Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI
kata
pengantar
ini
dibuat
untuk
dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Januari 2010
Kepala Pusat
Endang Tata
NIP 195208171975101001
Hal 1
MODUL
TEKNIK PERBENDAHARAAN PENERIMAAN
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat .......................................................................................
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar (KB) 1 .............................................................................
Pengertian-Pengertian ............................................................
B.
B.
C.
D.
11
12
E.
F.
Hal 2
18
H.
I.
J.
K.
L.
22
23
B.
26
C.
31
D.
33
34
35
E.
1.3. Rangkuman . 35
1.4. Test Formatif 36
1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 41
2. Kegiatan Belajar (KB) 2 ............................................................................. 42
PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA
Indikator Keberhasilan ............................................................................... 42
2.1. Uraian dan Contoh ............................................................................. 42
Pendahuluan : Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran ................... 42
I.
43
Hal 3
46
47
53
55
58
60
Hal 4
64
67
90
Hal 5
104
112
Hal 6
1.
Untuk
mencapai
hasil
belajar
yang
optimal
modul
Teknik
dikuasai,
sehingga
tercapai
kompetensi
standar
yang
sebaiknya
juga
diinginkan.
2.
Untuk
mempelajari
modul
ini
dengan
baik,
4.
siswa, para widyaiswara dan Instruktur setiap saat dapat membantu anda baik
masih dalam kegiatan pembelajaran, maupun diluar kelas untuk dapat
memahami materi modul ini.
Hal 7
PETA KONSEP
Umum :
Pengertian/Definisi
Dokumen dasar
pembayaran
Bendahara penerima
DJBC
Pengembalian :
Dasar pengembalian
Cara pengembalian
PENDAHULUAN
Penagihan :
MODUL
Dasar Penagihan
Penagihan :
TEKNIK PERBENDAHARAAN
o Administratif
PENERIMAAN o Aktif
Pembayaran/Penyetoran
:
Jenis pungutan di DJBC
Tempat penyetoran
Cara penyetoran dan
pembukuan
1. Deskripsi singkat ;
Hal 8
2. Prasyarat Kompetensi;
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami latar
belakang Keuangan Negara dan Perbendaharaan Negara pada umumnya dan
khususnya tentang Tehnis Perbendaharaan Penerima Bea dan Cukai yang
merupakan bagian dari perbendaharaan negara, demikian juga peserta diklat
diharapkan mampu memahami pengertian-pengertian, contoh- contoh dokumen
yang terkait dengan pembayaran, dan tata cara pembayaran/penyetoran atas
pungutan negara dibidang pabean dan cukai serta pungutan-pungutan lainnya
yang dititipkan pengelolaannya pada pada DJBC, serta penagihan dan
pengembalian pungutan-pungutan pabean dan cukai serta pungutan lain yang
menyertainya. Disamping itu ditetapkan juga hal penting lainnya yaitu
pertanggung jawaban atas keuangan negara yang dikelola oleh bendahara
penerima DJBC.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan tehnis perbendaharaan penerimaan Bea dan Cukai yakni tentang
berbagai pengertian yang terkait dengan Bendahara Penerima DJBC, tugas dan
fungsi Bendahara, dokumen-dokumen yang dipakai dalam pembayaran dibidang
kepabeanan dan cukai baik yang dibayar secara tunai maupun yang
Hal 9
jaminan
terlebih
dahulu,
jenis-jenis
pungutan,
tata
cara
DJBC, serta penagihan dan pengembalian dibidang pabean dan cukai. Demikian
tanggung jawab atas keuangan negara yang dikelola oleh bendahara penerima
DJBC.
3. Relevansi Modul;
Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk sebagai pelaksana lulusan DTSD
wajib memahami dan mampu mengerjakan tugas-tugas pada bidang atau seksi
perbendaharaan penerima DJBC, dimana tugas dan fungsi bendahara penerima
DJBC tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Sebagai
pejabat pelaksana pada bidang atau seksi perbendaharaan penerimaan yang
ditunjuk
untuk
membantu
melaksanakan/mengerjakan
administrasi
pada
Hal 10
B
KEGIATAN
BELAJAR
1. Kegiatan Belajar (KB) 1
Hal 11
1.1.
I. PENGERTIAN UMUM
A. Pengertian-Pengertian;
1.
Keuangan Negara ; adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut
2.
3.
4.
5.
6.
menampung
seluruh
penerimaan
Negara
dan
membayar
seluruh
pengeluaran Negara.
7.
8.
Bendahara adalah; setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama Negara/ daerah, menerima, menyimpan, dan membayar/
menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang Negara
/Daerah.
9.
Hal 12
menyetorkan,
dan
mempertanggung
jawabkan
uang
pengeluaran;
adalah
orang
yang
ditunjuk
menerima,
Hal 13
Hal 14
Pemberitahuan
Pemasukan/Pengeluaran
Barang
dari/ke
Dir-Jend Bea
dan
Cukai
tentang
Keberatan,
Putusan
Pengadilan Pajak
68. Keputusan Dir-Jend Bea dan Cukai tentang Penundaan dan Penetapan
Kembali selain Tarif dan/atau nilai pabean.
69. Keputusan Dir-Jend Bea dan Cukai tentang Penundaan
70. Surat Pemberitahuan Hasil Penagihan dari Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara.
Hal 15
II.
b.
Seksi Penagihan
c.
Seksi Keberatan
Utama
Hal 16
penerimaan
bea
masuk,
cukai,
denda
bea
masuk,
jaminan
Pengusaha
Pengguna
Jasa
oleh
Direktorat
Jenderal,
serta
pengadministrasian
dan
penyelesaian premi;
e. Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan
pembayaran bea masuk, cukai, denda adminstrasi, bunga, sewa tempat
penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang telah jatuh
tempo;
f. Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta
administrasi pelelangan;
g. Pengadminstrasian dan penyelesaian surat keterangan impor kendaraan
bermotor;
h. Penyajian laporan realisasi bea masuk, cukai, dan pungutan negara
lainnya;
i. Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan dibidang
kepabeanan dan cukai dan penyiapan administrasi urusan banding.
3. Tugas seksi Penerimaan dan Pengembalian
Mempunyai
tugas
melakukan
pengadministrasiaan
penerimaan
dan
Hal 17
penagihan
kekurangan
pembayaran
BM,
cukai,
denda
administrasi, bunga, sewa TPP, serta pungutan lainnya yang dipungut oleh
DJBC, penerbitan dan pengadministrasian surat teguran, surat paksa,
penyitaan dan pengadministrasian pelelangan, serta pengadministrasian dan
penyelesaian premi.
5. Tugas seksi keberatan
Melakukan
penelitian
atas
keberatan
terhadap
penetapan
dibidang
seksi
perbendaharaan
adalah
melakukan
pemungutan
dan
Hal 18
oleh
Direktorat
Jenderal,
serta
pengadministrasian
dan
penyelesaian premi
2.5. Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan
pembayaran BM, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat
penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang telah jatuh
tempo;
2.6. Penerbitan dan pengadministrasian surat keterangan impor kendaraan
bermotor;
2.7. Penyajian laporan realisasi penerimaan BM, cukai, dan pungutan negara
lainnya.
oleh
Direktorat
Jenderal,
penerimaan,
penata
usahaan,
penagihan
kekurangan
pembayaran
BM,
cukai,
denda
yang
dipungut
oleh
Direktorat
Jenderal,
penerbitan
dan
Hal 19
surat
teguran,
surat
paksa,
penyitaan
dan
b.
c.
d.
f.
g.
Pengadministrasian
dan
penyelesaian
surat
keterangan
impor
kendaraan bermotor;
h.
