Professional Documents
Culture Documents
Pelaku CSR menikmati penurunan yang signifikan dalam biaya modal ekuitas ketika
mereka mengeluarkan laporan mandiri CSR untuk pertama kalinya
Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang lebih baik memiliki biaya yang lebih rendah
dari modal
Biaya pinjaman bank untuk perusahaan dengan keprihatinan tanggung jawab sosial lebih
tinggi daripada perusahaan yang lebih bertanggung jawab; namun, bank tidak menghargai
investasi CSR peminjam
Pembiayaan utang publik berbeda dari pembiayaan utang swasta dalam hal efisiensi
pemantauan dan ketersediaan informasi pribadi menunjukkan bahwa bank, sebagai
perantara keuangan, dapat memecahkan duplikasi informasi dan masalah free rider dengan
memantau peminjam. Pembiayaan utang swasta mengurangi asimetri informasi antara
peminjam dan pemberi pinjaman, sedangkan pemegang obligasi publik mungkin tidak
dapat memperoleh informasi perusahaan melalui saluran swasta. Karena monitoring dan
kerugian dari informasi ini, informasi tentang kinerja CSR perusahaan cenderung lebih
relevan pada pemegang utang publik daripada kreditur swasta.
Terdapat hipotesis sebagai berikut:
H1: Ceteris paribus, kinerja CSR berhubungan negatif dengan bond yield spreads
H2: Ceteris paribus, kekuatan CSR (kekhawatiran) yang negatif (positif) terkait
dengan bond yield spreads.
3. Desain Penelitian
3. 1. Pemilihan Sample
Penulis mendapatkan nilai peringkat CSR dari database KLD STATS, yang
menyediakan peringkat untuk 13 dimensi kinerja CSR perusahaan: lingkungan,
masyarakat, produk, keragaman, hubungan karyawan, hak asasi manusia, tata kelola,
alkohol, perjudian, senjata api, militer, tenaga nuklir, dan tembakau. Penulis berfokus pada
7 dimensi pertama. KLD STATS Database diakui sebagai salah satu database terbesar dan
paling berpengaruh untuk pengukuran CSR dan telah digunakan secara luas dalam
penelitian akademik. Penulis mengumpulkan informasi obligasi dari Mergent Fixed
Income Securities Database. Penulis mengambil informasi keuangan penerbit obligasi
dari Compustat North America Database. Penulis menghilangkan variabel kupon dan
kupon nol obligasi, serta obligasi abadi, karena obligasi ini cenderung unik dan berperilaku
lebih seperti ekuitas.
Penulis mengecualikan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan keuangan publik
(kode Standar Industri Klasifikasi 6000-6999). Setelah penggabungan data yang
dikumpulkan dari tiga database di atas dan mengeliminasi observasi dengan nilai-nilai yang
hilang, penulis memperoleh 4.260 observasi dari 2.317 perusahaan yang mengungkapkan
informasi CSR selama periode 1992-2009 untuk menguji hipotesis penulis. Untuk
mengontrol efek dari outlier, penulis mengubah nilai semua variabel kontinu pada bagian
atas dan bawah 1%.
3. 2. Model Empiris
Teori institusional menjadi terkenal sebagai penjelasan populer dan kuat untuk tindakan individu
dan organisasi (Dacin et al. 2002). Teori institusional mempertimbangkan proses di mana struktur
yang meliputi skema, aturan, norma, dan rutinitas sebagai panduan untuk berperilaku (Scott 2004).
Teori pengharapan adalah teori insentif pada motivasi (Miller 1978). Teori pengharapan
mengasumsikan seseorang mengantisipasi hasil dan penghargaan yang diinginkan dalam perilaku
terkait mendapatkan penghargaan (Miller 1978).
1. Pengetahuan Peraturan
Salah satu kegagalan peraturan adalah keterbatasan pengetahuan (Dorf 2004). James (2005)
mendefinisikan peraturan sebagai bentuk khusus dari kontrol yang menggunakan aturan atau
standar yang dikombinasikan dengan pemantauan dan aktivitas penegakan aturan sebagai
mekanisme kontrol. Pengetahuan harus dimiliki oleh pegawai-pegawai yang terlibat dalam proses
pengadaan barang/jasa karena hal tersebut akan sangat memengaruhi pencapaian penyerapan
anggaran terkait pengadaan barang/jasa. Pada organisasi pemerintah, penyerapan anggaran dapat
dijadikan salah satu indikator kinerja.
Berdasarkan teori dan uraian di atas, dapat diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi
oleh pengetahuan peraturan. Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut:
2. Komitmen Manajemen
Anggaran di sektor publik berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan (Halim dan Kusufi 2012). Komitmen manajemen didefinisikan sebagai
kegiatan melakukan dan mempertahankan perilaku yang membantu bawahan untuk mencapai
suatu tujuan (Cooper 2006). Komitmen manajemen dapat memengaruhi kinerja organisasi
(Babakus et al. 2003).
Berdasarkan teori dan uraian di atas, dapat diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi
oleh komitmen manajemen. Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut:
H2: Komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran terkait
pengadaan barang/jasa.
3. Lingkungan Birokrasi
Birokrasi merupakan alat atau mekanisme yang dibuat untuk kesuksesan dan efisiensi suatu
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu (Eisenstadt 1959). Penyediaan
barang/jasa pemerintah pada praktiknya sering sekali terkendala alasan birokratis dalam
realisasinya sehingga anggaran yang sudah dialokasikan untuk penyediaan barang/jasa pemerintah
tidak terserap. Lingkungan birokrasi memengaruhi penyerapan anggaran terkait pengadaan
barang/jasa seperti perencanaan, aturan, prosedur, koordinasi, dan persyaratan dokumen.
Berdasarkan teori dan uraian di atas, dapat diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi
oleh lingkungan birokrasi. Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis 3 sebagai berikut:
H3: Lingkungan birokrasi berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran terkait
pengadaan barang/jasa.