You are on page 1of 3

ACARA VII

AKUMULASI SERESAH DI LANTAI HUTAN (Ao HORIZON)

A. TUJUAN
1. Mengetahui biomassa lantai hutan.
2. Mengetahui perlapisam lantai hutan dan tingkat dekomposisinya.
3. Mengetahui karakteristik tanah dan lantai hutan apabila dibandingkan dengan tanah
pertanian.
4. Mengetahui pengambilan contoh tanah yang tepat dan mewakili satuan tanah teruji.
B. DASAR TEORI
Salah satu bahan padatan penyusun tanah adalah bahan organik. Bahan organik
tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot total tanah, meskipun hanya sedikit tapi
memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah baik secara fisik,
biologis maupun kimiawi tanah. Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam
senyawa- senyawa organik komplek yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baikberupa humus hasil humifikasi maupun senyawa- senyawa anorganik
hasil mineralisasi, termasuk mikroba heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Sebagai
komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh tanaman, maka bahan organic
juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan
mikroba tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin, dan senyawa perangsang
tumbuh lainnya (Hanafiah, 2005).
Serasah adalah bahan organik dari bagian pohon yang mati, yang jatuh di lantai
hutan ( daun, ranting, dan alat reproduksi) sedangkan produksi serasah adalah berat dari
seluruh bagian material yang mati yang di endapkan di permukaan tanah pada suatu
waktu. Besarnya produktifitas serasah dipengaruhi oleh:
1. Besarnya diameter pohon.
2. Produksi daun-daun baru. (Kusmana, 2000).
Serasah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Litter layer
merupakan seresah yang ada pada suatu wilayah tertentu dan
dinyatakan dalam berat atau unit energi per area permukaan.
2. Litter fall
merupakan tingkat gugurnya seresah dalam jangka waktu tertentu
(Brown, 1984).
Proses dekomposisi seresah disebabkan oleh 3 faktor. Antara lain:
1. Organisme penghancur (hewan dan jasad renik)
2. Kualitas seresah (sifat bahan organic serasah yang memengaruhi kecepatan
dekomposisi) dan

3. Lingkungan, baik fisik maupun kimia (Anderson and Swift, 1983)


Proses jatuhnya seresah ke tanah (jatuhan seresah) dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
a. Iklim, saat pengambilan sampel, tercatat musim penghujan, namun curah hujan
sudah sangat jarang sehingga suhu tetap panas yang menyebabkan jatuhan
seresah meningkat.
b. Angin, adanya angin akan memperkecil kekuatan melekatnya bagian tumbuhan
(misalnya daun,ranting dsb) yang sudah kering dan meningkatkan jatuhan
seresah.
c. Faktor tumbuhan itu sendiri yang memang bagian tumbuhan yang sudah kering
tersebut tidak dapat disuplai makanan lagi karena sel-selnya sudah
mati,sehingga jatuh.
Adapun tahap-tahap dekomposisi adalah sebagai berikut :
1) Fase perombakan bahan organik segar. Proses ini akan merubah ukuran
menjadi lebih kecil.
2) Fase perombakan

lanjutan,

mikroorganisme tanah.
3) Fase perombakan dan

yang

sintesis

melibatkan

ulang

kegiatan

senyawa-senyawa

enzim
organik

(humafikasi) yang akan membentuk humus.


Proses dekomposisi ini dipengaruhi oleh lingkungan organisme pengurai,
kelembaban, aerasi, pH dan temperatur. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi
cepat lambatnya laju dekomposisi. (Soegiman,1982)
Lantai hutan terdiri atas seresah yang terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan
litter (L) pada bagian atas lantai hutan mempunyai ciri-ciri : seresah yang baru
jatuh, kandungan air yang masih tinggi, bentuk masih utuh, warna kehijauan atau
kecoklatan, dan masih agak segar. Bagian fermentasi I yang mempunyai ciri-ciri
berupa seresah yang mulai terdekomposisi, bentuk sudah tidak utuh lagi, bentuk
seresah asli masih kelihatan, warna kecoklatan, masih merupakan satuan seresah
tunggal/tidak saling lengket. Bagian fermentasi II yang mempunyai ciri-ciri berupa
seresah yang telah terdekomposisi lanjut, bentuk asli sudah tidak kelihatan lagi tapi
masih bisa dibedakan jenis seresah, warna kecoklatan, seresah yang satu menempel
pada seresah yang lain/saling lengket. Sedangkan lapisan humus adalah senyawa
kompleks yang agak resisten pelapukan, seresah yang telah terdekomposisi
sempurna sehingga berbentuk seperti kompos, bentuk sudah tidak kelihatan lagi,
warna kehitaman, struktur remah,gembur dan berasal dari jaringan tumbuhan. Daur
hara mempunyai dua tempat yang menjadi tempat penyimpanan utama yaitu
biomassa dan tanah atas (Buckman,1969).

C. ALAT DAN BAHAN


1

Kawat kuadratik ukuran 50 cm x 50 cm

Pisau atau cethok

Kertas sampul atau plastic

Alat tulis

D. CARA KERJA
1
2
3

Kawat kuadratik berukuran 50 cm x 50 cm diletakkan pada lantai hutan yang masih utuh.
Batas sampel diiris dengan hati-hati menggunakan gunting atau pisau
Lapisan L (litter) diambil pada bagian atas lantai hutan tanpa keadaan dibawahnya dirusak
lalu lapisan L dipisahkan menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam

amplop yang berbeda dan diberi label


Bagian F1 (fermentasi tahap 1) diambil kemudian dipisahkan (kalau mungkin) menjadi daun,

tangkai/dahan,bunga/buah dan lain-lain dalam amplop yang terpisah.


Lapisan H (humus) diambil kemudian dimasukkan ke dalam amplop terpisah berlabel.
hasil pengambilan lapisan L, F dan H yang telah dibedakan daun,tangkai/dahan,bunga/buah

ditimbang sebagai berat basah.


Kemudian lapisan L,F dan H dimasukkan ke oven 65 C sampai mencapai berat kering

mutlak (di oven selama 3 hari).


Dihitung kadar air,biomassa tertentu dan biomassa total dalam kg/ha.

You might also like