Professional Documents
Culture Documents
000,-
Saleuem
Surat
06 Kolom | Azhari
39
Nurdin Hasan, Irfan Sofni,
Adi Warsidi
Redaktur Fakhrurradzie Gade
Redaktur Foto Fauzan Ijazah
Pelesir Sauna di Kaki Bukit
Koordinator Liputan
Maimun Saleh
Wartawan Mismail
Laweueng, Dedek Parta,
Daspriani Y Zamzami, Riza
Nanggroe 41 Kisah Usang Rompak Tanggung
Oz, Jamaluddin (Banda Aceh),
Imran MA (Lhokseumawe),
45
Halim Mubary (Bireuen),
Fotografer Hasbi Azhar,
Chaideer Mahyuddin
Gaya Hidup Demam Juan Carlos di Seutui
Keuangan Abdul Munar
Penata Letak Khairul Umami
47
Ombudsman Stanley
Kolumnis Azhari
Distribusi Muhammad Yusuf, Sains_Buku Pengakuan bandit
Alamat Jl. Angsa No 23
Batoh, Banda Aceh
Telepon 0651.7458793
website www.acehkini.co.id
e-mail redaksi@acehkini.co.id 49 Figura
Surat
Orangutan
Dua pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA-NAD) mengobati anak Orang-
utan sitaan di kandang penampungan kantor BKSDA NAD Banda Aceh. Perburuan liar
dan kerusakan hutan menjadi ancaman utama populasi Orangutan Sumatera (Pongo
abelii) yang diperkirakan kurang dari 6000 ekor yang masih tersisa di habitat aslinya.
[Hasbi Azhar]
Menyelamatkan Hutan Aceh Banjir tentu tak datang andaikan Genangan air di mana-mana jika musim
Menyimak berbagai informasi tentang bumi Aceh masih tertutup hutan, karena hujan tiba, seperti di Jln Pante Kulu, yang
perkembangan hutan di Aceh, hati saya salah satu fungsi hutan adalah sebagai berdampingan dengan Masjid Raya Baitur-
jadi trenyuh. Bagaimana tidak, Aceh yang pengendalian banjir kala musim penghu- rahman. Itu ialah salah satu jalan yang
dikatakan oleh pakar kehutanan masih jan tiba. Akibat banjir, masyarakat yang sangat jorok dengan tumpukan sampah dan
memiliki hutan terbaik di pulau Sumatera, tidak berdosa ikut merasakan dampaknya, genangan air.
ternyata dari hari ke hari nasib hutan Aceh padahal mereka tidak ada sangkut pautnya Saluran yang ada tak berfungsi dan
semakin menghilang dan luasnyapun terus dengan kerusakan hutan. Kerugian moril banyak tersumbat sampah. Kesadaran
berkurang. dan materil tak terelakkan. Itu baru satu masyarakat sendiri masih kurang terhadap
Padahal kita belum tahu seutuhnya dampak yang muncul, belum lagi dampak kebersihan. Padahal, pasar Aceh berdamp-
potensi hutan yang kita miliki. Hal ini lain, seperti kemarau panjang. ingan dengan Masjid Raya Baiturrahman
mengacu pada data yang ada, yakni tentang Itu pula alasan mengapa hutan harus yang banyak dikunjungi oleh tamu-tamu
luasan hutan Aceh tahun 2007 seluas 5. tetap dilestarikan. Kita tahu gubernur Aceh dari luar Aceh dan wisatawan asing.
356. 557 Ha. Dari luas itu, 1. 526. 800 Ha, sudah mengeluarkan moratorium logging, Kenyamanan berbelanja di pasar Aceh
teridentifikasi kritis dengan rincian dalam tapi aturan hanya tinggal aturan, peker- sangat tidak ada dengan kondisi jorok dan
kawasan hutan 788.600 Ha, dan di luar jaan ilegal menebang hutan tetap berjalan. genangan air di mana-mana. Bagaimana
kawasan 738.200 Ha. Dari data itu, jelas Saya bukan pesimis, hanya saja khawatir kita mau menciptakan kota yang “beriman”
terlihat kerusakan dalam hutan jauh lebih karena sampai sekarang belum ada satu (bersih, indah dan nyaman jika) Pasar Aceh
besar dibanding kawasan luar kawasan lembagapun yang mampu menyelamatkan yang merupakan pasar terbesar di Banda
hutan. hutan Aceh. Aceh dan terletak di jantung kota tidak
Dapat dibayangkan apa yang terjadi Saya malah jadi bertanya siapa sebe- bisa kita jaga kebersihannya. Kepada pihak
kalau penyusutan demi penyusutan terus narnya yang mampu menyelamatkan hutan terkait, tolong memperhatikan masalah ini
terjadi. Lihatlah air bah yang menghantam Aceh? Dinas Kehutanankah yang merupa- agar Pasar Aceh bebas dari sampah dan
kawasan Samahani dan Leupung, hari kan lembaga pemerintah di bidang hutan, genangan air. Terimakasih.
Minggu, 19 Oktober 2008. Dan yang paling polisikah, LSMkah atau masyarakat biasa Munandar, Banda Aceh
hangat lagi, peristiwa banjir yang melanda yang bermukim di sekitar kawasan hutan.
tiga kabupaten di Aceh, yakni Aceh Jaya, Wassalam. Jangan Berjanji
Aceh Barat dan Nagan Raya. Ruskhanidar, Staf pengajar Menanggapi pihak-pihak yang secara
Bencana yang terjadi hampir sepekan di STIK Pante Kulu, Banda Aceh tegas menyatakan menolak keberadaan UU
lamanya membuat ribuan warga harus Pornografi, Wapres Jusuf Kalla mempersi-
mengungsi, meninggalkan rumahnya ke Pasar Aceh Jorok lakan mereka melakukan uji materi terh-
tempat lain yang lebih aman, karena ket- Saat kita melintasi dan singgah di pasar adap undang-undang yang telah disahkan
inggian air mencapai satu meter lebih. Aceh, kesan pertama terekam adalah jorok. DPR itu, ke Mahkamah Konstitusi.
4
Saleuem
Wali
Jusuf Kalla menilai, sebagian besar “Apa lagi yang harus kita tulis? kapten tim sepakbolanya di tulisan: Reuni
masyarakat tidak melihat UU Pornografi Semua angle telah ditulis koran,” celetuk Kapten dan Penyerang.
secara utuh. Akibatnya, UU itu sering kali Yuswardi, sambil menyeruput kopi. Empat Malam deadline tiba. “Innalillahi
dikaitkan dengan masalah agama. Padahal hari menjelang deadline, dia masih uring- wainnailaihi rajiun, ayahanda Radzie me
UU Pornografi sangat dibutuhkan untuk uringan memilih arah laporannya. “Tak ninggal,” ujar Nurdin Hasan, anggota dewan
melindungi generasi muda. mungkin habis. Tak terbatas sudut pandang redaksi, usai menerima telepon dari jurnalis
Bahkan, Amerika Serikat (AS) yang sebuah peristiwa,” ujar koordinator liputan ACEHKINI yang baru beberapa menit
dikenal sebagai negara yang paling bebas memberi semangat, sambil menyalakan meninggalkan markas redaksi. Radzie yang
masih menjunjung tinggi masalah moral. rokok. Dialog itu berlangsung di warung dimaksud, Fakhrurradzie Gade, redaktur
Hal ini terbukti, 48 dari 50 negara bagian kopi, bukan forum rapat. senior. Kabar itu masuk, hanya sekitar
di AS memiliki UU Pornografi. Yuswardi wajar pusing, dia satu- 15 menit menjelang rencana besuk awak
Selama ini, peraturan perundangan satunya jurnalis ACEHKINI yang memiliki redaksi ke Rumah Sakit Fakinah, Banda
yang ada di Indonesia, seperti Kitab press card bertulis “Delegasi Wali”. Kartu Aceh.
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), identitas jurnalis itu, dikeluarkan panitia Semua awak ikut mengantarkan jenazah
UU Penyiaran, dan UU Pers, belum bisa penyambutan Hasan Tiro, khusus bagi almarhum ke Keumala, Pidie. Dini hari,
menjadi payung hukum yang memadai jurnalis yang meliput sejak dari Malaysia. usai mengirim doa dan mengaji untuk
dalam upaya pemberantasan pornografi Selain majalah ini, hanya dua media lokal ayahanda, Radzie mendatangi awak redaksi
karena terlalu umum dan sumir. Demikian lain yang memiliki kesempatan serupa, satu di perkarangan rumah. “Maaf saya tak bisa
juga dengan undang-undang lain. pesawat dengan Hasan Tiro. melanjutkan tugas,” ujarnya dengan mata
Aturan perundangan yang ada juga Sebagai majalah yang terbit bulanan, masih berkaca. Esoknya, usai pemakaman,
belum memuat ketentuan tentang tindak tentulah koran lebih cepat menyajikan in- Radzie memberi flashdisk ke salah seorang
pidana bagi korporasi yang memproduksi formasi ke hadapan anda. Bagi ACEHKINI awak redaksi. Isinya laporan setengah jadi
dan menyebarluaskan materi pornografi. itulah tantangannya, mengendus informasi soal kunjungan Hasan Tiro ke Pidie. Jatah
Oleh karena itu, seyogyanya pihak-pihak menarik, komplit dan tentunya tak ‘tercium’ Radzie diselesaikan awak redaksi lain.
yang menolak UU Pornografi betul-betul media lain. Sudah menjadi komitmen kami, Di luar laporan utama, ada kisah sepak
memahami tujuan dibuatnya UU tersebut. kepuasan pembaca tetap nomor satu. Ihwal terjang “pasukan pedang” yang penuh
Jangan terlalu mendramatisasi UU kunjungan sumber paling diburu kuli tinta sensasi di Aceh Utara. Lewat dua tulisan,
Pornografi seolah-olah keberadaannya itu di negeri jiran, silakan anda baca: Ak hir kami kisahkan pada anda riwayat lahirnya
akan mengakibatkan disintegrasi bangsa. Diari Sang Wali. Tulisan itu menemani tu- kelompok yang terkenal dengan berbagai
Sebab UU Pornografi sama sekali tak lisan utama ber aksi kriminal ini. Selain itu, kondisi terakhir
bermaksud memasung keragaman suku tajuk: Wali Nang Sawang dan usaha yang dilakukan pihak
bangsa, budaya dan agama. Juga tidak groe di Simpang kepolisian membangun rasa aman.
untuk mematikan kreativitas para seniman Jalan. Sebagai bentuk keprihatinan terhadap
selama karya-karyanya tak dimaksudkan Bak menyu kondisi nelayan, sebuah potret kehidupan
untuk merusak moral bangsa. sun ‘angkatan pemburu hiu kami sajikan. Simaklah lika-
Pandanglah UU Pornografi dengan perang’, rapat liku nelayan Aceh dari lautan hingga jeruji
pandangan lebih luas. Jangan melihatnya edisi ini sengit. besi di negeri jiran. Miris. Demi sirip hiu,
memakai kacamata kuda. Kita butuh UU Pembagian pos nanggroe ini dikenal rumah para rompak.
ini untuk melindungi generasi muda dari liputan, terasa Di rubrik politik dan hukum, kami per-
upaya pihak-pihak tertentu yang ingin sulit dengan lihatkan fakta hiruk-pikuk politik di Aceh,
merusak moral bangsa. jumlah jurnalis ternyata seram juga. Sesama bangsa Aceh,
Rendy Kameswara, terbatas. Setelah saling ancam terjadi. Di lain sisi, Aceh ber-
Perum Pojok Salak Blok 18/27, sukses ‘menem- tarung dengan Jakarta berebut kuasa mer-
Jonggol-Bogor bus’ Malaysia, tibalah saat mengejar ‘wali’ ekrut Panwas. Apa jadinya Pemilu di Aceh
ke Pidie. Sehari sebelum Hasan Tiro ke Cot bila wasitnya hadir di saat waktu hendak
Mali, Dusun Tanjung Bungong, Kecamatan berakhir.
Bakti, Pidie, tiga jurnalis dan seorang fo- Politik memang rumit. Sebab itu, ACEH-
tografer majalah ini sudah patroli keliling KINI menurunkan laporan pemandian pa-
kampung melihat persiapan warga. nas Weh Pesam di Bener Meriah, agar anda
Tim yang dipimpin Fakhrurradzie ini tidak lupa berwisata itu penting. Di rubrik
surat/foto untuk redaksi harap dialamatkan ke: sukses. ‘Sagoe Pidie’ menurunkan laporan lifestyle ada kabar gembira, kebiasaan Juan
Jl. Angsa No. 23, Batoh sisi lain tingkah polah mantan pasukan elit Carlos, pelatih sepak bola asal Argentina itu,
Lueng Bata, Banda Aceh GAM saat bertugas, ditulis dalam laporan: kini bisa dinikmati di Banda Aceh. Selamat
atau Berbagi Anggur Pengawal ‘Wali’. Ada pula membaca! [a]
redaksi@acehkini.co.id keharuan pertemuan Hasan Tiro dengan
Warisan
A Z H A R I
azhari.aiyub@ymail.com
Kehampaan
Bagai seorang tukang sulap dia telah
melenyapkan hasil karya lebih dari seorang tukang
sulap yang lain – mereka yang menebarkan ilusi un-
tuk meyakinkan warga negara-bangsa bekas koloni
Hindia Belanda ini bahwa keindonesian bukanlah
sebuah kebetulan sejarah melainkan sesuatu yang
tumbuh dari akar yang sama.
Dalam pernyataan-pernyataan politiknya ke-
mudian baik untuk menemukan dasar bagi gerak
an perlawanan yang dia letupkan maupun untuk
mempertebal keyakinan di tengah-tengah massa
yang mendukung gagasannya, kita lihat dia telah
menempatkan Aceh jauh di seberang cakrawala
keindonesian yang hiruk-pikuk, membuat Aceh
kian sepi dan terasing – bagaikan bayangan di-
rinya sendiri.
