You are on page 1of 26

ACARA III

TERMOKIMIA

A. PELAKSAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum
: a. Untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi
kimia.
b. Untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan
yang sederhana.
2. Waktu praktikum
: Jumat, 10 Oktober 2014
3. Tempat praktikum
: Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang sudah setara, berikut
perubahan entalpi reaksi yang dituliskan secara langsung setelah persamaan kimia.
Untuk reaksi natrium dan air, persamaan termokimianya dapat dituliskan sebagai
berikut :
2Na(s) + 2H2O(l)
2NaOH(aq) + H2(g) H = -367,5 KJ
Dalam persamaan reaksi kimia pada termokimia harus melibatkan fase zat- zat yang
bereaksi, sebab perubahan entalpi berlangsung pada fase zat. Sebagai contoh, reaksi
antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk air. Jika air yang diproduksi berupa
wujud cair akan dilepaskan kalor sebesar 483,7 KJ, tetapi jika air yang diproduksi
berupa uap, kalor yang dilepaskan sebesar

571,7 KJ. Persamaan termokimianya

adalah:
2H2(g) + O2(g)
2H2O(l)
H= -571,7 KJ
2H2(g) + O2(g)
2H2O(l)
H= -483,7 KJ
Persamaan reaksi ini menunjukkan perbedaan kalor saat uap air mengembun menjadi
air melepaskan kalor sebesar selisih H kedua reaksi diatas (Sunarya, 2001: 136).
Penemuan eksperimen bahwa apakah hampir semua reaksi kimia baik
menyerap atau melepaskan energi menghasilkan bahwa saat mengandung panas.
Akibatnya, panas reaksi merupakan selisih antara kandungan panas hasil (produk) dan
kandungan panas reaktan dapat dituliskan, sebagai berikut : H = Hproduk Hreaktan
Huruf latin delta () dipakai sebagai simbol perubahan. Pada pakar kimia memakai
istilah entalpi untuk kandungan panas suatu zat atau panas suatu reaksi, maka H
dalam persamaan sebelumnya berarti entalpi. Persamaan tersebut menyatakan bahwa
perubahan dalam entalpi selama reaksi sama dengan entalpi produk dikurangi entalpi
reaktan (Nathan, 2004: 135).

Kita campurkan reaktan (biasanya dalam larutan berair) kedalam cangkir


stiroform (styrofoam) dan mengukur perubahan suhu. Stioform adalah insulator yang
baik sehingga sangat sedikit yang terjadi transfer kalor antara cangkir dan udara
sekeliling. Seperti halnya kalorimeter bom, kalor reaksi didefinisikan sebagai kuantitas
kalor yang akan dipertukarkan dengan sekeliling dalam pengembalian kalorimetri ke
suhu awalnya. Namun, sekali lagi kalorimetri tidak secara fisik dikembalikan ke
kondisi awalnya. Kita hanya mengambil kalor reaksi sebagai negatif dari kuantitaf
kalor yang menghasilkan perubahan suhu dalam kalorimetri. Artinya digunakan
persamaan: qreaksi = qkalorimeter (Petrucci, 2007: 230).
Kalor reaksi dapat ditentukan dengan percobaan laboratorium atau dengan
perhitungan. Dengan perhitungan ada 3 cara yaitu berdasarkan hukum hess, dari kalor
pembentukan standar, dan dari energi ikatan. Hukum hess menyatakan bahwa yang
merupakan hasil dari sejumlah reaksi lain, perubahan entalpi total akan sama dengan
penjumlahan aljabar perubahan entalpi reaksi- reaksi yang bersangkutan. Secara
sederhana, hukum hess menyatakan bahwa perubahan entalpi total tidak bergantung
pada banyaknya tahapan- tahapan reaksi. Energi sebagai kalor mengalir dari benda
yang lebih panas (suhu lebih tinggi) kebenda yang dingin (suhu lebih rendah)
(Bresnick, 2002: 82).
Salah satu cara alternatif untuk mengukur kalor adalah dengan mengambil
keuntungan pda kenyataan bahwa bila kalor dipindahkan atau diambil dari suatu
senyawa dalam fasa tunggal dan tekanan tetap, suhu berubah secara berulang pada
nilai yang sama. Kapasitas kalor spesifik suatu bahan dalah jumalah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu massa seberat satu gram sebanyak 1oC. Jika jumlah
kalor yang dipindahkan dua kalinya, maka akan dapat dilihat perubahan suhu sebesar
dua kali (asalkan kapasitas kalor spesifik itu sendiri tidak berubah secara signifikan
dengan suhu). Perubahan suhu sejumlah senyawa tertentu dapat digunakan sebagai
pengukur jumlah kalor yang dipindahkan ke atau dari senyawa itu, ini digambarkan
dengan q = m.c.T, dimana q adalah kalor yang dipindahkan kebenda dengan massa
M kapasitas kalor spesifik C5 untuk menyebabkan perubahan suhu sebesar T
(Oxtoby, 2001: 169).
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan) energi,
umumnya dalam bentuk kalor. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara
energi ternal antara dua benda yang suhunya berbeda. Kita sering menyatakan aliran
elektron dan kalor dari benda panas ke benda dingin. Walaupun kalor itu sendiri
mengandung arti perpindahan energi yang terjadi selama proses tersebut. Ilmu yang

mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia (Chang,
2004: 161).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Buret 50 mL
b. Corong kaca 60 mm
c. Gelas arloji
d. Gelas kimia 100 mL
e. Gelas kimia 200 mL
f. Gelas kimia 250 mL
g. Gelas ukur 50 mL
h. Gelas ukur 100 mL
i. Kalorimeter
j. Kertas label
k. Klem
l. Lap
m. Mantel
n. Pipet tetes
o. Sendok
p. Statif
q. Stopwatch
r. Termometer 100oC
s. Tissue
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Etanol (C2H5OH(l))
c. Larutan asam klorida (HCl) 2 M
d. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 2,05 M
e. Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) 0,5 M
f. Padatan Zn
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penentuan tetapan kalorimeter
a. Dimasukkan 40 mL aquades ke dalam calorimeter dengan gelas ukur,
kemudian dicatat suhunya.
b. Dipanaskan 40 mL aquades dalam gelas kimia 20oC di atas suhu kamar.
c. Dicampurkan aquades yang sudah dipanaskan ke dalam kalorimeter, dikocok,
kemudian diamati dan dicatat suhunya selama 10 menit dengan selang waktu
1 menit.
2. Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
a. Dimasukkan 20 mL larutan CuSO4 0,5 M ke dalam larutan calorimeter.
b. Dicatat suhu selama 2 menit dengan selang waktu 30 detik.
c. Ditimbang dengan teliti 3-3,10 gram padatan Zn.
d. Dimasukkan padatan Zn ke dalam larutan CuSO4 di dalam calorimeter.
e. Dicatat suhu selama 10 menit selang waktu 1 menit setelah pencampuran.
3. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air

a. Dimasukkan 18 mL aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur.


b. Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu
30 detik.
c. Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 29 mL etanol ke
dalam kalorimeter.
d. Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan
selang waktu 30 detik.
e. Diulangi percobaan untuk campuran aquades dan etanol berturut-turut yaitu
27 ml : 19,3 ml, 36 ml : 14,5 ml, 36 ml : 11,6 ml, 36 ml : 5,8 ml dan 45 ml :
4,8 ml.
4. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
a. Dimasukkan 20 mL HCl 2 M ke dalam kalorimeter.
b. Dicatat kedudukan termometer.
c. Diukur 20 mL NaOH 2,05 M, dicatat suhunya (diatur agar suhunya sama
dengan suhu HCl).
d. Dicampur HCl ke NaOH dalam kalorimeter dan dicatat suhunya selama 5
menit dengan selang waktu 30 detik.
E. HASIL PENGAMATAN
No
1.

Prosedur percobaan
Penentuan Tetapan Kalorimeter
a. Aquades 40 ml dimasukkan ke
dalam kalorimeter dengan gelas ukur,
kemudian dicatat suhunya.
b. Aquades 40 ml dipanaskan ke dalam
gelas kimia 20C di atas suhu
kamar, dicatat suhunya.
c. Aquades yang dipanaskan
dicampurkan ke dalam kalorimeter,
dikocok atau diaduk, kemudian diamati
suhunya selama 10 menit dengan selang
waktu 1 menit setelah pencampuran.

F. ANALISIS DATA
Persamaan reaksi untuk setiap percobaan

Hasil pengamatan

a. H2O(l) + H2O(l) 2 H2O(l)


b. Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
c. C2H5OH(aq) + H2O(l) C2H5OH(aq) + H2O(l)
d. .HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Perhitungan
1.
Penentuan tetapan kalorimeter
a. Suhu awal air dingin (To)
To = 30C
= 30 + 237
= 303 K
b. Suhu awal air panas (Tt)
Tt = 50C
= 50 + 237
= 323 K
c. Suhu akhir campuran (suhu rata-rata(TR))
T1 = 40C + 273
= 313 K
T2 = 40C + 273
= 313 K
T3 = 39C + 273
= 312 K
T4 =38C + 273
= 311 K
T5 = 38C + 273
= 311 K
T6 = 38C + 273
= 311 K
T7 = 37C + 273
= 310 K
T8 = 37C + 273
= 310 K
T9 = 36C + 273
= 309 K
T10= 36C + 273
= 309 K
T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10
TR = 10
=

