You are on page 1of 7

Alzheimer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Alzheimer's disease
Alzheimer atau kepikunan merupakan salah satu bentuk demensia yang paling sering
ditemukan di klinik. Demensia adalah gejala kerusakan otak yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa. Hal tersebut
membuat pasien demensia kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Pada jaringan
otak tersebut ditemukan lapisan atau plaque dan serabut saraf yang tidak normal.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke
atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang
usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai
hampir 4 kali di tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup
pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.
Pada otak penderita Alzheimer, ditemukan penumpukan peptida berjenis amiloid-beta di
tempat neuron mati en masse yang berakibat lebih lanjut pada demensia progresif,[1]
tingginya rasio kemokina CCL2 yang merupakan kemotaksis utama dari monosit.[2]
Demensia Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia akibat degenerasi otak yang
tersering ditemukan dan paling ditakuti. Demensia yang disebabkan oleh Alzheimer,
biasanya diderita oleh pasien usia lanjut dan merupakan penyakit yang tidak hanya
menggerogoti daya pikir dan kemampuan aktivitas bagi penderitanya, namun juga
menimbulkan beban bagi keluarga yang merawatnya.
Demensia Alzheimer dikategorikan sebagai penyakit degeneratif otak yang progresif
yang mematikan sel-sel otak sehingga mengakibatkan menurunnya daya ingat,
kemampuan berpikir dan perubahan perilaku. Mengingat beban yang ditimbulkan
penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai gangguan perilaku dan psikologik penderita
demensia Alzheimer. [3]

Alzheimer merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan
progresif yang di sebabkan karena berkurangnya gizi di otak[4]. Penyakit Alzheimer
bukannya sejenis penyakit menular. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya
ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu
mengurus diri sendiri. Penyakit Alzheimer bukannya 'kekanak-kanakan karena usia tua'
yang sekadar suatu proses penuaan. Sebaliknya, adalah sejenis masalah kesehatan yang
amat menyiksa dan perlu diberikan perhatian.
Alzheimer digolongkan ke dalam salah satu dari jenis nyanyuk (dementia) yang dicirikan
dengan melemahnya percakapan, kewarasan, ingatan, pertimbangan, perubahan
kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani bukan
saja kepada pengidapnya, malah anggota keluarga yang menjaga. Penyakit Alzheimer
yang menurunkan fungsi memori ini juga menjejaskan fungsi intelektual dan sosial
penghidapnya. Biasanya, anggota keluarga hanya datang membawa orang yang sakit
berjumpa dokter apabila mereka sudah tidak tahan dengan gejala orang yang sakit.
Penyakit ini timbul dikarenakan tebentuknya plak beta-amyloid di otak yang
menyebabkan penurunan sel saraf. saat ini telah dikembangkan Vaksin terbaru untuk
mencegah penyakit Alzheimer, vaksin itu disebut dengan AD02.
Resiko untuk mengidap Alzheimer, penyakit yang sinonim dengan orang tua ini,
meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang
mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali
lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter.Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan
dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal
pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.

Sejarah Alzheimer

otak

Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan
Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer
memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat
gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Hasil bedah pengamatan, Alzheimer mendapati Syaraf otak tersebut bukan saja mengecut,
malah dipenuhi dengan gumpalan protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid dan
serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).
Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein, dipercaya menyebabkan
perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang
berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.
Meskipun penyakit ini yang semula ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak
seterkenal penyakit yang lainnya seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau sebagainya.
Kemungkinan ini disebabkan oleh penyakit ini tidak dapat dilihat gejalanya langsung
seperti penyakit hipertensi yang dapat dilihat melalui pemeriksaan tekanan darah secara
berkala.
Penelitian klinis terbaru menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat
memperlambat menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan.

Pengungkapan terhadap Alzheimer


Publikasi mengenai penyakit Alzheimer masih rendah dan banyak orang tidak
mengetahui tentang penyakit ini sampai dipublikasikan secara terbuka sendiri oleh bekas
Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5
November 1994.
Penyakit Alzheimer sukar dideteksi sebab banyak yang beranggapan orang tua yang
semula lupa, adalah sesuatu yang lazim karena faktor usia. Padahal itu mungkin tandatanda awal seseorang itu mengidap penyakit Alzheimer.

Tingkat Alzheimer
Lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, tidak tahu membeli barang ke
kedai, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan ialah di antara sebagian
gejala ringan.
Apabila orang yang sakit lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam
masakan atau cara-cara mengaduk air dikategorikan sebagai tingkat sederhana.

Apabila orang yang sakit sudah tidak mampu melakukan perkara asas seperti
menguruskan diri sendiri, keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidak mengenali rekanrekan atau anggota keluarga terdekat, ia menandakan orang yang sakit berada di tingkat
yang serius.

Gejala Alzheimer

Normal brain
Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai berat.
Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :

Gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan


Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan
Kesulitan bicara dan berbahasa
Disorientasi waktu, tempat dan orang
Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
Kesulitan berpikir abstrak
Salah meletakkan barang
Perubahan mood dan perilaku
Perubahan kepribadian
Hilangnya minat dan inisiatif [5]

Orang yang terkena penyakit ini dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat
untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya. Diperkirakan bahwa pada sekitar
1950-an kira-kira 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini. Pada tahun 2000,
pengidap Alzheimer diperkirakan mencapai enam milyar orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang tua
yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menghidap Alzheimer
(2003). Peningkatan ini, ada kaitannya dengan semakin banyak penduduk dunia yang
berusia lanjut , masa hidup wanita meningkat hingga umur 80 tahun dan 75 tahun bagi
lelaki. Selain itu, penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan menurun,
perceraian bertambah dan mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.