Tapi adakah yang cacat dengan sepi dan keter
kita tidak asingan? Sama sekali tidak, karena lebih baik men-
erima takdir sebagai terasing dan sepi daripada
pernah tahu mengikuti satu karnaval yang hiruk-pikuk tapi tak
kurang menyedihkan.
Dan bukankah oleh sepi dan pengasingan yang
apakah tujuan tak terpermanai ini pula, Aceh bertemu kembali
dengan sebuah identitas (saya tak suka istilah ini,
kepulangannya tapi apakah yang lebih tepat dari itu?) lama yang
datang dari masasilam dan terkubur ke dalam
untuk mengubur masasilam pula.
Cerita-cerita tentang kejayaan unifikasi Aceh
yang terbentang dari pantai barat Sumatera hingga
imajinasi yang ke semenanjung Malaya; kisah-kisah penaklukan
yang gemilang; lasykar gajah dan kiriman upeti;
pernah dia berkelindan bersama kisah yang datangnya pada
abad lain yang lebih baru, ketika Aceh menolak
kreasikan itu, takluk kepada Hindia Belanda, sementara di saat
yang sama mungkin orang Aceh melihat cacat yang
lain, yakni ketika negeri koloni itu bukan hanya su-
atau justru dah menjinakkan tapi sekaligus membuat birokra-
si kolonial dapat berjalan dengan rapi atas hampir
untuk kian seluruh kepulauan di Nusantara.
Masasilam itu bagai mesin waktu yang canggih
mengukuhkannya. dan hadir dalam imajinasi orang Aceh masakini,
dan pengaruhnya mungkin bagai kafein dalam
segelas kopi yang pekat, yang menggetarkan saraf
tidur yang hendak tunduk karena kantuk.
Itu sebabnya, di tengah keterasingan dan ke
sepian itu, masalalu cenderung lebih dekat dengan
Mifta Sugesti @ Miras Creative
6
masadepan dalam kepala hampir sebagian besar hal itu ternyata lebih baik daripada eksis dalam
orang Aceh. Bagi orang Aceh tak ada yang lebih sebuah masadepan yang menyedihkan seperti apa
akbar selain kisah kemuliaan dan kegemilangan yang terhampar atau tersedia dalam horison kein-
Iskandar Muda. Tapi kita juga tahu, masa kegemi- donesian. Atau sebuah kemungkinan lain yang
langan itu bukan tak penuh dengan aib dan cela di sama tragisnya: pada akhirnya atas kuasa waktu
tengah-tengah legenda keadilannya yang terpuji pula, kepercayaan itu juga takluk pada keterbatasan
itu. Marcel Proust, seorang penulis Perancis, yang imajinasi sendiri dan menerima segenap hal yang
meminati tema seberang-ruang dan lintas-waktu, menyedihkan itu dengan hati yang ikhlas.
mungkin akan terpana tapi mungkin juga sekali- Di sinilah saya kira pada saat yang sama dia da-
gus takjub, oleh karena dia percaya bahwa men- tang dengan gagasannya, yaitu Nasionalisme Aceh,
cari masasilam itu sungguhlah sebuah kerja yang dan berjumpa dengan kenyataan tersebut – sebuah
sia-sia, tapi lihatlah di Aceh, orang bahkan sudah waktu-lampau yang tak mau bergerak. Perpaduan
menemukan waktu-balik atau masasilamnya dan ini, telah memungkinkan masasilam yang penuh
sudah pada tahap untuk memutuskan, kalau boleh kegemilangan itu, yang selama ini hanya citra yang
memilih, bahwa masadepan sekurang-kurangnya buram, untuk dapat diraba dan dilihat, sehingga
haruslah tak jauh berbeda dengan masalalunya. masadepan terpampang dengan lebih jelas.
Datang dari manakah citra yang demikian hampa Dia kini pulang, dia yang telah sekian lama
seperti itu? Kalau bukan atas sebuah waktu yang dari kejauhan dan ketaktersentuhan mengirim-
berhenti pada lintasannya, waktu yang menolak kan badai imajinasi dalam pikiran orang Aceh.
untuk bergerak, masalalu yang berkilau dan punya Dan terhadap Aceh siapakah kiranya yang dapat
harga seperti permata. membantah bahwa imajinasi yang dia kirimkan
Sebelum dia menghembuskan imajinasi itu itu tidak memporak-porandakan sebuah pangkal
dari kejauhan, warisan masasilam itu berada pada an kesadaran lama hasil khayalan Soekarno dan
sebuah ruang hampa, di mana orang Aceh akan teman-temannya tiga perempat abad silam. De
terus hidup dalam cangkang masalalunya, sebab ngan imajinasi baru yang dia kirimkan itulah, dari
kejauhan dan ketaktersentuhan, dia bukan hanya
dapat menjaga sebuah jarak dengan kampung
halamannya tapi sekaligus menghidupkan sebuah
masa lampau.
Kini dia pulang, demikian dekat, berhadap-
hadapan, dia bahkan dapat disentuh oleh massa
yang tersihir oleh imajinasinya. Dia disambut oleh
rakyatnya dalam kelimun imajinasi yang dia cip-
takan sendiri. Tapi kita tidak pernah tahu apakah
tujuan kepulangannya untuk mengubur imajinasi
yang pernah dia kreasikan itu, atau justru untuk
kian mengukuhkannya. Di sini kita bertanya akan
bernasib seperti apakah imajinasi yang telah di-
hembuskannya itu? Saya tidak yakin, walaupun
dia menginginkannya, bahwa imajinasi itu akan
bisa tercerabut begitu saja dalam kesadaran mas-
sa, oleh karena dia sendiri telah meletakkan dasar
yang teramat kokoh atas hal itu. Imajinasi memang
akan terpelihara dengan lebih baik dalam asuhan
orang yang melahirkannya, tapi bukan berarti tan-
pa ibu-kandungnya imajinasi itu tidak dapat mem-
pertahankan dirinya.
Kita sekarang sedang menanti masa depan dari
imajinasi itu, apakah waktu akan melenyapkan-
nya bagai dulu dia melenyapkan sebuah imajinasi
yang lain, atau terus tumbuh tanpa bisa dicegah.
Tapi benarkah bahwa warisan masasilam itu akan
bebas dari kehampaannya dan tetap berada pada
sentrum gravitasinya? Oleh karena Nasionalisme
Aceh adalah sebuah temuan baru, nasionalisme
yang mungkin masih samar-samar, bentuknya be-
lum tercetak jelas hingga hari ini. Perang memang
telah usai, tapi apakah imajinasi telah selesai? [a]
8
di Simpang Jalan
10
Menurutnya, tak bertemu Hasan Tiro tidak
bisa dijadikan alasan menunda penyelesaian
qanun. ”Kalau sudah diusahakan dengan
berbagai jalan, tapi tidak bertemu, ya harus
diselesaikan,” ujar Dekan Fakultas Hukum,
Unsyiah, ini.
Apalagi, kata dia, secara hukum, ke-
wenangan wali nanggroe seperti dituntut
pihak GAM tidak mungkin diatur dalam
qanun. Sebab, kata dia, UUPA hanya me-
nyebut wali nanggroe adalah lembaga ke-
pemimpinan adat, bukan lembaga politik.
”Kalau keinginan itu mau diwujudkan, ha-
rus mengajukan revisi UU Nomor 11 Tahun
2006,” ujarnya.
Mawardi meminta, meski DPRA harus
menampung aspirasi, tapi jangan dikenda-
likan orang luar. ”DPR harus punya kepu-
tusan sendiri. Dengan kata lain, mendengar
aspirasi, tapi tidak dikendalikan,” ujarnya.
Itu sebabnya, Mawardi meminta DPRA tak
menunda pembahasan qanun wali nang-
groe.
Kalangan aktivis masyarakat sipil pun
sepakat, DPR Aceh harus segera meram-
pungkan qanun wali nanggroe. TAF Haikal,
mantan direktur eksekutif Forum Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Aceh khawatir,
jika dibahas oleh parlemen hasil pemilihan
umum 2009, maka qanun itu akan kehilang
an rohnya. Apalagi, qanun wali nanggroe
sudah masuk dalam program legislasi Aceh
(Prolega) 2008.
Gubernur Irwandi Yusuf menunjuk tangan ke arah penjemput Hasan Tiro. ”Anggota dewan hari ini adalah mereka
Foto: YO FAUZAN—ACEHKINI yang terlibat langsung dalam penyusunan
Undang-Undang Pemerintahan Aceh. Ja
Irwandi tak digubris. Walhasil, wakil sentral yang bisa mempersatukan semua ngan sampai qanun itu kehilangan rohnya,”
gubernur hanya bisa menatap dari jarak elemen, dan tidak hanya mementingkan ke- ujar calon anggota legislatif yang membidik
empat meter. lompok sendiri. ”Kalau ego sektoral ini se- Senayan dalam pemilu tahun depan ini.
Ditanya soal ini, Nazar memilih bung- makin besar, ke depan kita akan berkelahi Menurut Haikal, qanun itu sarat nuansa
kam. Namun, sumber ACEHKINI di Par- sesama kita lagi,” ujar Mukhlis. politis karena dilahirkan untuk mengako-
tai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA) Menurut dia, pihaknya tetap menghor- modir komponen yang sudah turun gunung
menyebut, insiden itu kemungkinan terkait mati MoU Helsinki untuk menjadikan Ha- dan sepakat menerima perjanjian damai.
”luka lama” saat Pemilihan Kepala Daerah san Tiro sebagai wali nanggroe pertama. Itu sebabnya, dia menilai, qanun wali nang-
(Pilkada), Desember 2006 lalu. Pasangan ”Kami tunduk dan menghormati itu, tapi groe adalah salah satu cara menjaga perda-
Irwandi-Nazar dianggap mbalelo karena kalau GAM tidak menghormati kami mau maian Aceh.
bersaing dengan pasangan Humam Ha- bagaimana lagi,” ujarnya. Terkait kegundahan DPR Aceh karena
mid-Hasbi Abdullah yang mendapat restu Meski Hasan Tiro masih warga negara tak bertemu Hasan Tiro, Haikal menyaran-
pimpinan GAM Swedia. Swedia, bukan batu sandungan untuk men- kan parlemen untuk jalan terus. ”Yang pen-
Saat dikonfirmasi, Nazar berujar, ”Itu jadi wali nanggroe. Sebab, kata Mukhlis, ting komunikasi telah dibangun. Kalau ada
biasa dalam kompetisi demokrasi. Aroma MoU Helsinki memberi ruang pada Hasan pihak yang menutup diri, secara prosedur
kalah menang sudah tidak perlu lagi. Seka- Tiro. “Tapi, bagaimana kita bisa menjadikan formal, DPR sudah menjalankan hal itu.”
rang perlu disusun kesadaran bersama un- beliau wali nanggroe yang pertama sedang- Tampaknya, langkah inilah yang akan
tuk mengejar target bersama, untuk mela- kan kita tidak pernah mendengar persetu- ditempuh parlemen. “Kalau tetap tidak ber-
kukan perubahan fundamental di Aceh,” juan beliau,” ujarnya. temu, kami akan terus jalan. Menurut draf
ujar Ketua Majelis Tinggi Partai SIRA itu. Ruang yang dimaksud Mukhlis adalah yang telah disusun, wali nanggroe akan
poin 3.2.2 MoU Helsinki. Bunyinya, ”Orang- dipilih oleh sebuah majelis. Kita sudah se-
*** orang yang selama konflik telah menanggal- pakat bahwa ke depan harus demokratis,
kan kewarganegaraan Republik Indonesia bukan monarki,” ujar Mukhlis.
Bagi Mukhlis Mukhtar, qanun berhak untuk mendapatkan kembali kewar- Mukhlis boleh tak puas. Apalagi 26
wali nanggroe itu harus secepatnya dise- ganegaraan mereka.” Oktober lalu, Hasan Tiro telah terbang
lesaikan. Sebab, mengacu pada Undang- Pemerhati hukum Universitas Syiah kembali ke Swedia. Sementara tim penyusun
Undang Pemerintahan Aceh, qanun itu Kuala, Mawardi Ismail membenarkan qanun harus berpuas diri bisa foto bareng
harusnya selesai paling telat dua tahun, se- langkah yang ditempuh DPR Aceh. Dia calon wali. Kalau di Swedia, mereka foto di
jak undang-undang itu disahkan. Dari sisi bahkan mendesak tim panitia khusus depan apartemen, maka di Aceh dapat foto
politik, kata dia, Aceh saat ini butuh tokoh DPRA menyelesaikan qanun wali nanggroe. bersama. [a]
14
Cerita
dari
Dua
Masa
16
NURDIN HASAN-ACEHKINI
saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla. sejarah di Kuala Tari. Kala itu, dia bertemu Hasan Tiro setuju. Mereka baru
Selama 15 hari Hasan Tiro berada di Aceh, Muhammad Amin, seorang lelaki renta, berangkat menjelang senja. Boat berisi
tak ada insiden kekerasan terjadi. Massa yang tak ingat persis usianya. Tapi warga orang-orang bermata sipit, langsung putar
yang sempat tumpah ke Banda Aceh, sejak setempat memperkirakan, dia telah berumur haluan begitu Hasan Tiro meloncat ke
dua hari sebelum Hasan Tiro tiba, kembali 90 tahun. Nama Amin tidak tercatat dalam boat kecil milik menantu Amin. Pukul
pulang begitu acara di masjid bubar. buku harian Hasan Tiro. “Tak disebut pun enam sore, boat berlabuh di Kuala Tari.