5. Subseksi
Administrasi
Penerimaan
dan
Jaminan
mempunyai
tugas
melakukan pengadministrasian;
a. BM, cukai, denda administrasi , bunga, sewa tempat penimbunan
pabean, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat
Jenderal
Hal 20
pengadministrasian
pelelangan,
pengadministrasian
dan
Administrasi
dan
Distribusi
Pita
Cukai
mempunyai
tugas
melakukan;
Penerimaan, penata usahaan, penyimpanan, pengurusan permintaan dan
pengembalian pita cukai.
Hal 21
oleh
Direktorat
Jenderal
serta
pengadministrasian
dan
penyelesaian premi.
e. Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan
pembayaran BM, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat
penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang telah jatuh
tempo.
f. Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta
administrasi pelelangan.
g. Pengadministrasian
dan
penyelesaian
surat
keterangan
impor
kendaraanbermotor.
h. Penyajian laporan realisasi penerimaan BM, cukai, dan pungutan negara
lainnya.
3. Tugas sub seksi penerimaan dan jaminan melakukan pengadministrasian;
a. Penerimaan BM, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat
penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh
Direktorat Jenderal
b. Penerimaan, penata usahaan, penyimpanan, dan pengurusan permintaan
pita cukai,
c. Penyelesaian laporan realisasi penerimaan BM dan pungutan negara
lainnya,
d. Pelayanan
fasilitas
pembebasan,
penagguhan
BM,
penundaan
Hal 22
2.
3.
perbendaharaan
melakukan
tugas
pemungutan
dan
Hal 23
oleh
Direktorat
Jenderal
serta
pengadminstrasian
dan
penyelesaian premi;
e. Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan
pembayaran BM, cukai, denda administrasi, bunga sewa tempat
penimbunan pabean dan pungutan negara lainnya yang telah jatuh tempo
f. Penerbitan dan pengadministrasian surat paska dan penyitaan, serta
administrasi pelelangan;
g. Pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan impor kendaraan
bermotor;
h. Penyajian laporan realisasi penerimaan BM, cukai, dan pungutan negara
lainnya;
i. Penerimaan
dan
penata
usahaan
rencana
kedatangan
sarana
pengadministrasian
administrasi,
penerimaan
BM,
cukai,
denda
fasilitas
pembebasan,
penangguhan
BM,
penundaan
pembayaran cukai;
Hal 24
dan
penyelesaian
premi,
penerbitan
dan
Hal 25
perizinan
TPB,
pengelolaan
TPB
dan
TPP,
Hal 26
penelitian
kelengkapan
dan
pendistribusian
dokumen
Bendahara
Penerima
dilarang
dirangkap
oleh
Pengguna
Menteri
Keuangan
selaku
Negara
dalam
dilarang
melakukan
kegiatan
perdagangan,
pekerjaan
Hal 27
Kantor
memerintahkan
nomor/kombinasi nomor
Bendahara untuk
menuliskan kode
melarikan
diri,
meninggal
dunia
atau
dibawah
Hal 28
Hal 29
negara lainnya;
Dalam kegiatan belajar ini diuraikan tentang objek, Subjek dan jenis-jenis
pungutan negara dibidang pabean, cukai dan pungutan negara lainnya yang
ditetapkan
menyertai
pungutan-pungutan
tersebut
yang
pemungutannya
Hal 30
b).
mengindahkan
bahan
yang
digunakan
dan
proses
b).
c).
d).
Jangat dan jangan kulit pickled dan kulit disamak (wet blue) dari
binatang sapi, kerbau, biri-biri/domba dan kambing.
Hal 31
keuangan negara, maka merupakan dasar bagi pejabat Bea dan Cukai untuk
melakukan pengawasan.
5. Saat terutang Barang Kena Cukai;
Saat terutang Barang Kena Cukai dibagi dalam 2 (dua) ;
a).
Untuk
b).
memberikan
penundaan
atau
pengangsuran
kewajiban
Hal 32
Untuk Barang Kena Cukai yang dibuat di Indonesia dilunasi pada saat
pengeluaran BKC dari pabrik atau tempat penyimpanan;
b).
Untuk BKC yang diimpor untuk dipakai saat BKC diimpor untuk
dipakai
c).
dan
b).
Pembebasan dan
c).
Keringanan;
Hal 33
c).
d).
e).
barang pindahan;
f).
g).
h).
b).
c).
Pembebasan cukai.
PPn BM.
PNBP.
Hal 34
Penghitungannya sbb:
BM= 150% X (100.000,-X Rp10.000,-)
= Rp. 1.500.000.000,-
= Rp. 3.300.000.000,-
= Rp. 1.000.000.000,-
Nilai Pabean
= Rp.5.800.000.000,-
= Rp.
580.000.000,-
= Rp. 4.350.000.000,-
= Rp.
145.000.000,-
Hal 35
= Rp. 1.500.000.000,-
Cukai
= Rp. 3.300.000.000,-
PPN
= Rp.
PPN BM
= Rp. 4.350.000.000,-
Pph
= Rp.
580.000.000,-
145.000.000,-------------------------
Rp. 9.875.000.000,-
setiap bulan bagian dari bulan dihitung sebulan penuh dan dihitung
pelanggaran yang
undang kepabeanan:
Dikenal ada 5 (lima ) cara dalam menghitung denda administrasi;
5. Ditetapkan dalam rupiah tertentu.
6. Ditetapkan dalam prosentase tertentu.
7. Ditetapkan dalam jumlah minimum sampai dengan maksimum dalam
rupiah.
8. Ditetapkan secara minimum
dalam
secara minimum
dalam
= 1 X denda minimum
Hal 36
= 2 X denda minimum
= 5 X denda minimum
= 7 X denda minimum
= 1 X denda maksimum
contoh;
Pasal 10.a.(3) UUP yaitu pengangkut yang menganhkut barang impor
pada saat pembongkaran kedapatan kurang dari yang diberitahukan,
dikenakan
denda
minimum
Rp.25.000.000,-
dan
maksimum
= 100%
denda
= 200%
denda
= 400%
denda
= 700%
e. > 100%,
denda
= 1000%.
Contoh;
Importir Y salah memberitahukan nilai pabean atau jumlah atau jenis
yang
bayar BM Rp.10.000.000,-,
seharusnya
Rp.15.000.000,-
selisih
kurang
Rp.5.000.000,-
Hal 37
BM Fasilitas
: 5% X ( 3 X Rp.1.000.000,-) =Rp.150.000,-------------------------
atas satu dokumen PEB adalah Rp.60.000,- dan masing-masing tarif yang
ditetapkan untuk dokumen dokumen pabean dan cukai lainnya.
Hal 38
adalah
sebagai berikut;
Jumlah dalam Rupiah untuk setiap satuan batang atau gram HT (spesifik)
Contoh;
SKM Gol.I. ditetapkan HJE Rp.660.-/btg.Cukainya ditetapkan Rp.290,-/btg.
Misalnya satu kemasan(satu bungkus)
@ 20 batang = 20 X Rp. 290,- = Rp.5.800,PPN HT = 8,4% X 20 X Rp.660,-= Rp.1.117,20
b. Cara menghitung Cukai atas BKC yang diimpor adalah sama yaitu
ditetapkan HJE terlebih dahulu, kemudian dikali tarip spesifik perbatang
yang telah ditetapkan oleh Menteri.
c. Terhadap BKC berupa MMEA baik buatan Dalam Negeri maupun Impor
cukai ditetapkan secara tarip specific seperti contoh perhitungan impor
MMEA merek Brendy kadar 26% keatas yaitu Rp.50.000,- per liter diatas.
d. Terhadap EA cukai ditetapkan secara spesifik Rp.10.000,-/ltr dan khusus
konsentrate mengandung EA yaitu Rp.50.000,-/liter.
