You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TERNAK

ACARA I
PENENTUAN AKTIVITAS LIPASE SERUM

Disusun oleh:
Kelompok XXXV
Khoirun Nisak

PT/06644

Anisa Warih Nugraheni

PT/06657

Alfian Nur Arifin

PT/06697

Wiwi Juliansyah Putra

PT/06770

Gerry Oktavianda Listyono

PT/06820

Mohammad Rizqi Sistiawan PT/06848


Asisten : Hendra Nur Cahyo

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI


BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

ACARA I
PENENTUAN AKTIVITAS LIPASE SERUM

Tujuan Praktikum
Praktikum penentuan aktivitas lipase serum bertujuan untuk
menentukan aktivitas lipase yang ada pada serum.

Tinjauan Pustaka
Serum adalah cairan yang didapatkan jika darah dibiarkan
membeku, merupakan plasma yang telah kehilangan fibrinogen ( unsur
pembeku darah ) ( Wibowo, 2006). Serum darah didapatkan dari darah
setelah proses pembekuan selesai. Darah yang keluar atau dikeluarkan
dari pembulu akan membeku dalam waktu agak singkat menjadi bekuan
yang kenyal. Apabila bekuan itu dibiarkan, akan mengerut mengeluarkan
cairan jernih berwarna kuning muda, yaitu serum darah ( Shadily, 2012 )
Lipase dalam serum berasal dari sel asimer pankreas. Aktifitas
lipase ini akan meningkat lebih dini dari amilase, yaitu 4 8 jam setelah
pankreatitis akut dan akan mencapai puncaknya pada 24 jam.

Oleh

karena itu kadar lipase serum lebih sensitif dan spesifik daripada amilase
(Bluth et al., 2007).
Lipase pankreas merupakan enzim yang larut dalam air. Enzim ini
disintesis oleh sel-sel parenkim pankreas dan ditransfer ke permukaan
luminar usus halus untuk menghidrolisis substratnya. Substrat enzim
lipase pankreas berupa lemak atau minyak dari makanan dalam bentuk
triasilgliserol (trigliserida) yang akan dihidrolisis menjadi monogliserida
dan asam lemak bebas rantai panjang. Lipase pankreas menghidrolisis
50-70% dari total lemak dari asupan makanan (Birari and Bhutani, 2007).
Lipase serum merupakan enzim yang disintesis oleh darah. Enzim lipase

yang ada pada darah berfungsi untuk menghidrolisis substrat berupa


lemak yang masuk ke dalam aliran darah (shin et al., 2003).
Enzim lipase terdapat pada berbagai jaringan, tetapi sumber utama
lipase yang digunakan dalam proses hidrolisis adalah jaringan pankreas.
Enzim lipase juga ada pada darah sehingga apabila enzim lipase yang
ada di pankreas meningkat maka

enzim yang ada pada darah juga

meningkat dikarenakan semua partikel yang ada di dalam pankreas ketika


akan didistribusikan ke seluruh tubuh tentu melewati aliran darah begitu
pula enzim (Birari and Bhutani, 2007).
Menurut Pahoja et al. (2001), enzim lipase menghidrolisis minyak
(trigliserida), digliserida dan mono gliserida menjadi asam lemak bebas
dan gliserol. Digliserida dan monogliserida pada reaksi hidrolisis
trigliserida oleh enzim lipase merupakan senyawa yang bersifat sebagai
zat aktif penurun tegangan permukaan yang lebih baik dibandingkan
trigliserida, selain itu digliserida dan monogliserida dapat mempengaruhi
laju reaksi dengan cara memodifikasi. Ukuran diameter butir terbentuknya
permukaan antar fasa minyak dan air. Berikut adalah bagan mengenai
proses hidrolisis enzim lipase.
Trigliserida