313+313+3 12 +311+311+311+310+310+309+ 309


10

3109
= 10

= 310,9 K
d.Suhu yang diserap kalorimeter (TA)
TA
= Tt - To
= (323 303)K
= 20 K

e. Kenaikan suhu aquades dingin (T)


T = TR - To
= 310,9 303
= 7,9 K
f. Penurunan suhu aquades panas (t)
t
= TR Tt
= 310,9 318
= -12,1 K
g.Kalor yang diserap aquades dingin (q1)
Diketahui :
aquades
= 1 gr/cm3
V aquades
= 40 ml
C aquades
= 4,2 J/gK
m aquades
=.V
= 1 gr/cm3 40 cm3
= 40 gram
q1
= m. c T
= 40 gr 4,2 J/gK 7,9 K
= 1327,2 J
h.Kalor yang dilepas aquades panas (q2)
q2
= m. c t
= 40 gr 4,2 J/gK -12,1 K
= -2032,8 J
i. Kalor ang diserap kalorimeter (q3)
q3
= q2 q1
= 2032,8 J 1327,2J
= 705,6 J
j. Tetapan kalorimeter (K)
q3
K
= T A
705,6
= 20 K

= 35,28 J/K
Grafik hubungan antara kenaikan suhu dengan selang waktu (t)

Y-Values
314
313
312
Y-Values

311
310
309
308
307
0

2. Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


a. Suhu rata-rata CuSO4 (Ta)
T1
= 32oC + 273
= 305 K
T2
= 32oC + 273
= 305 K
T3
= 32oC + 273
= 305 K
T4
= 32oC + 273
= 305 K
TR

T1 + T2 + T3 + T4
= n
305 + 305 + 305 + 305
= 4
1220
= 4

= 305 K
b. Suhu rata-rata campuran (Tb)
T1
= 34oC + 273
= 307 K
T2
= 35oC + 273
= 308 K
T3
= 36oC + 273
= 309 K
T4
= 38oC + 273
= 311 K
T5
= 39oC + 273

10

12

T6
T7
T8
T9
T10
Tb

= 312 K
= 40oC + 273
= 313 K
= 41oC + 273
= 314 K
= 41oC + 273
= 314 K
= 41oC + 273
=314 K
= 41oC + 273
= 314 K
=

T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 + T7 + T8 + T9 + T10
n
307+ 308+ 309+ 311+312+313+314+314+314+314
= 10
3116
= 10
= 311,6 K
= Tb Ta
= 311,6 305
= 6,6 K
d. Kalor yang diserap kalorimeter (q4)
q4
= k. t
= 35,28 6,6
= 232,848 J
e. Kalor yang diserap larutan (q5)
c. t

q5

= M C T1

mencari massa :
V CuSO4
n CuSO4

n Zn

= 20 mL = 0,02 L
= M.V
= 0,5 0,02
= 0,01 mol
m
= Ar
=

3
65,5

= 0,0458 mol
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Mmula mula 0,0458 0,01
0,01
0,01

bereaksi
Setimbang

0,01
0,04

Mr ZnSO4

= 161,5
massa
=
Mr

n
m ZnSO4

0,01
-

= n ZnSO4 . Mr
= 0,01 161,5
= 1,615 gram

Maka q5

= m.c.t
= 1,615 . 3,52 . 6,6
= 37,5196 J

f. Kalor yang dihasilkan oleh reaksi (q6)


q6
= q4 + q 5
= 232,848 + 37,5196
= 270,3676 J
o Entalpi reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)(Hr)
q6
Hr
= n ZnS O4
270,3676
= 0,01
=27036,76 J/mol
3. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
a. 18 ml air + 29 ml etanol
Suhu rata-rata air
T1
= 30oC + 273
= 303 K
T2
= 31oC + 273
= 304 K
T3
= 32oC + 273
= 305 K
T4
= 32oC + 273
= 305 K
T air

T1 + T2 + T3 + T4
= n
30 3 + 304 + 305 + 30 5
= 4
1217
= 4
= 304,25 K

0,01

0,01

Suhu etanol
T etanol

= 31C + 273
= 304 K
Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)
T air + Tetanol
Tm
= 2
304 ,25 + 30 4
= 2
=

608,25
2

= 304,125 K
Suhu rata-rata campuran (TA)
T1
= 33C + 273
= 306 K
T2
= 34C + 273
= 307 K
T3
= 33C + 273
= 306 K
T4
= 33C + 273
= 306K
T5
= 33C + 273
= 306 K
T6
= 32C + 273
= 305 K
T7
= 32C + 273
= 305 K
T8
= 33C + 273
= 306 K
TA

T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 + T7 + T8
= n
306 + 307 + 306 + 306 + 306 + 305 + 305 + 30 6
= 8
2447
= 8