tidak apa. Saya memang sudah tua, tapi Dia lalu mengirim utusan untuk mencari
*** saya tak bisa melupakan peristiwa itu,” kata Daud Paneuk dan Imum Wahab, dua orang
Amin. kepercayaan Hasan Tiro. Tugas Amin hari
Sabtu pagi, 30 Oktober 1976, sebuah Kepada Yuswardi, dia lalu memutar itu selesai.
boat merapat di pantai desa nelayan Pasi kembali kisah silam. Amin bercerita: pagi Pertemuan Amin dan Hasan Tiro tak
Lhok, Kecamatan Kembang Tanjong, itu di jalanan, ia bertemu sekelompok berhenti di situ. Dia mengaku pernah
Kabupaten Pidie. Satu di antara 28 orang pemuda yang mengabarkan kedatangan beberapa kali dipanggil ke Tiro. Ada
di atas geladak boat itu adalah Hasan Tiro, Hasan Tiro. Mereka mengaku diutus untuk pengalaman lucu yang masih dikenang
yang pulang ke Aceh untuk mengobarkan api menjemputnya. Terang saja, Amin kaget Amin. Suatu hari, ketika sedang makan nasi
perlawanan terhadap pemerintah Jakarta. mendengar kabar itu. Setelah menggantikan memakai tangan, nasi itu tidak masuk ke
Dalam buku “The Price of Freedom”, celana, ia mengajak empat rekannya, lalu mulut Hasan Tiro, melainkan berlumuran
cacatan hariannya selama hampir 3,5 tahun menuju ke tengah laut, memakai boat ikan di wajahnya. ”Mungkin karena beliau sudah
bergerilya di Aceh, Hasan Tiro menulis, milik menantunya. terbiasa makan roti di Amerika sana,” ujar
karena orang yang dicari tidak berada di Satu jam perjalanan, tiga mil dari Amin sambil terkekeh, menampakkan gusi
tempat, dia memerintahkan kapten boat, daratan, Amin melihat sebuah boat besar tak bergigi.
menjauh dari bibir pantai. Orang yang di tengah laut. Di kapal, kata Amin, ia Amin bukan pemain baru dalam perang
dicarinya itu adalah Muhammad Daud lihat delapan pria bermata sipit: sebagian gerilya. Sejak melawan Jepang, dia mengaku
Husin alias Daud Paneuk, panglima perang berjaga-jaga, sebagian lagi sedang memasak. pernah berhasil merebut senjata tentara
GAM pertama. Ia telah meninggal dunia di Salah satu dari mereka berlari ke dalam Nippon. Masa DI/TII, ia ikut berjibaku di
Swedia, 26 Maret 2003. memanggil Hasan Tiro. ”Mereka orang medan laga. Saat GAM muncul, ia beberapa
Di tengah laut Selat Malaka, menjelang Muangthai,” terang Amin. kali harus keluar masuk penjara, ditangkap
senja, Hasan Tiro naik ke sebuah boat Ia ingat benar, Hasan Tiro muncul tentara pemerintah.
nelayan berukuran kecil. Akhirnya dia memakai jas dan sebuah koper di tangan. Di usia senja, Amin tak lagi bergerilya.
berlabuh di Kuala Tari, tidak jauh dari Pasi Hasan juga membawa senjata: dua senjata Sehari-hari, ia menghabiskan waktu di
Lhok. Di bibir pantai telah menunggu Daud panjang dan tiga pistol. Mereka berjabat bawah rumah panggungnya yang reot di
Paneuk, bersama sejumlah anak buahnya. tangan dan berbasa-basi sejenak. Hari Pasi Lhok. ”Pahit atau manis, sejarah tetap
“Inilah malam pertama aku berada di tanah masih pukul 10.00 pagi. Saat itu, Hasan sejarah,” ujar Amin. Ketika pemerintah dan
leluhur setelah 25 tahun mengasingkan diri Tiro ingin secepatnya mendarat. Namun, GAM sepakat berdamai, dia menyambut
di Amerika Serikat,” tulis Hasan Tiro. Amin mencegah. ”Saya bilang, kalau dingin. Amin tak bisa reuni dengan Hasan
Februari 2006, jurnalis ACEHKINI mau mendarat harus sabar dulu. Siang, Tiro, karena ajal telah lebih dulu datang
Yuswardi A Suud pernah menelusuri jejak keamanan tak terjamin,” kata Amin. menjemputnya. [a]
Reuni
Kapten
dan
Penyerang
Hasan Tiro mahir
menggiring si kulit bundar.
Tendangannya kerap
membobol gawang lawan.
“I can’t speak English,” kata Azhari di Blang Paseh, kedua sahabat karib itu tak Tiro yang di kalangan aktifis GAM dikenal
saat Hasan Muhammad di Tiro menanyakan pernah lagi bertemu. sebagai wali nanggroe akan pulang ke Aceh,
namanya. Tapi, jarak yang memisahkan keduanya Azhari telah mempersiapkan diri. Kabar itu
Pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tak lantas membuat mereka saling ditulisnya di secarik kertas dan ditempel
itu lantas bertanya dalam bahasa Arab. melupakan. Azhari selalu mengikuti di pintu rumah, dekat ranjangnya. Saban
“Man ismuka?” perkembangan Hasan Tiro melalui surat hari, dia membaca kabar itu, menanti hari
“Ismi Azhari,” jawabnya. kabar. Begitu pula, saat kabar Hasan Tiro kepulangan Hasan Tiro tiba.
“Azhari...?” Raut wajah Hasan Tiro pulang kampung, 11 Oktober silam. “Saya Ahad, 12 Oktober, sehari setelah Hasan
berubah. Ia terlihat menebar senyum. selalu berdoa agar Allah memanjangkan Tiro menjejakkan kakinya kembali di Aceh,
Azhari lalu dipersilakan duduk di sisi umur saya dan bisa bertemu Hasan Tiro,” Azhari bersiap diri. Pagi-pagi sekali, saat
kirinya. Keduanya lantas melepaskan kata Azhari. matahari masih belia, dia telah datang di
kerinduan yang sudah lama terpendam. Doa itu dilafalkannya setiap usai rumah Siti Aisyah, adik tiri Hasan Tiro.
Azhari berkali-kali meraba tangan kiri menunaikan salat lima waktu. Doa itu Pagi itu, Azhari mengenakan jas tua, yang
Hasan Tiro, mencubit kecil tangan kerutnya pula yang disampaikan Azhari saat bersua dibelinya bersama Hasan Tiro dulu.
yang sudah renta. dengan Hasan Tiro, di rumah adiknya di Jas hitam itu lusuh sudah. Warnanya
“Kita sudah tua,” katanya, masih dalam Dusun Tanjong Bungong, Desa Mali Cot, telah pudar. Lama sekali jas itu disimpan di
bahasa Arab. Hasan Tiro mengangguk. Kecamatan Sakti, Pidie, 14 Oktober silam. lemarinya. “Saya tidak pernah memakainya
Azhari dan Hasan Tiro berteman sejak “Sekarang, doa saya terkabulkan. Kita lagi,” kata Azhari.
kecil. Dulu, mereka satu sekolah di Madrasah telah bertemu sekarang,” kata Azhari. Pagi itu, jas tua sengaja dipakainya,
Diniyah Islamiyah Blang Paseh, Sigli. Hasan Hasan Tiro hanya mengangguk. Keduanya dipadu kemeja tua berwarna merah. “Saya
Tiro merupakan adik kelas Azhari. Tapi, terdiam. Tak berapa lama, reuni dua sahabat pakai jas, biar sama dengan Hasan Tiro.
“dia terlalu pandai,” kenang pria berusia 85 itu berakhir karena Hasan Tiro harus Apalagi saya lihat dia memakai dasi merah.
tahun itu. “Dia sering loncat kelas, sehingga bersantap makan siang. Saya pikir itu warna bajunya,” kata Azhari,
saya tertinggal di belakang.” tersenyum memperlihatkan gusi yang tak
Tak mengherankan, Hasan Tiro dengan *** bergigi.
mudah bisa merampungkan pendidikan di Namun, penantian itu tak membuahkan
sekolah yang diasuh Teungku Muhammad PERTEMUAN lima belas menit itu hasil. Hasan Tiro yang ditunggui, tak
Daud Beureu-eh itu. Dia lantas bersekolah di sangat berarti bagi Azhari. Ini merupakan kunjung datang. Jelang siang, dengan
Al Muslim Peusangan, Matang Geulumpang pertemuan yang dinanti semasa hayatnya. sepeda mininya, dia kembali ke rumah.
Dua, Bireuen. Sejak menamatkan sekolah Begitu koran-koran mengabarkan Hasan Jas yang dipakainya, dilipat dan kembali
18
Tgk Azhari sahabat masa kecil Hasan Tiro d antara
kerumunan massa di Pidie.
Foto Atas: JAMALUDDIN—ACEHKINI
20
Menjelang kepulangan Hasan Tiro, dayah
tempat pengajian inipun turut dipermak.
Halamannya ditaburi pasir, tempat
wudhuk yang dulunya bocor sudah ditambal.
Selang beberapa meter dari dayah, ada
tempat pemakamam. Makam itu juga telah
bersih dari rumput dan daun-daun yang
berguguran. “Di sini kuburan orang tua dan
abang kandungnya ‘wali’, sejak seminggu
lalu sudah dibersihkan,” ungkap Waled,
seorang warga sekitar. Dia juga mantan
kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Dua hari menjelang Tiro pulang kam-
pung, Wakil Bupati Pidie, Nazir Adam,
sempat mengunjungi rumah Aisyah, me
lihat persiapan. Dia menyumbangkan se
jumlah pasir untuk ditimbun di halaman
balai. Sedangkan camat setempat juga ikut
membantu pompa air untuk dayah. Urusan
kebersihan bagian warga, yang bergotong
royong mengecat dayah, menimbun jalan
sampai memasang pompa air.
Dua hari kemudian, penantian Aisyah
dan warga untuk melihat raut muka Hasan
Tiro terwujud. Dari sebuah mobil mewah
bernomor polisi BK 20 SD, kaki deklarator
GAM, kembali manapaki menginjak rumah
tempat ia dibesarkan. Aisyah tak mampu
berkata-kata. Dari matanya yang penuh
kedutan, bulir air mulai mengalir. Sesekali
pandangannya dikaburkan oleh ramainya
warga yang saling berebutan menyapa,
“wali”.
Persiapan menyambut Hasan Tiro di Tanjong Di pelukan sang abang, prosesi
Bungong, Pidie (atas); Siti Aisyah melepas rindu sipreuk breuh pade dilakukan, pertanda
dengan Cut Bang (bawah). permohonan berkah dari Yang Maha Kuasa.
Foto: JAMALUDDIN dan FAKHRURRADZIE GADE—ACEHKINI Ucapan syukur terus meluncur dari bibir
tua Asiyah yang tak pernah tersentuh lipstik
di dapur rumahnya. Meski usianya sudah itu. “Alhamdulillah…” ucapnya bergetar.
mencapai 81 tahun, namun Aisyah masih Beberapa pria renta berjejer di bawah
gesit. Ia ingin menyajikan masakan khusus tangga rumah. Mereka kawan sepermainan
untuk Cut Bang Hasan Tiro, langsung dari Hasan Tiro kecil. Sama seperti warga
tangannya sendiri. Tanjong Bungong lain, mereka mencuri
“Gobnyan deumpeue makanan galak, mata untuk melihat sosok yang selama ini
hana meuceh-meuceh, kuah pliek gobnyan jauh dan hanya didengar nama. Pandangan
pih galak syit (Abang suka makan apa mereka kerap terusik dengan tubuh kekar
saja, tak pilih-pilih, tapi yang paling para pasukan pengawal. Mereka hanya
digemari adalah kuah pliek)”, ujar Aisyah melihat ‘wali’ dari celah sempit tubuh tim
dalam bahasa Aceh, sembari memanggil apet yang menjaganya masuk ke rumah.
keponakan agar menyediakan minuman Di dalam rumah, dia disanding di
bagi tamu yang datang. kasur pelaminan yang telah dipersiapkan.
Kisahnya, semenjak kepergian Hasan Hasan Tiro tersenyum dan selalu ber
Tiro menuntut ilmu ke Bireuen dan tanya nama kepada setiap kerabat yang
kemudian ke luar negeri, dia nyaris tak menyalaminya, termasuk pada adiknya
pernah lagi menginjakkan kaki di rumah Nyak Aisyah. Padahal saat penjemputan
tempatnya dilahirkan dulu. “Cut bang di bandara, Aisyah pernah bertemu muka
pernah pulang sekali tahun 1971, namun dan berangkulan. Malik Mahmud, setia
hanya sebentar,” lanjut Aisyah. menyegarkan ingatan Hasan Tiro.
Dia bercerita, Hasan Tiro muda pernah “Thank you, thank you…” Kata itu tak
mengajar pendidikan agama pada sejumlah pernah lupa dia ucapkan. Pada kerumunan
anak-anak desa, di balai belakang rumah. keluarga di dalam rumah, seorang cicitnya
Kini, tempat itu telah menjadi sebuah dayah. membalas, “I miss you, Abu chik”. [a]
Masih segar dalam ingatan saya, “berkedok Indonesia”, katanya bernada Teungku Hasan di Tiro berupaya
April 1989, dengan rasa pingin tahu, saya marah. “Kemerdekaan harus kita mengembalikan sejarah Aceh kepada Aceh
bergegas naik kereta api dari Amsterdam pertahankan sendiri, atau rebut sendiri dengan meredefinisikan perjuangan Aceh
menuju Den Haag, Belanda. Di sana, di ... Untuk perkara ini, saya mengharapkan dari jalur politik-religius (Darul Islam
sebuah rumah di lantai II, Bazaarstraat no. banyak dari saya sendiri, dari bangsa Abu Daud Beureu’eh) ke jalur kebangsaan.
