Professional Documents
Culture Documents
UJI THERSHOLD
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara II Uji Thershold adalah:
1. Agar mamhasiswa dapat dapat menentukan nilai threshold atau ambang
mutlak, ambang pengenalan, ambang pembedaan, dan ambang batas rasa
manis, rasa asin, rasa asam, rasa pahit, dan rasa vetsin (umami) oleh
sekelompok panelis (populasi).
B. Tinjauan Pustaka
Tingkat
kesukaan
konsumen
dapat
diukur
menggunakan
uji
individu
untuk
mengukur
karakteristik
sensorik
dan
penerimaan produk makanan, serta bahan lainnya. Sejak tidak ada satu
instrumen yang dapat meniru atau mengganti respon psikologis dan
emosional manusia, sensorik. Komponen evaluasi dari setiap studi makanan
sangat penting dan pentingnya desain eksperimental yang baik tidak bisa
lebih ditekankan dalam percobaan sensorik. Analisis sensorik berlaku untuk
berbagai bidang seperti inspeksi bahan baku, pengembangan produk,
perbaikan produk, pengurangan biaya, kontrol kualitas, pemilihan bahan
kemasan, studi rak kehidupan atau penyimpanan, membangun analitis atau
instrumen
atau
hubungan
sensorik
dan
proses
pembangunan
pH
selama
penuaan
tidak
memiliki
pengaruh
pada
methylpyrazine;
2-furfurylalcohol;
2,5-dimethylpyrazine;
gamma-
C. Metodologi
1. Alat
a) Gelas
b) Sendok
c) Gelas plastik
d) Sendok plastik
e) Tissue
f) Kertas borang
g) Alat tulis
h) Kertas label
i) Gunting
2. Bahan
a) Air
b) Laruan garam konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 16%, 32%
c) Larutan gula konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 16%, 32%
d) Larutan asam sitrat konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 16%, 32%
e) Larutan kopi konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 16%, 32%
f) Larutan umami konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 16%, 32%
3. Cara Kerja
a) Penyaji
Persiapan Sampel
Penyajian Sampel
Persiapan Borang
Pengumpulan borang
b) Panelis
Pengujian sampel
Pengamatan sampel
konsumen
dapat
aspek kimiawinya saja, tetapi juga ditilik dari cita rasa dan aroma. Uji
organoleptik merupakan hasil reaksi fisikologik berupa tanggapan atau kesan
mutu oleh sekelompok orang yang disebut dengan panelis. Panelis adalah
sekelompok orang yang bertugas menilai sifat atau kualitas bahan
berdasarkan kesan subyektif (Suradi, 2007).
Faktor terpenting untuk memilih seorang panelis adalah mengetahui
tingkat kepekaannya terhadap rasa ataupun aroma, yang terdiri dariidentifikai
rasa dan aroma dasar, dan ambang batas. Rangsangan penyebab timbulnya
beberapa kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan, yang disebut
ambang ragsangan (thershold). Dikenal beberapa ambang rangsangan, yaitu:
ambang mutlak (absolute thershold), ambang pengenalan (recognition
thershold), ambang pembedaan (difference thershold), dan ambang batas
(terminal thershold) (Setyaningsih, 2010).
Indera perasa merupakan indera terpenting bagi manusia. Uji inderawi
seperti uji threshold dapat digunakan untuk menguji rasa dasar (manis, asin,
asam, dan pahit). Untuk uji threshold biasanya digunakan sampel berupa
sukrosa (manis), sodium khlorida (asin), asam sitrat (asam), dan quinine
hidrokhlorid (pahit). Pada uji threshold, panelis diinstruksikan untuk menilai
estimasi besarnya intensitas setiap larutan. Larutan diberikan dengan
meningkatkan konsentrasi masing-masing. Panelis kemudian diminta untuk
mengidentifikasi kualitas (manis, asin, asam, pahit, atau hambar) dan
intensitas setiap larutan uji. Kemudian menentukan ambang pada setiap
larutan (Akal et all., 2003).