= 305,875 K
= TA - Tm
= 305,875 304,125
= 1,75 K
Kalor yang diserap air (q7)
air
= 1 gr/ml
V air
= 18 cm3
C air
= 4,2 J/gK
m air
=.V
T2

= 1 18
= 18 gram
= m. c T2
= 18 4,2 1,75 K
= 132,3 J
Kalor yang diserap etanol (q8)
etanol
= 0,793 gr/cm3
V etanol
= 29 cm3
c etanol
= 1,92 J/gK
m etanol
=.V
= 0,793 gr/cm3 29 ml
= 22,997 gram
q8
= m. c T2
= 22,997 1,92 1,75 K
= 77,2699 J
Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
q9
= k. T2
= 35,28 1,75 K
= 61,74 J
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
q10
= q7 + q 8 + q9
= 132,3 + 77,2699 + 61,74
= 271,3099 J
Entalpi (H1)
m etanol
= 22,997 gram
Mr etanol
= 46 gr/mol
m
n etanol
= Mr
q7

22,997
= 46
= 0,4999 mol
H1

q 10
= n etanol
271,3099
= 0,4 999
= 542,7283 J/mol

b. 27 ml air + 19,3 ml etanol


Suhu rata-rata air
T1
= 30C = 303 K
T2
= 30C = 303 K
T3
= 30C = 303 K
T4
= 30C = 303 K

T1 + T2 + T3 + T4
T air = 4
303 + 303 + 303 + 303
= 4
=
-

1212
4

= 303 K
Suhu etanol
T etanol = 30C = 303 K
Suhu campuran antara etanol dan air
T air + T etanol
Tm = 2
303 + 303
= 2
=

606
2

= 303 K
Suhu rata-rata campuran (TA)
T1
= 35C = 308 K
T2
= 35C = 308 K
T3
= 34C = 307 K
T4
= 34C = 307 K
T5
= 34C = 307 K
T6
= 34C = 307 K
T7
= 34C = 307 K
T8
= 34C = 307 K
T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 + T7 + T8
TA = n
308 + 308 + 307 + 307 + 307 + 307 + 307 + 307
= 8
2458
= 8

= 307,25 K
T2 = TA - Tm
= 307,25 303
= 4,25 K
Kalor yang diserap air (q7)
air = 1 gr/cm3
V air = 27 cm3
c air = 4,2 J/gK
m air = . V
= 1 27
= 27 gram

q7= m. c. T2
= 27 4,2 4,25
= 481,95 J
Kalor yang diserap etanol (q8)
etanol
= 0,793 gr/cm3
V etanol
= 19,3 cm3
c etanol
= 1,92 J/grK
m etanol
=.V
= 0,793 19,3
= 15,3 gram
q8= m. c T2
= 15,3 1,92 4,25 K
= 124,8 J
Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
q9
= k. T2
= 6,3 4,25
= 26,8 J
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
q10
= q7 + q 8 + q9
= 481,95 + 124,8 + 26,8
= 633,55 J
Entalpi (H2)
m etanol
= 15,3 gram
Mr etanol
= 46 gr/mol
m
n etanol
= Mr
15,3
= 46

H2

= 0,33 mol
q 10
= n etanol
633,55
= 0,33
= 1919,8 J/mol

c. 36 ml aquades + 14,5 ml etanol


- Suhu rata-rata air
T1
= 30C = 303 K
T2
= 30C = 303 K
T3
= 30C = 303 K
T4
= 30C = 303 K
T1 + T2 + T3 + T4
T air = n

303 + 303 + 303 + 303


= 4
=
-

1212
4

= 303 K
Suhu etanol
T etanol = 30C = 303 K
Suhu campuran antara etanol dan air
T aquades + Tetanol
Tm
= 2
303 + 303
= 2
=

606
2

= 303 K
Suhu rata-rata campuran (TA)
T1
= 35C = 308 K
T2
= 35C = 308 K
T3
= 35C = 308 K
T4
= 35C = 308 K
T5 = 34C = 307 K
T6
= 34C = 307 K
T7
= 34C = 307 K
T8
= 34C = 307 K
T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 + T7 + T8
TA = n
308 + 308 + 308 + 308 + 307 + 307 + 307 + 307
= 8
24 60
= 8

= 307,5 K
= TA - Tm
= 307,5 303
= 4,5 K
Kalor yang diserap air (q7)
air = 1 gr/ml
V air = 36 ml
c air = 4,2 J/gK
m air = . V
= 1 36
= 36 gram
q7= m. c T2
= 36 4,2 4,5
T2

