You are on page 1of 4

Nama : Amanda Alfiyanti

Artikel
Menggali potensi diri untuk membangun
negeri

MENGGALI DIRI

Telah lama diteliti bahwa selama


hidupnya, manusia hanya menggunakan kurang dari
10% potensi diri yang tersembunyi di dalam otak.
Bahkan sebagian besar manusia menggunakannya di
bawah bilangan 5%. Lalu kemana yang 90% ?
Jawabannya adalah potensi diri tersebut menunggu
untuk digali. Dua dekade terakhir, penelitian tentang
potensi diri manusia mengalami peningkatan yang
signifikan. Semakin banyak metode-metode up to
date dengan hasil penelitian yang mengungkap potensi
diri dengan cara pengembangan potensi otak
manusia. Bagaimanakah hubungan antara potensi diri
atau potensi otak ini dengan kehidupan anda ? Pada
realitasnya keduanya mempunyai hubungan yang erat
sekali. Hal ini berarti, kemampuan anda untuk
mengoptimalkan daya otak anda akan sangat
membantu anda untuk meraih target kesuksesan
anda.
JEMPUTLAH ANUGERAH TUHAN DENGAN MENGGALI DIRI UNTUK
MEMBANGUN NEGERI
Potensi diri manusia sungguh luar biasa dahsyatnya.
Lihatlah hasil karya potensi diri manusia di muka bumi

ini. Meliputi berbagai bidang disiplin ilmu


mengeksplorasi luasnya jagad besar, teori-teori fisika
dan kimia yang membuat manusia mampu pergi
menjelajah ke bulan, mengeksplorasi luasnya angkasa
luar, meluncurkan satelit dengan kemampuan
membaca setiap detil peta bumi secara lengkap dan
jelas, menciptakan pesawat terbang super canggih,
pesawat ulang alik nan menghebohkan, menciptakan
kapal selam super power, menemukan jejaring
internet yang membuat dunia ini serasa mengkerut
seolah-olah bagaikan dalam genggaman tangan.
Begitu juga eksplorasi ke dalam jagad kecil yang
teramat rumit dannjelimet, temuan-temuan dalam
bidang ilmu biologi, kimia mikro dan teknologi medis
yang membuat manusia mampu menciptakan organorgan tubuh imitasi yang dapat mengganti fungsi
organ ciptaan Tuhan yang telah rusak. Ilmu ekonomi
yang mampu membuat imperium bisnis sangat besar
dan kuat, digabung dengan ilmu sosial dan politik
mampu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat di berbagai negara belahan bumi Eropa.
Semua itu merupakan buah karya potensi diri
manusia. Dahulu, sesuatu yang tampaknya sebagai
kodrat yang tak bisa lagi dirubah (diwiradat), kini
manusia semakin membuktikan diri mampu membuat
temuan-temuan dan hasil karya yang menakjubkan.
Meciptakan lensa mata imitasi menggantikan lensa
asli yang rusak terkena katarak, menganti jantung
manusia dengan binatang, bahkan dengan alat
pemacu jantung seseorang mampu bertahan hidup
puluhan tahun.
Bukankah tugas manusia di bumi ini untuk membaca,
memahami, lalu menghayati bahasa dan ilmu Tuhan
yang Mahaluas tiada batasnya itu. Bukankah setiap
ada kesulitan, manusia selalu tertantang berikhtiar
menemukan jalan keluarnya. Maka tak heran bila
dalam teknologi elektronika-metafisika, manusia telah
menemukan alat penyadap keberadaan roh halus dan
eksistensi makhluk gaib yang kasat mata.

Perkembangan potensi manusia tentunya tidak akan


berkembang pesat, apabila mental spiritual, mental
pikiran masih terbelenggu oleh sistem nilai di alam
bawah sadar. Agama pun sesungguhnya bukan untuk
mengungkung mental, mengurung kesadaran dan kebebasan
berfikir, serta membelenggu kemampuan jelajah spiritual
manusia. Sebaliknya, sungguh ideal di saat mana agama
dipahami sebagai guidance (pemandu jalan) agar potensi dan
prestasi manusia mampu mengembangkan potensi berfikirnya
secara maksimal, dengan orientasi yang terarah, bermanfaat
sebagai rabbul alamin, berkah bagi alam semesta dan seluruh
isinya. Peran semua agama bukan untuk membatasi
perkembangan potensi diri, kreatifitas dan inovasi manusia.
Melainkan menjaganya agar jangan sampai inovasi manusia
disalahgunakan sehingga membuat kerusakan-kehancuran di
muka bumi. Sebagai contoh, bila Anda percaya bahwa
Tuhan itu ya rabbul alamin maka dinamit bukan untuk
membunuh manusia, melainkan untuk menciptakan
energi yang dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat,
serta menjaga dan melestarikan anugrah Tuhan
berupa lingkungan alam.
Dapat dibayangkan apabila manusia mampu
mendayagunakan potensi diri yang lebih besar lagi,
hingga mencapai 50 % nya saja. Sebab biar
seberapapun kemajuan dan kedahsyatan potensi
manusia seperti contoh di atas, kenyataannya bagian
yang 90% potensi masih terpendam di dalam diri dan
dibiarkan sia-sia begitu saja. Maka tugas kita adalah bisa
membuka, menggali, mengenali, mengembangkan, lalu
memanfaatkan potensi diri lebih baik daripada hari ini. Bukan
untuk mengejar kepentingan pribadi, melainkan untuk
menggapai kebaikan yang lebih utama, yakni menghayati
makna yaa rabbul alamin, dengan memanfaatkan hidup kita
agar berguna bagi sesama, seluruh makhluk, dan lingkungan
alam. Apabila prinsip ini Anda terapkan dalam
keluarga, niscaya keluarga anda akan harmonis,
tenteram, selamat, sejahtera, dan selalu kecukupan
rejeki. Kalis ing rubeda, nir ing sambekala. Terlindung dari
segala kefakiran.

Demikian pula apabila hal serupa terjadi di dalam


lingkup wilayah yang lebih luas : kelurahan,
kecamatan, kabupaten, propinsi, dan negara, maka
ketidak-tentraman, kekisruhan, perselisihan,
percekcokan, konflik di antara warga bangsa, antara
pemimpin dengan rakyatnya, antar pemimpin dengan
pemimpin lainnya, hampir pasti selalu berakibat
tertutupnya pintu rejeki dan pintu-pintu anugrah yang
disiapkan Tuhan. Nasib bukan tergantung Tuhan,
tetapi tergantung pada diri kita sendiri. Tuhan telah
meletakkan dan menyiapkan rejeki serta anugrah di
suatu tempat dan tugas kita adalah menjemputnya.
Untuk mengembangkan potensi dalam diri, terdapat 3
unsur utama di dalam kepribadian manusia yang
harus dipahami. Ketiga unsur tersebut sangat
menentukan potensi diri dan menjadi faktor penentu
kesuksesan seseorang

You might also like