3. Tata cara penghitungan denda dibidang Cukai;
Denda dikenakan terhadap pelanggaran yang dilakukan dalam 5 (lima) tahun
terakhir;
Hal 39
karena
telah
disebutkan
undang-undang,
mengenai kelipatan tertentu dari nilai cukai, jadi harus dihitung terlebih
dahulu nilai cukainya, sedangkan persentase tertentu dari nilai cukai juga
dihitung terlebih dahulu nilai cukainya dan kemudian dikali dengan
besarnya persentase yang ditetapkan dalam undang-undang.
ii. Terhadap denda yang ditetapkan minimum sampai maksimum dalam
rupiah, dengan ketentuan apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir
melakukan pelanggaran;
cara menghitungnya adalah sebagai berikut;
a. 1 X Melanggar, denda
= 1 X denda Minimum;
b. 2 X Melanggar, denda
= 3 X denda Minimum;
c. 3 X Melanggar, denda
= 5 X denda Minimum;
d. 4 X Melanggar, denda
= 7 X denda Minimum ;
Hal 40
= 2 X nilai cukai;
b. 2 X Melanggar denda
= 4 X nilai cukai;
c. 3 X Melanggar denda
= 6 X nilai cukai;
d. 4 X Melanggar denda
= 8 X nilai cukai;
E. Bea Keluar;
Terhadap barang ekspor dapat dikenakan Bea Keluar yang tujuan
pengenaannya adalah;
1. Menjamin terpenuhunya kebutuhan barang dalam negeri;
2. Melindungi kelestarian sumber daya alam;
3. Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komooditi ekspor
tertentu dipasaran Internasional; atau
4. Menjaga stabilitas harga komodity tertentu didalam negeri.
Barang tertentu yang dikenakan Bea Keluar pada saat ini adalah;
a. Rotan ( kecuali yang dilarang)
b. Kayu ( kecuali yang dilarang)
c. Kulit mentah /pickled atau kulit disamak/ wet blue
Hal 41
Misalnya :
eksportir Y mengekspor CPO (Crude Palm Oil) sebanyak 100,- Ton, Tarip
Pungutan Ekspor (TPE) adalah 10 %, Harga Patokan Ekspor (HPE) = USD.
1.000,-/Ton, Kurs Pajak Rp.11.000,-/USD.
Pungutan Ekspornya adalah; 100 X 10 % X 1.000. X Rp. 11.000,- =
Rp.110.000.000,-
denda yang dikenakan atas pemberitahuan yang salah jumlah dan/atau jenis
barang ekspor, yang mengakibatkan tidak terpenuhinya pungutan negara
dibidang ekspor karena lalai, dikenai sanksi administrasi berupa denda paling
sedikit 100% dan paling banyak 1000% dari jumlah pungutan negara dibidang
ekspor yang kurang dibayar,.
1.2.
Latihan
Hal 42
perhitungannnya.
1.3.
Rangkuman;
tanggung jawab
Hal 43
1.
Test Formatif
hak
dan
kewajiban
Pemerintah
Pusat/Daerah
berupa
3.
Bendahara adalah ;
a. Orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama
negara/daearah, menerima,menyimpan,dan membayar/menyerahkan
uang atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah
b. Orang atau badan hukum yang diberi tugas mengelola keuangan
negara dan daerah
Hal 44
5.
Orang
atau
pejabat
yag
ditunjuk
menerima,
menyimpan
dan
7.
8.
dalam
Peraturan
Pemerintah
nomor
44.
tahun
2003,
mengatur....
a. PNBP yang berlaku secara umum
b. PNBP di Departemen Keuangan
c. PNBP Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Hal 45
10.
11.
12.
13.
14.
Yang tersebut dibawah ini adalah jenis penerimaan pabean dan cukai,
kecuali;
Hal 46
16.
Berikut ini penanggung jawab Bea Masuk dan pungutan impor lainnya,
kecuali;...
a. Importir
b. Pengusaha TPS
c. eksportir
d. Pengangkut
17.
18.
19.
Pungutan negara dalam rangka ekspor saat ini dapat berupa ;...
a. Pungutan ekspor dan sanksi administrasi berupa denda
b. Bea keluar dan PPN
c. Pajak ekspor dan PPN
d. Bea Keluar, sanksi administrasi berupa denda dan bunga serta PNBP.
Hal 47
1.5.
Pada saat menjawab test formatif ini anda jangan melihat kunci jawaban terlebih
dahulu, setelah anda menjawab kemudian mencocokkan hasil jawaban dengan
kunci jawaban diatas. Kemudian hitung berapa jawaban yang benar, jika jawaban
yang benar mencapai 80% keatas, maka anda dapat melanjutkan ke modul
berikutnya, akan tetapi jika belum, maka anda sebaiknya diskusikan terlebih
dahulu dengan teman-teman anda untuk mengetahui kekurangan atau
kesalahan dari jawaban anda.
Hal 48
: amat baik.
80% s/d
89%
: baik.
70% s/d
79%
: cukup
60% s/d
69%
: kurang
PEMBAYARAN PENERIMAAN
NEGARA;
Hal 49
2.1.
Pada saat ini seluruh pungutan negara dibidang pabean dan cukai yang
pembayaran/penyetorannya
dilakukan
oleh
wajib
bayar,
diharuskan
I.
Hal 50
Hal 51
Hal 52
Hal 53
pembayaran
PNBP
di
Kantor
Bea
dan
Cukai
dengan
menyerahkan:
a. Pemberitahuan Pabean Impor atau inward manifiest;
b. SSPCP dalam rangkap 4 (empat); dan
c. uang pembayaran sebesar jumlah yang tercantum dalam SSPCP.
3. Dalam hal pengisian SSPCP telah lengkap dan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan, menerima bukti pembayaran berupa SSPCP lembar ke-l
Hal 54
4)
Hal 55
pembayaran,
nama
petugas
penerima
Hal 56
pembayaran,
nama
petugas
penerima
Hal 57
Hal 58
Hal 59
Hal 60
B.
Hal 61
pembayaran
PNBP
di
Kantor
Bea
dan
Cukai
dengan
menyerahkan:
a. PEB atau outward manifest
b. SSPCP dalam rangkap 4 (empat); dan
c. uang pembayaran sebesar jumlah yang tercantum dalam SSPCP.
3. Dalam hal pengisian SSPCP telah lengkap dan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan, menerima bukti pembayaran berupa SSPCP lembar ke1 yang telah diberi nomor SSPCP, tanggal dan waktu pembayaran, nama,
dan tanda tangan petugas penerima pembayaran, dan cap dinas Kantor Bea
dan Cukai.
Hal 62
Hal 63
yang
tercanturn
dalam
SSPCP
yang
bersangkutan,
dan
permintaan konfirmasi
mengenai suatu
pembayaran atau
Hal 64
dan
Kiriman
yang
didalamnya
telah
tercantum
besarnya
III.
Hal 65
dikenakanPNBP.
Hal 66
permintaan konfirmasi
mengenai suatu
pembayaran atau
permintaan
konfirmasi
mengenai suatu
pembayaran atau
Hal 67
2).
pembayaran
PNBP
di
Kantor
Bea
menyerahkan:
a. dokumen dasar pembayaran;
b. SSPCP dalam rangkap 4 (empat); dan
Hal 68
Hal 69
Hal 70
permintaan konfirmasi
mengenai suatu
pembayaran atau
permintaan konfirmasi
mengenai suatu
pembayaran atau
Hal 71
IV.
1. Mengisi formulir SSPCP dalam rangkap 4 (empat) dengan lengkap dan benar
sesuai dengan jumlah dan jenis penerimaan negara yang tercantum dalam
dokumen dasar pembayaran.
2. Melakukan pembayaran penerimaan negara dalam rangka impor di Bank
Persepsi atau Pos Persepsi dengan menyerahkan:
a. dokumen dasar pembayaran;
b. SSPCP dalam rangkap 4 (empat); dan
c. uang pembayaran sebesar jumlah yang tercantum dalam SSPCP.