= 680,4 J
Kalor yang diserap etanol (q8)
etanol
= 0,793 gr/ml
V etanol
= 14,5 ml
c etanol
= 1,92 J/gK
m etanol
=.V
= 0,793 14,5
= 11,5 gram
q8= m. c T2
= 11,5 1,92 4,5
= 99,36 J
Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
q9
= k. T2
= 6,3 4,5
= 28,35 J
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
q10
= q7 + q 8 + q9
= 680,4 + 99,36 + 28,35
= 808,11 J
Entalpi (H3)
m etanol
= 11,5 gr
Mr etanol
= 46 gr/mol
m
n etanol
= Mr
11,5
= 46

H3

= 0,25 mol
q 10
= n etanol
808,11
= 0,25
= 3232,44

d. 36 ml air + 11,6 ml etanol


- Suhu rata-rata air
T1
= 30oC
= 303 K
o
T2
= 30 C
= 303 K
T3
= 30oC
= 303 K
o
T4
= 30 C
= 303 K
T1 + T2 + T3 + T4
T air = n
303 + 303 + 303 + 303
= 4

1212
4

= 303 K
-

Suhu Etanol
T etanol = 30oC = 303 K
- Suhu campuran antara etanol dan air
T air+T etanol
TM
=
2
=

303+ 303
2

606
2

= 303 K
- Suhu rata-rata campuran (TA)
T1
= 34oC = 307 K
T2
= 34oC = 307 K
T3
= 34oC = 307 K
T4
= 33,5oC = 306,5 K
T5
= 33oC = 306 K
T6
= 33oC = 306 K
T7
= 33oC = 306 K
T8
= 33oC = 306 K
T 1+ T 2+T 3+T 4+T 5+T 6+T 7+T 8
TA =
n
=

307 +307+307+306,5+306+ 306+306+306


8
2451,5
8

= 306,4 K
-

T2

= TA - Tm
= 306,4 303
= 3,4 K
Kalor yang diserap air (q7)
air = 1 gr/cm3
V air = 36 cm3
C air = 4,2 J/grK
m air = . V
= 1 . 36
= 36 gram

q7

= m . c . T2
= 36 4,2 3,4
= 514,08 J

Kalor yang diserap etanol (q8)


etanol
= 0,793 gr/cm3
V etanol
= 11,6 cm3
C etanol
= 1,92 J/grK
m etanol
= . V
= 0,793 11,6
= 9,2 gram
q8

= m . c . T2
= 92 1,92 3,4
= 60,06 J

Kalor yang diserap calorimeter (q9)


q9
= k . T2
= 6,3 3,4
= 21,42 J
Kalor yang dihasilkan pada kalorimeter (q10)
q10
= q7 + q 8 + q9
= 514,08 + 60,06 + 21,42
= 595,56 J
Entalpi (H4)
m etanol
= 9,2 gr
Mr etanol = 46 gr/mol
m
n etanol
= Mr
=

H4

9,2
46

= 0,2 mol
q10
= n etanol
=

595,56
0,2

= 2977,8 J
5. 36 ml air + 5,80 ml etanol
- Suhu rata-rata air
T1
= 30oC = 303 K
T2
= 30oC = 303 K
T3
= 30oC = 303 K

T4
Tair

= 30oC = 303 K
T1 + T2 + T3 + T4
= n
=

303+ 303+ 303+303


4

1212
4

= 303 K
Suhu Etanol
T etanol = 30oC = 303 K
Suhu campuran antara etanol dan air
T aquades+T etanol
TM =
2
=

303+ 303
2

606
2

= 303 K
Suhu rata-rata campuran (TA)
T1
= 34oC = 307 K
T2
= 33oC = 306 K
T3
= 33oC = 306 K
T4
= 33oC = 306 K
T5
= 33oC = 306 K
T6
= 33oC = 306 K
T7
= 33oC = 306 K
T8
= 33oC = 306 K
T 1+ T 2+T 3+T 4+T 5+T 6+T 7+T 8
TA =
n
=

307 +306+306+306+ 306+306+306+ 306


8

2449
8

= 306,13 K
-

T2

= TA - Tm
= 306,13 303
= 3,13 K
Kalor yang diserap aquades (q7)
air = 1 gr/cm3
V air = 36 cm3
C air = 4,2 J.grK

m air = . V
= 1 . 36
= 36 gr
q7

= m . c . T2
= 36 . 4,2 . 3,13
= 473,26 J

Kalor yang diserap etanol (q8)


etanol
= 0,793 gr/cm3
V etanol
= 5,80 cm3
c etanol
= 1,92 J/grK
m etanol
= . V
= 0,793 . 5,80
= 4,6 gram
q8

= m . c . T2
= 4,6 . 1,92 . 3,13
= 27,64 J

Kalor yang diserap kalorimeter (q9)


q9
= k . T2
= 6,3 . 3,13
= 19,72 J
Kalor yang dihasilkan pada kalorimeter (q10)
q10
= q7 + q 8 + q9
= 473,26 + 27,64 + 19,72
= 520,62 J
Entalpi (H5)
m etanol = 4,6 gr
Mr etanol = 46 gr/mol
m
n etanol
= Mr
4,6
46