Ambang sensori yaitu konsentrasi terendah yang dapat dirasakan,
tidak relevan dengan sensasi rasa yang diterima seharihari. Pada umumnya
persepsi hedoriik (preferensi) berada pada konsentrasi rasa di atas am bang
sensori. Terdapat kemungkinan adanya keterkaitan an tara intensitas penilaian
supra-threshold (di atas ambang deteksi) dengan preferensi rasa dalam
pangan. Adanya kebiasaan makan bisa jadi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi preferensi preferensi rasa dasar. Kebiasaan konsumsi makanan
dengan kadar garam tinggi akan meningkatkan ambang rangsangan terhadap
rasa asin. negara asal merupakan faktor terkuat yang memengaruhi preferensi
terhadap keempat rasa tersebut. Sebagai contoh, anak-anak dari Jerman dan
Spanyol menyukai rasa gurih dengan intensitas yang tinggi, sementara anakanak dari Siprus dan Belgia menyukai rasa gurih dengan intensitas yang lebih
rendah. Perbedaan kOl1sentrasi rasa antara tertinggi dan terendah mencapai
lebih dari dua kali lipat. Nilai ambang pengenalan utnuk rasa manis di
Norwegia menggunakan panelis terlatih adalah sebesar 4 g/L. Ambang
pengenalan rasa pahit dari kafein menggunakan panelis terlatih di Norwegia
adalah 0.14 g/L (Hasanah, 2014).
Panelis mampu mendeteksi rasa manis pada konsentrasi paling rendah
0.5% b/v. Kesalahan pada pemberian kesan oleh panelis diakibatkan panelis
merasa bahwa sampel yang diberikan memiliki rasa yang sama dengan bahan
pencuci rongga mulut berupa air mineral. Keadaan ini menunjukkan bahwa
faktor psikologis mempengaruhi respon yang diberikan. Sebagian besar
panelis tidak mampu mendeteksi sampel larutan asam pada konsentrasi
0.01% b/v. Kesalahan yang mempengaruhi besaran kesan yang diberikan oleh
panelis adalah karena adanya faktor jenis kelamin. Jenis kelamin berpengaruh
terhadap respon asam yang dihasilkan. Perempuan memiliki sensitivitas asam
yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Panelis laki-laki lebih tidak sensitif
terhadap asam yang ditimbulkan oleh asam sitrat dibanding panelis
perempuan (Ramadhani, 2016).
Ambang rasa anion klorida dalam air tergantung pada kation terkait.
Ambang batas rasa untuk natrium klorida dan kalsium klorida dalam air
berada dalam kisaran 200-300 mg/liter. Rasa kopi dipengaruhi jika dibuat
dengan air yang mengandung konsentrasi klorida 400 mg/liter natrium
klorida atau 530 mg/liter kalsium klorida. Konsentrasi klorida lebih dari
sekitar 250 mg / liter dapat menimbulkan rasa terdeteksi dalam air, tetapi
ambang batas tergantung pada kation terkait (World Health Organization,
2003).
Tabel 2.1 Hasil Uji Threshold Konsentrasi Larutan Gula Sukrosa
Panelis
Besaran Kesan pada berbagai konsentrasi larutan gula (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rerata
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.5
0.5
0.5
0.5
0
0
0.5
0
0.5
0
0.5
0.3
1
0.5
1
1
0
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.55
2
1
0.5
1
0.5
0.5
1
1
0.5
0.5
1
0.75
4
2
1
2
1
1
2
2
2
1
2
1.6
8
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2.5
16
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3.9
32
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4.9
Pada pengujian ini larutan yang digunakan adalah larutan gula sukrosa
konsentrasi yang digunakan pada larutan ini yaitu 0; 0,5; 1; 2; 4; 8; 16; 32.