3. Dalam hal SSPCP telah diisi dengan lengkap dan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan serta uang pembayaran telah diserahkan, menerima
kembali:
a. dokumen dasar pembayaran yang telah dibubuhi tanda terima; dan
b. SSPCP lembar ke-1 dan ke-3 yang telah divalidasi.
4. Menyerahkan SSPCP lembar ke-3 ke Kantor Bea dan Cukai.
B. Kegiatan Bank Persepsi atau Pos Persepsi:
Hal 72
7. Merekam data penerimaan pada. sistem komputer untuk setiap kode akun
dalam modul Bank yang terhubung dengan Modul Penerimaan Negara
(MPN).
8. Mendistribusikan SSPCP lembar ke-2 yang telah diterakan NTB/NTP dan NT
ke KPPN.
9. Menjawab
permintaan
konfirmasi
mengenai
suatu
pembayaran
atau
1. Menerima SSPCP lembar ke-2 dari Bank Persepsi atau P08 Persepsi yang
telah mendapatkan NTB/NTP dan NTPN.
Hal 73
1. Dalam hal Kantor Bea dan Cukai telah teihubung melalui sistem PDE:
a. Menerima data SSPCP berupa credit advice dari Bank Persepsi atau Pos
Persepsi;
b. Memberikan respons ke Bank Persepsi dan Pos Persepsi atas credit
advice yang diterima, dan
c. Melakukan pencocokan data penerimaan negara dalarn rangka impor
yang tercantum dalam dokumen dasar pembayaran dengan credit advice
yang dikirim dari Bank Devisa Persepsi atau Pos Persepsi.
2. Menerima dokumen dasar pembayaran yang telah dibubuhi tanda terima dan
SSPCP lembar ke-3 dari wajib bayar.
3. Menerima SSPCP lembar ke-2 dari KPPN untuk dflakukan pencocokan
dengan SSPCP lembar ke-3 yang diterima dari wajib bayar.
4. Dalam hal hasil pencocokan data SSPCP lembar ke-2 dengan lembar ke-3
tidak sesuai, Pejabat Bea dan Cukai melakukan konfirmasi ke Bank Persepsi,
Pos Persepsi, dan/atau KPPN.
5. Dalam hal hasil pencocokan data SSPCP lembar ke-2 dengan lembar ke-3
sesuai, Pejabat Bea dan Cukai menata usahakan SSPCP.
V.
Hal 74
ATAS
PENGANGKUTAN
BARANG
Hal 75
dalam
hal
yang
ditanda
sahkan
adalahrekapitulasi
penyetoran
4. Merekam data penerimaan pada sistem komputer untuk setiap kode akun
dalam modul bank yang tergabung dengan modul penerimaan negara (MPN).
Dalam hal perekaman data rekapitulasi penyetoran;
a. NPWP yang digunakan adalah NPWP bendahara penerimaan
Hal 76
Hal 77
Hal 78
permintaan
konfirmasi
mengenai
suatu
pembayaran
atau
Hal 79
permintaan
konfirmasi
mengenai
suatu
pembayaran
atau
sesuai, bendahara
3) Jaminan;
Yang dimaksud dengan jaminan dalam hubungannya dengan kepabeanan dan
cukai ialah segala sesuatu yang yang diserahkan oleh satu pihak kepada Kepala
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang sifatnya sementara yang merupakan
tanggungan karena belum diselesaikannya suatu kewajiban terhadap Bea dan
Cukai dibidang pungutan pabean, Cukai dan pungutan lainnya yang diwajibkan.
Disamping dibidang kepabeanan
dibidang cukai yang disebut Excise Bond yang dijaminkan terhadap pembayaran
cukai secara berkala atau penundaan untuk BKC berupa MMEA produk dalam
negeri, maupun BKC impor yang pelunasannya dengan pelekatan pita cukai.
Hal 80
C. Penggunaan Jaminan;
Jaminan Tunai dapat dipakai atas pembayaran ;
1. Pungutan Negara untuk impor barang yang ada kaitannya dengan pemberian
fasilitas di Tempat Penimbunan Berikat.
2. Pungutan untuk barang impor sementara; pembebasan atau keringanan.
3. Pungutan Negara untuk impor barang yang diberikan ijin pengeluaran terlebih
dahulu dengan penangguhan BM dan PDRI.
4. Pungutan Negara yang kurang dibayar sebagai akibat penetapan oleh Pejabat
Bea dan Cukai tarip/atau nilai pabean yang diajukan keberatan.
5. Barang diangkut lanjut (BC1.2.)yang dilakukan oleh importir.
6. Pengusaha jasa Titipan.
7. Izin operasional PPJK
Didang cukai dikenal jaminan sebagai berikut;
1. Jaminan untuk pembayaran cukai secara berkala:
a. Jaminan bank atau
b. Excise bond
2. Jaminan dalam rangka penundaan cukai;
a. Jaminan Bank
b. Excise bond atau
c. Corporate guarantee ( jaminan perusahaan).
Hal 81
11. SPKPBM
sebesar total BM, Cukai, Pajak dan denda yang tertera pada
SPKPBM.
12. SPSA sebesar yang tertera pada SPSA
13. MMEA buatan dalam negeri sebesar rata-rata perbulan kewajiban cukai dan
pungutan lain aas pengeluaran MMEA dalan negeri dalam 2 (dua) tahun
terakhir.
14. Jaminan untuk fasilitas KITE sebesar jumlah pungutan impor yang
dipertaruhkan di Kepala KWBC.
15. Jaminan dalam rangka pembayaran berkala dibidang cukai adalah sebesar
1,5 kali rata-rata setiap bulan dari jumlah nilai cukai atas pengeluaran BKC
dalam 12 bulan terakhir sejak pengajuan permohonan sdecara berkala.
Hal 82
E. Pencairan Jaminan;
1. Tunai adalah jangka waktu jaminan ditambah 30 (tiga puluh) hari.
2. Bank; 30 (tiga puluh) hari sebelum jaminan jatuh tempo, KKPBC mengirin
surat permintaan pencairan jaminan, pencairan jaminan selambat-lambatnya
5 (lima) hari kerja setelah tanggal jatuh tempo.
3. Customs Bond/Excise Bond sebelum Customs Bond jatuh tempo KKPBC
mengirim surat permintaan pencairan kepada surety, dan pencairan jaminan
dilakukan selambat-lambatnya 14(empat belas) hari kerja sejak tanggal jatuh
tempo.
4. Tertulis ;
a. Instansi Pemerintah diberikan surat permintaan pembayaran dan apabila
belum melunasi utangnya KKPBC melaporkan ke Direktur Jenderal Bea
dan Cukai untuk dilaporkan ke Menteri Keuangan.
b. Importir ;30 hari sejak berakhirnya jangka waktu jaminan tertulis berakhir
KKPBC menyampaikan surat permintaan pembayaran ,apabila setelah 30
hari ditambah 7 hari belum dilunasi utangnya, maka diterbitkan surat
teguran dan proses selanjutnya sesuai ketentuan penagihan dengan surat
paksa.
5. Jaminan untuk fasilitas KITE dicairkan jika dalam tempo 12(dua belas) bulan
tidak ada realisasi ekspor atau pengiriman ke tempat penimbunan berikat.
Hal 83
b. Berkala
menyerahkan
SSPCP
pada
kolom
SSPCP
PNBP
atau
paling lambat
adalah
kelebihan
pembayaran
yang
diperhitungkan
Hal 84
Tiap jenis penerimaan dicatat pada kolom yang sesuai dengan jenis
penerimaan yang bersangkutan.
menyebutkan
nomor-nomor
bukti
pembayaran
yang
digunakan.
