW ACARA SHARK TANK SEASON 1 EPISODE 1


AVA THE ELEPHANT

DISUSUN OLEH:
SENO THORIQ A.P
ARYA BAGUS KEVIN R

14/364850/TK/42043
14/366756/TK/42179

AJAR FIKRI TIRA H

14/366831/TK/42230

BIMA PRAMONO A

14/366848/TK/42234

THOMAS AQUINO W.A

14/368027/TK/42547

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

AVA The Elephant

a. Penjelasan Alat
Ava the elephant atau yang berawal bernama Emmy the Elephant merupakan
alat untuk memberikan obat cair kepada anak kecil. Pipet berbentuk gajah ini
merupakan gagasan dari seorang perawat anak yang mengidap kanker bernama
Tyffani Krumin.
b. Latar Belakang
Pipet ini tampil pertama kali dalam acara Shark Tank pada episode 1 season
1. Tyffani menemukan gagasan ini karena selama ini bekerja sebagai perawat anak
pengidap down syndrome. Sebagai anak yang mengidap down syndrome memiliki
waktu wajib untuk meminum obat. Dan dari situ lah ditemui kendala untuk
memberikan obat kepada anak tersebut.
Tyffani memikirkan cara untuk memberikan obat agar anak tidak takut untuk
menenggak obat. Dia lalu melakukan beberapa percobaan kepada anak tersebut.
Pemenenang $50,000 untuk memulai bisnisnya tersebut mencoba untuk
memberikan permainan binatang di sekitar bocah tersebut saat potong rambut.
Dan hasilnya bocah pengidap down syndrome tersebut tidak merasa takut dan
akhirnya hanya Tyfanni lah yang boleh memotong rambutnya.
Setelah percobaan dengan mainan binatang tersebut Tyffani mencoba untuk
mengambil kesimpulan bahwa untuk membuat anak tersebut diam dan tenang
dengan cara memberikan mainan binatang disekitarnya. Tyffani lalu menggagas
unutk menyembunyikan pipet yang biasa digunakan untuk memberi obat.

Diambilnya spons dan tanah liat untuk dibentuknya sebagai kepala gajah. Lalu
Tyffani juga menambahkan speaker untuk meberikan suara suara binatang.
Dengan alat kepala gajah tersebut Tyffani dapat memberikan obat kepada bocah
pengidap down syndrome tersebut.
c. Cara Kerja
Alat ini di operasikan dengan mudah. Kita hanya perlu menyidiakan obat sirup
(obat cair). Dari pipet tersebut kita tekan ujung karetnya, dan celupkan ujung pipet
lainnya ke tabung obat sirup tersebut. Lepaskan tekanan pada karet ujung pipet,
dengan sendiri obat sirup akan terhisap kedalam pipet. Lalu masukan pipet kedalam
lubang yang berada dibelakang kepala gajah hingga pipet tersebut masuk dan
tertutupi oleh belalai gajah.
d. Review
Bagi sebagian orang untuk memiliki inovasi tersebut mungkin tidak terpikirkan.
Padahal hampir semua orang tua mempunyai maslah dalam memberikan obat
kepada anak mereka. Alat tersebut menawarkan hal yang berbeda dalam cara
memberikan obat. Saat ini semua pabrik obat berlomba lomba memberikan varian
rasa yang menyenangkan agar lebih enak untuk diminum. Akan tetapi untuk cara
memberikan obat yang lebih menyenangkan tidak terpikirkan oleh teman teman
dari pabrik obat tersebut. Ide yang sangat sederhana dieksekusi dengan baik
sehingga membuat para orang tua puas dengan alat yang diciptakan oleh Tyffani
Krumin.
Tyffani membawa alat tersebut ke acara Shark Tank karena melihat tulisan
yang berbunyi Kamu memiliki Innovasi yang bagus, akan tetapi tidak memiliki
uang untuk membuatnya jadi nyata? Lalu Tyffani mengikuti acara terebut. Di acara
tersebut Tyffani tidak memikirkan bagaimana akhirnya Ia bisa mendapatkan
$50.000 dari seorang pengusaha besar. Tentunya tidak mudah untuk meyakinkan
para juri Shark untuk memberikan investasi terhadap alat yang ditemuinya
tersebut. Para juri beranggapan bahwa itu hanya sebuah ide, bukan bisnis yang
sudah berjalan dan memiliki visi yang akan terus maju kedepan.
Menurut kami, ide yang ditawarkan oleh Tiffany Kruiman menarik, karena bayi
yang diajak untuk berkomunikasi secara verbal akan lebih sulit dengan anak-anak
yang sudah bisa diajak berbicara dengan baik. Kecemasan orang tua yang memiliki
bayi yang enggan untuk meminum obat pun bisa menjadikan ava the elephant ini
sebagai alternatif untuk meminumkan obat ke anaknya. Namun dari sisi bisnis,
keuntungan yang ditawarkan oleh Tiffanny kepada para panelis tidaklah menarik.
Dengan $50.000 dan 15% kepemilikan, para investor tidak tertarik karena
keuntungan yang didapat tidak akan terasa.
Minat Barbara sebagai wirausahawan terhadap Ava The Elephant tersebut
tentunya didasari dengan cara pandang nya berbeda dengan juri yang lain dan
keyakinan Tyffani sendiri. Tyffani mampu meyakinkan bahwa ide tersebut dapat
dituangkan dalam bisnis dan akan menelurkan beberapa innovasi lagi kedepan.