50, yang menjadi kantor Republik Maluku Aceh sendiri, dan dari bangsa bangsa lain. (Wawancara mantan kurir Daud Beureu’eh
Selatan, telah menanti Presiden RMS (alm) ... Tiap tiap perjuangan mengharapkan Suheluddin Sanusi Juangga Batubara,
Ir. Johannes Manusama dan tamunya, kemenangan, lekas atau tidak”. Melalui Radio Nederland 19 Des. 2003; Lihat
Teungku Chik Hasan Muhammad di Tiro. cara apa, Teungku, tanyaku. Jawabnya: juga studi Nezar Patria 2006). Kita boleh
Aha, ini dia Teungku Hasan yang “Dengan jalan apa saja.” setuju atau pun tidak, tapi di situ redefinisi
namanya tenar di mata pers asing dan Kita tahu, Jakarta, dalam hal ini Aceh berimplikasi menuntut redefinisi
cemar di mata Jakarta. Pak Manusama tentara, juga memilih jalan yang sama - Indonesia.
saya kenal, banyak senyum. Sementara “jalan apa saja” - menuju kemenangan. Tapi kita juga tahu, pendiri GAM itu
Teungku Hasan berwajah serius, tapi Juga dengan kekejaman. Dan, kita pun tidak mendapatkan faktor ketiga yang
santai. Suasana itu cukup cairlah buat tahu, dua dasawarsa kemudian, akibatnya disebutnya tadi, yaitu dukungan dunia.
seorang wartawan Indonesia - asal Jawa menyengsarakan semua pihak, terutama Kita pun tahu, Jakarta tidak memperoleh
pula - untuk bertemu dua tokoh separatis derita nestapa masyarakat setempat. semua hal, misalnya parpol yang serba
yang beranggapan bahwa negeri mereka nasional dan terpusat. Tapi meja runding
sedang dijajah oleh sebuah negara yang FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN—ACEHKINI Helsinki 2005 itu menghasilkan apa
dikuasai orang Jawa. yang paling diinginkan rakyat Aceh:
Percakapan dalam bahasa Inggris perdamaian.
segera meluncur tentang Gerakan Sejarah Aceh menunjukkan, bangsa
Aceh Merdeka, GAM. Teungku Hasan Aceh tak hanya mampu berperang, tapi
dengan bangga memperlihatkan sebuah juga mampu berdamai di kala sudah terikat
majalah Arab berbahasa Inggris yang perjanjian damai, begitu cerita pengamat
memuat foto-foto sejumlah pemuda Asia sejarah Pak Ramli Daly. Dan perdamaian
berlatih perang di Libya. Inti ceritanya: itulah yang diserukan Teungku Hasan
GAM tetap berjuang menyiapkan Aceh sepanjang muhibah saweue gampongnya
merdeka. Celakanya, mingguan berita pertengahan Oktober lalu.
yang menerima usulku dan menugasi Pantas, rakyat Aceh menyambut
mewawancarai bos GAM ini, melakukan Teungku Hasan di Tiro dengan hangat
sensor berat, bahkan memutarbalikkan dan meriah. Di situ tersirat bahwa
cerita (majalah itu kini sudah tiada). dinamika sejarah mutakhir Aceh telah
Enam tahun kemudian, 1995, saya mengubah peran dan citranya, dari
temui lagi Teungku Hasan di sela sela sekadar pemberontak dan deklarator
sebuah konperensi internasional di Den “Aceh Merdeka”, menjadi pemersatu.
Haag. Saya minta maaf atas publikasi 1989 Dengan begitu, gelar Wali Nanggroe yang
yang memalukan tadi. Toh Teungku Hasan disandangnya seharusnya menjadi simbol
bersedia diwawancarai, bahkan dalam Aceh yang bersatu.
bahasa Indonesia, namun kali ini untuk Apa pun, penderitaan rakyat berkat
Radio Nederland. Wajahnya angker, tegar, konflik dan tsunami itu pada dasarnya
tapi berbicara jelas. telah melandasi tuntutan perdamaian,
Bagi Teungku Hasan, setiap perjuangan sekaligus memungkinkannya. Karena itu,
harus bertumpu pada kekuatan sendiri. perdamaian harus terjaga. Dengan jalan
Aceh adalah korban agresi Jawa yang apa saja.
22
Berbagi
adalah pengawal inti yang selalu berada di
sisi Hasan Tiro. Mereka menempel ketat
kemanapun Hasan Tiro bergerak, walau ke
kamar tidur sekalipun.
Anggur
Mungkin karena punya latar belakang
militer, raut wajah mereka terlihat keras,
berkulit hitam, dan ogah senyum. Tak ja-
rang mereka harus berteriak menghalau
Pengawal
massa yang ingin mendekati Hasan Tiro. Ya,
namanya juga pengawal khusus.
Meski begitu, kadang mereka ke
colongan. Seperti terjadi di rumah adik
‘Wali’
Hasan Tiro di Tanjong Bungong, Pidie. Mes-
ki Paswalwal sudah membuat pagar betis
untuk menghalangi kerumunan orang yang
berniat menyalami Hasan Tiro, tapi warga
terus mendesak, merangsek, mendekat to-
koh yang di kalangan GAM dipanggil wali
nanggroe itu.
Seorang lelaki tua yang berhasil men
dekat, langsung mendaratkan dua kecupan
di kedua pipi Hasan Tiro, persis seorang
pria sedang kasmaran mencium wajah
kekasihnya. Walhasil, wajah pengawal mer-
ah padam, sembari berteriak dengan baha-
sa Aceh yang kental, ”Jangan ada lagi yang
mendekat, tak boleh ada yang bersalaman.”
Sang kakek yang kabarnya sahabat kecil
Hasan Tiro tersenyum puas dan berlalu dari
kerumunan, tanpa memperdulikan kemara-
han pengawal.
Kali lain, saat Hasan Tiro hendak ber
ziarah ke makam keluarganya, pengawal
malah menghilang. Usut punya usut, ternya-
ta para pengawal sedang menyantap makan
an yang disediakan di halaman rumah. “Ayo
kita makan dulu, soalnya dari tadi belum
makan nasi,” ujar seorang pengawal. Reka-
nnya menghampiri, lalu menawarkan tiga
butir anggur yang ada di genggaman.
“Ayo makanlah, anggur ini enak kok
rasanya,” ujarnya, sambil menyerahkan tiga
butir anggur kepada temannya. Tapi tiba-tiba
si pengawal mengambil lagi sebutir anggur
itu, sambil berkata, “Eh, yang satu buat aku
saja, aku juga ingin makan anggur.”
Di balik wajah beringas pengawal Hasan Tiro, Sedang asyik-asyiknya berbagi anggur,
eh, tiba-tiba ada teriakan, ”Pengawal! mana
tersimpan cerita menggelitik. pengawal, ayo mana pengawal!” Teriakan
itu ternyata datang dari seorang pengawal
lain yang sudah berada di halaman rumah
bersama Hasan Tiro. Sontak kegaduhan
oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI pun terjadi. Mereka berlarian menuju arah
FOTO: YO FAUZAN—ACEHKINI
Hasan Tiro, bersiap bertugas lagi, meski
makanan di piring belum habis. Mereka pun
Berpakaian serba hitam, dengan Sultan Iskandar Muda, Paswalwal sudah berlari kecil di samping mobil menuju areal
selempang kain merah-putih-hitam, ke unjuk gigi. Ketika Hasan Tiro sudah masuk pemakaman.
enam pria itu selalu menempel di sisi Hasan ke mobil Land Rover BK 20 SD, mereka ber- Cerita lain adalah seorang pengawal
Tiro. Ya, mereka adalah pengawal khusus larian di sisi mobil sampai keluar landasan tanpa uniform hitam-hitam. Dia bertugas
‘sang wali.’ Jika Presiden Susilo Bambang pacu. menjaga makanan. Setiap makanan yang
Yudhoyono punya Paspampres atau pasu- Inilah tim yang dipilih karena dinilai disaji buat Hasan Tiro, pasti dicicipinya ter-
kan pengamanan presiden, maka Hasan punya ketajaman dan kewaspadaan khu lebih dulu. “Nyoe kuah, jeut wali,” ucap sang
Tiro punya pasukan pengawal wali. Di ka- sus. Diseleksi dari bekas tentara GAM. pengawal setiap waktu makan tiba. Setelah
langan beberapa wartawan, mereka disebut Konon, mereka pernah mendapat pelatihan memastikan makanan aman, barulah ‘sang
Paswalwal. perang di Libya. Dari 360 personil wali’ makan.
Saat Hasan Tiro mendarat di Bandara pasukan dikerahkan, 30 di antaranya Yah, pengawal juga manusia. [a]
DEDEK PARTA—ACEHKINI
CHAIDEER MAHYUDDIN—ACEHKINI
FAKHRURRADZIE GADE—ACEHKINI
24
DEDEK PARTA—ACEHKINI
CHAIDEER MAHYUDDIN—ACEHKINI
DEDEK PARTA—ACEHKINI
MICROFINANCE
26
stroke mengerogoti tubuhnya. Walau be- usaha. Batas tertinggi mencapai Rp 10 juta. pinjam di baitul qiradh satu, lalu sedot lagi
gitu, semangat untuk bangkit belum padam. Tak ada bantuan bagi yang tidak punya usa- di lembaga lain. Kondisi ini membuat per-
Sembuh sakit, ia beranikan diri mengadu ha. Mufti pantas cemas, sebab umur baitul putaran uang tak meluas.
nasib di Banda Aceh. “Kami menumpang qiradh sangat bergantung pada pengem- “Jadi seperti anak ayam kehilangan in-
sama anak. Tapi tidak mungkin selamanya,” balian modal dari nasabah. duk, yang besar ya tumbuh besar, yang ko-
kata Cut Aisyah, sang istri. “Kami memu- Riwayat kritis pernah dialami Lembaga laps ya kolaps ndak ada yang bantu,” jelas
tuskan untuk berjualan pecal.” Keuangan Mikro (LKM) di Banda Aceh, se- Nora. “Tidak ada pengawasan eksternal kon
Kini, Ismail dan istrinya melabuh hidup lepas dilumat gelombang raya. Dana yang trol, dan kondisi ini sungguh disayangkan.”
puluhan meter dari kantor lurah Peuniti, telah beredar di masyarakat, sulit dijaring Sewaktu AMF diluncurkan, pengelola
Kecamatan Baiturahman. Harapan Aisyah kembali. LKM berharap AMF benar-benar menjadi
tercapai. Pasangan ini akhirnya berjualan Baitul Qiradh Baiturrahman, salah satu lembaga sekundernya koperasi. Namun di
pecal untuk memenuhi kebutuhan sehari- yang megap-megap di masa sulit itu. Bahkan tengah jalan, harapan itu mulai pudar. Lem-
hari. ”Usaha kami ini kecil saja, alhamdu- nyaris tinggal nama. Untunglah, kedeputian baga itu, kini jarang memantau operasinal
lillah modal awalnya kami dapat dari Baitul ekonomi Badan Rehabilitasi dan Rekon- baitul qiradh. Mufti berharap, tak hanya
Qiradh BIMA,” jelasnya. struksi (BRR) Aceh-Nias, punya siasat jitu dana yang disuplai AMF, tapi juga member-
Keluarga ini juga tak sekali menerima memperpanjang nafas LKM di Aceh. Caran- dayakan kinerja.
asupan modal. BIMA sudah mengucurkan ya, membentuk Aceh Micro Finance (AMF), “Peran AMF terasa makin kendur, saya
dana hingga tiga kali. Menurut Mufti Al- lembaga payung yang menyuplai dana dan tak tahu pasti apa alasannya, seharusnya ini
Mahfudz, manager pembiayaan BIMA, na- membimbing LKM. perlu terus ditingkatkan,” jelas Mufti. “Aki-
sabahnya ini selalu menepati janji melunasi BIMA dan Baiturrahman mendapat batnya banyak LKM, yang awalnya segar,
kredit. Jadi saban dibutuhkan, pinjaman nikmat kehadiran AMF. Kedua lembaga ini tapi kemudian kembali loyo karena keha-
modal pasti turun kembali. masing-masing meraup pinjaman Rp 900 bisan dana.”
Tak semua nasabah BIMA mengemba- juta. Sekarang dana itu telah dilunasi. Kelak Nora juga berpendapat demikian. Hara-
likan uang tepat waktu. Bahkan ada yang setelah BRR tamat, konon AMF ini akan pannya bisa menyampaikan uneg-uneg,
mangkir. Mufti menilai, masyarakat masih dikelola 11 LKM yang ada saat ini. menimba ilmu dan mencari solusi untuk
menganggap pinjaman baitul qiradh ada- Bagi Nora Faulina, direkur Baitul Qiradh mengembangkan baitul qiradh pupus.
lah dana dari pemerintah. Padahal, dana Baiturrahman, AMF adalah kerinduan la- Menurutnya, tak adanya lembaga payung
bergulir. ”Prinsip dana pemerintah tidak manya. ”Dari dulu kita tidak ada wadah membuat baitul qiradh seakan melata. ”Su-
perlu dikembalikan, masih kuat mengalir di yang memantau dan membina,” katanya. dah 20 tahun keberadaan LKM, tapi belum
masyarakat,” kata Mufti. Tanpa AMF, menurut Nora, tak ada rasa ada prestasi,” keluh Nora. [a]
Padahal, jelasnya, untuk mendapatkan peduli sesama baitul qiradh. Semuanya
pinjaman cukup mudah; hanya ajukan per- bergerak sendiri-sendiri. Kondisi ini pula Baitul Qiradh Bina Insan Mandiri.
mohonan dan bukti calon nasabah punya yang dimanfaatkan ‘nasabah nakal’. Sehabis Foto: DEDEK PARTA—ACEHKINI
Carut Marut
Kredit
Nanggroe.