Hal 85
Penandasyahan
Buku
Catatan
Penerimaan
dengan
penanda
penerimaan
yang
sudah
dicatat
tersebut
kemudian
: Rp
: Rp
--------------------------------- +
Penerimaan bulan..
Penerimaan bulan-bulan yang lalu
: Rp
: Rp .
--------------------------------- +
Hal 86
NIP.0600
g. Penutupan pada akhir tahun anggaran;
Bendahara Penerima DJBC menulis kata-kata :
Penerimaan hari ini
: Rp ..
: Rp . +
---------------------------------
Penerimaan bulan
: Rp .
: Rp .
----------------------------------
: Rp .
------------------------+
: Rp
: Rp ....
----------------------- -
Saldo
: Rp ...
.tanggal
Mengetahui
Kepala Kantor
Hal 87
Latihan;
1. Jelaskan kegiatan yang dilakukan oleh wajib bayar pada saat pembayaran
pungutan impor ke Bank Devisa Persepsi atau Pos Persepsi
2. Jelaskan kegiatan Bank Devisa Persepsi dan Pos Persepsi yang menerima
pembayaran tersebut
3. Jelaskan kegiatan yang dilakukan KPPN dan KPPBC terkait dengan
pembayaran diatas.
4. Jelaskan tata kerja pembayaran denda atas pelanggaran penganagkutan
barang- barang tertentu
5. Jelaskan tata kerja penyetoran oleh bendahara penerima DJBC ke KPPN
6. Jelaskan tata cara penyetoran oleh PT.POS ke KPPN
7. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang jaminan
8. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang pembukuan penerimaan dari
bendahara penerima DJBC.
2.3.
Rangkuman;
lembar
ke
yang
dikirim
oleh
KPPN
untuk
rekonsiliasi/dicocokkan.
4. Jelaskan
kegiatan
wajib
bayar
eksportir/kuasanya
yang
melakukan
Hal 88
Persepsi, Pos Persepsi dan dalam hal tertentu di Kantor Pelayanan dan
Pengawasan DJBC dan Kantor POS.
11. Bagi wajib bayar harus memahami terlebih dahulu tentang jumlah-jumlah
yang wajib disetorkan ke Kas Negara melalui tempat-tempat pembayaran
diatas, karena jika terjadi kesalahan dalam menetapkan jumlah pungutan,
maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda, hal ini sesuai
ketentuan tentang pembayaran yang menganut system self assetsment.
12. Bagi bendahara penerima DJBC yang bertanggung jawab terhadap seluruh
penerimaan negara yang dalam pengelolaannya penting mengetahui dengan
pasti tentang syarat-syarat dan jumlah-jumlah dan kepastian bahwa
penerimaan negara tersebut telah disetorkan ke Kas Negara dengan tepat
waktu dan benar, selanjutnya bendahara juga harus mengarsipkan seluruh
dokumen
kearsipan.
13. Tata kerja pembayaran denda atas pengangkutan barang-barang tertentu
yang dilakukan oleh pengangkut yang mengangkut barang-barang tertentu
dari satu tempat ketempat lain dalam daerah pabean dan belum atau tidak
menyerahkan dokummen yang diwajibkan.
Hal 89
dapat
bahan
Hal 90
Test formatif;
1. Terhitung mulai tanggal 1 Mei 2009, dokumen penyetoran yang dipakai untuk
melakukan pembayaran dibidang pabean dan cukai adalah;.........
a. SSPCP
b. SSPCP dan dokumen dasar pembayaran
c. dokumen dasar bersama BPPCP untuk yang diterima di KPPBC
d. dokumen dasar bersama SSCP untuk pembayaran cukai atas BKC
dan SSPCP untuk pungutan impor .
2. Tempat yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pungutan pabean impor ,
adalah di;.....
a. Bank Devisa Persepsi dan Pos Persepsi dan KPPBC
b. Bank Devisa Persepsi, Pos Persepsi dan kantor Pos
c. Bank Devisa Persepsi, Pos Persepsi.
d. Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi, Kantor Pos Persepsi, Kantor
Pos dan KPPBC
3. Tempat yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pungutan pabean ekspor
adalah;...
a. Bank Devisa Persepsi, KPPBC, Kantor Pos Persepsi
b. Bank Devisa Persepsi, KPPBC, Kantor Pos Persepsi dan Kantor Pos.
c. Bank Devisa Persepsi dan KPPBC
d. Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi, Kantor Pos Persepsi dan
Kantor Pos
4. Tempat yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pungutan cukai produksi
dalam negeri;...
a. Bank Devisa Persepsi dan Bank Persepsi
b. Bank Persepsi dan Kantor Pos Persepsi
c. Bank Devisa Persepsi, Kantor Pos Persepsi
d. Bank Persepsi dan Kantor Pos Persepsi
5. Dokumen dasar pembayaran atas barang impor adalah;...
a. BC.1.1, BC.2.0, BC.2.1, PPKP, BC.2.2, BC.2.3, BC.2.4, BC.2.5.
b. BPLB, SPTNP, SPP, SPKTNP, SPSA, BPBLB, SPKPBM, PFTZ-01,
PFTZ -02 PPBT.
Hal 91
Hal 92
Hal 93
SSPCP, mempunyai
kewajiban untuk;
a. merekonsiliasi/mencocokkan antara SSPCP yang diterima dari wajib
bayar dan dari Bank Devisa Persepsi
b. merekonsiliasi/ mencocokkan antara SSPCP/rekapitulasi penyetoran
yang diterima dari wajib bayar dengan yang dari KPPN
c. merekonsiliasi/mencocokkan antara dokumen dasar penerimaan dan
SSCP yang diterima dari Kantor Pos
d. merekonsiliasi/mencocokkan antara SSPCP denga BC.1.1.
18. Jika terjadi ketidak cocokan antar SSPCP yang diterima oleh bendahara
penerima di KPPBC, maka segera dilakukan konfirmasi ke;...
a. KPPN
b. Bank Devisa Persepsi dan Pos Persepsi
c. wajib bayar
d. Pernyataan a dan b benar.
19. Dari
dokumen
dasar
pembayaran
dan
SSPCP
yang
telah
Hal 94
yang
merupakan
tanggungan
karena
belum
Hal 95
Hal 96
kedalam buku
penerimaan harian.
31. Setiap kesalahan tulis dalam buku penerimaan harian oleh bendahara
diperbaiki dengan cara sebagai berikut;.....
a. buku segara diganti dengan yang baru
b. dihapus pada kesalahan tersebut dan kemudian ditulis kembali
c. dicoret dengan tinta merah tanpa menutup angka yang salah,
kemudian ditulis angka yang benar dan pada kedua sisinya diparaf
oleh bendahara.
d. dicoret dan kemudian angka yang salah diganti dan diberi cap
bendahara.
32. Buku penerimaan harian ditutup pada;
a. setiap akhir bulan, akhir tahun dan setiap ada serah terima bendahara.
b. setiap akhir bulan akhir tahun
c. setiap akhir bulan, akhir tahun dan setiap ada pemerikasaan kkas
d. setiap akhir bulan, akhir tahun, setiap ada pemeriksaan kas dan serah
terima jabatan bendahara.
33. Buku catatan penerimaan dan buku penerimaan harian, sebelum digunakan;..
a. wajib diberi nomor pada tiap halaman dan pada halaman depan
ditanda tangani bendahara penerima dan diberi cap dinas
b. tidak diberi nomor karena dicetak oleh DJBC
c. dibuat dan dicetak setiap saat dibutuhkan
d. Pernyataan a, b dan c salah.
Hal 97
Tingkat-tingkat penguasaan ;
- 90% - 100%
= Baik sekali
- 80% -
89%
= Baik
- 70% -
79%
= Cukup
- 69% kebawah
= Kurang.
