Professional Documents
Culture Documents
Menganggap
organisasi
sebagai
milik
pribadi
Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan (liquidity
ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
1.Current Ratio
Digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu
perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.
Dengan kata lain , rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang
segera jatuh tempo.
) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui
adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar.
) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
Bersikap terlalu melindungi
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan dan inisiatif
Tiga ketrampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin adalah Technical skill, Conseptual skill dan soft skill.
Technical skill merupakan ketrampilan teknis yang dimiliki oleh
seseorang, biasanya merupakan ketrampilan yang didapatkan
dari jalur pendidikan resmi. Berupa kemampuan/keahlian di
bidang spesialisasi tertentu.
3.Cash Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang
kas yang tersedia untuk membayar hutang yang dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas
seperti rekening giro. Semakin besar perbandingan kas atau
setara kas dengan hutang lancar semakin baik.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DASAR HUKUM
1. Al Baqarah : 282
Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis
di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika
yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau
sewa menyewa dan sebagainya.
2. An Nisa' : 29
Yang artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga
larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain
berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu
kesatuan.
3. At Taubah : 24
Yang artinya: Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari
berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
4. An Nur : 37
Yang artinya : laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan
dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.
5. As Shaff : 10
Yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu
aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari azab yang pedih?.
PANDUAN RASULULLAH DALAM ETIKA BISNIS
Rasululah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai
etika bisnis, di antaranya ialah:
1.
Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran.
Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat paling
mendasar dalam kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens
menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis.
2.
Kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis.
Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar
keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan
Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi
kepada sikap taawun (menolong orang lain) sebagai implikasi
sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis, bukan mencari
untung material semata, tetapi didasari kesadaran memberi
kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.
3.
Tidak melakukan sumpah palsu.
4.
Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap
ramah dalam melakukan bisnis.
5.
Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi,
agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut.
6.
Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang
membeli kepadanya.
7.
Tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan
menyimpan barang dalam masa tertentu, dengan tujuan agar
harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun
diperoleh). itu.
8.
Takaran, ukuran dan timbangan yang benar.
9.
Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada
Allah. Firman Allah,
10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan.
11. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi
kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya
bahaya (mudharat) yang dapat merugikan dan merusak
kehidupan individu dan sosial. Misalnya, larangan melakukan
bisnis senjata di saat terjadi chaos (kekacauan) politik. m
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan
halal, bukan barang yang haram,
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan.
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor)
belum mampu membayar.
17. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.