Professional Documents
Culture Documents
I.
PEMBUATAN MEDIA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu perbanyakan tanaman
secara vegetatif dengan cara menumbuhkan bagian-bagian tertentu dari
tanaman, seperti sel, jaringan dan organ dalam kondisi yang aseptik dan
secara in vitro. Kultur jaringan mempunyai dua prinsip dasar yaitu
prinsip totipotensi dan budidaya yang terkendali. Penggunaan bahan
totipotensi saja tidak cukup mendukung keberhasilan kegiatan dalam
kultur jaringan, keadaan media tanam, lingkungan tumbuh serta sterilitas
mutlak harus terjamin.
Teknik kultur jaringan yang paling penting dilakukan adalah
sterilisasi alat dan pembuatan media kultur jaringan. Sterilisasi
merupakan tindakan aseptik yang dibutuhkan dalam perbanyakan secara
in vitro. Tindakan sterilisasi meliputi sterilisasi alat, sterilisasi media,
sterilisasi ruang dan sterilisasi bahan tanam. Sterilisasi peralatan kultur
jaringan menggunakan autoclave dengan cara memasukkan alat kultur
jaringan kedalam autoclave selama 45 menit sebelum digunakan.
Media yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah
medium padat, medium semi padat dan medium cair. Keadaan fisik
media akan mempengaruhi pertumbuhan kultur, kecepatan pertumbuhan
dan diferensiasinya. Keadaan fisik media ini mempengaruhi
pertumbuhan antara lain karena efeknya terhadap osmolaritas larutan
dalam media serta ketersediaan oksigen bagi pertumbuhan eksplan yang
dikulturkan.
2. Tujuan
Tujuan praktikum acara I Sterilisasi Alat, Pembuatan Larutan
Stock dan Pembuatan Media adalah :
a. Mengetahui metode dan macam sterilisasi dalam kultur jaringan yang
meliputi sterilisasi alat, ruang dan eksplan
b. Mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat penanaman (diseksi) dan alat
kaca seperti botol ultur, petridish, erlenmeyer dan lain-lain
B. Tinjauan Pustaka
Kultur jaringan merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman
seperti jaringan serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga dapat
menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan dapat diperoleh perbanyakan
mikro atau produksi tanaman dalam jumlah besar dan waktu yang diperlukan
relative lebih singkat. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman
dengan teknik kultur jaringan yaitu dimulai dari pembuatan media, inisiasi,
sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, aklimatisas (Susila 2006).
Kultur jaringan merupakan cara pembiakan vegetatif yang cepat dan
secara genetik sifat-sifat tanaman anak yang dihasilkan akan sama atau
identik dengan induknya. Teknik kultur jaringan yang perlu mendapat
perhatian adalah komposisi media kultur dan zat pengatur tumbuh yang tepat
serta sumber eksplan yang digunakan untuk menghasilkan plantlet di samping
faktor lainnya yaitu cahaya, suhu dan kelembaban (Rainiyati 2007).
Kelebihan teknik kultur jaringan adalah dapat memperbanyak
tanaman tertentu yang sangat sulit dan lambat diperbanyak secara
konvensional. Dalam waktu singkat dapat menghasilkan jumlah bibit yang
lebih besar, perbanyakannya tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat
dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Bibit yang dihasilkan
lebih sehat dan dapat memanipulasi genetik dan biaya pengangkutan bibit
lebih murah (Pramono 2007).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu,
dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama
atau seragam dengan induknya. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk
membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit
dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik
dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak
terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan
jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan konvensional ( Nugroho 2005 ).
3. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan stock
Bahan-bahan kimia komponen media dibutuhkan dalam jumlah
yang relatif kecil, oleh karena itu bahan-bahan tersebut disediakan
dalam bentuk larutan yang disebut sebagai larutan stock.
Larutan stock merupakan larutan bahan-bahan komponn media
yang besarnya telah dikalikan menjadi beberapa konsentrasi. Sehingga
larutan stock ini berfungsi untuk memudahkan penimbangan dan
menghindari kesalahan penimbangan bahan-bahan yang diperlukan
dalam jumlah yang relatif kecil.
1) Larutan stock media
a) Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa konsentrasi, misalnya untuk unsur hara makro
solven
Hara-hara mikro dan makro
Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi
Vitamin, asam amino dan bahan organik lain
Zat pengatur tumbuh
6)
7)
10
Gambar
Keterangan
11
12
12
13
14
15
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Bermawie 2007. Penyimpanan in vitro tanaman obat potensial. Perkembangan
Teknologi TRO. Vol. 15 No. 1.
Elimasni 2006. Inisiasi in vitro biji muda terong belanda (Solanum betaceum
Cav). Berastagi Sumatera Utara pada Komposisi Media dan Zat Tumbuh
yang Berbeda. Jurnal Biologi Sumatera. ISSN 1907-5537. Vol (1) No.1
Hemawan dan Naiem 2006. Pengaruh jenis media dan konsentrasi zat pengatur
tumbuh terhadap perakaran pada kultur jaringan cendana (Santalum
album Linn.). Jurnal Agrosains.Vol 19 (2) : 103-109.
Hendaryono dan Wijayani 2002. Teknik kultur jaringan. Yogyakarta: Kanisius
Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007.Teknik kultur jaringan.
Yogyakarta.Kanisius.
Hidayat 2002. Keefektifan bahan sterilisasi dalam pengendalian kontaminasi pada
pertumbuhan kultur zigotyk surian (Toona Sinensis Roem). Jurnal
Agrikultura 16 (2) : 134-136.
Indra. 2008.Mikrobiologi dan parasitologi. Bandung. PT Citra AdityaBakti.
Laisina 2013. Konsentrasi sukrosa dan agar di dalam media elestarian
in-vitro ubi jalar sukuh. Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman. ISSN
2301-7287. Vol. (2) No.1.
Marlin 2012. Penuntun praktikum kultur jaringan. Bengkulu. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu.
Nugroho 2005. Teknik kultur jaringan. Jakarta.Penebar Swadaya.
Paramartha 2012. Pengaruh penambahan kombinasi konsentrasi zpt naa dan bap
terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji Dendrobium taurulinum j.j
smith secara in vitro. Jurnal Sains dan Seni ITS. ISSN: 2301-928X. Vol
(1) No.1
Pramono 2007. Teknik kultur jaringan. Jakarta: Kanisius
Priadi et al 2008. Pertumbuhan in vitro tunas ubi kayu (Manihot esculenta crantz)
pada berbagai bahan pemadat alternatif pengganti agar. Jurnal
Biodiversitas. Vol. 13 (3) : 9-12.
Rahayu 2006. Propagasi tanaman secara in vitro. Jurnal Agrobiogen. Vol. 2 No. 2
Hal. 99-101.
Rainiyati. 2007. Perkembangan pisang raja nangka (Musa sp) secara kultur
jaringan dari eksplan anakan dan meristem bunga. Jurnal Agronomi.
ISSN 1410-1939. Vol (11) No.1
Susila Anas 2006. Panduan budidaya tanaman sayuran. Bogor : IPB.
S. Tuhuteru, M. L. Hehanussa, S.H.T. Raharjo. 2012. Pertumbuhan dan
perkembangan anggrek Dendrobium anosmum pada media kultur invitro
dengan beberapa konsentrasi air kelapa. Jurnal Agrolia. Vol 1 No1.
18
Yuliarti N 2010. Kultur jaringan tanaman skala rumah tangga. Jogjakarta: Lyly
Publisher
Yusnita 2003. Kultur jaringan cara memperbanyak tanaman secara efisien. .PT
Agromedia Pustaka. Tangerang