Professional Documents
Culture Documents
Seorang ibu 40 tahun datang bersama anak laki-lakinya usia 6 tahun ke UGD RS Tugurejo
pada tanggal 28 Maret 2015 jam 19.00 WIB dengan keluhan demam mengigil sejak 2 hari
yang lalu.
A. PENDAHULUAN
Demam tifoid disebut juga dengan typus abdominalis atau typhoid fever. Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan
(usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.1
Penyakit demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Prevalensi
demam tifoid di Indonesia di perkirakan 350 810 kasus per 1000 penduduk pertahun
atau kurang lebih sekitar 600.000 - 1,5 juta kasus setiap tahun 80 - 90% dari angka di atas
adalah anak berusia 2-19 tahun. Endemik demam tifoid terjadi di Propinsi Jawa tengah,
dengan peningkatan jumlah kasus demam tifoid selama 3 tahun berturut - turut dari tahun
2007 jumlah kasus 254, pada tahun 2008 menjadi 971 kasus, pada tahun 2009 naik 4817
kasus, dan pada tahun 2010 naik lagi 5021 kasus.2
Penyakit ini cukup mendapat perhatian serius karena prevalensinya yang cukup
tinggi. Hal ini terjadi masih kurangnya kesadaran tentang sanitasi lingkungan dan gaya
hidup sehat.3
Tifus abdominalis/ demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang
disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi
kuman salmonella.3
Berbagai faktor yang dapat menjadi pencetus timbulnya demam tifoid antara lain
faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya
tahan tubuh, dan derajat kekebalan anak.4
CATATAN MEDIS
MAHASISWA KEPANITERAAN UMUM
ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
PENYUSUN LAPORAN
Nama
: Kelompok 5
NIM
Tanda Tangan
PENGESAHAN
Nama Dosen
Tanda tangan
B. KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Identitas orang tua :
Nama Ibu
Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Nama Ayah
Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
NO RM
Tgl masuk RS
II.
: An. Haidar
: Laki-laki
: 6 tahun
: Islam
: Ny. Titin
: 38 tahun
: Islam
: SMA
: Ibu Rumah Tangga
: Ds. Kliris Kec. Boja, Kab. Kendal
: Tn. Marimin
: 40 tahun
: Islam
: S1
: Guru
: Ds. Kliris Kec. Boja, Kab. Kendal
: 392750
: 28 Maret 2015
ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara aloanamnesis (ibu kandung pasien) dan autoanamnesis
pada tanggal 30 Maret 2015 pukul 10.00 WIB.
Keluhan Utama: demam
1.
2.
3.
Riwayat keluarga :
Riwayat Asma (-)
Riwayat TBC (-)
Riwayat DBD (+)
4.
DATA KHUSUS
1. Riwayat prenatal
Riwayat Natal
Pasien lahir dengan bantuan dokter, spontan, langsung menangis dan segera dilakukan
inisiasi menyusui dini. Berat badan lahir (BBL) 3200 gram, panjang badan lahir (PBL)
Frekuensi
Umur
1 kali
3 kali
3 kali
4 kali
2 bulan
2,4,6 bulan
0,1,6 bulan
0,2,4,6 bulan
Campak
Imunisasi
1 kali
-
9 bulan
-
Ulangan
Kesan: Imunisasi dasar lengkap
6. Riwayat Makan dan Minum
Minum ASI mulai sejak lahir sampai usia 2 tahun 5 bulan, dan makanan pendamping
berupa bubur SUN dan bubur nasi mulai usia 7 bulan. Kesan riwayat makan dan minum
pasien baik kualitas dan kuantitas cukup.
Motorik Halus
Bicara
Sosial
Umur
3 bulan
3 bulan
3 bulan
7 bulan
9 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
9 bulan
13 bulan
15 bulan
3 bulan
8 bulan
Perkembangan
Miring
Tengkurap
Mengangkat kepala
Duduk
Merangkak
Berdiri
Merambat
Berjalan
Mengambil benda
benda kecil
Menyusun balok
Tersenyum
Ciluk ba
Kesan: perkembangan dan pertumbuhan sesuai umur
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 30 Maret 2015 jam 10.15 WIB
Keadaan umum : Tampak pucat
Kesadaran
: Compos mentis
Vital sign :
TD
: 90/60 mmHg
Nadi
: 92 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama reguler.