Kredit peumakmu
nanggroe, mengancam
nanggroe tak jadi
makmur.
oleh MISMAIL LAWEUENG lapangan secara perorangan. Hasilnya, kata Suasana transaksi dan pelayanan di kantor
FOTO: DEDEK PARTA—ACEHKINI dia, nasabah yang memperoleh bantuan pusat Bank BPD Aceh. Kredit peumakmu
Gara-gara kredit peumakmu telah memenuhi syarat perbankan. nanggroe yang diluncurkan pertengahan tahun
nanggroe, Aminullah Usman, nyaris Kemudahan itulah yang dimanfaatkan lalu disalurkan melalui bank ini.
Foto: DEDEK PARTA—ACEHKINI
tak lelap tidur. Direktur Utama Bank ‘nasabah nakal’. Menurut Aminullah, kredit
Pembangunan Daerah (BPD) Aceh itu, macet mencapai 9,5 persen dari total yang
bingung bagaimana cara menagih utang tersalur sudah melampaui batas toleransi. gagal. Alasannya, pengalaman silam,
pada 2.180 orang. Tak sedikit pundi-pundi Apalagi Bank Indonesia menetapkan batas kredit-kredit sejenis yang disalurkan BPD
rupiah brankas bank yang belum kembali, kemacetan kredit hanya lima persen. Tak Aceh hanya bisa dikutip kembali 12 persen.
jumlahnya mencapai Rp 8,8 miliar. mau pusing terus berlanjut, akhirnya Lagi pula kesalahan serupa pernah terjadi
Sebenarnya, kredit yang diluncurkan ia putuskan menghentikan peumakmu saat penyaluran Pemberdayaan Ekonomi
Mei tahun lalu itu, bertujuan mempercepat nanggroe. "Karena macet, kita stop salurkan Rakyat (PER) saat era Gubernur Abdullah
program pemberdayaan ekonomi bagi kredit ini," tukasnya. Puteh. "Sejauh mana antisipasi BPD perlu di
pengusaha kecil ekonomi lemah. Hingga Dalam kalut, Aminullah berharap cek," katanya.
akhir Agustus lalu, nasabah yang menerima nasabah segera melunasi cicilannya. Jika Surya menilai kredit konsumtif justru
kredit tersebut tercatat 16.857 orang. Untuk tidak, program ‘dana bergulir’ – yang lebih menguntungkan daripada modal kerja
perorangan batas pinjaman mencapai Rp 15 diluncurkan Gubernur Irwandi Yusuf ini— dan investasi, seperti peumakmu nanggroe.
juta. akan tamat di tengah jalan. Dampak lain, Ia memberi contoh kredit yang dikucurkan
Sementara untuk kelompok dengan jadi beban bagi peforma BPD Aceh tahun untuk pegawai negeri sipil. Periode 2006-
jumlah lima hingga sepuluh orang, BPD 2008. "Jadi ini penting, semua tergantung 2007, 86 persen kredit di BPD Aceh
memberi dana maksimal Rp 100 juta. dari kejujuran penerima kredit," katanya. diberikan untuk pegawai negeri.
Tenggat pelunasan juga terbilang longgar. Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Surya tak menyalahkan BPD soal
Nasabah yang meminjam untuk modal Rakyat Aceh (DPRA), Hamdani Hamid, juga kemacetan itu. Semua berjalan sesuai
usaha, batas akhir pelunasan dua tahun. berharap nasabah penerima kredit segera prosedur. Sebagai pemegang utama saham,
Sedangkan, untuk kredit investasi tiga melunasi tunggakan. "Jika kondisinya Pemerintah Aceh berhak memerintahkan
tahun. seperti ini, penyaluran kredit selanjutnya bank yang sudah berusia 35 tahun itu.
Selain waktu pengembalian yang pasti akan ditunda. Jadi, masyarakat juga Namun ada mekanisme perbankan yang
menguntungkan, bunga tak mencekik, yang rugi," ujarnya. sedikit rapuh dalam proses penyaluran.
hanya lima persen dari pinjaman. Terang Teuku Surya Darma, anggota Komisi “Kalau tidak dilakukan secara profesional,
saja jumlah peminatnya ramai. "Uang yang C DPRA, khawatir peumakmu nanggroe ini akan hancur dan otomatis merugikan
tersalur sampai sekarang mencapai Rp 44,6 bank itu sendiri,” katanya.
miliar," ujar Aminullah, akhir bulan lalu. Menurut dia, BPD harus menanggung
Kemudahan lain, bagi pengusaha “kelas resiko akibat macetnya kredit peumakmu
jelata” yang memohon kredit di bawah Rp 5 karena macet, nanggroe tersebut. "BPD harus mampu
juta, BPD membebaskan agunan. Syaratnya
hanya surat keterangan tempat usaha dari
kita stop salurkan meminimalisir kemacetan. Bagaimana
caranya, ini harus koordinasi dengan
kepala desa. “Yang lima juta lebih baru kredit ini. pemerintah Aceh," saran Surya.
dikenakan agunan,” jelasnya. Sesuai nama, kredit ini patut diacungi
Soal prosedur penyaluran, BPD — aMINULLAH USMAN jempol. Tapi seiring berjalannya program,
menjamin itu sudah sesuai mekanisme. Dirut PT BANK BPD Aceh alamat rakyat tak bisa makmur karena
Bahkan agar akurat, data pemohon dicek ke kredit distop di tengah jalan. [a]
28
Hukum &
Politik
Jalan Menuju 2009
Para aktivis lompat pagar
jadi Caleg... hal. 35
IMRAN MA—ACEHKINI
KRIMINAL
30
sebagai mantan kombatan. Sebab jumlah senilai Rp 60 juta. KRIMINAL
Kepak
bantuannya mencapai Rp 25 juta, lebih Langkah pria berusia 34 tahun itu ter
besar dari jatah korban konflik. Amarah henti sejenak, awal Juni tahun lalu, ketika
Badruddin kian meluap, ia mengobrak-abrik timah panas bersarang di pahanya. Peluru
Sayap
kantor KPA dan menghancurkan komputer. yang disinyalir banyak pihak dari senjata
“Sejak itu dia (Badruddin-red) menyatakan kelompok ‘musuhnya’ itu merenggut nya-
dirinya bukan KPA,” ujar sumber itu. wa Alfianurrahmah, empat tahun, anak
Lalu, Badruddin mengobarkan perla Badruddin. Serangan sporadis di Desa Paya
wanan pada KPA. Ia mengorganisir mantan
kombatan yang senasib dengannya. “GAM
telah melanggar sumpah, menerima status
Leubu, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bi-
reuen itu, juga mencederai Ainul Mardhiah,
25 tahun, istrinya. Peluru menyambar dagu
Kumbang
masih dalam NKRI!” kata Badruddin, se
perti diulang sumber yang tak ingin disebut
namanya. Propaganda itu, berhasil menarik
Ainul hingga tembus leher. Ia kritis.
Suami istri ini sempat dirawat di Rumah
Sakit Umum (RSU) dr Fauziah, Bireuen.
Sawang.
simpati 50-an mantan gerilyawan, mayoritas
berpangkat rendah, mantan simpatisan
Lalu, menjalankan operasi di RSU Cut
Meutia, Lhokseumawe, dengan pengawalan
Dalam perawatan
dan pengangguran dari beberapa desa di
Sawang.
ketat belasan anak buahnya. Jurnalis
hanya diizinkan mendekat, namun haram
medis, ia sempat
Gondrong juga menentang mantan
gerilyawan yang menceburkan diri dalam
wawancara. Tak sampai sehari pria yang
juga dijuluki Baron itu inap di RSU Cut
membisik siapa
politik. Ketika pemilihan kepala daerah
(Pilkada) 2006 lalu, dimana Ilyas Pasee
Meutia, ‘pasukannya’ membawa lari kembali
ke RSU dr Fauziah.
penembaknya. Para
dan Syarifuddin mencalonkan diri menjadi
bupati dan wakil bupati Aceh Utara,
Tiga hari berselang, polisi menetapkan
Badrudddin sebagai buron atas aksi
pengikut berang,
Badruddin justru mengimbau warga untuk penyanderaan mobil Cardi dan perampokan dendam membuncah.
tidak mendukung pasangan dari jalur sales rokok. Sehari berselang, polisi me
independen itu. nangkapnya saat dalam perawatan. 18 warga Polisi tak henti
Lamat-lamat kelompok Badruddin yang yang sedang membesuk juga digelandang ke
tak kebagian proyek ini, memilih jalan markas polisi. memburu, satu
pintas. Aksi pertama mereka, merampas Dari dalam jeruji, keberadaan mobil
sepeda motor GL Pro milik pengelola double cabin Cardi ketahuan rimbanya, per satu kelompok
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) semak-semak di kawasan Buket Kubang
awal tahun lalu. Alasannya, pengurus Ngom, Desa Punteut, Sawang. Saat men pasukan pedang
lembaga itu melakukan korupsi. Waktu itu, jemput mobil, polisi juga menemukan
PPK menyalurkan dana konflik dari BRA lubang baru bekas penyembunyian senjata. dicokok.
sejumlah Rp 170 juta untuk Sawang. Sepekan kemudian, setelah sempat di
Saat bersamaan, Husaini dan Muk tahan, 12 pembesuk Badruddin dibebas oleh IMRAN MA dan MAIMUN SALEH
taruddin, anggota KPA Sawang, dikabarkan kan. Sementara enam lainnya, tinggal di
kebanjiran proyek, termasuk ekplorasi sel. Aparat keamanan juga memindahkan Pagi itu, Cut Meutia kedatangan
batu koral dan batu mangga di Krueng ‘si Gondrong’ ke Klinik Polisi di Lhok tamu ‘kelas berat’, pria bersimbah darah
Sawang. Mobil dan sepeda motor baru seumawe. dengan peluru bersarang di paha. Di sekitar
yang sering parkir di pekarangan KPA, Empat hari menjelang perayaan HUT ruang perawatannya, belasan pria kumal
membuat cemburu Badruddin memuncah, kemerdekaan RI tahun lalu, Kejaksaan menatap awas setiap pengunjung rumah
sebab kelompoknya membeli rokok saja Negeri Lhoksukon, menyatakan berkas sakit umum Lhokseumawe itu. Pria-pria
sulit. “Sandal swallow saja ada yang putus acara pemeriksaan Badruddin komplit. bersandal jepit ini, melarang wartawan
dan terpaksa mereka sambung. Kek gitulah Awal September tahun lalu, dia disidangkan. bertanya apapun pada atasannya yang baru
kondisi mereka,” ujar sumber itu. Minggu pertama November tahun lalu, saja ditembak sekelompok orang di Desa
Gesekan kedua kelompok kian mer un majelis hakim yang dipimpin Mina Paya Leubu, Kecamatan Makmur, Bireuen.
cing. ‘Pentagon Sawang’ akhirnya terbelah. Nurahman menjatuhkan hukuman tujuh Pria cedera itu, Badruddin, 34 tahun,
Masyarakat yang dekat dengan KPA men bulan 15 hari potong masa tahanan. buronan polisi atas kasus penyanderaan
dukung organisasi pimpinan Muzakkir Sebulan kemudian, pihak Lembaga mobil Cardi, satu LSM asing yang
Manaf, mantan panglima GAM itu. Semen Pemasyarakatan Lhoksukon memberi menjalankan misi kemanusian di Aceh.
tara dukungan terhadap Badruddin juga kannya “dispensasi cuti bersyarat.” Hari Selain itu, ia diburu polisi juga sebab
terus mengalir. Namun, istilah pasukan gembira itu hanya berlangsung sekejab. merampok sales rokok, Mei tahun lalu.
pedang belum muncul waktu itu. Malam Jumat, 27 Desember lalu, delapan Pada salah seorang pengikut, dia beberkan
Dalam kondisi yang tak harmonis pria bersenjata mengepung rumahnya di yang menembak dirinya kelompok Husaini
antarbekas kombatan itu, Badruddin terus Desa Pante Jaloh, Sawang. “Hai Gondrong, dan Muktaruddin. Kedua pria dimaksud,
melancarkan aksinya. 13 Mei tahun lalu, keluar!” teriak para penyerang, sebelum mantan ulee sagoe Gerakan Aceh Merdeka
di Desa Alue Garut, Sawang, sales rokok timah panas berhamburan dan merenggut (GAM) yang telah bergabung ke Komite
dirampok kelompok bersenjata. Peristiwa nyawa Badruddin. Peralihan Aceh (KPA) di Sawang setelah
yang merugikan sales Rp 15 juta itu, diduga Sekian bulan berlalu. Anak buah Bad perjanjian damai.
dilakukan “pasukan” Badruddin. Aksi ber ruddin bagai kehilangan sang induk. Tetapi, Pengikut Badruddin lalu menyimpan
lanjut, sepuluh hari kemudian. Giliran mo mereka tetap melancarkan aksinya, sambil kedua nama itu dalam target balas den
bil Cardi, sebuah NGO asing, disandera. terus memburu penyerang Gondrong. dam. Namun sebelum berhasil mencari
Lembaga itu, sebelumnya menolak mem Namun hingga akhir hayatnya, bendera ‘musuhnya’ itu, polisi lebih dahulu men
berikan permintaan kelompok Badruddin pedang tak berkibar di jalan berlubang. [a] cekok Badruddin saat dirawat di rumah
disebutkan namanya.
Sumber itu juga menyebutkan, kelompok
ini mulanya hanya beranggotakan 50 orang.
Anggotanya, tak hanya warga Sawang, tapi
berbagai kecamatan di Timur Aceh. Namun
mereka tak solid.
Setelah meninggalnya Badruddin, jum-
lahnya menciut. “Ada yang pulang ke kam-
pung, ada yang pergi merantau dan banyak
yang memilih tidak peduli,” kata sumber
yang terus mengamati kelompok ini.
Begitupun, kelompok ini masih eksis.