= 0,1 mol

H5

q10
n etanol

520,62
0,1

= 5206,2 J/mol

6. 45 ml ir + 4,80 ml etanol
- Suhu rata-rata air
T1
= 30oC = 303 K
T2
= 30oC = 303 K
T3
= 30oC = 303 K
T4
= 30oC = 303 K
T1 + T2 + T3 + T4
Tair = n

303+ 303+ 303+303


4

1212
4

= 303 K
Suhu Etanol
T etanol = 30oC = 303 K
Suhu campuran antara etanol dan air
T air+T etanol
TM =
2
=

303+ 303
2

606
2

= 303 K
Suhu rata-rata campuran (TA)
T1
= 34oC = 307 K
T2
= 34oC = 307 K
T3
= 33oC = 306 K
T4
= 33oC = 306 K
T5
= 33oC = 306 K
T6
= 33oC = 306 K
T7
= 33oC = 306 K
T8
= 33oC = 306 K
T 1+ T 2+T 3+T 4+T 5+T 6+T 7+T 8
TA =
n
=

307 +307+306+306+ 306+306+306+ 306


8

2450
8

= 306,25 K
-

T2

= TA - Tm
= 306,26 - 303

= 3,25 K
Kalor yang diserap air (q7)
air = 1gr/cm3
V air = 45 cm3
c air = 4,2 J/grK
m air = . V
= 1 . 45
= 45 gr
q7

= m . c . T2
= 45 . 4,2 . 3,25
= 614,25 J

Kalor yang diserap etanol (q8)


etanol
= 0,793gr/cm3
V etanol
= 4,8 cm3
c etanol
= 1,92 J/grK
m etanol
= . V
= 0,793 . 4,80
= 3,8 gram
q8

= m . c . T2
= 3,8 . 1,92 . 3,25
= 23,71 J

Kalor yang diserap kalorimeter (q9)


q9
= k . T2
= 6,3 . 3,25
= 33,152 J
- Kalor yang dihasilkan pada kalorimeter (q10)
q10
= q7 + q 8 + q9
= 614,25 + 23,71 + 20,48
= 658,44 J
- Entalpi (H6)
m etanol
= 3,806 gr
Mr etanol
= 46 gr/mol
m
n etanol
= Mr
=

3,8
46

= 0,083 mol
H6

q10
n etanol

658,44
0,083

= 7933 J/mol
-

Tabel Perbandingan mol aquades : mol etanol dan H

Volume (cm3)

Massa (gr)

o
1

Air

etanol

air

etanol

18

29

18

27

19,3

36

n air
n etanol

H
mol

Tm

TA

22,997

303,5

306,375

2,875

726,15

27

15,3

303,0

307,25

4,25

1919,8

14,5

36

11,5

303,0

307,5

4,5

3232,44

36

11,6

36

9,2

303,0

306,4

3,4

2977,8

10

36

5,8

36

4,6

303,0

306,13

3,13

5206,2

20

45

4,8

45

3,8

303,0

306,25

3,25

7933

30

G. PEMBAHASAN
Termokimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam
suatu reaksi. Dalam reaksi termokimia, ada reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm)
dan ada reaksi yang menerima kalor (endoterm). Pada reaksi termokimia eksoterm,
H reaksi berharaga negatif sedangkan pada freaksi endoterm, H berharga positif.
Termodinamika merupakn cabang ilmu yang menangani hubungan kalor, kerja dan
bentuk lain dari energi dan kesetimbangan, kimia dalam reaksi kimia. Dimana
termodinamika memiliki hubungan yang erat dengan termokimia, atau yang
mengalami pengukuran dan penafsiran keadaan serta pembentukan kimia. Ditinju dari
jenisnya reaksi, terdapat empat jenis reaksi kalor yaitu kalor pembentukan, kalor
penguraian, kalor penetralan dan kalor reaksi.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan energi yang
menumpuk dengan cara mengukur perubahan suhu yang terjadi atau perubahan efek
ternal lainnya. Sebuah kalorimeter adalah alat yang digunakan dan dipakai untuk
percobaan yang berhubungan dengan kalor. Kalorimeter didesain sedemikian sehingga
perpindahan kalor ke lingkungannya terjadi seminimum mungkin. Pada dasarnya
sebuah kalorimeter terdiri dari dua bejana yang dipisahkan oleh suatu ruang udara.
Bejana disebelah dalam terbuat dari alumunium mengkilat untuk mengurangi
penyebab penyerapan kalor oleh dinding bejana. Tutup bejana terbuat dari kayu yang