RR
: 20 x/menit tipe nafas abdominotorakal
T
: 37,9 oC (axiller)
Status Interna :
Kepala
: Mesocepal, UUB menutup
Mata
:Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm)
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Cor :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo :
Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Dextra
Sinistra
Pergerakan simetris
Benjolan (-)
ICS melebar (-)
Retraksi suprasternal
(-)
Sonor
Suara dasar : vesikuler
Suara
tambahan
:
wheezing, ronkhi ( - )
Pergerakan simetris
Benjolan (-)
ICS melebar (-)
Retraksi suprasternal (-)
Sonor
Suara dasar : vesikuler
Suara
tambahan
:
wheezing (-), ronkhi ( - )
SD : vesikuler
SD : vesikuler
Abdomen :
Inspeksi
: Bentuk perut datar, tanda radang (-), benjolan (-), warna kulit
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
sama sekitar
: Bising usus normal
: Tympani seluruh regio (+)
: Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), turgor kulit (-),
splenomegali (-)
Ekstremitas
Pemeriksaan
Sianosis
Akral dingin
Capillary refil
Keringat dingin
Oedem
Clubing Fingers
Superior
-/-/<2 detik
-/-/-/-
Inferior
-/-/<2 detik
-/-/-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin :
Leukosit : 3,73x103 uL
Eritrosit : 4,59 x106 ??
Hemoglobin : 11,6 gr/dl
Hematokrit : 35,70
Trombosit : 237x x103 uL
Pemeriksaan widal (serum/plasma)
Salmonella typhi O : 1/320
Salmonella typhi H : 1/640
V.
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Anak laki - laki umur 6 tahun
Berat badan: 20 kg
Tinggi badan/panjang badan: 114 cm
Lingkar kepala: 50 cm
Lingkar lengan atas (Lila): 17 cm
Lingkar dada: 58 cm
Kurva CDC :
BB / U = 20 = 0,6 ( Normal )
TB / U = 110 120,6 = -1,9 ( Perawakan Normal )
5,5
BB / TB = 20 18,2 = 0,9 ( Gizi Baik )
2
Keadaan gizi: Status gizi baik.
VI.
RESUME
Pasien laki laki, umur 6 tahun dengan keluhan demam 14 hari, meningkat pada
malam hari terkadang disertai menggigil. Demam mulai meningkat 2 hari terakhir,
dibawa ke UGD RSUD Tugurejo Semarang, disertai batuk kering dan mimisan 2
kali. Gejala lain yang dirasakan adalah pusing, mata kemerahan, lemas, muntah
berupa makanan dan pegal-pegal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, HR 92 x/menit isi
dan tegangan cukup serta reguler, RR 20 x/menit, suhu 37,8 oC (axila), Keadaan
umum pasien tampak pucat dan bibir kering.
Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan
VII.
DAFTAR MASALAH
Masalah aktif
- Demam menggigil
- Batuk
- Mimisan
- Lemas
- Pegal-pegal
- Pusing
-
VIII.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Demam tifoid
2. Malaria
3. ISPA
IX.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
X.
XI.