Sejumlah warga menyebut, pemimpinnya
sudah berganti. Saat ini, dipimpin trio
berinisial Brimob, Zack dan Kumbang. Di
Sawang, nama-nama ini tak asing. Mereka
kerap berkumpul dan mondar-mandir di
kedai-kedai desa. Tak jarang juga membekali
diri dengan senjata parang. ”Berani–berani
orang itu,” ujar seorang warga Punteut,
Sawang.
Di bawah kendali trio ini, tiga bulan
lalu, sejumlah bendera hijau berlambang
bintang bulan diapit pedang di bawahnya
bertuliskan, “Allahu Akbar” berkibar di
beberapa tempat di Sawang. Pengikut
Badruddin, kini sering terlihat membawa
parang hilir-mudik di kampung. “Karena
itulah warga menyebutnya pasukan pedang,”
ujar seorang warga.
sakit. Dendam kesumat para pengikutnya paru. Tapi keluarga, tak sepenuhnya percaya, Brimob, seorang pentolan ‘pasukan
memuncah, setelah Badruddin, untuk sebab, ada sejumlah bekas penganiayaan di pedang’ ini telah dicokok polisi. Dia terlibat
kedua kalinya mendapat serangan. Kali tubuh korban. penculikan seorang pengusaha di Juli,
terakhir, akhir Desember tahun lalu, peluru Sementara para pengikut Badruddin, Bireuen. Dia ditangkap polisi Bireuen.
mengambil nyawanya. (baca: Pedang di tak luruh dendamnya walau polisi telah Darinya, ditemukan sepucuk senjata laras
Jalan Berlubang) menetapkan Husaini tersangka. “Itulah pendek.
Beberapa hari berselang, pengikut anehnya, mereka tak yakin kalau Husaini Sementara Zack dan Kumbang, yang
Badruddin menemukan Muktaruddin, yang membunuh,” ujar seorang staf lembaga diduga terlibat penculikan Andrian Moreer,
35 tahun, di Meunasah Pulo, Kecamatan pemantau perdamaian yang tidak mau warga Perancis, September lalu, masih
Sawang, sedang melayat di rumah seorang
warga yang meninggal. Mantan kombatan
itu disiksa, hingga luka gores di sekujur
tubuhnya. Hafid, anggota KPA, juga
mendapat siksa serupa.
KPA tak tinggal diam. Sejumlah pengikut
Badruddin ditangkap dan diserahkan
ke polisi. Tuduhannya, mereka terlibat
penganiayaan Muktaruddin. Tapi, polisi
melepaskan kembali. Dalih polisi, mereka
yang diserahkan, tak cukup bukti.
Berbekal keterangan Badruddin sebelum
ajal menjemputnya, polisi menangkap
Husaini di Geurugok, Kecamatan Ganda
pura, Bireuen. Zikri, pemilik rumah, saat
penggerebekan juga digelandang ke Polres
Lhokseumawe malam itu. Dugaannya,
Husaini yang menembak Badruddin.
Hanya tiga hari berada di sel polisi,
Husaini menghembus nafas terakhir. Polisi
sebelumnya, sempat membawa tahanan
ke rumah sakit TNI AD Lhokseumawe.
Alasannya, Husaini menderita sakit paru-
32
buron. Konsultan World Bank itu, diculik HUKUM
34
JALAN MENUJU 2009
Petaka Usai
Rebutan
Merekrut.
Pemilu hanya tinggal
lima bulan, laga
undang-undang masih
berlangsung antara
TAF Haikal Foto: NURDIN HASAN—ACEHKINI Aceh dan Jakarta.
Di lapangan, daftar
Amin Rais masih bersinar di hatinya. Mak- nyatakan tak akan pernah membentuk tim
lum, jamaknya aktivis reformasi, Amin sukses, “tapi saya akan buat tim cs-cs (te- pelanggaran kian
dinobatkan sebagai ‘bapak’. “Hari ini saya man-red) saja,” jelas mantan anggota PRA
simpati karena dia getol memperjuangkan selama tiga bulan itu. panjang.
revisi Undang-undang tambang dan migas Haikal sadar, 13 tahun menjadi aktivis
Indonesia.” tidak cukup melapangkan jalannya menuju
Menurutnya, Azwar tak menjanjikan senayan. Isi saku turut menunjang. Ia mem-
apapun saat meminang. Metode suara perkirakan, setidaknya ‘harga tiket’ ke ge-
terbanyak di PAN juga membuatnya ke dung dewan Rp 200 juta. Itupun, termurah
pincut. Terakhir yang membuat Haikal dan hanya cukup untuk belanja keperluan
terkesima, metode partai merekrut calon kampanye. oleh MAIMUN SALEH dan MISMAIL LAWEUENG
wakil rakyat secara terbuka. “Selain PRA Untungnya, sudah ada rekan yang me FOTO: DEDEK PARTA—ACEHKINI
(Partai Rakyat Aceh-red), setahu saya yang nyatakan akan bersedekah. “Ada yang bilang Deru sepeda motor yang
berani mengajak masyarakat mengajukan mau cetak baju tiga lembar, ada yang komit dikendarai dua pemuda, memecahkan
calonnya, ya PAN,” kata aktivis yang sempat mau sumbang spanduk tiga lembar juga ada sepinya jalan Banda Aceh-Medan, menjelang
ditangkap aparat keamanan di salah satu yang bantu baliho lima lembar,” kata aktifis shalat Jum’at, 24 Oktober silam. Matahari
kamp pengungsian di Aceh Selatan pada LSM angkatan 1997 ini. “Pokoknya bantuan tepat berada di atas kepala, ketika Erna,
tahun 1999. dari teman-temanlah.” katanya. 21 tahun, warga desa Geulanggang Rayek,
Sebagai ‘anak baru’, tentu Haikal tak pu- Amannya lagi, PAN juga tidak mewa- Kecamatan Kutablang, Bireuen, berteduh
nya kuasa atas keputusan partai. Termasuk jibkan dirinya setor uang untuk biaya kam- di halte sambil menunggu angkutan umum
soal nomor urut, ia hanya bisa pasrah. panye. Bahkan, ia sama sekali tak pernah sepulang kuliah.
Apalagi ia telah setuju ‘suara terbanyak’. diberitahukan para elit partai soal setor Sebelum dihampiri, ia tak curiga gelagat
Tapi ia gregetan juga begitu tahu namanya menyetor. Di DPP juga ia tak dimintai dana kedua pemuda itu. Apalagi seorang di
ada di urutan ke lima daftar Caleg PAN ke kampanye. antaranya cukup dikenal. “Si Dan, namanya
DPRI,”Saya sempat usul agar nama saya di Andai itu terjadi barulah ia pusing. Pa- warga kampung Dayah Masjid,” jelas Erna.
nomor urut dua,”jelasnya. salnya, Haikal mengklaim dirinya Caleg “Yakin 100 persen dia KPA, Erna kenal dia
Walau tak mengabulkan, Azwar sedikit berkocek tipis. Tak ada yang bisa dijualnya dari dulu.” KPA adalah Komite Peralihan
lunak. Nama Haikal memang tak menanjak untuk modal. “Ada tanah sepetak di daerah Aceh –organisasi tempat bernaung para
ke urutan dua. Alasannya, itu nomor urut tsunami, sampai sekarang belum dibangun mantan tentara Gerakan Aceh Merdeka
untuk calon yang pada pemilu lalu berada di BRR. Apanya mau dijual? Saya tinggal di ru- (GAM).
nomor urut tiga. “Kayaknya berat!” kata Az- mah kredit yang belum lunas,” paparnya. Bekas kombatan itu, tiba-tiba meng
war seperti diulang Haikal. “Saya bilang se- Ia membidik senayan bukan tanpa ala- ancam Erna agar menurunkan bendera
cara psikologis nomor itu penting,” timpal san. Menurutnya, kinerja 13 anggota legis- Partai Keadilan Sejatera (PKS), yang
nya mengenang percakapan dengan Azwar. latif Aceh yang serius memperjuangkan dikibarkan di perkarangan rumahnya, se
Tapi kini, Haikal bisa menghela nafas lega. kepentingan rakyat bisa dihitung jari. Lain jak bulan Ramadhan lalu. Bila tidak, caleg
Ia mendengar kabar dirinya bertengger di itu, ia menduga gelanggang politik lokal nomor tujuh untuk Daerah Pemilihan IV
urutan tiga. kian sempit. “Persaingan di lokal justru ke- Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
Ada beberapa alasan usul Haikal diper- tat, apalagi bersaing dengan teman dan sau- (DPRK) Bireuen itu, akan diceburkan ke
hatikan partai, salah satunya jaringan per- dara. Itu pertimbangannya.” sungai. Peristiwa terjadi memang tak jauh
gaulannya yang luas. Menurutnya, itu juga Haikal bukannya tak sadar ihwal bu dari jembatan.
alasan kenapa ia dipinang selain gaung ruknya citra politikus di negeri ini. Namun, Mahasiswi Al-Muslim itu tak ciut
kaukus yang meluas. tekad sudah bulat. ”Selama ini saya berada nyali. “Kampanye hak semua orang, kalau
Soal bidak yang dipilih untuk ke gedung di posisi yang mengkritik, ingin juga mera- kalian mau protes, silakan ke KIP (Komisi
dewan, Haikal menutup rapat. Ia hanya me- sakan dikritik.” [a] Independen Pemilihan, red), jangan dengan
36
pedoman seleksi calon anggota Panwaslu.
Tapi, DPRA juga tak sembarang kirim
nama. Para politisi Aceh berpedoman
pada Undang-undang nomor 11 tahun
2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA),
serta Qanun nomor 7 tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pemilu di Aceh. Dalam
kitab itu memang disebutkan jumlah
anggota Panwas lima orang, berusia 30
tahun dan legislatif berwenang melakukan
seleksi.
Mawardi Ismail, Dekan Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala, tak habis pikir
melihat kenyataan ini. Untuk meluruskan
perkara, DPRA dan Bawaslu justru saling
menyurati, bukan melalui aturan hukum.
Surat menyurat dimaksud, surat peno
lakan yang dikirim Bawaslu ke DPR Aceh.
Kemudian giliran legislatif Aceh membalas.
KPU juga melayangkan surat bernomor
2620/15/IX/2008 ke KIP Aceh, awal
September lalu. Isinya, perintah segera
membentuk Panwaslu.
Ilham Syahputra, Wakil Ketua KIP Aceh,
punya cerita menarik. Menurutnya, DPRA
saya,” jawab Erna dengan nada tinggi, ikut pemilu. Belum lagi sejumlah bendera dan KIP sempat duduk semeja dengan
sambil berlalu menuju angkutan yang partai ini hilang di berbagai kota. “Kami Bawaslu. Mulanya, DPRA tetap kukuh
mengantarnya pulang. harap, semua partai bisa fair play,” keluh yang harus dijalankan UUPA dan qanun.
Ancaman berlanjut keesokan hari. Nasrul. Sementara Bawaslu kukuh hanya undang-
Sepulang dari pengajian, ia berpas-pasan Sebenarnya, PKS tak puas sekadar undang pemilu dan peraturan KPU yang
dengan seorang pria yang kemudian ber melapor polisi. Sebab pihak kepolisian harus ditaati.
balik arah membututinya. Di lorong me memasukkan ancaman itu sebagai tindak Untuk melerai silang pendapat, KIP
nuju rumahnya, pria yang kemudian kriminal, bukan ‘kejahatan pemilu.’ Menu tak hilang akal. Lembaga yang dipimpin
diketahui Erna sebagai anggota Partai Aceh, rut Nasrul, tak ada pilihan lain. KIP tak Abdul Salam Poroh itu, berkoordinasi
menggertaknya. “Kenapa kamu pasang punya kuasa untuk mengawasi kecurangan- dengan Muhammad Nazar, wakil gubernur
bendera partai Indonesia itu di rumahmu?” kecurangan pemilu. “Minimal kita telah Aceh. Lembaga ini mengusulkan anggota
tiru Erna. menempuh jalur hukum,” jelasnya. Panwaslu tetap tiga orang, sesuai Undang-
Selanjutnya, pria itu mengintimidasi Ia berharap Panitia Pengawas Pemilu undang pemilu.
akan menghabisi Erna, keluarga serta (Panwaslu) segera bisa bekerja di Aceh. Apalagi, dua anggota Panwas hasil
membakar rumahnya. “Sudah dua kali Perkaranya, persaingan tak sehat mulai seleksi DPRA di bawah 35 tahun. Juga
wali pulang, kamu masih tidak tahu diri,” mekar di Aceh. Tanpa juri dari Panwas, telah disepakati, KIP akan mengirim enam
hardik pria itu, saat azan Magrib sedang “amburadul begini, pemilu serba tak jelas. nama ke Bawaslu untuk fit and proper test,
berkumandang dari masjid. “Saya tak takut Ini mengancam deklarasi pemilu damai,” selanjutnya dipilih tiga orang. “Tapi tiba-tiba
dengan ancaman kamu, yang saya takut keluh Nasrul. ada surat dari gubernur ke Wapres minta
hanyalah Allah,” sahut Erna. agar Bawaslu melantik anggota Panwas,”
Amarah pria itu mendidih. Spontan *** jelas Ilham.
ia menarik pin PKS di jilbab mahasiswi Kesal tingkah gubernur, membuat
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebenarnya pada 5 Juni lalu, Bawaslu kembali bersikeras bahwa mereka
(FKIP) jurusan Matematika, Al-Muslim Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) tidak mau melantik pilihan DPRA. KIP Aceh
itu. Dia menghalau hingga rambutnya telah mengukuhkan lima anggota panitia juga akan memilih berpaling dari DPRA.
tersingkap. “Bang saya mau shalat Magrib,” Panwas yakni Nyak Arief Fadhillah, “Kalau sampai awal November ngak ada
ujar Erna tenang. Rasyidin Hamin, Radhiana, Yusra Jamali kepastian soal itu, kami akan melaksanakan
Tiga hari berselang, Erna didampingi dan Asqalani. Daftar nama tersebut telah aturan KPU,” tegas Ilham. “Dengan aturan
sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah pula dikirim ke Badan Pengawas Pemilu KPU, kami akan rekrut ulang.”
