Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI
kepada
Saudara
Sunarno,
SH
telah
ditugaskan
merevisi
kata
pengantar
ini
dibuat
untuk
dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Januari 2010
Kepala Pusat
Endang Tata
NIP 19520817 197510 1 001
DAFTAR ISI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
......................................................................................
DAFTAR ISI
ii
....................................................................................................
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...
iv
MODUL
PENGANTAR NILAI PABEAN
A. Pendahuluan
A. Latar Belakang .
1)
2)
3)
Kewenangan pabean
4)
3
5
8
Kepabeanan
10
2)
10
3)
15
4)
17
6)
19
21
23
2.
26
3.
Rangkuman ..
26
4.
29
5.
33
PENUTUP
34
..
TES SUMATIF
35
............................................................
KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF )
40
DAFTAR PUSTAKA
42
kegiatan belajar
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
MODUL
PENGANTAR NILAI PABEAN
1. Deskripsi Singkat
2)
Lulusan Program Diploma I atau Diploma III STAN Jurusan Kepabeanan dan
Cukai.
3)
4)
b)
KEGIATAN
BELAJAR
A.
LATAR BELAKANG
berdasarkan
sistem
klasifikasi
barang.
Berdasarkan
yang
tertera didalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). Sistem tarif
advolorum ini sesuai dengan ketentuan pasal 12 dan 13 Undang-undang
Kepabeanan.
10
: Calcium Chloride, 95 %
Negara asal
Singapura
Jumlah
110.000 kg
Harga CIF
USD 22,000.-
NDPBM
Jika harga CIF tersebut diterima oleh Pejabat Bea dan Cukai sebagai nilai
pabean, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
Nilai pabean :
Rp. 203.500.000,-
Bea Masuk
5 % x Rp. 203.500.000,-
Rp. 10.175.000,-
Dari contoh diatas Anda dapat mengetahui bahwa, jika digunakan tarif
advalorum, besarnya bea masuk yang harus dibayar importir tergantung
pada harga barang yang bersangkutan. Dengan demikian Anda dapat
mengetahui bahwa pengertian nilai pabean adalah nilai yang menjadi
dasar untuk menghitung bea masuk.
11
No.
Tahun
1985
Pemerintah
memberlakukan
sistem
12
Agreement.
Persetujuan
ini
menggariskan
bahwa
untuk
menetapkan harga pabean harus menggunakan salah satu cara dari 6 cara
atau metode penetapan harga yang tersedia sebagai berikut :
a. Metode I
b. Metode II
c. Metode III
d. Metode IV
e. Metode V
f. Metode VI
13
14
Dalam
hal
penetapan kembali
nilai
pabean
mengakibatkan
kekurangan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor, maka
importir akan ditagih sesuai kekurangannya. Sebaliknya dalam hal
penetapan kembali nilai pabean mengakibatkan kelebihan pembayaran bea
masuk, maka akan dikembalikan sesuai kelebihannya. Importir yang salah
memberitahukan nilai transaksinya akan dikenai sanksi adminstrasi berupa
denda sebesar 100 % sampai dengan 1.000 % dari kekurangan bea masuk.
(pasal 17 A Undang-undang Kepabeanan).
4) Ketentuan nilai pabean didalam Undang-undang Kepabeanan.
15
B.
a. Pengertian metode I
16
Barang
yang
dikirim
secara
konsinyasi
yang
dijual
setelah
c)
17
e)
f)
Biaya yang terjadi dari kegiatan yang dilakukan oleh pembeli untuk
kepentingannya sendiri, yaitu antara lain biaya untuk : uji coba;
pembuatan ruang pamer; penyelidikan pasar; dan biaya pembukaan
L/C.
2.
3.
4.
Diskon (Potongan)
Diskon merupakan komponen untuk mengurangi harga barang impor
sepanjang diskon tersebut berlaku umum dalam perdagangan. Di
dalam perdagangan dikenal tiga jenis diskon, yaitu :
-
18
2.
3.
19
4.
proceeds.
Yang dimaksud dengan proceeds adalah nilai dari bagian pendapatan
yang diperoleh pembeli atas penjualan kembali, pemanfaatan atau
pemakaian barang impor yang kemudian diserahkan secara langsung
atau tidak langsung kepada penjual. Pada umumnya proceeds
diberlakukan oleh penjual apabila barang tersebut mempunyai posisi
tawar yang sangat tinggi.
5.
6.
dimaksud
penanganan
dengan
(handling
biaya
charges)
pemuatan,
yang
pembongkaran
belum
termasuk
dan
biaya
20
biaya asuransi.
Yang dimaksud dengan biaya asuransi adalah biaya penjaminan
pengankutan barang dari tempat ekspor di luar negeri ke tempat impor
di Daerah Pabean.
Metode II yaitu nilai transaksi barang identik akan digunakan jika Metode I
tidak dapat digunakan, misalnya karena tidak adanya transaksi jual beli.