Hal 98
Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu memahami :
1. hal-hal yang terkait dengan penagihan di bidang pabean dan cukai
sesuai yang ditetapkan dalam undang-undangnya masing-masing
2. tentang penagihan utang Negara di bidang pabean dan cukai yang
berhubungan dengan barang yang dikuasai Negara dan milik Negara.
3. tentang pengembalian menurut undang-undang kepabeanan dan cukai
serta pungutan lain yang diwajibkan
3.1.
Pendahuluan;
Dalam bab ini dijelaskan tentang Tata Laksana Penagihan BM, Cukai,
Denda Administrasi, Bunga, PDRI (Pungutan Dalam Rangka Impor dan BK (Bea
Keluar) serta PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).
Disamping penagihan yang telah ditetapkan dalam undang-undang yang
merupakan dasar hukum bagi masing-masing penagihan tersebut diatas juga
dikenal ketentuan penagihan pajak dengan Surat Paksa.
Sehingga pada dasarnya penagihan dibagi dalam 2 (dua) tahap;
a. Penagihan Administratif, dan
b. Penagihan Aktif.
Penagihan administrasi dilakukan apabila jatuh tempo utang belum juga
dilunasi sampai dengan 60 hari dibidang pabean dan 30 (tiga puluh) hari
dibidang cukai, ditambah 7 (tujuh) hari.
Apabila setelah jangka waktu tersebut utang belum juga dilunasi, maka
dilakukan penagihan secara aktif.
Penagihan utang secara aktif ini adalah saat dimulainya penagihan pajak
dengan surat paksa.
Hal 99
A. Penagihan administratif ;
Penagihan administratif dilakukan oleh Kepala Kantor Pelayanan dan
Pengawasan Bea dan Cukai dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan
Kekurangan
Pembayaran
Bea
Masuk,Bea
Keluar
dan
Cukai
atas
Bea
Keluar
yang
disebabkan
karena
kekurangan
Pelayanan
berupa SPPBK atau SPKKPBK, apabila sampai dengan surat tagihan ketiga
belum juga dilunasi, maka Kepala KPU/KPPBC menerbitkan surat peringatan
kepada eksportir yang berisi perintah untuk melunasi dalam waktu 7 hari
sejak surat peringatan.
Hal 100
Hal 101
B. Penagihan aktif;
Penagihan aktif mulai dilakukan saat tertagih setelah diberi Surat Teguran
dan belum juga melunasi utangnya;
1. Apabila Surat Teguran telah jatuh tempo dan belum juga dilunasi,KKPBC
segera;
a. Menerbitkan Surat Paksa (SP) untuk penagihan BM, Cukai, Sanksi
administrasi dan Bunga. Surat Paksa ini merupakan perintah
untuk
KPPBC
menerbitkan
Surat
Perintah
Melaksanakan
Hal 102
C. Pelaksanaan penyitaan;
1. Pelaksanaan Penyitaan oleh Juru Sita Bea dan Cukai;
1.1. Pelaksanaan penyitaan dilakukan oleh Juru sita Bea dan Cukai dengan
disaksikan oleh 2(dua) orang dewasa penduduk Indonesia yang
dikenal dan dipercaya oleh Juru Sita.
1.2. Dalam setiap melaksanakan penyitaan, Juru Sita wajib membuat Berita
Acara Pelaksanaan Sita yang ditanda tangani oleh Juru Sita dan saksisaksi, Berita Acara ini tetap mengikat walaupun saksi-saksi menolak
menanda tanganinya.
1.3. Pengajuan Keberatan dan Banding tidak mengakibatkan penundaan
pelaksaan penyitaan.
2. Pencabutan sita dapat dilaksanakan apabila tertagih telah melunasi utangnya
atau berdasarkan putusan Pengadilan Pajak atau ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.
3. Pencegahan dapat dilakukan terhadap seseorang penangung pajak yang
jumlahnya minimal Rp.100.000.000,- dan diragukan itikad baiknya.
4. Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu atas kebebasan
tertagih yang mempunyai utang pajak minimum Rp.100.000.000,- karena
diragukan itikad baiknya dalam melaksanakan kewajibannya. Penyanderaan
berdasarkan izin Menteri Keuangan atau Gubernur Kepala Daerah TK.I. dan
dilakukan secara selektif, hati-hati dan merupakan upaya terakhir.
Hal 103
Hal 104
B. Bidang cukai;
1. Dibidang cukai atas BKC dan barang lain dari pelanggar yang tidak dikenal
dikuasai Negara dibawah pengawasan DJBC, terhadap barang ini dibagi
kedalam;
1.1. Barang dikuasai Negara dari pelanggar yang tidak dikenal ;
1.2. Barang dikuasai Negara yang berasal dari pemiliknya tidak diketahui,
2. Atas barang tersebut diatas jika melampaui waktu yang ditetapkan statusnya
berubah menjadi barang milik Negara.
3. Penyelesaian atas BKC dan barang lain
dinyatakan
dikuasai
Negara
ditempatkan
di
Tempat
KPPBC;
3.2. Apabila
dalam
jangka
waktu
14
hari
sejak
dikuasai
negara
dinyatakan
dikuasai
Negara
ditempatkan
di
Tempat
pemiliknya tidak
Hal 105
D. Pelelangan ;
1. Dalam pelelangan barang yang tidak dikuasai atau yang dikuasai Negara
harus ditetapkan harga lelang terendah yang meliputi jumlah pungutan;
a. Bea Masuk,Cukai,PPN Impor,PPn BM dan PPh Psl.22;
b. Sewa gudang di Tempat Penimbunan Sementara untuk selamalamanya 2 (dua) bulan;
c. Sewa gudang di Tempat Penimbunan Pabean; dan
d. Biaya pencacahan dan penimbunan di Tempat Penimbunan Pabean.
2. Untuk menghitung BM dan PDRI Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan
Bea dan Cukai menetapkan nilai pabean dari barang yang akan dilelang
berdasarkan data yang tersedia pada Kantor Pabean tersebut.
3. Hasil pelelangan setelah dikurangi dengan BM, Cukai, PPN, PPnBM, PPh
Psl.22., sewa gudang serta biaya-biaya lain jika masih ada sisa disediakan
untuk diterimakan kepada pemiliknya.
4. Sisa uang yang yang disediakan untuk diterima kepada pemiliknya oleh
Kepala Kantor wajib disampaikan secara tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari
Hal 106
E. Pelaksanaan lelang ;
1. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyitaan masih
juga utang belum dilunasi, maka pejabat Bea dan Cukai segera
melaksanakan pengumuman lelang.
2. Jika dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pengumuman lelang
masih juga belum dilunasi utang dimaksud, maka pejabat Bea dan Cukai
dapat segera melakukan penjualan barang sitaan melalui kantor lelang
negara.
Hal 107
Hal 108
dibayar
sebagai
akibat
pelanggaran
tehadap
undang-undang
Bea
dan
Cukai
dengan
menyebutkan
alasan-alasan
Hal 109
mendapatkan persetujuan.
g. Setoran yang diminta pengembalian telah diterima KPPN setelah
dikonfirmasi.
h. Apabila ada keragu-raguan tanda tangan, maka KPPN dapat meminta
konfirmasi ke Kepala KPPBC.
i.