enzim lipase

asam lemak + gliserol

Karakteristik aktivitas lipase tergantung pada sumber, jenis


substrat, pH dan temperatur. pH dan temperatur optimum reaksi hidrolisis
lipase tergantung pada jenis dan sumber substrat, larutan penyangga
(bufer) dan pengujian yang digunakan. Contoh seperti berikut lipase
pankreas mempunyai pH optimum antara 8 dan 9, tetapi dapat menurun
menjadi sekitar 6 - 7 bila substratnya berbeda. Pada lipase yang berasal
dari mikroorganisme, pH optimum dicapai pada pH 5,6 - 8,5. Lipase yang
dihasilkan dari bakteri mempunya pH optimum pada kondisi netral atau
mendekati kisaran basa, sedangkan lipase yang dihasilkan dari jamur pH
optimumnya pada kondisi netral atau mendekati asam. Temperatur

optimum lipase pada umumnya berkisar antara

30

sampai

40

meskipun telah pula ditemukan adanya lipase yang masih aktif pada
temperatur -290C, terutama pada ikan dan udang yang dibekukan
(August, 2000).
Lipase ada dalam darah karena ikut terbawa ketika penyerapan
sari-sari makanan. Lipase sendiri adalah enzim yang digunakan untuk
menghidrolisis lemak ( Lipida ). Menurut Pearce ( 2006 ), serum darah
terdiri atas air protein, mineral dan bahan organic seperti glukosa, lemak,
urea, asam urat, kreatinin, kholestrol, dan asam amino. Serum darah juga
diisi oleh gas, hormon-hormon, dan enzim.
Terdapat dua teori yang menjelaskan cara kerja enzim yaitu teori
Lock and Key dan teori Induced Fit. Menurut teori Lock and Key, cara
kerja enzim mirip dengan mekanisme kunci dan anak kunci.enzim
diibaratkan sebagai kunci gembok yang memiliki sisi aktif sedangkan
substrat diibaratkan sebagai anak kuncinya. Substrat memasuki sisi aktif
enzim seperti anak kunci yang memasuki kunci gembok. Substrat tersebut
kemudian diubah menjadi produk kemudian dilepaskan dari sisi aktif dan
enzim siap menerima substraty baru. Sedangkan menurut teori Induced
Fit, enzim melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan
substrat. Hal ini bertujuan meningkatkan kecocokan dengan substrat dan
membuat ikatan enzim substrat lebih efektif ( Deden, 2008 )

Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum aktivitas lipase serum
antara lain tabung reaksi, pipet tetes, labu takar, rak tabung reaksi, pipet
ukur, buret.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan


aktivitas lipase serum antara lain aquades, serum, larutan buffer
(Na2HPO4), alkohol 95%, indikator PP, larutan NaOH 0,05 N, emulsi
minyak olive.

Metode
Dua tabung diisi dengan 3 mL aquades dan 1 mL serum. Satu
tabung dimasukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit kemudian
didinginkan. Kedua tabung diisi masing-masing dengan 0,5 mL larutan
buffer dan 2 mL emulsi minyak olive lalu digojog kemudian diinkubasi
dengan suhu

37

selama 24 jam. Langkah selanjutnya ditambahkan

3 mL alkohol 95% dan 7 tetes indikator PP lalu diaduk. Titrasi kedua


tabung dan isinya dengan NaOH 0,05 N hingga terbentuk warna
pink.kadar aktivitas serum dihitung dengan persamaan:
Akttivitas lipase serum dalam mol/ mL Serum
= (mL NaOH Sampel mL NaOH Kontrol) x 0,05 N x 1000
Aktivitas lipase dalam unit/mL serum
mol /mL Serum
= Waktu inkubasi (menit)
Waktu inkubasi = 24 jam x 60 menit = 1440 menit
Hasil dan Pembahasan

