You are on page 1of 1

ACARA 1

LATAR BELAKANG
TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SANITASI UDARA DAN RUANGAN

Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi udara. Udara tidak
mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitar
mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, proses
aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang
digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat
pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984).
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan tetapi juga
mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri thermogenesis menimbulkan panas di
dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH dari media tempat ia hidup,
perubahan ini disebut perubahan secara kimia (Lay, 1992).
Jumlah mikroba yang terdapat di udara tergantung pada aktivitas lingkungan misalnya
udara di atas padang pasir atau gunung kering, dimana aktivitas kehidupan relatif sedikit
maka jumlah mikroba juga sedikit. Contohlain udara di sekitar rumah, pemotongan hewan,
kandang hewan ternak, tempat pembuangan sampah maka jumlah mikroba relatif banyak
(Pelczar, 1988). Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri pathogen yang ditularkan
melalui udara, misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang dapat
ditularkan melalui udara pernapasan. Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme
tidak dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara
terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada
partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di udara. Jadi,
walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu
dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara (Volk dan Wheeler, 1984).

You might also like