Dengan keyakinan yang dimiliki Tyffani, Barbara sebagai salah satu juri memilih
untuk berinvestasi pada ide yang belum menjadi bisnis tersebut.
Karena itu, Barbara Corcora, panelis terakhir yang berpendapat, melihat
lubang dari ide yang menarik ini adalah keuntugan yang akan dia dapatkan sangat
kecil, maka ia menawarkan kepada Tiffany, ia akan memberikan $50.000 namun ia
mendapatkan 55% saham/kepemilikan/keuntungan.
Keyakinan akan hal yang kita lakukan adalah sebuah modal untuk mencapai
kesuksesan. Dengan komentar yang tidak mengenakan oleh para juri lain, akhirnya
Tyffani memiliki seorang juri yang dapat terpengaruh oleh sikapnya yang yakin apa
yang dia kerjakan. Modal tersebut lah yang membuat orang disekitar kita dapat
menilai kita bersungguh sungguh dalam melakukan pekerjaan sehingga menaruh
kepercayaan terhadap kita.
Presentasi Tiffany jelas dan menarik. Dia menjelaskannya dengan sistematis,
dan tidak bertele tele. Selain dijelaskan, dia juga mempraktekkan bagaimana cara
menggunakan alatnya. Tiffany menjelaskan tentang latar belakang mengapa dia
menciptakkan alat tersebut dan manfaatnya untuk anak-anak, perawat, dan orang
tua. Dia juga menjelaskan langkah langkah apa yang akan dia lakukan setelah juri
menginvestasikan uangnya untuk ava the elephant.
Sekarang Ava The Elephant sudah terjual di beberapa toko retail. Dalam
perjalanan menuju penjualan di beberapa toko retail Tyffani mempunyai banyak
kendala dalam mengembangkan usaha yang dimodali oleh Barbara tersebut.
Setelah memenangkan $50,000. , Tyfanni divonis mengidap kanker. Karena
penyakitnya tersebut Tyffani harus menjalankan kehidupan di rumah sakit yang
membuatnya terbatas dalam bergerak.
Selama menjalankan hidup dirumah sakit Tyffani tidak lepas tangan dengan
apa yang Ia telah kerjakan. Dengan keterbatasan ruang geraknya, Ia mampu
bekerja di dalam rumah sakit. Selain itu juga dalam mengembangkan bisnisnya,
Tyffani juga tidak mempunyai dasar ilmu untuk berbisnis retail. Dengan semangat
untuk membantu orang lain dengan idenya tersebut, Dia mau untuk belajar
berbisnis retail hingga alat temuannya bisa kita temukan dengan mudah di toko
toko retail Amerika.
Cara berbinis tiffany bagus karena dia dapat mengenali dirinya, bahwa dia
adalah pemain baru di dunia bisnis. Sehingga, tiffany mau dibantu Barbara dalam
mengelola bisnisnya. Awalnya, tiffany mengurus design dari alat dan
penyempurnaannya, dan mendirikan dan mengelola pabrik produksi di China.
Tiffany terus bekerja keras. Sekarang, ava the elephant telah masuk di kancah
internasional. Tiffany pun berhasil meraih keuntungan.
Sikap Tyffani untuk terus mau berjuang dan pantang menyerah tersebut adalah
cerminan dia ingin menatap masa depan yang lebih baik untuk dirinya dan
sesamanya. Motivasi yang diberikan dari keinginan membantu orang lain membuat
ide sederhana ini sekarang laku di pasaran.

Selain itu juga dari segi bisnis Barbara, The Shark, menilai ide ini bagus,
namun dengan kepemilikan 15% yang relatif kecil dengan penjualan produknya
hanya kira-kira $10 per barang, Ia akan balik modal, dan mendapatkan keuntungan
relatif lama dan hanya sedikit. Kesalahan Tiffany dari awal adalah walaupun idenya
menarik namun keuntungan yang ditawarkan terlalu kecil dimata para panelis. Oleh
karena itu, Tiffany pun mau tidak mau menerima tawaran dari Barbara.

e. Profil Penemu Alat


Nama
: Tyffani Krumins
Umur
: 36
Perusahaan : AVA The
Elephant

You might also like