You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLOGI
PEMBUATAN RATING CURVE UNTUK PENGAMATAN DEBIT PADA
SALURAN TERBUKA (SUNGAI, SALURAN IRIGASI, DLL)

Oleh:
Angga Prasetyo
A1H014010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Pengukuran debit aliran sangat
diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya air di suatu wilayah DAS(Daerah
Aliran Sungai). Hasil pengukuran debit aliran untuk memonitor dan mengevaluasi
neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air permukaan
yang ada.Untuk keperluan analisa hidrologi, data tinggi muka air digunakan sebagai
dasar perhitungan debit setelah dibuat hubungan antara tinggi muka air dan debit
hasil pengukuran debit yang dilakukan secara berkala, yang mencakup pengukuran
debit pada muka air rendah sampai tinggi. Dengan demikian ketelitian dalam
perhitungan data debit juga tergantung daripada ketelitian pengukuran tinggi muka
air.
Sebuah masalah yang saat ini signifikan mengenai ilmu hidrologi, salah
satunya adalah bahwa aliran air di sungai dari hulu menuju hilir dapat bervariasi
tidak hanya aliran besar, tetapi juga termasuk aliran kecil pada kehidupan sehari-hari.
Sebuah cara tradisional untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan variasi
perbandingan antara debit, tinggi muka air sungai, dan sedimen. Tetapi untuk
melakukan hal tersebut banyak sekali permasalahan yang dapat terjadi akibat
ketidaktahuan mengenai materi yang dipelajarinya. Untuk itu, dalam pengukuran dan
perhitungan tersebut harus mempertimbangkan hidrolika sederhana geometri alam
yang khas dan sungai lintas bagian yang menunjukkan bahwa di banyak situasi

panggung di stasiun pengukuran akan bervariasi kira-kira seperti akar kuadrat dari
debit, tetapi dengan hubungan yang berbeda pada rentang aliran yang berbeda.
Untuk keperluan analisis hidrologi ,data tinggi muka air digunakan sebagai
dasar perhitungan debit setelah dibuat hubungan antara tinggi muka air dan debit
hasil pengukuran debit yang dilakukan secara berkala ,yang mencakup pengukuran
debit pada muka air rendah sampai tinggi .Dengan demikian keteletian dalam
perhitungan data debit juga tergantung pada ketelitian pengukuran tinggi muka air.
Rating curve merupakan persamaan garis yang menghubungan tinggi muka air
sungai (m) dengan besarnya debit air (m3/s), sehingga debit dapat diduga melalui
pengukuran tinggi muka air sungai.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui cara pengukuran Rating curve
2. Mengetahui manfaat dari pengukuran Rating curve

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada kehidupan sehari-hari banyak sekali ditemui istilah Rating curve. Dalam
kaitannya dengan Rating curve ini, Menurut Walling, D. E. (1977) dalam ilmu
hidrologi, Rating curve adalah grafik debit dibandingkan panggung untuk titik
tertentu pada sungai, biasanya terdapat di stasiun pengukuran, dimana debit aliran
diukur di saluran sungai dengan flow meter. Banyak pengukuran debit sungai yang
dibuat atas berbagai tahap sungai. Kurva Rating biasanya di plot sebagai tahap pada
x-axis vs debit pada y-axis.
Selain itu, menurut Warrick, J. A., and J. D. Milliman (2003), Rating curve
adalah Sebuah plot yang menunjukkan hubungan antara panggung dan debit (debit
sungai) dari aliran tertentu pada lokasi tertentu. Ini adalah salah satu langkah untuk
merencanakan tahap aliran pada sumbu y dari plot dan debit pada sumbu-x.
Hubungan yang dihasilkan biasanya berupa kurva. Penilaian kurva dapat digunakan
untuk memperkirakan debit (yang memakan waktu dan mahal untuk mengukur)
menggunakan pengukuran tahap tunggal (yang dapat dikumpulkan dengan peralatan
otomatis).
Tinggi muka air (stage height, gauge height) sungai adalah elevasi permukaan
air (water level) pada suatu penampang melintang sungai terhadap suatu titik tetap
yang elevasinya telah diketahui. Tinggi muka air biasanya dinyatakan dalam satuan
meter (m) atau centimeter (cm). Fluktuasi permukaan air sungai menunjukkan
adanya perubahan kecepatan aliran dan debit yang dihasilkannya. Pengukuran tinggi
muka air merupakan langkah awal dalam pengumpulan data aliran sungai sebagai