Orang yang sakit yang berada di tahap sederhana dan parah akan menunjukkan tingkah
laku yang aneh. Di antaranya, seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana
saja walaupun ke WC.
Selain itu, orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat
bayangan menakutkan. Semua ini secara tidak langsung memberi tekanan mental kepada
perawat sebab mereka terpaksa menjaga orang yang sakit '36 jam' sehari.
Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana sini tanpa sebab dan pola tidur
mereka juga berubah. Orang yang sakit akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan
terbangun pada waktu malam.
Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap penyakit ini meninggal dunia
akibat radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, pada waktu itu orang yang sakit
tidak dapat melakukan sembarang aktivitas lain.
Yang menyedihkan, adalah orang yang sakit itu sendiri tidak memahami apa yang terjadi
pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang lain. Berita buruknya penyakit
Alzheimer ini, tidak dapat disembuhkan. Tetapi, gejalanya masih dapat dikendalikan
dengan obat-obatan.
Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat membantu ingatan penderita seperti
kognitif, aktivitas harian dan tingkah laku.

Orang yang berisiko

]Alzheimer
pengidap hipertensi yang mencapai usia 40 tahun ke atas
Pengidap kencing manis
Kurang berolahraga
Tingkat kolesterol yang tinggi
Faktor keturunan - mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia
50-an.

Pengobatan

Donepezil

Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer
taraf rendah hingga medium.
Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum
tidur, sebelum atau sesudah makan.
Dokter anda akan memberikan dosis rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4
hingga 6 minggu.
Efek samping yang sering terjadi sewaktu minum Donepezil adalah sakit kepala, nyeri
seluruh badan, lesu, mengantuk, mual, muntah, diare, nafsu makan hilang, berat badan
turun, kram, nyeri sendi, insomnia, dan meningkatkan frekwensi buang air kecil.

Rivastigmine

Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer
taraf rendah hingga medium.
Setelah enam bulan pengobatan dengan Rivastigmine, 25-30% penderita dinilai membaik
pada tes memori, pengertian dan aktivitas harian dibandingkan pada pasien yang
diberikan plasebo hanya 10-20%.
Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya
pada saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan dengan Rivastigmine umumnya
dimulai dengan dosis rendah, biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap
ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.
Dosis maksimum biasanya hingga 6 mg dua kali sehari. Jika pasien mengalami gangguan
pencernaan yang bertambah parah karena efek samping obat seperti mual dan muntah,
sebaiknya minum obat dihentikan untuk beberapa dosis lalu dilanjutkan dengan dosis
yang sama atau lebih rendah.
Sekitar setengah pasien yang minum Rivastigmine menjadi mual dan sepertiganya
mengalami muntah minimal sekali, seringkali terjadi pada pengobatan di beberapa
minggu pertama pengobatan sewaktu dosis ditingkatkan. Antar seperlima hingga
seperempat pasien mengalami penurunan berat badan sewaktu pengobatan dengan
Rivastigmine (sekitar 7 hingga 10 poun).
Seperenam pasien mengalami penurunan nafsu makan. Satu dari lima puluh pasien
mengalami pusing. Secara keseluruhan, 15 % pasien (antara sepertujuh atau seperenam)
tidak melanjutkan pengobatan karena efek sampingnya.

Untuk pemilihan obat pikun atau obat Alzheimer yang tepat ada baiknya anda
harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter. [6]

Pencegahan
Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah
aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak
ada bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.Sebuah panel ahli
yang terdiri dari para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum
terbukti dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut. Kelompok ahli itu mengamati
puluhan riset yang menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer, penyakit yang
merusak otak dan tidak dapat diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang
cukup kuat akan dampaknya bagi pencegahan.
Ada definisi yang tidak konsisten tentang penyakit Alzheimer dan penurunan kondisi
kognitif yang menyebabkannya. Para dokter juga tidak sepenuhnya memahami
bagaimana penyakit itu berkembang. Contohnya, ada ketidaksepakatan tentang apakah
plak amiloid yang ditemukan dalam otak penderita menjadi penyebab penyakit itu atau
hanya sekadar gejala. Saat ini hanya ada sedikit obat untuk mengobati Alzheimer, tetapi
efeknya hanya sementara.Serangan penyakit Alzheimer ditandai dengan kehilangan daya
pikir secara bertahap, dan akhirnya dapat menjadi cacat mental total. Gejala awal
Alzheimer adalah mudah lupa pada hal-hal yang sering dilakukan dan hal-hal baru.
Penderita juga mengalami disorientasi waktu dan mengalami kesulitan fungsi kognitif
yang kompleks seperti matematika atau aktivitas organisasi.
Alzheimer berat ditandai dengan kehilangan daya ingat yang progresif sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari, disorientasi tempat, orang dan waktu, serta mengalami
masalah dalam perawatan diri , seperti lupa mengganti pakaian.Penderita penyakit itu
biasanya juga mengalami perubahan tingkah laku seperti depresi, paranoia, atau agresif.
Orang yang mempunyai riwayat keluarga Alzheimer mempunyai risiko mengalaminya
dan risiko tersebut makin meningkat apabila kedua orang tua mengidap Alzheimer. [7]

You might also like