Langkah pertama dalam praktikum penentuan aktivitas lipase


serum yaitu disiapkan dua tabung diisi aqudes digunakan untuk
mengencerkan serum yang berfungsi sebagai sumber enzim lipase. Satu
tabung sebagai kontrol dimasukkan dalam air mendidih selama 5 menit.
Pemasukan tabung kedalam air mendidih berfungsi untuk mendenaturasi
enzim lipase agar enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat bekerja dapat

dijadikan sebagai kontrol. Enzim sendiri tersusun dari protein. Menurut


Sumardjo (2006), protein dipengaruhi oleh pemanasan, sinar ultraviolet,
gelombang ultrasonik, pengocokan yang kuat atau bahan-bahan kimia.
Denaturasi protein sendiri adalah suatu proses perubahan konfigurasi tiga
dimensi molekul protein tanpa menyebabkan kerusakan peptida.
Kemudian kedua tabung ditambahkan larutan buffer dan emulsi
minyak olive. Emulsi minyak olive merupakan substrat yang akan
dihidrolisis oleh lipase serum. Penambahan larutan buffer berfungsi
menaikkan pH yang ada pada larutan dikarenakan larutan dapat bersifat
asam akibat hidrolisis lipase yang menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Ronald (2002) menyatakan bahwa penentuan kativitas lipase serum
didasarkan atas kemampuan enzim menghidrolisis suspense standar
minyak olive yang merupakan substrat yang mengandung asam-asam
lemak rantai panjang yang digunakan dalam determinasi aktivitas lipase
pankreatik serum.
Langkah selanjutnya, kedua tabung digojok yang bertujuan untuk
menghomogenkan larutan lalu diinkubasikan pada suhu optimum enzim
lipase yaitu

37 . Penggunaan suhu

37

dikarenakan sumber

utama enzim lipase adalah pangkreas yang ada di dalam tubuh ternak
sehingga untuk menghasilkan kerja enzim yang optimum maka keadaan
lingkungan sekitar pun disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang
optimum ada di dalam tubuh ternak yaitu suhu

37 . Sumardjo (2006)

menyatakan bahwa pada kisaran suhu optimimnya, enzim lipase optimum


pada suhu 36-400 C.
Langkah selanjutnya kedua tabung ditambahkan alkohol 95% dan
indikator PP. Penggunaan alkohol berfungsi untuk melarutkan lemak
berupa gliserol sehingga di dalam larutan hanya terdapat asam lemak.
Penggunaan indikator PP berfungsi indikator warna.
Kedua tabung dititrasi dengan NaOH 0,05 N sampai larutan
berwarna pink. Warna pink menunjukkan bahwa semua asam lemak telah

berikatan dengan NaOH. Titrasi dilakukan sebagai penetral larutan karena


NaOH yang ditambahkan sedikit demi sedikit dapat menetralisir jumlah
asam pada larutan. Titrasi juga digunakan untuk menentukan kadar asam
lemak yang terkandung di dalam larutan dengan mengetahui jumlah
NaOH yang digunakan untuk membuat larutan berwarna pink. Warna pink
dapat terjadi karena NaOH yang seharusnya mengikat asam lemak,
namun asam lemak yang diikat telah habis sehingga yang tertinggal
hanyalah indikator PP. Kemudian NaOH mengikat indikator PP yang
menyebabkan larutan berwarna pink. Astuti (2009) menyatakan bahwa
fenolftalen (pp) memiliki interval pH 8,3-10 yang berwarna merah pada
kondisi basa dan tidak berwarna pada kondisi asam.
Hasil yang didapat dalam praktikum adalah 1,7 mL NaOH untuk
membuat larutan berwarna pink. NaOH kontrol yang digunakan sebanyak
0,6 mL . Langkah selanjutnya, dimasukkan dalam perhitungan dan didapat
hasil bahwa didalam larutan sampel terdapat 0,038 unit /mL serum.
Menurut Kreisberg and Oberman (2003), standar aktivitas lipase normal
adalah 0 sampai 1,6 unit/mL serum. Hasil yang didapat dalam praktikum
sebesar 0,038 unit/mL kurang sesuai dengan literatur. Hal ini bisa
disebabkan karena kurang mampunya enzim lipase dalam menghidrolisis
substrat serta kondisi dalam incubator yang kurang sesuai dengan kondisi
standar agar enzim bekerja. Menurut Bownlee et al. (2010) enzim lipase
mampu mempertahankan aktivitas dibawah kondisi fisiologisnya, namun
beberapa enzim pencernaan lebih menunjukkan resistensi yang lebih
besar mengalami denaturasi. Secara khusus lipase pancreas harus stabil
di bawah berbagai pH dalam usus kecil.
Menurut Tillman et al. (1998), beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas enzim yaitu : Inhibitor. Beberapa senyawa akan
berkompetisi dengan substrat dalam mendapatkan bagian-bagian aktif
dari enzim sehingga menghalangi terjadinya senyawa komplek ES (enzim
substrat)

sehingga

menyebabkan

kecepatan

reaksi

berkurang;