data dasar hidrologi. Data tinggi muka air dapat digunakan secara langsung untuk
berbagai keperluan pembangunan, misalnya saja untuk perhitungan pengisisan air
pada waduk, menentukan perubahan kedalaman aliran dari waktu ke waktu untuk
keperluan transportasi air, perencanaan pembangunan fisik di daerah dataran banjir
dan untuk keperluan lainnya. (Rahayu, 2009)
Untuk keperluan analisa hidrologi, data tinggi muka air digunakan sebagai
dasar perhitungan debit setelah dibuat hubungan antara tinggi muka air dan debit
hasil pengukuran debit yang dilakukan secara berkala, yang mencakup pengukuran
debit pada muka air rendah sampai tinggi. Dengan demikian ketelitian dalam
perhitungan data debit juga tergantung daripada ketelitian pengukuran tinggi muka
air. Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Sedangkan debit itu sendiri dapat
diartikan sebagai banyaknya jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai
per satuan waktu. Metode yang umum diterapka untuk menetapkan debit sungai
adalah metode profil sungai (cross section). Pada metode ini debit merupakan hasil
perkalian antara luas penampang vertical sungai (profil sungai) dengan kecepatan
aliran sungai.Profil sungai atau bentuk geometri saluran sungai berpengaruh terhadap
besarnya kecepatan aliran sungai, sehingga dalam perhitungan debit perlu dilakukan
pembuatan profil sungai.
Q= A . V

Keterangan:
Q = Debit aliran (m3/s)

A = Luas penampang vertical (m2)


V = Kecepatan aliran sungai (m/s)
(Hadisusanto, 2011)
Debit sungai juga dapat diketahui dari tinggi permukaan air di atas dasar
kalau sebelumnya sudah kita tentukan lebih dulu hubungan antara tinggi air dan
debit. Untuk ini pada berbagai ketinggian air diukur debitnya dan hasilnya
digambarkan dengan suatu grafik.Ordinat menunjukkan tinggi mua air di atas dasar
sungai sedangkan absisnya menunjukkan debit, lengkung yang diperoleh pada
grafiknya disebut Rating curve. Rating curve dapat ditentukan dengan metode
kuadrat kecil, regresi, korelasi, atau dengan logaritma.Rating curve merupakan
persamaan garis yang menghubungan tinggi muka air sungai (m) dengan besarnya
debit air (m3/s), sehingga debit dapat diduga melalui ukuran tinggi muka air sungai .

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1. Penggaris
3. Meteran
4. Stopwatch
5. Sekat ukur
6. Gelas Ukur
7. Talang
8. Ember
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Alat tulis
2. Air
B. Metode Kerja

a. Sekat ukur kecil


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Siapkan saluran/talang
Tempelkan sekat ukur di ujung talang
Tuangkan air dari ujung tlang lainnya
Tunggu sampai ketinggian konstan
Tampung air dalam gelas ukur
Ulangi langkah 3-5 hingga beberapa ketinggian
Buat table sebagai berikut
N

h (cm)

Q (m3/s)

8. Buat grafik dengan regresi polynomial/pangkat

b. Saluran terbuka (sungai)


1.
2.
3.
4.

Ukur tinggi muka air pada posisi tertentu dari tepi


Ukur debit pada saluran tersebut
Ulangi langkah 1 dan 2 pada tinggi muka air tertentu
Buat table seperti berikut ini
N

h (cm)

Q (m3/s)

5. Buat grafik dengan regresi polynomial/pangkat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Percobaan I

No
1

h
(met
er)
0,064

l(mete
r)
0,058

s
(mete
r)
1,6

t
(seko
n)
22,8

A(m )
0,0037

V(m/s
)
0,0701

Q(m3/
s)
0,0002

0,049

0,058

1,6

13,7

0,036

0,058

1,6

27,1

0,032

0,058

1,6

11,5

1
0,0028
4
0,0020
9
0,0018
6

8
0,1167
9
0,0590
4
0,1391
3

6
0,0003
3
0,0001
2
0,0002
6

Ratting Curve
0.00040
0.00030
Debit air

f(x) = 0x + 0
R = 0.17

0.00020
0.00010
0.00000
0.03

0.04

Linear ()