Jika
lebih
besar
dari
data
harga
yang
diberitahukan
dalam
Kedua barang tersebut sama dalam segala hal, meliputi karakter fisik, mutu
dan reputasi, serta dibuat di negara yang sama oleh produsen yang sama
atau yang berbeda. Perbedaan-perbedaan kecil diantara dua barang
tersebut,
misalnya
karena
perbedaan
warna
atau
aksesori,
tidak
21
Data PIB :
Jenis barang
Ukuran
29
Tipe
KV29S
Merek
Sony
Negara asal
Japan
Jenis barang :
Ukuran
29
Kualitas
Berwarna
Tipe
KV29S
Merek
Sony
Negara asal
Japan
tanggal Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB)-nya sama atau
dalam waktu tiga puluh hari sebelum atau sesudah tanggal B/L atau
AWB barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya;
22
Apabila terdapat lebih dari satu nilai transaksi barang identik, maka untuk
menetapkan nilai pabean digunakan nilai transaksi barang identik yang
paling rendah.
3) Metode III, Nilai Transaksi Barang Serupa.
Metode III yaitu nilai transaksi barang serupa, akan digunakan jika Metode
II dan Metode I tidak dapat digunakan, misalnya karena persyaratan untuk
penggunaan metode-metode tersebut tidak terpenuhi. Misalnya, metode II
tidak dapat digunakan jika tidak terdapat data barang identik yang
memenuhi syarat di Kantor Pabeaan. Jika
23
Kedua barang tersebut meskipun tidak sama dalam segala hal, tetapi
mempunyai karakter fisik sama, komponen material sama, berfungsi sama
dan secara komersial saling dapat dipertukarkan , serta dibuat di negara
yang sama oleh produsen yang sama atau yang berbeda. Perbedaanperbedaan kecil diantara dua barang tersebut, misalnya karena perbedaan
warna atau aksesori, tidak mempengaruhi penilaian suatu barang dianggap
sebagai barang identik.
Data PIB :
Jenis barang
Ukuran
2 GB
Merek
Kingston
Negara asal
China
Jenis barang :
Ukuran
2 GB
Merek
Sandisk
Negara asal
China
24
Metode deduksi baru dapat digunakan apabila metode III, Metode II atau
Metode I, tidak dapat digunakan. Sebagai contoh, metode III tidak dapat
digunakan dalam hal tidak terdapat data barang serupa pada kantor
pabean atau persyaratan penggunaan metode III tidak terpenuhi.
b. Faktor pengurangan .
25
ii.
iii.
tersebut
adalah
penjualan
tangan
pertama
setelah
26
Metode Komputasi baru dapat digunakan apabila nilai pabean tidak dapat
ditetapkan berdasarkan nilai transaksi barang impor yang bersangkutan,
nilai transaksi barang identik, nilai transaksi barang serupa atau metode
deduksi. Contoh, nilai pabean tidak dapat digunakan dengan menggunakan
metode IV, jika tidak terdapat data barang identik atau serupa yang dijual
oleh importir yang bersangkutan.
b. Unsur unsur pembentuk nilai pabean dalam metode komputasi.
i. biaya atau harga bahan baku dan proses pembuatan atau proses
lainnya yang dilakukan dalam memproduksi barang impor yang
bersangkutan;
ii. keuntungan dan pengeluaran umum yang besarnya sama atau
mendekati keuntungan dan pengeluaran umum penjualan barang
sejenis yang dibuat oleh produsen di negara pengekspor untuk dikirim
ke Daerah Pabean;
iii. biaya transportasi dari pelabuhan muat ke tempat impor di Daerah
Pabean, termasuk biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan;
dan
iv. biaya asuransi.
27
ii. assist
Metode Komputasi hanya digunakan dalam hal antara penjual dan pembeli
saling berhubungan, dan produsen atau kuasanya bersedia memberikan
informasi kepada pihak pabean mengenai unsur-unsur pembentuk nilai
pabean dan bersedia memberikan fasilitas untuk pemeriksaan lebih lanjut
apabila diperlukan
28
Metode VI baru dapat digunakan apabila metode I, metode II, metode III,
metode IV dan metode V tidak dapat digunakan. Penetapan nilai pabean
berdasarkan Metode VI dilaksanakan dengan cara mengulangi kembali
prinsip dan ketentuan Metode I sampai dengan V yang diterapkan secara
fleksibel berdasarkan data yang tersedia di Daerah Pabean.
29
eksportir.
Namun
didalam
penggunaan
metode
dengan
30
Didalam
penggunan
metode
VI
Pejabat
Bea
dan
Cukai
tidak
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
31
1.
Jelaskan
perbedaan
antara
penghitungan
bea
masuk
dengan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3. Rangkuman
1.
2.
