You are on page 1of 6

ACARA VI

PEMAHAMAN FENOMENA LITOSFER DAN PEDOSFER


I.

TUJUAN
- Memahami karakteristik geologi pulau-pulau besar di Indonesia sehingga
dapat menudung analisis untuk kegiatan pengembangan wilayah

II. ALAT DAN BAHAN


1. Seperangkat PC
2. Software ArcGIS
3. Modul Praktikum Geografi Regional Indonesia
III. DASAR TEORI
Listhosfer merupakan lapisan paling luar dari struktur bumi yang terdiri
atas kerak benua dan kerak samudra (Hartanto, 2010).

Keadaan geologi

menjadikan dasar perkembangan dan persebaran aneka macam bentuk lahan,


jenis tanah, sumber mineral dan tenaga, serta berpengaruh pada persebaran
tumbuhan dan hewan yang disebabkan adanya relief dasar laut, pegunungan
dan keadaan sejarah kulit bumi. (Suharyono, 2005)
Wilayah Indonesia secara umum tergolong sebagai daerah pelipatan
pegunungan yang masih muda dan sebagaian besar batuan induk yang
menjadikan daratan dan dasar laut terdiri atas lapisan atau formasi bentukan
masa tersier dan kwarter. Indonesia dilalui jalur pegunungan muda dunia yaitu:
Pegunungan Mediteran di barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di timur.
(Banowati, 2012)
Pedosfer berasal dari kata pedon yang berarti bumi atau tanah dan sphere
yang artinya bola. Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi
yang terdiri dari tanah dan merupakan tempat berlangsungnya proses
terbentuknya tanah. Pedosphere bertindak sebagai mediator kimia dan fluks
biogeokimia yang masuk dan keluar dari sistem masing-masing dan terdiri
dari gas, mineralik, cairan dan komponen biologis. (Hutzinger, 1992)
Geomorfologi adalah adalah ilmu tentang bentuklahan pada permukaan
bumi, baik diatas maupun bawah permukaan air laut, dan menekankan pada

asal mula terbentuknya serta perkembangan yang akan datang, dan hubungan
dengan lingkungannya (Verstappen, 1983). Kajian geomorofologi mempelajari
aspek morofologi berupa : morfometri (Aspek kuantitatif beda tinggi,
kemiringan, panjang lereng) dan morfografi (Deskripsi bentuk lereng, break of
slope). Geomorfologi memiliki 10 bentang lahan yang menjadi fokus kajian
dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda yaitu : Vulkanik,
Antropogenik, Fluvial, Struktural, Denudasional, eolin, marine, organik,
solusional dan glasial.
Akibat aktifitas geologis Indonesia maka terdapat berbagai macam
batuan yang ada di Indonesia, yang secara umum terdiri atas batuan
beku,sedimen dan metamorf. Batuan terdiri atas 3 macam batuan utama yaitu :
(Graha, 1987)
1. Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika
cair dan pijar, yang dikenal dengan magma. Batuan beku digolongkan
berdasarkan 3 patokan yaitu : susunan mineraloginya, genetik batuannya,
dan komposisi kimiannya.
2. Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat hasil perkembangan
batuan sebelumnya yang telah lapuk,terpindahkan oleh air dan membentuk
satu kesatuan batuan (yang telah tersedimen dan mengalami lithifikasi).
Batuan sedimen di dunia dapat dikelompokan menjadi 5 kelas yaitu
:batuan sedimen detritus (klastik), batuan sedimen evaporit, batuan
sedimen batu bara, batuan sedimen silika, dan batuan sedimen karbonat.
3. Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan-perubahan fundamental
batuan yang sebelumnya telah ada. Panas yang intensif yang dipancarkan
oleh suatu masa magma yang sedang mengintrusi menyebabkan
metamorfosa kontak, sedangakan metamorfosa regional meliputi daerah
yang sangat luas disebabkan oleh efek tekanan dan panas pada batuan
yang sangat dalam.

Metamorfosa dinamo adalah metamorfosa yang diakibatkan oleh tekanan


yang sangat tinggi. Akibat Indonesia memiliki berbagai macam jenis batuan
maka mempengaruhi persebaran jenis tanah yang ada di Indonesia. Tanah
adalah tubuh alam gembur yang meliputi sebagian besar permukaan bumi dan
memiliki karakteristik fisik,kimia,biologi serta morfologi yang khas sebagai
akibat dari serangkaian panjang berbagai proses yang membentuknya. Terdapat
syarat dalam pembentukan tanah yaitu : tersedianya bahan asal atau batuan
induk dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi batuan induk (Sartohadi
dkk, 2014). Menurut Jenny (1941) dalam Sartohadi,

dkk (2014) faktor

pembentuk tanah dipengaruhi oleh iklim, organisme, bahan induk tanah,


bentuk lahan (relief), dan waktu.
1. Iklim
Analisis iklim yang penting untuk pembentukan tanah adalah suhu,
curah hujan dan kelembaban udara.
2. Organisme
Organisme merupakan faktor pembentuk tanah aktif yang bekerja
bersama iklim.
3. Bahan Induk Tanah
Bahan Induk Tanah terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
4. Relief
Keadaan suatu daerah akan memengaruhi ketebalan dari lapisan
tanah.
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah yang
diakibatkan oleh adanya pelapukan dan pencucian yang terjadi terus
menerus.
IV.

LANGKAH KERJA
Data Karakteristik Fisiografi Makro
Mengidentifikasi Karakteristik Makro di Seluruh Provinsi di
Indonesia
Mengisi Karakteristik Makro di Seluruh Provinsi di
Indonesia kedalam Tabel

Tabel Kondisi Fisiografis Makro di Indonesia


Data Jenis Batuan di Indonesia

Mengidentifikasi Persebaran batuan yang ada di Indonesia


Mengisi Persebaran batuan yang ada di Indonesia

Tabel Jenis dan Nama Batuan di Indonesia


Data Persebaran Jenis Tanah di Indonesia

Mengidentifikasi Persebaran Tanah di Indonesia


Mengisi Tabel Persebaran Tanah di Indonesia

Tabel Persebaran Jenis Tanah di Indonesia


Tabel Persebaran Jenis Tanah di Indonesia

Mengidentifikasi Persebaran Tanah di Indonesia


Membuat Peta Persebaran Tanah di Indonesia

Peta Persebaran Jenis Tanah di Indonesia

Keterangan :
: Input

: Proses

: Output

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Kondisi Fisiografi Makro Indonesia (terlampir)
2. Tabel Jenis dan Nama Batuan di Indonesia (terlampir)
3. Tabel Jenis Tanah dan Sebarannya di Indonesia (terlampir)
4. Peta Jenis Tanah dan Sebarannya di Indonesia (terlampir)

DAFTAR PUSTAKA
Banowati, Eva. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta : Ombak
Graha, Doddy Setia.1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova
Hartanto, Tri.2010. PR Geografi kelas X. Klaten : Intan Pariwara
Hutzinger, O. 1992. The Natural Environmental and Biogeochemical Cycles. New
York : Spinger-Verlag Berlin Heidelberg
Sartohadi, Junun, Suratman, Jamulya, dkk .2014. Pengantar Geografi Tanah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suharyono.2005. Dasar-Dasar Kajian Geografi Regional. Semarang : UPT
UNESS Press
Verstappen, H.Th. 1983. Applied Geomorphology Geomorphological Surveys
for Environmental Development. Amsterdam : Elsevier Science Publishers
BV

You might also like