0.05

0.06

0.07

Tinggi permukaan

2. Percobaan II
V
(kecepata
n)
0,3
0,6

1
3,7

D
(kedalama
n)
0,6
0,5

0,6
1,85

7,4

0,46

0,1

3,404

11,1

0,47

0,2

5,217

0,18
1,11
0,340
4
1,043
4

No

L (lebar
interval)

1
2

Ratting Curve
1.5
1
Debit air

0.5

f(x) = - 3.83x + 2.61


R = 0.26

0
0.44 0.46 0.48 0.5 0.52 0.54 0.56 0.58 0.6 0.62
Tinggi permukaan

Debit aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


Q =A V
Dimana : A = p l
V=

s
t

Keterangan :
Q : Debit aliran

(m3/s)

A : Luas penampang

(m2)

V : Kecepatan aliran

(m/s)

P : Panjang penampang

(m)

l : Lebar penampang

(m)

s : Jarak talang

(m)

t : Waktu

(s)

Linear ()

B. Pembahasan

Rating curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tinggi muka air
dan debit pada lokasi penampang sungai tertentu atau dapat dijelaskan bahwa rating
curve merupakan persamaan garis yang menghubungan tinggi muka air sungai (m)
dengan besarnya debit air (m3/s), sehingga debit dapat diduga dengan melakukan
pengukuran pada ketinggian muka air yang kemudian dapat digambarkan grafik
lengkung debit (Rating curve), yakni grafik yang menggambarkan hubungan elevasi
air dengan debit.Kurva debit (Rating curve) biasa juga disebut lengkung aliran dibuat
memplot debit yang diukur terhadap tinggi muka air pada saat pengukuran
(Sangsongko, 1985).Metode yang digunakan dalam monitoring debit adalah
metode lengkung debit atau rating curve. Tinggi muka air (stage height, gauge
height) sungai adalah elevasi permukaan air (water level) pada suatu penampang
melintang sungai terhadap suatu titik tetap yang elevasinya telahdiketahui.Debit
sungai adalah volume air yang melalui penampang basah sungai dalam satuan waktu
tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m3/detik atau l/detik. Lengkung aliran
dibuat berdasarkan data pengukuran aliran yang dilaksanakan pada muka air dan
waktu yang berbeda-beda. Kemudian data pengukuranan aliran tersebut digambarkan
pada kertas arithmatik atau kertas logaritmik, tergantung pada kondisi lokasi yang
bersangkutan. Tinggi muka air digambarkan pada sumbu vertikal sedang debit sumbu
horizontal. Lengkung aliran disamping berguna untuk dipakai sebagai dasar
penentuan besarnya debit sungai di lokasi dan tinggi muka air pada periode waktu

tertentu, juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan sifat fisik dan
sifat hidraulis dari lokasi penampang sungai yang bersangkutan. Hal-hal yang perlu
disiapkan untuk membuat Rating curve agar mendapatkan hasil yang benar dan
sesuai dengan kondisi lapangan diperlukan data antara lain sebagai berikut:
1.

Data debit hasil pengukuran aliran, data ini harus cukup, minimal 30 data
tersedia dari saat muka air rendah sampai muka air banjir, dan dapat dipercaya
kebenarannya.

2.

Data muka air pada saat pengukuran aliran diadakan, data muka air rendah
untuk menentukan besarnya debit terkecil, data muka air tertinggi, baik aliran
tersebut tertampung pada penampang sungai ataupun aliran melimpas, berguna
untuk menentukan debit terbesar.

3.

Data titik aliran nol (zero flow), berguna untuk menentukan arah lengkung
aliran pada muka air rendah pada periode waktu tertentu.

4.

Data penampang sungai, berguna untuk menentukan arah dan bentuk dari
lengkung aliran, serta berguna untuk memperkirakan debit banjir bila belum
dilakukan pengukuran aliran pada saat banjir.

5.

Informasi tentang stabilitas dan materi dasar penampang sungai, serta sifat
dari bentuk morfologis sungai.

6.

Sifat aliran, seperti informasi tentang kemiringan muka air, kecepatan aliran,
penyebaran arah aliran, sifat kenaikan dan penurunan muka air pada saat banjir
dan sebagainya.
Rating curve dapat ditentukan dengan metode kwadrat kecil, regresi, korelasi,

atau dengan logaritma.