Masalah pasif
- Riwayat
tetangga TBC
(+)
- Lingkungan
padat
penduduk
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
:
Diagnosis Etiologi
Diagnosis Pertumbuhan
Diagnosis Perkembangan
Diagnosis Imunisasi
Diagnosis Sosial
demam tifoid
:
:
: perkembangan sesuai umur
: imunisasi dasar lengkap
: ekonomi cukup
INISIAL PLAN
1. Dx kerja : demam tifoid
2. Dx
:S
O
3. Tx
4. Mx : Monitoring tanda vital, gejala, monitoring kepatuhan minum obat
5. Ex :
Penjelasan tentang penyakit kepada keluarga pasien
Mengedukasi keluarga pasien untuk higienitasi, dan sekitar lingkungan
Banyak minum
Jika ada tanda-tanda syok (mata cekung, konjungtiva anemis, akral dingin,
badan lemas, demam mendadak) segera laporkan petugas
Minum obat secara teratur
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad sanam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam :ad bonam
C. DISKUSI/ PEMBAHASAN
A. Pengertian
Demam tifoid disebut juga dengan typus abdominalis atau typhoid fever. Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan
(usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.1
B. Etiologi
96% kasus demam tifoid disebabkan S. typhi sisa nya disebabkan S. paratyphi.5
C. Patogenesis
Kuman masuk melalui makanan atau minuman, setelah melewati lambung kuman
mencapai usus halus ( ileum) dan setelah menembus dinding usus sehingga mencapai
folikel limfoid usus halus (plakue peyeri). Kuman ikut aliran limfe mesenterial kedalam
sirkulasi darah (bakteremia primer) mencapai jaringan RES (hepar, lien, sumsum tulang
untuk bermultiplikasi). Setelah mengalami bakteremia sekunder kuman mencapai
sirkulasi darah untuk menyerang organ lain ( intra dan ekstra intestinal). Masa inkubasi
sepuluh sampai empat belas hari.5
D. Diagnosis
1. Anamnesis5
a) Demam naik secara bertahap tiap hari mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu
pertama, minggu ke dua demam terus-menerus tinggi
b) Anak sering mengigau (derilium, malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri
perut, diare atau konstipasi, muntah, perut kembung )
c) Pada demam tifoid berat di jumpai penurunan kesadaran, kejang dan ikterus.
Pada anamnesis kasus didapatkan anak demam naik turun selama 2 minggu
demam meningkat saat malam hari kadang sampai menggigil, lemas disertai nyeri
kepala.
2. Pemeriksaan fisik
Kesadaran menurun, derilium, sebagian besar mempunyai lidah tifoid,
meteorismus, hepatomegali lebih sering dijumpai dibanding splenomegali. Kadang
terdengar ronki pada pemeriksaan paru.5
Pada pemeriksaan fisik kasus didapatkan anak tampak pucat, suhu 37,8o C
3. Pemeriksaan penunjang5
a) Darah tepi :
1) Anemi, umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau
perdarahan usus
2) Leukopenia
3) Limfositosis relatif
4) Trombositopeni, terutama pada demam tifoid berat
b) Pemeriksaan serologi
1) Serologi widal : kenaikan titer S.Typhi titer O 1:200 atau kenaikan 4 kali titer
fase akut ke fase konfalesen
2) Kadar IgM dan IgG (Typhi-dot)
c) Pemeriksaan biakan Salmonela
1) Biakan darah terutama pada minggu satu sampai dua dari perjalanan penyakit
2) Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke empat
d) Pemeriksaan radiologi
1) Foto thorak apabila diduga komplikasi pneumoni
Obati dengan kloramfenikol (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis per oral
Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan
kalori cukup
4. Transfusi darah
Kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan perforasi usus
F. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid termasuk kejang, ensefalopati, perdarahan dan perforasi
usus, peritonitis, koma, diare, dehidrasi, syok septik, miokarditis, pneumonia,
osteomielitis dan anemia. Pada bayi muda, dapat pula terjadi syok dan hipotermia.6
RINGKASAN
1. Kasus
Seorang ibu 40 tahun datang bersama anak laki-lakinya usia 6 tahun ke UGD
RS Tugurejo pada tanggal 28 Maret 2015 jam 19.00 WIB dengan keluhan demam
mengigil sejak 2 hari yang lalu.
Daftar pustaka:
1. Soedarno SS, Garna H, Hadinegoro SR.Buku Ajar Infeksi & Pediatric Tropis
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2008.
2. Nur Nasry Noor. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Penerbit Rineka
Cipta. 2006.
3. Depkes RI, 2005. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta
4. Eddy Soewandojo Soewando, 2002. Seri Penyakit Tropik Infeksi
Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa Penyakit Tropik Infeksi.
Penerbit Airlangga University Press.
5. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Pedoman Pelayanan Medis.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
6. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009