4. Cara pengembalian;
a. Apabila Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai telah
memberikan persetujuan pengembalian/restitusi, kemudian menanda
tangani Surat keputusan Pengembalian Bea Masuk (SKPBM) yang
ditanda tangani atas nama Menteri Keuangan dalam rangkap 4 (empat);
i. Lembar
ke
1.
untuk
Importir/yang
berhak
mendapatkan
pengembalian;
ii. Lembar ke 2. untuk Direktur Jendral Bea dan Cukai.
iii. Lembar ke 3. untuk Kepala KPPN mitra kerja KPU/KPPBC; dan
iv. Lembar ke 4 untuk KPU/KPPBC.
b. Berdasarkan SKPBM diatas kemudian dibuatkan SPMKBM yang ditanda
tangani oleh Kepala KPU/Kantor Pelayanandan Pengawasan Bea dan
Cukai atas nama Menteri Keuangan.
c. SPMKBM dibuat dalam rangkap 4 diperuntukkan;
i. Lembar ke 1. untuk importir Yang bersangkutan untuk ditunaikan di
Bank yang Ditunjuk.
ii. Lembar ke 1 dan 2. untuk KPPN.
iii. Lembar ke 3.untuk pihak yang behak; dan
iv. Lembar ke 4 untuk KPPBC.
Hal 110
5. Pembayaran Bunga;
a. Pemberian pengembalian bunga diberikan dalam hal;
i. Pengembalian uang (restitusi) dalam bentuk penerbitan SPKPBM
atau
iii. Pengembalian uang (restitusi) Bea Masuk atau Cukai sebagai akibat
Putusan
pemberian bunga.
iv. Besarnya bunga ditetapkan 2% setiap bulan untuk selama-lamanya
24 bulan, bagian dari bulan dianggap satu bulan penuh.
b. Syarat-syarat pengembalian Bunga;
i. Yang bersangkutan mengajukan surat permintaan pegembalian
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
ii. Direktur Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan Nota Perhitungan
penetapan besarnya Bunga.
iii. Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengajukan Surat Permintaan
Penerbitan SKO kepada Direktur Jenderal Anggaran.
iv. Berdasarkan SPP SKO Direktur Jenderal Anggaran menerbitkan
SKO
Hal 111
jasa
yang
pengembalian
bersangkutan
akan
menunaikan
Hal 112
bukti-bukti
asli
pembayaran
cukai
dan/atau
denda
administrasi;
b. Diberikan hanya untuk pelekatan pita cukai atau pembayaran cukai pada
tahun anggaran berjalan dan/atau setahun sebelumnya;
c. Pengembalian
cukai
hanya
diberikan
kepada
pengusaha
Hal 113
D. Pengembalian PNBP;
Pengembalian PNBP dapat dilakukan jika dalam pemeriksaan terdapat kelebihan
pembayaran jumlah PNBP yang seharusnya dibayar, jumlah kelebihan tersebut
diperhitungkan sebagai pembayaran dimuka atas jumlah PNBP yang terutang
Wajib Bayar yang bersangkutan pada periode berikutnya.3.2. Latihan;
1. Jelaskan tentang tata cara penagihan dibidang pabean atas pungutan impor
dan ekspor
2. Jelaskan tentang tata cara penagihan dibidang cukai
3. Jelaskan
tentang
Hal 114
1. Penagihan dibidang kepabeanan dan cukai dilakukan jika wajib bayar atau
kuasanya terlambat atau tidak melaksanakan kewajibannya dalam melunasi
pungutan impor, ekspor dan cukai serta denda dan pungutan-pungutan lain
yang terkait yang wajib dipungut oleh DJBC.
2. Penagihan yang dilakukanadalah penagihan administratif dan penagihan
aktif, penagihan administrasi dilakukan dengan mengajukan surat tagihan
yang dilanjutkan surat peringatan.
3. Apabila penagihan administrasi telah dilaksanakan dan wajib bayar belum
juga melunasi utangnya, maka diadakan penagihan aktif, dari penagihan ini
telah dimulai penagihan pajak dengan surat paksa).
4. Pungutan-pungutan yang tidak diselesaikan tersebut diatas diserahkan
kepada Direktorat Jenderal Keuangan Negara untuk proses selanjutnya.
5. Juru sita melakukan penyitaan terhadap barang-barang bergerak atau tidak
bergerak milik yang bertutang untuk kemudian dilakukan pelelangan guna
pelunasan utang-utang kepada negara.
6. Wajib bayar yang memiliki utang > Rp. 100 juta dapat dicekal oleh
KPU/Kepala KPPBC dengan tujuan untuk segera melunasi utangnya, apabila
tidak
dilunasi
dan
atas
seizin
Menteri
Keuangan
dapat
Hal 115
barang
kena
cukai
yang
telah
menjadi
milik
negara
ditunjuknya,
saat
ini
pengembalian
dilakukan
dengan
cara
ditangan
Menteri
Keuangan
sebagai
BUN
yang
kemudian
Hal 116
Hal 117
Hal 118
dengan
pembayaran
PNBP
periode
berikutnya
b. dikembalikan secara tunai
c. dikembalikan dengan menggunakan SP2D
d. dikembalikan bersamaan dengan pungutan BM
Hal 119
formatif diatas dan apabila anda telah selesai menjawabnya cocokkan dengan
kunci jawaban yang ada pada akhir modul ini, apabila anda telah dapat
menjawab minimal 80%, maka anda telah selesai mempelajari modul ini, akan
tetapi apabila masih kurang dari 80%, maka cobalah ulangi lagi dan diskusikan
dengan teman-teman anda. Hal yang perlu anda lakukan adalah jangan melihat
kunci jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab test formatif diatas.
Tingkat-tingkat penguasaan;
- 90% - 100%
= Baik sekali
- 80% -
89%
= Baik
- 70% -
79%
= Cukup
- 69%
kebawah = Kurang
.
=================================
Hal 120
PENUTUP
Unit Perbendaharaan Penerimaan pada kantor-kantor Pelayanan Bea dan
Cukai merupakan salah satu unit yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan,
menata
usahakan
dan
mempertanggungjawabkan
uang
Hal 121
TES SUMATIF
1. Pelaksanaan penyitaan dilakukan oleh juru sita Bea dan Cukai dengan
cara;.....
a.
b.
c.
d.
2. SSPCP yang telah dilunasi di Bank Devisa Persepsi wajib diberikan teraan;..
a.
b.
c.
NTB, NTPN
d.
PPKP
b.
c.
d.
Jabatan
b.
Perorangan / pribadi
c.
d.
b.
Hal 122
d.
b.
c.
d.
Declaration
b.
c.
d.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
10. Pungutan pabean yang berkaitan dengan impor dapat terdiri ;...
a.
Hal 123
c.
d.
b.
CK. 1 dan CK 14
c.
d.
Semua hak yang dapat dinilai uang serta barang milik negara
b.
Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang milik negara
c.
d.
13. Jaminan untuk fasilitas KITE dicairkan oleh bendahara penerima DJBC, jika
pemilik fasilitas..
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
15. Eksportir yang mengekspor barang tertentu yang dikenakan Bea Keluar saat
pelunasannya diberi bukti pembayaran berupa ;...
a.
SSPE
Hal 124
SSPCP
c.
STBS
d.
SSTB
b.
c.
d.
b.
c.
d.
wajib diberi nomor pada tiap halaman dan pada halaman depan
ditanda tangani bendahara penerima dan diberi cap dinas
b.
c.
d.
19. Yang tersebut dibawah ini adalah jenis penerimaan pabean dan cukai,
kecuali;
a.
bea masuk
b.
cukai
c.
PPN Impor
d.
Bunga
Hal 125
Importir
b.
Pengusaha TPS
c.
Eksportir
d.
Pengangkut
Undang undang
b.
Peraturan Pemerintah
c.
d.
sekali pakai
b.
terus menerus
c.
d.
Menteri Keuangan
b.
c.
d.
24. Pungutan negara dalam rangka ekspor saat ini dapat berupa ;...
a.
b.
c.
d.
25. Terhitung mulai tanggal 1 Mei 2009, dokumen penyetoran yang dipakai
untuk melakukan pembayaran dibidang pabean dan cukai adalah;....
a.
SSPCP
b.
c.
Hal 126
BC.2.0,BC. 2.1,BC.2.2,BC.3.0.
b.
c.
d.