merupakan penghantar yang buruk agar tidak banyak panas yang hilang. Kalorimeter
dapat digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat.
Pada percobaan pertama yaitu penetapan tetapan kaorimeter dan penentuannya.
Pada percobaan ini dicampurkan air panas dan air dingin, karena air panas dan air
dingin akan menghasilkan T yang cukup besar. Pada pencampuran air panas dan air
dingin didalam kalorimeter dilakukan pengukuran selama 10 menit dengan selang
waktu 1 menit. Setelah dilihat dari suhunya ternyata suhu tampak menurun dari T 1
sampai dengan T10. Dari analisis data yang dilakukan, didapatkan t = -12,1 K. Tanda
negatif menunjukkan bahwa reaksi yang berlangsung eksoterm, karena terjadinya
pencampuran ar dingi dan air panas, maka bisa dikatakan bahwa air dingin mengalami
kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu, sehingga kalor mengalami
perubahan mengalir dari sistem (larutan) ke lingkungan (kalorimeter). Hal ini sesuai
dengan hukum termodinamika I yang menyatakan energi dalam sistem tersekat
adalah tetap (asas kekekalan energi). Berlaku juga asa black karena jika dua benda
yang suhunya berbeda dicampurkan maka benda yang lebih panas melepaskan kalor
yang sama dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda tersebut untuk menaikkan
suhunya sebesar itu juga.
Pada percobaan kedua yaitu penetralan kalor reaksi Zn (s) + CuSO4(aq).
Pencampuran antara Zn dan CuSO4 dimana persamaan reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut:
Zn(s) + CuSO4(aq)

CuSO4Zn SO4

Dengan pengamatan suhunya selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit, suhunya
mengalami perubahan yang berupa penurunan dan peningkatan suhu. Suhu campuran
pada T1 dan T2 mengalami penurunan, kemudian pada T3 sampai dengan T10
mengalami peningkatan suhu yang disebabkan karena pada temperatur didalam
kalorimeter campuran larutan tersebut terus dikocok secara konstan, sehingga kalor
mengalami perubahan atau mengalir dari lingkungan (kalorimeter) ke sistem (larutan)
dan menyebabkan terjadinya reaksi endoterm, selain pada campuran tertentu tersebut
terjadi perubahan warna. Dimana larutan CuSO 4 yang mula- mula berwarna biru tua,
kemudian setelah dikocok larutan CuSO4 tersebut berubah menjadi warna hitam, hal
ini disebabkan kareana posisi Cu dalam deret volta terletak pada bagian yang berada
disebelah kiri Zn artinya semakin ke kiri maka suatu logam memiliki reduktor yang
kuat sehingga dapat mereduksi bagian yang berada disebelah kanan seperti Zn. Pada

percobaan yang menurun, hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu atau ketidakpastian
dalam melihat hasil pengamatan. Dapat dilihat bahwa jika volume air diperkecil dan
volume etanol diperbesar maka nilai akan semakin kecil. Jadi, apabila etanol
dilarutkan dalam air yang volume etanol dalam air tidak terhingga (sangat besar),
maka reaksi semakin besar (tak terhingga) dapat dikatakan dalam keadaan maksimum.
Pada percobaan ketiga yaitu penentuan kalor pelarut etanol dalam air, dalam
percobaan yang dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan dengan perbandingan volume
air dan volume etanol yang berbeda- beda. Pada percobaan 1,2,3,4, dan ke-6 terjadi
peningkatan H dari hasil analisis data yang telah dilakukan. Hal ini disebabkan
karena etanol yang dilarutkan dalam air yang volumenya cukup besar atau banyak
menyebabkan peningkatan reaksi yang cukup tinggi dan dapat dalam keadaan
maksimum. Namun, berbeda dengan percobaan ke-5 terdapat H yang mengalami
penurunan yang cukup signifikan, ini disebabkan pengaruh suhu dan ketidakpastian
dalam percobaan perbandingan takaran antara volume air dan volume etanol. Kalor
atau pelarutan etanol dapat diperoleh dengan cara mencampurkan zat terlarut kedalam
kalorimeter yang berisi ir dingin, sehingga akan bereaksi dan akan timbul suatu reaksi
yang disertai dengan perubahan suhu dan pelepasan sejumlah kalor. Perubahan
kalornya tergantung pada konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk. Dalam
percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan, sehingga temperatur air dengan etanol yang
dicampurkan akan meningkat. Adapun peningkatan suhu campuran dapat terjadi
karena adanya kalor pelarut yaitu kalor yang menyertai pelarutan etanol dalam air.
Kalor pelaruttan etanol dalam air. Kalor pelarutan standar menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar.
Pelarutan etanol dalam air menghasilkan perubahan kalor maksimum saat etanol
dilarutkan didalam air yang tak terhingga. Pada grafik perubahan entalpi semakin
besar maka mol etanol masih mengalami penurunan, meskipun H mengalami
penurunan H kembali sedikit naik pada saat mencapai jumlah mol yang paling
minimum. penurunan H disebabkan pleh jumlah air yang terlalu besar sedangkan
jumlah etanol terlalu kecil sehingga air tidak dapat menyerap kalor yang berasal dari
etanol lagi.
Pada percobaan keempat yaitu penentuan kalor penetralan antara HCl dan
NaOH. HCl meruoakan asam sedangkan NaOH merupakan basa dan apabila kedua

larutan tersebut direaksikan maka akan menghasilkan garam dan air yang bersifat
netral. Reaksinya yang berlangsung dapat dituliskan sebagai berikut :
NaOH(aq) + HCl(aq)

