Professional Documents
Culture Documents
7/ 3 /DPNP
SURAT EDARAN
Kepada
SEMUA BANK UMUM
YANG MELAKSANAKAN
KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL
DI INDONESIA
I. UMUM
I.
UMUM
1. Seiring meningkatnya kompleksitas usaha dan profil risiko, Bank perlu
menjaga kelangsungan usahanya, antara lain dengan meningkatkan
kemampuan dan efektivitas Bank dalam mengelola risiko kredit dan
meminimalkan potensi kerugian dari penyediaan dana.
2. Penetapan kualitas kredit merupakan hasil penilaian atas faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kondisi dan kinerja debitur yang terdiri
dari prospek usaha, kinerja (performance) debitur, dan kemampuan
membayar debitur. Dalam menilai prospek usaha, Bank perlu
memperhatikan
upaya
yang dilakukan
debitur
dalam rangka
II.
KUALITAS KREDIT
1. Penetapan Kualitas Kredit
a. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan kualitas
kredit meliputi:
1) Prospek usaha
Penilaian terhadap prospek usaha dilakukan berdasarkan
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a) potensi pertumbuhan usaha;
b) kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan;
c) kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;
d) dukungan dari grup atau afiliasi; dan
e) upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara
lingkungan hidup.
2) Kinerja (performance) debitur
Penilaian terhadap kinerja (performance) debitur dilakukan
berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut:
a) perolehan
a) perolehan laba;
b) struktur permodalan;
c) arus kas; dan
d) sensitivitas terhadap risiko pasar.
3) Kemampuan membayar
Penilaian
terhadap
kemampuan
membayar
dilakukan
d. Selanjutnya
Lingkungan
Hidup
dengan
alamat
www.menlh.go.id/amdalnet.
d. Selain
yang mempunyai
lingkungan;
2) perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran atau
kerusakan lingkungan sangat besar;
3) perusahaan yang mencemari dan merusak lingkungan dan atau
berpotensi mencemari dan merusak lingkungan;
4) perusahaan publik yang terdaftar pada pasar modal baik di
dalam maupun di luar negeri; atau
5) perusahaan yang berorientasi ekspor.
e. Hasil penilaian PROPER akan dikelompokkan dalam beberapa
peringkat, yaitu emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Hasil ini
diumumkan kepada masyarakat secara berkala dan dapat diakses di
web
site
Kementerian
Lingkungan Hidup
dengan
alamat
www.menlh.go.id.
f. Arti
yang
ditentukan
sebagaimana
diatur
dalam
lingkungan
hidup
dan
dapat
menimbulkan
didasarkan
letter
of
credit)
sampai
dengan
jumlah
modal
V.
PROPERTI TERBENGKALAI
Sesuai Pasal 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005,
properti terbengkalai (abandoned property) didefinisikan sebagai aktiva
tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan
untuk kegiatan usaha Bank yang lazim. Termasuk dalam kegiatan usaha
Bank yang lazim adalah properti yang digunakan sebagai penunjang
kegiatan usaha Bank, sepanjang dimiliki dalam jumlah yang wajar, seperti
rumah dinas dan properti yang digunakan untuk sarana pendidikan, serta
properti
properti lain yang telah ditetapkan untuk digunakan Bank dalam kegiatan
usaha dalam waktu dekat .
melakukan
analisis
terhadap
kredit
yang
akan
1) Evaluasi
kredit.
pada
Perkiraan
rasio-rasio
tersebut
keuangan,
hendaknya
termasuk
terhadap
menentukan
kinerja
diperlukannya
manajemen
debitur
restrukturisasi
untuk
organisasi
tenaga
ahli
eksternal
untuk
melakukan
2) Pendekatan
membayar
debitur
sehingga
debitur
dapat
atas
jadwal
pembayaran
kembali
telah
(klausula)
pembayaran
kembali
sesuai
persyaratan
dalam
PPA
karena
peningkatan
kualitas
kredit
yang
penilaian
VII. PELAPORAN
1. Bank wajib melaporkan kepada Bank Indonesia seluruh restrukturisasi
kredit yang telah dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari
kerja setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan dengan
menggunakan formulir pelaporan restrukturisasi kredit sebagaimana
pada Lampiran III Surat Edaran Bank Indonesia ini.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, disampaikan kepada
Bank Indonesia dengan alamat:
a. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. MH. Thamrin No. 2,
Jakarta 10110, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja
kantor pusat Bank Indonesia;
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat
di luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia.
VIII. PENUTUP
VIII. PENUTUP
1. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka:
a. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 31/10/UPPB tanggal 12
November 1998 perihal Kualitas Aktiva Produktif dan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 31/11/UPPB tanggal 12 November
1998 perihal Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
b. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 31/12/UPPB tanggal 12
November 1998 perihal Restrukturisasi Kredit, dinyatakan tidak
berlaku bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional.
2. Lampiran-lampiran tersebut di atas merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
Ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak
tanggal 31 Januari 2005.
Demikian
BANK INDONESIA,
MAMAN H. SOMANTRI
DEPUTI GUBERNUR
- 23 -