Konsentrasi yang berbeda ini bertujuan agar panelis dapat membedakan atau
tingkat kemanisan dari larutan sesuai kemampuan masing-masing. Pengujian
dilakukan dengan cara panelis diminta mencicipi sampel garam secara acak
pada wadah-wadah yang telah diberi kode. Setelah itu panelis diminta untuk
memberikan kesan yang dirasakannya, tanda X untuk kontrol yaitu air putih,
tanda 0 bila rasa identik dengan kontrol. 1 untuk rasa dapat dikenali dengan
intensitas lemah, 2 untuk rasa dapat dikenali dengan intensitas sedang, 3
untuk rasa dapat dikenali dengan intensitas kuat, 4 untuk rasa dapat dikenali
dengan intensitas sangat kuat dan 5 untuk rasa dapat dikenali dengan
intensitas amat sangat kuat.
Dari hasil uji threshold diketahui bahwa rata-rata dari larutan gula
sukrosa berurutan dari 0; 0,5; 1; 2; 4; 8; 16; 32. adalah 0; 0,3; 0,55;
0,75;
1,6; 2,5; 3,9 dan 4,9. Dari data tersebut maka dapat dilakukan penentuan
ambang mutlak, ambang pengenalan, ambang pembeda dan ambang batas.
Ambang mutlak yang didapat sebesar 0,9. Hal tersebut menunjukan bahwa
pada konsentrasi 0,9% panelis sudah mulai merasakan sensasi namun belum
mengetahui jenis sensasi apa yang dirasakan. Selanjutya adalah menetukan
ambang pengenalan. Dari tabulasi tersebut dapat dihitung ambang pengenalan
sebesar 2,588, yang berarti bahwa pada konsentarsi 2,588% panelis sudah
Besaran Kesan
3
2
1
0
0.5
16
32
Gambar 2.1 Grafik hubungan antara konsentrasi dan besaran kesan larutan
gula
Gambar 2.1 merupakan grafik hubungan antara konsentrasi dan
besaran kesan pada larutan gula. Dimana sumbu X merupakan konsentrasi
larutan gula dan smbu Y merupakan besaran kesan yang diberikan panelis
terhadap sampel. Dari grafik tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan
kesan panelis terhadap sampel larutan gula seiring dengan meningkatnya pula
konsentrasi larutan gula yang diberikan. Peningkatan terjadi mulai dari
konsentrasi 0 hingga konsentrasi 32, begitu pula dengan besaran kesannya.
Hal
Pada uji thershold ini larutan yang digunakan adalah larutan garam,
dengan konsentrasi larutan sebesar 0%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, 0,8%, 1,6%, 3,2%,
dan 6,4%. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai rerata pada
setiap konsntrasi secara berturut-turut adalah 0; 0,9; 0,25; 1,15; 2,1; 3,3; 4,3;
dan 4,7. Dari data tersebut, maka dapat dilakukan penentuan ambang mutlak,
ambang pengenalan, ambang pembedaan, dan ambang batas.
Penentuan ambang mutlak ditentukan saat panelis mulai merasakan
sensasi namun masih belum mengerti atau belum mengetahui sensasi apa
yang dirasakan. Dari data tersebut, dapat diketahui ambang batas pada larutan
garam sebesar 0,256. Hal tersebut menunjukan bahwa pada konsenstrasi
larutan garam sebesar 0,256% panelis mulai merasakan adanya sensasi
namun masih belum mengetahui sensasi apa yang dirasakan. Pada penentuan
ambang pengenalan dilakukan ketika panelis sudah dapat mengenali jenis
kesan atau sensasi yang dirasakan. Besarnya nilai ambang pengenalan adalah
Besaran Kesan
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.1
0.2
0.4
0.8
1.6
3.2
6.4
Gambar 2.2 Grafik hubungan antara konsentrasi dan besaran kesan larutan
garam
Gambar 2.2 merupakan grafik hubungan antara besarnya konsentrasi
larutan gula yang diberikan terhadap besar kesan yang diberikan panelis.