(DPD) PKS Bireuen melaporkan peristiwa (Bawaslu) di Jakarta. Tujuannya agar segera
itu ke polisi resort setempat. Selain sebagai dilantik. ***
upaya penegakan hukum, Nasrul Wahdi, Namun, Bawaslu menolak. Alasannya,
Wakil Sekretaris Umum Dewan Pimpinan seharusnya jumlah anggota Panwas tiga Berlarutn ya pembentukan
Wilayah (DPW) PKS Aceh, menyatakan agar orang, baik di propinsi maupun kabupaten/ Panwaslu di Aceh akibat adanya penafsiran
peristiwa serupa tidak lagi terjadi. Terlepas kota. Lalu, usianya minimal harus 35 tahun. yang berbeda antara pusat dan daerah.
siapapun pelakunya. Terakhir, yang berhak menyeleksi KIP “Daerah menafsirkan Panwaslu termasuk
Tak hanya itu ancaman mendera PKS. Aceh, bukan DPRA. Bawaslu tak asal tolak, melaksanakan pemilu legislatif dan pre
Di Pidie dan Lhokseumawe, beberapa alasannya sesuai Undang-undang nomor siden. Sedangkan pusat, berpikir Panwas
waktu lalu, sejumlah calon anggota legislatif 22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan yang diatur dalam Undang-undang pe
(caleg) PKS diperintahkan anggota salah pemilu dan peraturan Komisi Pemilihan merintahan Aceh tidak ikut mengawasi ini,”
satu partai lokal untuk membatalkan niat Umum (KPU) nomor 14 tahun 2008 tentang jelas Mawardi.
Sebagai pengamat, dia mengaku setuju dengan otonomi luas, berhak mengadopsi
Panwaslu Aceh dihuni lima personel. peraturan secara nasional seperti undang- menjadi sejarah baru di Aceh," katanya.
Karena beban yang ditanggung KIP dan undang pemerintahan di Aceh. Sejarah baru yang dimaksud Taqwaddin
Panwaslu di Aceh sangat berat, selain ada “Begitu juga dalam hal pembentukan ialah membentuk Panwas Independen, tanpa
partai nasional, juga ada partai lokal yang Panwaslu, harus dicarikan solusi secara arif campur tangan Jakarta. "Aceh sudah biasa
akan ikut mengutip suara dalam Pemilu agar pelaksanaan kampanye Pemilu 2009 membuat sejarah, sehingga tak masalah jika
2009 nanti. berjalan secara adil, jujur, demokratis dan pemerintah pusat tidak berkenan melantik
Tanpa Panwas, peran itu bisa diganti tanpa cacat," jelasnya. Panwaslu yang direkrut DPR Aceh," urai dia
polisi dan jaksa. “Kalau sudah masuk Ia sependapat dengan Mawardi. Bahkan, lagi.
wilayah pidana, itu urusan polisi dan jaksa,” menurutnya, perbedaan tafsir antara Anggotanya, tentu saja calon anggota
kata Mawardi. Tapi tetap saja, seperti DPRA dan Bawaslu sudah bisa diakhiri. Panwaslu Aceh hasil rekrut DPRA yang
kata Nasrul, pengurus DPW PKS, “tak "Undang undang Pemerintahan Aceh itu hingga kini belum dilantik. Mereka dialihkan
memuaskan!” harus dipandang sebagai lex superior menjadi Panwaslu Independen yang tidak
Saleh Sjafei, Manager Aceh Justice dan sekaligus lex spesialis untuk Aceh. Ini tunduk kepada Bawaslu dan KPU atau KIP.
Resource Center (AJRC), justru mence ketentuan khusus yang harus dijadikan "Kalau tidak ada aturan hukumnya, tinggal
maskan kedamaian Aceh. Para pihak acuan Bawaslu," paparnya lagi. kita formulasikan kemudian, yang penting
diseru agar arif dan segera bisa membentuk TAF Haikal, aktifis masyarakat sipil di bentuk dulu," ujar Taqwaddin.
Panwas. “Panwaslu harus segera dibentuk Aceh, menilai seharusnya Panwaslu sudah Tapi soal Panwas Independen itu,
untuk mengurangi ancaman keutuhan bekerja di Aceh, seperti daerah lain. "Harus Mawardi kurang sepakat. Sebab ia menilai
perdamaian Aceh," katanya singkat. segera ada kebaikan yang dilakukan karena tak ada aturan hukum yang mengakomodir
Kerikil-kerikil yang dikhawatirkan eskalasi konflik pemilu akan terbuka lebar aspirasi itu.
Sjafei itu, mulai terbukti saat Kasibun dengan adanya partai lokal di Aceh," sebut Sedangkan Dekan Fakultas Syariah
Daulay, Komandan Lapangan Brigade Haikal, yang jadi caleg DPR RI dari Partai Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry,
8 PKS Aceh, melihat bendera partainya Amanat Nasional ini. A. Hamid Sarong, mengatakan, pusat hen
dicomot simpatisan partai lain. Kasibun Jika Panwas tak ada, menurut dia, akan daknya menerima apa yang disodorkan
dan petinggi PKS pun mencak-mencak, tak membuat KIP tidak punya mitra dalam Aceh, apalagi sesuai dengan undang-
tahu harus menyeret kemana si pelaku. melakukan tahapan-tahapan pemilu di undang. Kata dia, jika yang diajukan Aceh
Dia berharap, seluruh partai politik Aceh. "Juga dapat merugikan partai-partai, tak diakomodir, maka Bawaslu atau KPU
peserta pemilu yang sudah mendeklarasikan serta pengawasan sengketa pengawasan harus memberi solusi. "Kalau tak ada, maka
pemilu damai, dapat mengimplementasikan pemilu menjadi lebih rumit," tukas Haikal. yang diajukan orang Aceh harus ditoleransi,"
hingga ke tingkat bawah. Karena tak ada katanya.
Panwaslu, ia hanya bisa berharap pihak *** Akhir cerita, kapan Panwas terben
keamanan dapat bertindak lebih tegas tuk? Berapa lama anggaran akan cair? Ka-
dalam mengamankan pemilu di Aceh ke Tarik-menarik masalah Panwas pan lembaga itu akan mulai bekerja? Bagai
depan. ini mencuatkan ide lain. Untuk menghindari mana dengan perangkat kantor dan segala
Taqwadddin, dosen Fakultas Hukum mandeknya polemik tersebut, Taqwaddin macam urusan administrasi? Jawabannya,
Unsyiah, mendesak Bawaslu tidak perlu menawarkan solusi lain: membentuk waktu kian sempit. Akankah Pemilu di Aceh
menunda pelantikan Panwaslu. Pasalnya, Panwaslu independen. Ini terpaksa dila sukses, tanpa petaka seperti dialami Erna?
kampanye terbatas telah dimulai sejak 12 kukan jika Panwaslu Aceh tak dilantik. "Ini [a]
38
Pelesir
WISATA PERJALANAN ANGIN SEGAR
WISATA
Sauna di
Kaki Bukit.
Ada pijat berjamaah
dalam dekapan
perbukitan Bener
Meriah.
menjadi ‘tradisi’ di kolam khusus buat kaum tempat pemandian umum, sekaligus objek
oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI
adam itu. wisata andalan. Tak hanya itu, pemandian
dan CHAIDEER MAHYUDDIN “Selain menyembuhkan rasa letih, juga air panas di Desa Simpang Balik, 300 ratus
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN—ACEHKINI
memberi kesegaran bagi tubuh,” ungkap meter dari Weh Pesam Atas juga ada sebuah
Kaki bukit gaduh jelang senja. Tarmizi, 45 tahun, seorang supir angkutan kolam air panas.
Puluhan perempuan berkemben berceng- umum antarkota. Dia rajin singgah ke ko- Warga menyebutnya Weh Pesam, tanpa
karama dalam kolam yang terus mengepul lam air panas Weh Pesam Atas ini. embel-embel Atas. Kolam yang tak jauh
asap. Di pinggir, sebagian memercikkan air Kolam di Desa Simpang Balik, Kecama- dari pasar itu, tak layak disebut lokasi wisa-
hangat ke tubuhnya, bersiap turut mence- tan Weh Pesam, sekitar delapan kilometer ta. Selain tidak terawat, airnya juga jorok.
burkan diri ke dalam kolam seluas 10 x 10 dari Redelong, ibukota Kabupaten Bener Wisatawan lokal lebih memilih lokasi Weh
meter. Meriah, diserbu pengunjung saban senja. Pesam Atas. Selain nyaman, airnya juga be-
Gelak tawa deras terdengar dari balik Maklum, itulah saat dingin mulai menem- ning.
tembok pembatas setinggi dua meter. Di bus kulit di dataran tinggi tersebut. Manda, 19 tahun, warga Darussalam,
sana, bak gerbong kereta, puluhan pria ber- Pemerintah Kabupaten Bener Meriah Banda Aceh, mengaku setahun sekali pasti
baris sambil memegang bahu. Saling pijat memang menjadikan sumber air panas ini berkunjung ke Weh Pesam Atas. Ia memang
40
Nanggroë
FEATURE
42
kan perjanjian dengan India. “Pemerintah sekilas tampak, lalu semakin jauh. Mulyadi, FEATURE
Kabar Ayah
Aceh harus proaktif mendorong pemerintah pawang (nakhoda) boat tak menyangka, itu
pusat untuk membangun hubungan bilat- adalah awal buruk baginya dan awak kapal.
eral ini,” kata Andi Ghalib suatu ketika pada Mereka tak tahu lagi arah sebenarnya,
dari Laut.
Adli. dengan hanya bermodal kompas.
Hal itu sangat dimungkinkan, karena Sekitar pukul 17.30 Wib, tiba-tiba sebuah
tak ada sejarah konflik selama ini antara kapal patroli milik polisi Port Blair, India,
Aceh atau Indonesia dan India. Lembaga- mendekat. Mulyadi dan anak buahnya;
lembaga yang bergerak di bidang kelautan Suryadi, Adiyus, Supriadi dan Mul, memacu Dalam gendongan,
di India sudah memberi sinyal membantu boat untuk menjauh. Mereka kalah cepat
mendorong pemerintah mereka, untuk ker- dan tertangkap. Lalu tertuduhlah mereka Rafi merengek pada
jasama tersebut.
Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Na
sebagai rompak ikan di wilayah India, ne-
layan itu telah berada di sekitar Kepulauan ibu yang merindukan
zar memberi perhatian kepada nelayan dan
usulan panglima laot itu. Pihaknya telah
Andaman.
Pasukan bersenjata mengiring mereka
sang suami. Laut
diperjuangkan sejak akhir tahun lalu ke pe-
merintah pusat. Harapannya, nelayan Aceh
ke pulau, dalam boat ada 18 ekor hiu. Mul
yadi dan rekan tak berkutik. “Saat ditang-
membawa pesan,
yang tertangkap di luar wilayah Indonesia,
tak lagi dipenjara. Tapi bisa dipulangkan se-
kap, kami tidak dipukuli, kami diperiksa
dan mereka meminta paspor dan surat izin.
Faisal yang berprofesi
cepatnya ke Aceh. Tapi kami tidak punya semua itu, sehingga sebagai pemburu hiu,
kami ditangkap,” Mulyadi bercerita.
*** Tiga hari diperiksa di kantor imigrasi ditahan di Myanmar.
Andaman, mereka dinyatakan bersalah.
DI India, Andi Ghalib juga terus Ikan dan boat menjadi barang bukti dan
mencari jalan. Ia banyak membantu nelayan disita aparat India. Enam bulan prose’s di
Aceh yang terperangkap di sana. Salah satu- pengadilan, mereka kemudian divonis. Mul
nya, ikut menfasilitasi saat 10 nelayan Aceh yadi sebagai komandan boat diganjar dua
dibebaskan India akhir Agustus 2008. tahun. “Empat kawan saya hanya dihukum
“Kami juga diberi uang saku untuk beli satu tahun,” ujar Mulyadi, yang bebas tepat
baju, celana dan sepatu oleh Pak Andi. Jika 21 Agustus 2008.
tidak ada, maka dengan celana pendeklah Mulyadi, sampai saat ini, belum lagi
kami pulang,” sebut Fadhila Murpi, nelayan memulai aktivitas sebagai nelayan. “Saya
Aceh yang bebas kala itu. “Ketika akan ter- masih trauma kalau mengingat bagaimana
bang ke Malaysia, Andi M Ghalib sengaja kami kehilangan arah di lautan. Ini harus
terbang dari New Delhi ke Chennal untuk jadi pengalaman bagi kawan-kawan nelayan
menjamu kami di sebuah restoran.”
lain.”