Sebelum
tahun
1985,
Direktorat
Jenderal
Bea
dan
Cukai
32
4.
5.
6.
7.
Barang identik adalah barang yang sama dalam segala hal dengan data
barang impor yang diberitahukan importir yang meliputi karakter fisik,
mutu dan reputasi serta dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang
sama atau yang berbeda.
8.
Jika Pejabat Bea dan Cukai menggunakan Metode III sebagai dasar
penetapan nilai pabean, maka ia menggunakan data barang serupa
yang terdapat di Kantor Pabean sebagai dasar penetapan nilai pabean.
9.
Barang serupa adalah barang yang meskipun tidak sama dalam segala
hal dengan data barang impor yang diberitahukan importir, namun
karakter fisik sama, komponen material sama, berfungsi sama, secara
komersial dapat saling dipertukarkan serta dibuat dinegara yang sama
oleh produsen yang sama atau yang berbeda.
33
34
1.
BS
BS
3.
BS
4.
BS
5.
BS
Barang
impor
yang
dikirim
secara
cuma-cuma,
nilai
6.
BS
35
BS
8.
BS
9.
BS
10. B S
1.
2.
36
4.
5.
6.
7.
Barang
yang
diimpor
sementara,
ditetapkan
nilai
pabeannya
berdasarkan...
a.
metode I.
b.
c.
37
Proceeds adalah
a.
b.
c.
pembayaran
untuk
penggunaan
barang
impor
yang
mengandung HAKI.
d.
9.
b.
d.
10.
b.
c.
d.
38
0 s/d
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun sebaliknya jika Anda
mendapat score kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk
mempelajari kembali semua materi dari Modul ini. Silakan nilai kemampuan Anda
sendiri secara jujur.
39
PENUTUP
Penelitian dan penetapan nilai pabean adalah bagian dari tugas penelitian
dokumen impor yang harus dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai. Meskipun
lulusan DTSD I nantinya belum ditugasi untuk melaksanakan tugas tersebut,
namun pengetahuan tentang dasar-dasar penetapan nilai pabean sangat
diperlukan. Misalnya, penulisan hasil pemeriksaan fisik atas barang impor
dengan menyebutkan jumlah, jenis spesifikasi tehnis atau kualitas barang
dengan jelas dan terang akan sangat memudahkan pejabat Bea dan Cukai untuk
melakukan penelitian dan penetapan nilai pabean,
Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis
Substanstif Dasar (DTSD) I dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai yang mempelajari modul ini. Apabila masih dibutuhkan penjelasan
lebih lanjut terhadap materi dalam modul ini, dapat dimintakan kepada fasilitator
atau widyaiswara yang ditugasi
40
TES SUMATIF
2. B S ,
3. B S ,
4. B S ,
5. B S ,
41
7. B S ,
8. B S ,
9. B S ,
10. B S ,
diimpor,
tetap harus
ditambahkan
pada
nilai
transaksi.
B. Pilihan Ganda (bobot 60 %)
Coretlah dengan tanda (X) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban
yang Anda anggap benar !
1.
Jika Pejabat Bea dan Cukai menggunakan nila sewa debagai dasar
penetapan nilai pabeaan, maka ia menggunakan metode...
a. I.
b. II.
c. IV.
d. VI.
42
3.
4.
5.
a.
harus sama
b.
dapat berbeda
c.
d.
harus berbeda
b.
c.
penggunaan
alternatif
yang
paling
menguntungkan
penerimaan negara.
d.
6.
43
c.
pelabuhan
tujuan
di
Indonesia,
biaya
pemuatan,
pelabuhan
tujuan
di
Indonesia,
biaya
pemuatan,
7.
8.
b.
44
sama dalam segala hal baik karakter fisik, mutu dan reputasi
serta berasal dari negara yang sama dengan produsen yang
sama atau yang berbeda.
d.
sama dalam segala hal baik karakter fisik, mutu dan reputasi
serta berasal dari egara yang sama atau berbeda dengan
produsen yang sama atau yang berbeda.
9.
b.
c.
d.
10.
pinjam meminjam.
b.
sewa-menyewa.
c.
hibah.
d.
jual beli.
45
KUNCI JAWABAN
1.
Tes Formatif
Benar salah
Pilihan Ganda
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
10.
46
Tes Sumatif
A.
Benar salah
B. Pilihan Ganda
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
10.
47
DAFTAR PUSTAKA
Agreement on Implementation of Article VII of GATT 1994
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Satu Sistem Penetapan Nilai Pabean Yang
Berlaku Internasional, 1994
Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah atau ditambah dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2006.
Keputusan Menteri Keuangan No. 690/KMK.05/1996 tentang Nilai Pabean Untuk
Penghitungan Bea Masuk.
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No. Kep-81/BC/1999 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea
Masuk, sebagaimana telah diubah dengan P-01/BC/2007.
48