Dimana sumbu X merupakan konsentrasi larutan gula yang disajikan, dan
sumbu Y merupakan besar kesan yang diberikan oleh panelis. Grafik tersebut
menunjukan ketidaknormalan, karena terjadi penurunan kesan yang diberikan
yaitu berada di 1,55 diperoleh dengan cara selisih dari rerata 3,5 dan 1,95
sehingga dapat disimpulkan bahwa ambang pembeda berada di konsentrasi
0,32. Serta ambang batas untuk latutan asam tidak terdapat ambang batas
karena pada rerata konsentrasi belum ada yang sama (konstan).
Besaran Kesan
Gambar 2.3 Grafik hubungan antara konsentrasi dan besaran kesan larutan
asam
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan
dengan besaran kesan dari sekelompok panelis untuk larutan asam. Tujuan
dari pembuatan grafik adalah untuk menggambarkan nilai ambang, baik itu
ambang mutlak, ambang pengenalan, ambang pembedaan, dan ambang batas.
Grafik yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 adalah grafik yang distribusinya
tidak normal karena adanya kenaikan dan penurunan pada respon yang
diperoleh terhadap masing-masing konsentrasi larutan asam, sehingga grafik
menjadi tidak fluktuatif. Penurunan grafik terjadi pada konsentrasi 0,04
dengan besaran respon sebesar 0,4. Pada konsentrasi 0,08 terjadi peningkatan
kembali sebesar 1,5 kemudian menurun lagi pada konsentrasi 0,16 sebesar 1.
Koordinat titik didalam grafik merupakan rerata kesan yang diberikan oleh
panelis terhadap larutan asam. Hubungan konsentrasi dengan besaran kesan
Pada uji threshold ini larutan yang digunakan adalah larutan kopi
dengan beberapa konsentrasi yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8; 1,6; 3,2 dan 6,4. Dari
hasil uji threshold diketahui bahwa rata-rata dari larutan asam berurutan dari
0; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8; 1,6; 3,2 dan 6,4 adalah 0; 0,2; 0,95; 1,4; 2,1; 0,85; 3,9
dan 4,9. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada kadar larutan kopi 0%,
1% sebagian panelis masih belum bisa membedakan rasa karena konsentrasi
yang rendah. Pada kadar 0,2% dan 0,4% panelis mulai bisa membedakan rasa
kopi dan pada kadar kopi 0,8%, 1,6%, 3,2%, dan 6,4% panelis sudah banyak
yang tepat dalam membedakan rasa. Dengan kata lain semakin tinggi
konsentrasi larutan kopi maka seorang panelis semakin bisa membedakan
sampel yang diberikan.
Dari data tersebut, kemudian dapat mementukan ambang mutlak,
ambang pengenalan, ambang pembeda, dan ambang batas. Diketahui bahwa
ambang mutlak terdapat pada konsentrasi 1,513. Hal tersebut menunjukan
adanya kesan yang sudah mulai dirasakan oleh panelis. Ambang pengenalan
berada pada konsentrasi 1,878 yang berarti bahwa panelis sudah mulai
mengetahui jenis kesan yang dirasakan. Kemudian ambang pembeda
dirasakan panelis pada konsentrasi 3,2, yang diperoleh dari selisih rerata
0,889 dan 3,778. Sedangkan ambang batas masih belum bisa dirasakan
panelis karena tidak ada nilai rerata yang konstan pada tiap konsentrasi.