1. Metode kwadrat kecil


Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Methode) adalah suatu metode
yang digunakan untuk menentukan hubungan linier dari suatu data agar dapat
diprediksi nilai-nilainya yang mana nilai tersebut tidak terdapat pada data-data
yang kita miliki, terkadang proses yang melibatkan metode kuadrat terkecil untuk
menentukan hubungan dua variabel data berupa fungsi linier disebut sebagai
regresi linier. Metode Kuadrat Terkecil ditemukan oleh Carl F. Gauss
(matematikawan dan fisikawan ternama asal Jerman, abad ke-17) ketika ia masih
berumur 18 tahun, dan karyanya ini masih dipakai sampai saat ini sebagai metode
yang paling baik untuk menentukan hubungan linier dari dua variabel data.
Dengan metode kuadrat terkecil, kita dapat menyajikan data dengan lebih
berguna.Metode

kuadrat

terkecil

pada

dasarnya

adalah

metode

untuk

meminimalisasi error titik data terhadap garis lurus terbaik.


2. Metode regresi
Metode statistik yang sering dimanfaatkan untuk melihat hubungan antara
dua atau lebih variabel yang saling berkorelasi adalah metode regresi.Dengan
mengetahui bentuk persamaan regresi antara dua variabel maka besarnya variabel
tidak bebas (dependent variable) dapat diperkirakan dari angka pengukuran
variabel bebas (independent variable). Metode regresi dibedakan menjadi dua
yaitu analisis regresi linier sederhana (simple linear regression) dan analisis
regresi ganda (multiple regression). Analisis regresi sederhana menunjukkan
hubungan linier antara variabel tidak bebas y dan satu variabel bebas x.
Persamaan regresi liniernya adalah sebagai berikut :
y=a+bx

Keterangan:
y

: variabel tidak bebas

: variabel bebas

a, b : koefisien regresi
Selain linier, analisis regresi sederhana juga memungkinkan terbentuknya
hubungan non-linier seperti tersebut dibawah ini :
a. Kurva eksponensial y = a ebx
b. Kurva logaritma y = a + b ln x
c. Kurva berpangkat y = a xb
3. Metode korelasi
Metode korelasi adalah bentuk analisis statistik menunjukkan kuatnya
hubungan antara dua variabel.Besarnya korelasi berkisar antara 1 sampai dengan
1. Nilai r sama dengan atau mendekati 0 menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel x dan variabel y sangat kecil atau tidak ada korelasi linier sama sekali.
Apabila nilai r m endekati 1 maka menunjukkan korelasi positif antara kedua vari
abel x dan

variabel y, artinya besarny a variabel y meningkat dengan

meningkatnya variabel x. Dan bila nilai r mendekati 1 maka menunjukkan


korelasi negatif antara kedua variabel x dan variabel y, artinya besarnya variabel y
menurun dengan meningkatnya variabel x. Secara umum dapat ditentukan bahwa
korelasi antara dua variabel adalah lema h apabila 0 r 0,5 dan mempunyai
korelasi kuat apabila 0,8 r 1
4. Metode Logaritma
Dalam metode logaritmik, persamaan Rating curvenya dalam bentuk :
Q = a ( H - H0 ) b
keterangan:

Q = debit
H = tinggi muka air
H0 = tinggi muka air pada aliran nol ( saat Q = 0 ) a dan b konstanta.
Titik aliran nol (H0) Titik aliran nol (H0) Data titik aliran nol ( H0 ), berguna
untuk menentukan arah lengkung aliran pada tinggi muka air rendah. Cara yang
baik untuk menentukan nilai H0 adalah dengan cara mengukur langsung pada
lokasi penampang sungai yang bersangkutan. Nilai H0 dapat juga diperkirakan
dengan menggunakan persamaan :
Nilai H1 dan H3 ditentukan berdasarkan nilai Q1 dan Q3 yang dipilih dari grafik,

sedang nilai H2 adalah tinggi muka air pada nilai debit sama dengan Q2 dengan
syarat :

Faktor-faktor yang mempengaruhi debit air yaitu :


1

Intensitas hujan.
Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki
komponen musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus
tahunan dengan karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek), atau
kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang menyebabkan bertambahnya debit
air.