27. Tempat yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pungutan pabean ekspor
adalah;...
a.
b.
c.
d.
28. Dokumen dasar pembayaran atas barang yang dikenakan Bea Keluar;
a.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
30. Tempat yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pungutan pabean impor ,
adalah di;...
a.
b.
c.
Hal 127
31. PNBP atas jasa pelayanan di bidang cukai yang dapat dibayar pada KPPBC
adalah;...
a.
b.
c.
d.
32. Pembayaran penerimaan negara dibidang impor atas barang kiriman Pos
dilakukan dengan menggunankan dokumen dasar pembayaran;...
a.
b.
PPKP
c.
d.
b.
c.
d.
34. PNBP atas jasa pelayanan impor yang dapat dibayar pada KPPBC adalah
;
a.
b.
c.
d.
35. Dalam hal pelaksanaan pembayaran penerimaan disetorkan oleh wajib bayar
ke Bank Devisa Persepsi yang terhubung dengan system PDE , Bank
Devisa Persepsi mengirimkan ...
Hal 128
credit advice (data SSPCP yang telah dilunasi oleh wajib bayar) ke
KPPBC
b.
c.
d.
36. Diantara Institusi tersebut diatas, yang paling bertanggung jawab atas
pungutan-pungutan negara menurut Undang-undang nomor 1 tahun 2004
tentang perbendaharaan negara adalah;....
a.
b.
c.
d.
KPPN
b.
c.
Kantor Pos
d.
38. Jika terjadi ketidak cocokan antar SSPCP yang diterima oleh bendahara
penerima di KPPBC, maka segera dilakukan konfirmasi ke;...
a.
KPPN
b.
c.
wajib bayar
d.
b.
c.
d.
Hal 129
b.
c.
d.
b.
c.
d.
cutoms bond
b.
excise bond
c.
d.
personal guarantee
Instansi pemerintah
b.
semua importir
c.
d.
Orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama
negara/daearah, menerima,menyimpan,dan
membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barangbarang negara/daerah.
Hal 130
c.
Orang atau badan hukum yang diberi tugas mengelola seluruh harta
negara
d.
Orang atau badan hukum yang diberi tugas mengelola uang, surat
berharga, barang serta segala sesuatu yang menjadai harta negara
b.
c.
d.
46. Bentuk jaminan yang dipakai dibidang pabean dan cukai adalah;...
a.
b.
c.
d.
12 bulan
b.
18 bulan
c.
24 bulan
d.
30 bulan
b.
c.
Hal 131
b.
c.
d.
setiap akhir bulan, akhir tahun dan setiap ada serah terima
bendahara.
b.
c.
setiap akhir bulan, akhir tahun dan setiap ada pemerikasaan kkas
d.
setiap akhir bulan, akhir tahun, setiap ada pemeriksaan kas dan
serah terima jabatan bendahara.
Orang
b.
Badan
c.
d.
52. Setiap kesalahan tulis dalam buku penerimaan harian oleh bendahara
diperbaiki dengan cara sebagai berikut;...
a.
b.
c.
d.
dicoret dan kemudian angka yang salah diganti dan diberi cap
bendahara.
53. Tempat yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pungutan cukai produksi
dalam negeri;...
a.
b.
Hal 132
d.
54. Pada dasarnya penagihan piutang bea masuk dan PDRI dapat dilakukan
dengan ;.....
a.
penagihan administrasi
b.
penagihan aktif
c.
d.
penagihan fisik.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
a, b, dan c benar
58. Orang atau pejabat yag ditunjuk menerima, menyimpan dan membayarkan,
menata usahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan
belanja negara yaitu :
a.
Bendaharawan Penerimaan
b.
Bendaharawan Pengeluaran
c.
d.
Hal 133
SKPMBM
b.
SPMKBM
c.
SPKPBM
d.
SPTNP
b.
SPKTNP
c.
SPP
d.
SPSA
SKPBM
b.
SPKKBM
c.
SPMKBM
d.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
b.
Hal 134
d.
Bank
b.
Pengusaha asuransi
c.
Tertulis
d.
Tunai
66. Barang yang dikuasai negara karena pelanggaran dibidang cukai, pada
penyelesaian akhirnya adalah ;.......
a.
dimusnahkan
b.
dilelang
c.
d.
67. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2008 tentang Bea Keluar
terhadap barang ekspor, besaran maksimum tarif Bea Keluar adalah
sebesar;...
a.
b.
c.
d.
maksimum 100 % dari harga ekspor atau equivalen jika dipakai tarif
spesifik.
68. Untuk pengembalian Bea Keluar, Kepala KPPBC atas nama Menteri
Keuangan menerbitkan;.
a.
SPMKPE
b.
SPMKBK
c.
SPMKBM
d.
SPMKCK
Hal 135
KUNCI JAWABAN
I. Kunci Jawaban Tes Formatif 1, 2 dan 3
1. Kunci jawaban test formatif 1
1. b.
11. b
2. a
12. d.
3. a.
13. a.
4. b.
14. c.
5. b
15. c.
6. d.
16. c.
7. a
17. a.
8. b.
18. b.
9. c.
19. d.
10. c.
20. b.
11. a.
21. b.
31. c.
2. a.
12. b.
22. c.
32. d
3. b.
13. b.
23. a.
33. a.
4. b.
14. c.
24. c.
5. d.
15. a.
25. c.
6. d.
16. c.
26. c.
7. b.
17. b.
27. a.
8. b.
18. d.
28. a.
9. c.
19. a.
29. d.
10. d.
20. b.
30.d.
6. b
11. d.
2. a.
7. b
12. a.
3. c.
8. d
13. d.
4. c.
9. b
14. a.
5. d.
10. b
15. a.
Hal 136
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
d
c
b
b
d
a
c
d
b
b
c
b
d
a
b
d
a
a
c
c
a
c
a
d
b
c
b
d
b
a
d
b
b
c
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
a
c
b
d
a
b
c
c
a
a
a
c
c
a
d
d
d
c
b
c
b
a
b
b
b
a
d
b
a
a
d
a
b
b
Hal 137
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang Undang No. 17 Tahun 2006 dan10 Tahun 1995 Tentang
Kepabeanan.
2. Undang Undang No.39 Tahun 2007 perubahan atas UU. 11 Tahun1995
Tentang Cukai.
3. Undang-undang No. 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
4. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
5. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharan Negara.
6. Undang-undang No. 20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak.
7. Undang-undang No. 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak.
8. Peraturan Pemerintah No. 28. Tahun 2008 Tentang Penetapan Sanksi
Administrasi berupa denda dibidang Kepabeanan.
9. Peraturan Pemerintah. No. 26 Tahun 2009 Tentang Penetapan Sanksi
Administrasi berupa denda Dibidang Cukai.
10. Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2008 Pengenaan Bea Keluar tehadap
Barang Ekspor.
11. Peraturan Menteri Keuangan nomor 214/PMK.04/2008 tentang Pemungutan
Bea Keluar.
12. Peraturan Menteri Keuangan nomor; 74/PMK.01/2009 tentang organisasi dan
tata kerja Instansi Vertikal DJBC.
13. Peraturan
Menteri
pembayaran
Keuangan
dan
administrasi yang
nomor
penyetoran
213/PMK.04/2008
PDRI,PDRE,
BKC,
tentang
dan
tata
denda
tertentu
14. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P- 05/BC/2009- sebagai
perubahan atas P-39/ BC/ 2008 tentang Tata Laksana pembayaran
dan penyetoran
Hal 138
Berdasarkan
No.234/KMK.05/1996
dan
Keputusan
Menteri
Keuangan
Ekspor (KITE).
Menteri
Keuangan
No.118/KMK.04/2004,
jo.
Edaran;
01/BC/2000
tentang
Tata
Cara
Pengembalian
Bea
Hal 139