Besaran Kesan
3
2
1
0
0.1
0.2
0.4
0.8
1.6
3.2
6.4
Gambar 2.4 Grafik hubungan antara konsentrasi dan besaran kesan larutan
kopi
Grafik diatas menunjukan hubungan antara konsentrasi larutan kopi
yang diberikan terhadap kesan yang dirasakan oleh panelis. Pada grafik
tersebut menunjukkan adanya kesan yang diberikan oleh panelis terhadap rasa
pahit yang muncul pada larutan kopi seiring dengan meningkatnya
konsentrasi larutan. Dimana X merupakan besarnya konsentrasi larutan kopi,
dan Y merupakan besarnya kesan yang diberikan panelis. Grafik diatas
menunjukan data yang tidak fluktuatif karena terdapat penurunan pada suatu
titik kemudian terjadi kenaikan kembali. Pada grafik tersebut menunjukan
adanya peningkata besaran kesa yang diberikan oleh panelis pada konsentrasi
laruan 0%, 0,1%, 0,2 %, 0,4%, hingga 0,8%. Namun ketika konsentrasi
dinaikkan kembali dari 0,8% menjadi 1,6%, terjadi penurunan besar kesan
yang diberikan oleh paelis, kemudian mengalami peningkatan kembali ketika
konsentrasi larutan dinaikkan menjadi 3,2% hingga 6,4%. Hubungan
Dari hasil uji threshold ini, larutan yang digunakan adalah larutan
umami, larutan umami pada konsentrasi 0,1% dengan penilaian panelis
terhadap konsentrasi tersebut menghasilkan rerata 0,95. Pada konsentrasi
0,2% dengan penilaian panelis terhadap konsentrasi 0,2% diperoleh rerata
yaitu 1,4; sedangkan pada konsentrasi 0,4% dengan penilaian semua panelis
terhadap konsentrasi dan rerata yang dihasilkan adalah 1,5. Pada konsentrasi
0,8% diperoleh rerata 2,5; pada konsentrasi 1,6% penilaian panelis
menghasilkan rerata 3; pada konsentrasi 3,2% memiliki rerata 4,3, dan pada
konsentrasi 6,4% penilaian memiliki rerata yang dihasilkan sebesar 4,6.
Dengan tabel tersebut dapat diketahui nilai ambang pada larutan umami. Nilai
ambang mutlak pada larutan umami adalah 0,052, yang berarti ambang
mutlak terjadi pada konsentrasi 0,052%. Nilai ambang pengenalan pada
larutan umami adalah 0,111, yang berarti ambang pengenalan mulai terjadi
pada konsentrasi 0,111%. Besarnya nilai ambang pembedaan pada larutan
umami adalah 1,6, didapatkan nilai tertinggi berada di 1,3 dengan selisih dari
4,333 dan 3 sehingga ambang pembeda terjadi pada konsentrasi 1,6%.
Sedangkan pada ambang batas larutan umami tidak dapat ditentukan karena
pada tabel tidak menunjukkan kesan yang konstan atau tidak menunjukkan
rerata yang sama minimal pada dua koordinat dengan konsentrasi larutan
umami yang berurutan.
Besaran Kesan
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.1
0.2
0.4
0.8
1.6
3.2
6.4
Gambar 2.5 Grafik hubungan antara konsentrasi dan besaran kesan larutan
umami
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan
dengan besaran kesan dari sekelompok panelis untuk larutan kopi yang
digunakan untuk mengetahui nilai ambang pada rasa yang pahit. Tujuan dari
pembuatan grafik adalah untuk menggambarkan nilai ambang, baik itu
ambang mutlak, ambang pengenalan, ambang pembedaan, dan ambang batas.
Grafik hubungan antara konsentrasi dan besaran kesan larutan, peningkatan
konsentrasi yang dilakukan juga dapat meningkatkan besaran kesan yang
ditimbulkan. Pada konsentrasi 0, 0,1, dan 0,2 besarana kesan yang diberikan
oleh panelis mengalami peningkatan yangkonstan, sedangkan pada kenaikan
konsentrasi 0,2 menjadi 0,4, besaran kesan panelis konstan, artinya tidak
mengalami peningkatan. Namun ketika konsentrasi larutan dinaikkan menjadi
0,8 mengalami kenaikan besaran kesan panelis yang cukup signifikan, begitu
pula saat konsentrasi larutan dinaikkan kembali menjadi 1,6, 3,2, dan 6,4.
Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi berbanding lurus
dengan besaran kesan. Peningkatan tersebut terjadi mulai dari konsentrasi 0
hingga konsentrasi 6,4.
Hubungan antara besar kesan dari panelis terhadap konsentrasi larutan
adalah semakin besar konsentrasi sampel yang diuji maka akan semakin besar
pula kesan yang akan diberikan panelis terhadap sampel tersebut. Karena
pada dasarnya, dalam uji thershold terdapat 4 jenis ambang yang digunakan
sebagai tolok ukur besarnya kesan yang diberikan panelis. Dikenal beberapa
ambang rangsangan, yaitu: ambang mutlak (absolute thershold), ambang
pengenalan
(recognition
thershold),
ambang
pembedaan
(difference
DAFTAR PUSTAKA
Ackbarali, Dimple Singh., and Rohanie Maharaj. 2014. Sensory Evaluation as a
Tool in Determining Acceptability of Innovative Products Developed by
Undergraduate Students in Food Science and Technology at The
University of Trinidad and Tobago. Journal of Curriculum and Teaching,
Vol. 3. No. 1. Page: 10-27.
Akal, Umit Kymet., Cagri Delilbasi., Tamer Yilmaz., Enis Redzep., Durdu
Sertkaya. 2003. Evaluation Of Some Factors Affecting Taste Perception.
Istanbul Turkey Vol. 2, No. 4.
Declerck, Christine Guyot., Nancy Francois., Christian Ritter., Bernadette
Govaerts., and Sonia Collin. 2005. Influence of pH and Ageing on Beer
Organoleptic Properties a Sensory Analysis Based on AEDA Data.
Journal of Food Quality and Preference, Vol. 16. Page: 157-162.
Hasanah, Uswatun.2014. Preferensi dan Ambang Deteksi Rasa Manis dan Pahit :
Pendekatan Mutikultural dan Gender. Jurnal Mutu Pangan. Vol. 1 No. 1:
1-8.
Koswara, Sutrisno. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam
Industri Pangan. Penerbit EbookPangan.com.
Oliveira, Alessandra Lopes de., Fernando Antonio Cabral., Marcos Nogueira
Eberlin., and Helena Maria Andr Bolini Cordello. 2009. Sensory
Evaluation of Black Instant Coffee Beverage With Some Volatile
Compounds Present in Aromatic Oil from Roasted Coffee. Ciencia e
Tecnologia de Alimentos Campinas, Vol. 29. No. 1. Page: 76-80.
Rahmadhani, Rosalia, dan Kiki Fibrianto. 2016. Proses Penyiapan Mahasiswa
Sebagai Panelis Terlatih Dalam Pengembangan Lexicon (Bahasa
Sensori) Susu Skim Uht Dan Susu Kaya Lemak UHT. Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol. 4 No 1 p.190-200, Januari 2016.
Santoso, Insap. 1997. Interaksi Manusia dan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta.
Setyaningsih, Dwi., Anton Apriyanto., Maya Puspita Sari. 2010. Analisis Sensori
untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press: Bogor.
Suradi, Kusmajadi. 2007. Tingkat Kesukaan Bakso dari Berbagai Jenis Daging
Melalui Beberapa Pendekatan Statistik. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 7, No. 1,
Hal: 52 57, Juni 2007.
Utami, Indyah Sulistya., Tranggono., dan Pudjji Hastuti. 2010. Evaluasi Sensoris
Odor Bubuk Merica Hitam (PipernigrumL) Penyimpanan dengan
Olfaktometer Statik. Jurnal Agritech, Vol. 25. No. 4. Hal: 195-199.
World Health Organization. 2003. Guidelines for Drinking-water Quality. Health
Criteria And Other Supporting Information Vol. 2, No. 2.