Mulyadi, 24 tahun, warga Kampong Ia dan kawan-kawan, terus berharap
Jawa, salah seorang nelayan Aceh yang be- sebuah perjanjian bilateral antarnegara.
bas bersama Fadila mengisahkan awal pe Agar yang terjebak laut, tak lagi dicap seba-
nangkapannya, 20 Agustus 2006 silam, saat gai rompak tanggung yang berakhir dalam
memutuskan melaut mencari hiu. penjara. [a]
Esok harinya, awak Boat Hakiki itu ter us
berputar-putar mengintip ikan, menebar Hiu tangkapan para nelayan Acehdi TPI Lampulo.
jaring. Pulau Sabang, paling barat Indonesia, Foto KIRI YO FAUZAN—ACEHKINI; BAWAH: HASBI AZHAR—ACEHKINI oleh ADI WARSIDI dan JAMALUDDIN
FOTO: JAMALUDDIN—ACEHKINI
Nini Afriana pada ACEHKINI menye- Rahmat yang terdiri dari Rasmal, Sukardi,
butkan, dia juga resah karena kekasihnya Hermansyah, Musliadi dan Defi Joni. Mere dan Konselor dan seorang staf lokal KBRI
tak ada kabar sejak pergi melaut bersama ka berlayar pada 1 Februari 2008. Dalam Yangon telah bertemu dengan kesepuluh
Faisal. Dua bulan kemudian, dia menerima perjalanan pulang pada 8 Februari 2008 nelayan Aceh itu,” kata Adli.
telepon dari luar negeri, meminta agar Nini atau sekitar 70 mil dari pantai Myanmar, Kabarnya, mereka sedang diusahakan
mengabarkan kepada keluarga Zakaria, mereka ditangkap Angkatan Laut Myan- pengampunan agar tak lama lagi harus
bahwa mereka ditahan di Myanmar karena mar. Kemudian dibawa ke kantor polisi dan mendekam di penjara negeri junta militer
melewati batas perairan. “Ketika saya tanya akhirnya ditahan di Penjara Myeik sejak 13 itu. KBRI di Yangon terus melobi pihak ber-
kapan dibebaskan, mereka bilang akan di- Februari 2008. Konon, kesepuluh nelayan wenang Myanmar, agar para nelayan itu,
tahan dan diperiksa dulu di sana,” ujar Nini itu telah divonis pengadilan setempat ma dapat secepatnya kembali berkumpul ber-
menirukan penelepon. sing-masing lima tahun penjara. sama keluarganya di Aceh.
Kabar nelayan-nelayan itu sampai juga Panglima Laot Aceh terus berusaha Di Lampulo, Rifa dan anaknya terus
ke meja Sekretariat Panglima Laot Aceh, di mengupayakan pembebasan mereka de menunggu pulangnya sang belahan jiwa.
Banda Aceh. Panglima Laot adalah lembaga ngan meminta bantuan sepenuhnya dari Dia berharap pemerintah mau membantu-
adat yang mengurusi para nelayan Aceh. KBRI. Awal September silam, kata Adli, nya, agar Faisal pulang secepatnya. “Kami
Adli Abdullah, sekretaris jenderal lem- pihak KBRI di Yangon, mengirimkan kabar was-was, takut akan ditahan lama di sana,”
baga itu mengakui keberadaan mereka di terbaru, sepuluh nelayan Aceh itu dalam kata Rifa, sambil berusaha mendiamkan
Myanmar. Berita itu sampai ke telinganya keadaan sehat. “Sekretaris Ketiga Protokol Rafi yang merengek dalam ayunan. [a]
44
Gaya
Hidup
MODE KULINER HOBI KESEHATAN KECANTIKAN
OLAHRAGA
46
Sains
PENDIDIKAN INOVASI BUKU
BUKU
Pengakuan
Bandit
oleh ADI WARSIDI
Strategi yang dibuatnya jitu,
tujuannya hanya satu; menghancurkan
ekonomi dunia ketiga yang kaya sumber
alam. Lalu menundukkannya secara ekono-
mi. John Perkins muda bekerja pada peru-
sahaan konsultan MAIN bermarkas di Bos-
ton, Amerika Serikat.
Tugas pertamanya ialah membuat lapo-
ran-laporan fiktif untuk International Mon-
etery Fund (IMF) dan Bank Dunia, agar
mengucurkan utang luar negeri ke negara-
negara sedang berkembang. Selanjutnya,
Perkins yang menyebut dirinya sebagai eco-
nomic hit man (bandit ekonomi), membang-
krutkan negeri penerima utang.
Semua itu dilakukan demi korpora-
tokrasi – jaringan yang bertujuan memetik
laba melalui cara-cara korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) dari negara-negara dunia
ketiga. Mereka memaksa negeri pengutang
menjual ladang-ladang minyaknya pada
multinational coorporation milik kaum
konglomerat Amerika. Tak terkecuali, Indo-
nesia juga ikut dijarah.
Perkins langsung terjun sendiri ber-
sama timnya, para bandit ekonomi, untuk
Judul asli:
The Secret History
of the American Empire
Penulis:
John Perkins
Penerbit:
Ufuk Press,
John Perkins Agustus 2008
FOTO: FREEWEBS.COM
xxviii + 465 halaman
ACEHKINI November 2008 47
menganalisa guna menemukan titik lemah. di benua hitam itu. Meski sebagian besar bandit itu menulis dengan baik, lengkap de-
Perkins menulisnya di halaman awal: “1971, dilakukan diam-diam, beberapa memakai tail sampai hal-hal kecil.
aku sudah siap memerkosa dan menjarah samaran eksekusi legal. Alur ceritanya pas dan tak bertele-tele.
Asia.” Mungkin yang paling terkenal di antara Perkins juga menyuguhkan dialog-dialog
Petualangannya laksana pahlawan. Di beberapa pembunuhan ‘legal’ adalah ter- yang membongkar berbagai sisi terkait usa-
mana pun ia menjual “kecap” untuk pe- bunuhnya Ken Saro-Wiwa, pejuang ling- hanya dalam melumpuhkan ekonomi nega-
nyelamatan ekonomi, padahal itu hanya kungan Nigeria dan warga suku Ogoni. Dia ra dunia ketiga. Inilah kisah dari balik layar
perangkap. Perkins memotret dan meme- dianggap berbahaya bagi misi korpora- yang dipaparkan secara memikat, bergulir
takan sumber daya, sampai memengaruhi tokrasi karena memimpin gerakan perlawa- laksana sebuah film sukses, dituturkan le-
petinggi negara. Simaklah satu kutipan nan terhadap eksploitasi tanah airnya oleh wat mata seorang pria yang pernah mem-
dalam bukunya: “suatu hari pada 1995, se- beberapa perusahaan minyak. bantu membentuk imperium itu.
orang petinggi Stone and Webster Engineer- Ken sempat ditahan dan diadili oleh pe- Buku ini tak hanya membeberkan kons
ing Company (SWEC) menelepon untuk merintahan Jenderal Sani Abacha, diktator pirasi korupsi yang telah mengobarkan ke
bertemu denganku. Sambil makan siang, ia di Nigeria yang pro-korporatokrasi, sep- tidakstabilan dan sikap anti-Amerika di
membahas proyek pembangunan komplek erti Soeharto di Indonesia. Pada November seluruh muka bumi, tetapi juga menawar-
pemrosesan bahan kimia di Indonesia...” 1995, Ken Saro-Wiwa digantung bersama kan berbagai solusi dan petunjuk praktis
Nilainya tak kurang dari US$1 mil- delapan rekannya. Begitulah sekilas bandit yang mudah dipahami untuk menghadapi
iar. Petinggi SWEC bertekad mewujudkan ekonomi memainkan peran. kejahatan korporatokrasi. Perkins mengajak
proyek ini. Tapi dia tak bisa melakukannya Kejadian demi kejadian yang dialami warga dunia memerangi kejahatan korpo-
sebelum menemukan cara membayar se- dan dipraktikkan langsung oleh Perkins ratokrasi dengan berbagai jenis senjata am-
orang anggota keluarga Soeharto sebesar membuatnya merenung. Kemiskinan disak- puh, menyodorkan sebuah rencana simpatik
US$150 juta. Begitulah suap dilakukan, dan sikannya dan dia pun “tobat”, sampai akh- untuk mencitrakan kembali dunia kita.
Perkins ikut memainkan keahliannya. irnya berhenti sebagai bandit ekonomi. Buku ini memang bukan ditulis untuk
Pada sisi lain contohnya, tentang tsu- Menyadarkan dunia dan mengubahnya, semua golongan. Ini adalah buku bagi para
nami Aceh yang dilirik para punggawa di dia menulis buku. The Secret History of The pemimpin, pemikir dan pelaku ekonomi
negara maju. Perkins menulisnya dalam American Empire adalah kelanjutan petu- serta negarawan dan mahasiswa yang se-
satu judul tersendiri: ‘Mendulang Emas dari alangannya di Indonesia dan negara dunia dang belajar. Membacanya seperti memba-
Tsunami.’ ketiga. Buku pertamanya berjudul: Confes- ca imperium Amerika dalam karakter tipu
Itu berkah tersendiri bagi Amerika. sions of An Economic Hit Man masuk best muslihat. [a]
Pemerintahan Bush tak sia-siakan waktu. seller dan telah diterjemahkan ke lebih dari
Sebulan setelah tsunami, Januari 2005, 30 bahasa.
Pemrotes dari Ogoni (kelompok minoritas di
Washington membalik kebijakan Pemerin- Buku ini bukan fiksi, tapi kenyataan Nigeria) berunjukrasa di Washington, 10 November
tahan Clinton pada 1999 yang memutuskan karena Perkins menulis petualangannya 2006, memperingati hukuman gantunf terhadap
hubungan militer dengan Indonesia karena membangkrutkan ekonomi negara-negara Ken Saro-Wiwa.
dianggap represif. Gedung Putih mengirim berkembang di balik dalih bantuan. Bekas Foto: Grundlepuck/flicker.com/peacecouncil.net
Melahirkan
Anak Pertama
oleh MAIMUN SALEH FOTO: YO FAUZAN—ACEHKINI
Usianya baru enam bulan. Walau begitu, Virtuo telah
‘melahirkan anak pertama’. VCD-nya beredar di pasar, September lalu.
Jangan salah, isinya bukan proses persalinan, melainkan clip musik.
“Judul albumnya primigravida, artinya melahirkan anak pertama.
FERA AMELIA Karena ini album pertama. Itu bahasa medis diambil dari bahasa Yunani,”
Tersandung Usia
jelas TM Fajri, manajer Virtuo. Maklum, Nadisyah --vokalis band ini--
seorang dokter di Rumah Sakit Harapan Bunda, Banda Aceh.
Walau terbilang band pendatang baru, tapi musisi di dalamnya ‘muka
oleh RIZA OZ FOTO: YO FAUZAN—ACEHKINI lama’. Selain Nadisyah, juga ada Deni Syukur pemetik gitar. Sementara Ulis
Mulanya hanya percakapan biasa, memainkan bass dan Eko penabuh drum. Mereka dikenal alot memainkan
lamat-lamat Fera Amalia terpincut politik juga. musik jazz.
Telah menjadi tabiatnya, kalau ia tak pernah Tak ayal, primigravida bercitarasa jazz. “Ini bisa disebut fusion,” ujar
mau berhenti mencoba. Meski merasa ragu, Deni Syukur. Namun tak seluruhnya, sebagian lain musik pop. Khususnya,
berkat dorongan orang terdekat, Fera akhirnya untuk tembang-tembang cinta. Uniknya, walau bertema cinta dengan iringan
setuju dilamar satu partai nasional. pop, lagu-lagunya Virtuo justru mengangkat keagungan perempuan.
“Fera sebenarnya nggak punya niatan buat Namun, instrumen lebih dominan. Dari 11 lagu, enam di antaranya
jadi caleg, apalagi pengetahuan Fera tentang instrumen. Bahkan diawali dan ditutup dengan musik tak berlirik.
politik juga masih cetek,” akunya. “Instrumen dan liriknya gampang dipahami dan nyaman di kuping kok,”
Tidak tanggung-tanggung, gadis kelahiran kata Ulis.
Banda Aceh, 21 November 1987 silam, Selain itu, ada pula lagu yang akrab di kuping pendengar musik etnik
ditempatkan di nomor urut kedua daftar calon Aceh. Virtuo merilis Beusare-sare, Huzat dan Bungong Jeumpa. Di lagu ini,
anggota legislatif (caleg) Kota Banda Aceh dari mereka tak hanya unjuk kebolehan meracik nada tapi juga kekuatan lirik.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Tak Huzat misalnya, disadur dari lafal para pemain debus. “Musiknya etnik tapi
hanya karena alasan parasnya yang cantik, Fera alatnya modern,” jelas Deni.
juga punya segudang pengalaman berhadapan Bagi Virtuo, merilis album taklah sulit. Mereka mengerjakannya di
dengan publik. studio sendiri. Selain hemat biaya juga ringkas waktu, primigravida sendiri
Berbekal suara renyahnya, Fera mengudara diselesaikan dalam waktu dua bulan. Kalau begitu, di nanti kelahiran
di gelombang radio 105,2 FM Flamboyant selanjutnya! [a]
Banda Aceh. Profesi itu telah digelutinya
sejak setahun lalu. Dia juga dipercaya menjadi
produser berbagai acara khusus, di radio
gaminong itu.
Selain sebagai pramunada, Fera juga sering
wara-wiri di berbagai ajang pencari bakat
untuk jadi selebriti. Mulai finalis model majalah
remaja sampai peserta lomba menyanyi yang
digawangi sebuah televisi swasta. Terakhir
pertengahan Juli lalu, Fera ikut casting film
layar lebar yang diangkat dari sebuah novel
karya Habiburrahman El ShiRadzie bertajuk
‘Ketika Cinta Bertasbih’. Tapi, tak beruntung.
Keinginan untuk menjadi caleg masih harus
disimpannya. Sebab saat didaftar ke Komisi
Independen Pemilihan (KIP) Aceh, umur Fera
belum cukup menjadi calon wakil rakyat. Dia
tak kecewa. Malahan, dia mengaku masih perlu
banyak belajar untuk menambah wawasan
mengenai politik.
“Umur Fera belum genap 21 tahun,
jadi belum bisa mendaftar. Tapi syukurlah
karena Fera belum siap menggeluti dunia
politik,” ungkap mahasiswi jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian,
Universitas Syiah Kuala. “Lagi pula, orang
tua berharap supaya Fera bisa menyelesaikan
pendidikan.” [a]
50
COMMERCIAL