Penggundulan Hutan
Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan
tanah yang mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah
tersebut tertahan dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air
tanah. Air tanah di daerah hulu merupakan cadangan air bagi sumber air sungai.
Oleh karena itu hutan yang terjaga dengan baik akan memberikan manfaat berupa
ketersediaan sumber-sumber air pada musim kemarau. Sebaiknya hutan yang
gundul akan menjadi malapetaka bagi penduduk di hulu maupun di hilir. Pada
musim hujan, air hujan yang jatuh di atas lahan yang gundul akan menggerus
tanah yang kemiringannya tinggi. Sebagian besar air hujan akan menjadi aliran
permukaan dan sedikit sekali infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi tanah longsor
dan atau banjir bandang yang membawa kandungan lumpur.

3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian


Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya
dengan penggundulan hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi.
Selain akan meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid)
dalam air sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh
meningkatnya kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dalam air
sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian
mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak memperhatikan faktor
konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras dan lain-lain.

4. Intersepsi
Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas
permukaan tanah, tertahan bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(hilang) ke
atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi
selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan
jatuh di daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan
tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting
dalam penentu faktor debit air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap
memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air
intersepsi dapat mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis
vegetasi menjadi jenis vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat
mempengaruhi hasil air di daerah tersebut.
5. Evaporasi dan Transpirasi
Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok
yang dapat menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS, mengapa
dikatakan salah satu komponen penentu debit air, karena melalu kedua proses ini
dapat membuat air baru, sebab kedua proses ini menguapkan air dari per mukan
air, tanah dan permukaan daun, serta cabang tanaman sehingga membentuk uap
air di udara dengan adanya uap air diudara maka akan terjadi hujan, dengan
adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan bertambah juga.
Menurut Soebarkah (1978), faktor-faktor yang mempengaruhi debit air adalah:

1. Hujan, intensitas hujan dan lamanya hujan mempengaruhi besarnya infiltrasi,


aliran air tanah, dan aliran permukaan tanah. Lama waktu hujan sangat penting
dalam hubungannya dengan lama waktu pengaliran air hujan menuju sungai.
2. Topografi, daerah permukaan miring akan menyebabkan aliran permukaan yang
deras dan besar bila dibandingkan dengan daerah yang agak datar.
3. Geologi, jenis dan struktur tanah mempengaruhi kepadatan drainase. Kepadatan
drainase yang rendah menunjukkan secara relative pengaliran melalui permukaan
tanah yang panjang menuju saluran, kehilangan air yang besar sehingga air
saluran menjadi lambat.
4. Keadaan vegetasi, makin banyak pohon menyebabkan makin banyak air yang
lenyap karena evapotranspirasi maupun infiltrasi sehingga akan mengurangi run
off yang dapat mempengaruhi debit sungai.
5. Manusia, dengan pembuatan bangunan-bangunan, pembukaan tanah pertanian,
urbanisasi, dapt merubah sifat keadaan Daerah Aliran Sungai.
Manfaat yang di dapat dari mempelajari ratig curve sagat banyak.Selain
melengkapi pengetahuan kita tentang ilmu hidrologi juga menambah wawasan kita
untuk dapat berinovasi dengan rating curva agar dapat membawa manfaat bagi orang
banyak dan mencakup berbagai aspek. Pengetahuan tetang Rating curve di butuhkan
untuk merancang suatu sistem irigasi atau pengairan(dalam biang pertanian) dengan
baik supaya tidak terjadi banjir saat musim hujan dan tidak terjadi kekeringan disaat
musim kemarau.
Manfaat Rating curve yaitu:

1. Dengan mengetahui persamaan Rating curve suatu sungai kita dapat mengetahui
besarnya debit sungai di lokasi dan tinggi muka air pada periode waktu tertentu
tapi data ini hanya berlaku pada sungai yang bersangkutan dimana data diambil.
Selain itu.
2. Rating curve dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan sifat fisik dan
sifat hidraulis dari lokasi penampang sungai yang bersangkutan.
3. Rating curve dapat digunkan dengan mengetahui mengetahui debit aliran sungai
secara otomatis , sehingga kita dapat memperkirakan terjadinya kekeringan atau
kebanjiran pada daerah tersebut.
Dalam praktikum acara 3 kami membuat grafik Rating Curve. Grafik rating
curve adalah hubungan debit aliran dengan tinggi muka air. Panjang talang yang
kami gunakan yaitu selebar 1,6 m. Sedangkang luas tiap-tiap penampang berbedabeda. Penampang A = 0,00371 m2 dengan waktu yang dibutuhkan yaitu 22,8 sekon,
penampang B = 0,00284 m2 dengan waktu yang dibutuhkan yaitu 13,7 sekon,
penampang C = 0,00209 m2 dengan waktu yang dibutuhkan yaitu 27,1 sekon,
penampang D = 0,00186 m2 dengan waktu yang dibutuhkan yaitu 11,5 sekon.
Selanjutnya kami menghitung debit aliran (Q) dari hasil data praktikum. Debit aliran
dihitung dengan mennggunakan persamaan luas penampang dikali dengan kecepatan
rata-rata aliran. Q1 = 0,00026 m3/s, Q2 = 0,00033 m3/s, Q3 = 0,00012 m3/s, Q4 =
0,00026 m3/s. Kemudian grafik dibuat secara manual dengan sumbu x sebagai tinggi
muka air dan sumbu y sebagai debit aliran. Sehingga dihasilkan grafik rating curve
sebagai berikut:

Ratting Curve
0.00040
0.00030
Debit air

0.00020
0.00010

f(x) = 0x + 0
R = 0.17

Linear ()

0.00000
0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.06 0.06 0.07 0.07
Tinggi permukaan

Setelah grafik rating curve pada percobaan I jadi, bandingkan dengan hasil grafik
dari percobaan II yaitu sebagai berikut :

Ratting Curve
1.5
1
Debit air 0.5

f(x) = - 3.83x + 2.61


R = 0.26

Linear ()

0
0.44 0.46 0.48 0.5 0.52 0.54 0.56 0.58 0.6 0.62
Tinggi permukaan

Terlihat jelas bahwa pada grafik rating curve pada percobaan kedua
menunjukkan bahwa grafik lebih curam dibandingkan dengan grafik rating curve

pada percobaan pertama. Hal tersebut disebabkan karena pada grafik rating curve
percobaan kedua, kami mengambil data langsung di sebuah daerah aliran sungai.
Arus yang dihasilkan pada sungai tersebut deras dan terdapat banyak kendalakendala pada saat pengukuran seperti batu-batu licin yang terdapat di sungai,
sampah-sampah serta masih banyak kendala yang lainnya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Rating curve merupakan persamaan garis yang menghubungan tinggi muka
air sungai (m) dengan besarnya debit air (m3/s), sehingga debit dapat diduga dengan
melakukan pengukuran pada ketinggian muka air yang kemudian dapat digambarkan
grafik lengkung debit (ratingcurve). Rating curve dapat ditentukan dengan metode
kwadrat kecil, regresi, korelasi, atau dengan logaritma.Manfaat dan kegunaan dari
penentuan Rating curve yaitu, sebagai kegiatan usaha air minum, memonitoring
debit, analisis hidrograf, dan lain-lain.
Dalam pendugaan debit selain menggunakan metode Rating curve, masih ada
lagi metode lain yang dapat digunakan untuk pendugaan debit yaitu metode
radioisotope, metode velocity, dan metode kontinyu. Pada penggunaan sekat ukur
dalam praktikum ini memiliki keunggulan dalam kemudahan penggunaan dan
pengukuran tinggi muka air, kelemahannya berupa kesulitan mengukur tinggi muka
air ketika air dalam keadaan bergelombang (tidak konstan) sehingga menghasilkan
pengukuran yang kurang valid.

B. Saran
Pengunaan metode sekat ukur dalam pendugaan debit nampaknya kurang
akurat. Diharapkan dapat menggunakan metode pendugaan debit lainnya agar dapat
hasil yang akurat. Penggunaan daun kering kurang efektif karna daun sering
tersangkut.

Daftar Pustaka

Pustaka dari buku :


D. E. Walling, Arthur J. Horowitz. 2005. Sediment Budgets 2. New York: Elsevier.

Hadisusanto, Nugroho. 2011. Aplikasi Hidrologi. Malang: Jogja Media Utama

Rahayu dkk. 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World
Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office. 104 p.

Tim Asisten. 2014. Modul Praktikum Hidrologi. Purwokerto: Fakultas Pertanian


Universitas Jenderal Soedirman.
Walling, D. E. 1977. Assessing the accuracy of suspended sediment Rating curves for
a small basin, Water Resour. Res. 13, 531538.
Warrick, J. A., and J. D. Milliman. 2003. Hyperpycnal sediment discharge from
semiarid southern California rivers: Implications for coastal sediment
budgets, Geology, 31, 781784

You might also like