NaCl(aq) + H2O(l)

Pengamatan suhu NaOH dan suhu HCl masing- masing memiliki suhu sebesar 33 oC
dan 33oC, setelah mengalami pencampuran kedua larutan tersebut didapatkan suhu
sebesar 33,5oC, sehingga reaksi tersebut dapat dikatakan sebagai reaksi endoterm,
karena mengalami penurunan suhu atau dapat juga dikatakan sebagai reaksi yang
mengalami penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem. Dan pada permukaan luar
kalorimeter suhunya terasa hangat, selain itu pada saat reaksi ini juga terdapat asap
dari dalam kalorimeter yang merupakan uap air yang terbentuk dari pencampuran
kedua larutan tersebut. Kestabilan suhu pada larutan yangb dapat terjadi bila kalor
yang diterima sama dengan kalor yang kalor yang diserap oleh suatu larutan. Apabila
suhu pada kalorimeter meningkat maka disebut dengan reaksi eksoterm sedankan
apabila suhu pada kalorimeter menurun maka disebut reaksi endoterm. Naik atau
turunnya suhu dipengaruhi oleh suhu dalam ruangan dan pada saat larutan dalam
kalorimeter itu terus dikocok. Pencampuran basa kuat dan kedalam asam kuat
mengakibatkan adanya netralisasi yang disebabkan oleh netralisasi asam oleh basa
kuat. Jika basa kuat dan asam kuat direaksikan maka akan terbentuk gram (NaCl) yang
bersifat netral, tidak bersifat asam atau basa. Suhu campurannya meningkat karena
pada saat itu mengalami perubahan reaksi pada permukaan luar kalorimeter suhu,
hangat disebabkan kalor mengalir dari sistem ke lingkungan disebut eksoterm. Prinsip
pada percobaan ini adalah Azas Black, yang menyatakan bahwa kalor yang dilepas
sama dengan kalor yang diterima. Sedangkan metode yang digunakan dalam satu
sistem adiabatik. Pencampuran dilakukan agar larutan asam dan basa ternetralisasi
sehingga dapat kalor netralisasinya. Sedangkan pengadukan bertujuan untuk
mempercepat adanya transfer elektron dari ion- ion yang ada dalam larutan.
Nalai kalor netralisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti massa asam dn
basa, perubahan kalorimeter dan zat- zat yang berfungsi sebagai penyerap kalor dalam
sistem kalorimeter. Faktor- faktor tesebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
reaksi. Azas Black atau hukum black yaitu:
Qlepas = Qterima

Dalam sistem ini, campuran asam dan basa akan melepaskan kalor pada saat proses
ionisasi asam lemah maupun basa kuat. Sebagia rinciannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Qlepas = Qterima
Nilai kalor merupakan campuran dari asam dan basa. Pengukuran suhu campuran
mengalami penurunan suhu. Hal ini membuktikan bahwa campuran asam dan basa
tersebut melepas kalor (terjadi penurunan suhu sistem) adalah benar. Reaksi ini
termasuk reaksi eksoterm diman sistem (NaCl) menerima kalor dari lingkungan (HCl).
Setiap larutan yang direaksikan dengan larutan alin atau juga menghasilkan
reaksi, diman hasil reaksinya ini dapat dilihat dari perubahan suhu awal dengan
terjadinya pada suhu akhir. H awal atau H pertama sampai dengan H berikutnya
berbeda- beda dan akan menghasilkan senyawa- senyawa yang baru pula.

H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan analisi data dapat disimpulkan bahwa:
1. Perubahan energi pada reaksi kimia ditandai dengan kalor reaksi, yaitu reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm dimana pada reaksi tersebut terjadi perubahan atau
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem dan sebaliknya, selain itu juga
2.

ditandai dengan peningkatan suhu atau penurunan suhu.


Dengan reaksi- reaksi yang sederhana, perubahan kalor dalam reaksi dapat
ditentukan dengan cara menganalisis perubahan suhu dan perpindahan energi
dalam suatu reaksi, sehingga didapatkan tetapan kalorimeter sebesar 35,28 J/K.

You might also like