Temperatur. Pada umumnya kenaikan 10 0 C menyebabkan kecepatan


reaksi menjadi lipat dua. Akan tetapi apabila temperatur naik terlalu tinggi
terjadi denaturasi protein sehingga kecepatan reaksi turun; Konsentrasi
ion hidrogen, pH. Kebanyakan enzim paling aktif pada pH 6-7 yaitu pH
yang sama dalam sel atau darah tetapi beberapa enzim ekstraseluler
mempunyai pH yang optimum dalam lingkungan asam maupun basa.
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa
aktivitas lipase serum sebesar 0,038 unit/ mL serum. Faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas enzim yaitu inhibitor, temperatur, pH, konsentrasi
enzim dan konsentrasi substrat.
Saran
Waktu untuk Sholat diperpanjang lagi karena ada beberapa hal
yang mungkin akan menghambat atau mengganggu ketika akan sholat
atau sedang sholat.
Daftar Pustaka
Astuti, D.W. 2009. Cepat Tuntas Kuasai Kimia. Galangpress. Yogyakarta
August, E. G. 2000. Kajian lipase amobil dari Aspergillus niger pada
pembuatan MAG yang bersifat antibakteri dati minyak kelapa. Tesis.
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Birari, R.B. dan K.K. Bhutani. 2007. Pancreatic Lipase Inhibitir from
Natural Sources : Unxplored Potential, Drag Disc. Today, 12, 379389.
Bluth M., M. Pellegrino & D. Volsky. 2007. Laboratory Diagnosis of
Gastrointestinal and pancreatic Disorders in McPherson RA. Henry
Clinical Diagnosis and Management. Philadelphia.
Brownlee, Iain A., Forster, Deborah J., Wilcox, Matthew D., Dettmar, Peter
W., Seal, Chris J., and Pearson, Jeff P. 2010. Physiological

parameters governing the action of pancreatic lipase. Newcastle


University.
Deden, A, A. Nurdiansyah, F. Yenny. 2008. Biologi Kelompok Pertanian.
Grafindo. Bandung.
Kreisberg RA., A Oberman.2003. Medical Manajement of hyperlipidemia.
Junal Clin Endo. Jerman.
Pahoja, V.M., Dahot, M.U. dan Sethar, M.A. 2001. Characteristic
properties of lipase crude extract of Caesalpinia bounducella L.
seeds. Journal of Biological Sciences. USA.
Pearce, E.C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia.
Jakarta.
Ronald, A.S., dan Richard, A. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Jakarta. EGC
Shadily, H. 2012. Ensiklopedia Umum. Kanisius. Yogyakarta.
Shin, J.E. M.J. Han dan D.H. Kim. 2003. 3-methylethergalangin isolated
from Alpinia officinarum inhibit pancreatic lipase. J Biol Pharm 26
(16) : 854-857.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Tillman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, S.
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Wibowo, D.S. 2006. Anatomi Tubuh Manusia. Grasindo. Jakarta.

Lampiran 1. Perhitungan
Diketahui :
NaOH sampel = 1,7 mL
NaOH kontrol = 0,6 mL
Ditanyakan :
Berapakah unit aktivitas lipase serum?
Jawab :

mol/ mL Serum = mL NaOH Sampel mL NaOH Kontrol


Unit Aktivitas Lipase/ mL Serum = mol/ mL Serum x 0,05 N x 1000
mol/ mL Serum

= mL NaOH Sampel mL NaOH Kontrol


= 1,7 mL 0,6 mL
= 1,1 mol /mL serum

Unit Aktivitas Lipase/ mL Serum = mol/ mL Serum x 0,05 N x 1000


= 1,1 x 0,05 N x 1000
= 0,038 unit/ mL serum

You might also like