Professional Documents
Culture Documents
Republik Indonesia
KATA PENGANTAR
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
Kementerian
ini merupakan
Laporan ini berupaya menggambarkan berbagai capaian kinerja yang dapat diraih
ini kami
sangat mengharapkan adanya masukan umpan balik yang akan berguna dalam
proses perbaikan kinerja Kementerian Kesehatan di masa mendatang. Masukan dan
saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaan di waktu yang akan
datang.
Jakarta,
Februari 2016
Menteri Kesehatan
llr/l
l{-[
DAFTAR ISI
Hal
BAB
II
:
:
:
:
:
:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.
1
1
C.lsu Strategis
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
7
7
2019
BAB III
20
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Prestasi Kementerian Kesehatan
25
25
32
C.
BAB IV
Realisasi Anggaran
PENUTUP
141
143
ll
Daftar Gambar
Hal
3
8
29
201 5)
ld
36
37
45
51
55
55
55
56
62
66
66
73
73
82
88
88
94
95
lll
2015
Poltekkes
99
108
112
132
138
138
140
tv
Daftar
Grafik
Hal
(PF)
2015-2019
Memiliki
Provinsi
Yang
Yang
TersertifikasiAkreditasi
Nasional
dan
dan
34
34
obat
RS
Angkatan
(kumulatif)
2015
yang
Memenuhi
Baik
111
135
136
139
142
142
DaftarTabel
Hal
2015
Alat
obat
yang
alat
dokter
per
Pusat
Kerjasama
Kerjasama
2015
Target
Target
pada
Target
cara:
vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Kesehatan
dari
2.
karena
3.
capaian
indikator ini sama dengan 110o/o dari target yang ditetapkan pada
tahun 2015.
5.
6.
7. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta Alat Kesehatan
(Alkes) yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) telah mencapai
11
8.
syarat mencapai 78,18o/o dari target 75o/o atau mencapai 104,24o/o dari
yang telah ditargetkan pada tahun 2015.
9. Persentase RS
Kabupaten/Kota kelas
C yang memiliki 4
dokter
127o/o
daritarget.
tx
di lingkungan Kementerian
Kesehatan
22. Persentase
minimal baik tercapai sebanyak 85,460/o dari target sebesar 80% atau
mencapai 106,8% daritargetnya pada tahun 2015.
23.
1. Persentase
93
puskesmas yang
sebanyak 350 kecamatan pada tahun 2015 atau baru sebesar 26,57o/o.
Capaian yang belum sesuai harapan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
anggaran, waktu, sumber daya manusia, dan sarana.
3.
Dalam tahun 2015, terdapat pula indikator yang belum dapat dinilai
keberhasilan atau kegagalannya karena data capaian belum tersedia, yaitu:
2.
xll
::t oH
;
4
I
4
t
t
I
t
n 4
I a
t
t
"{
I
"rt
t'"
rii{
;$
-eg i+
!\$e
ffi
IE
ro
r l*',
{b
ffi[g 't+
tnw ,t*
ffire
.a
I
I
I
I
! lbn it"
|tue
|
,'t>
,
.'b
t\,+
!l}
M ttt 'rr ip
,
liiji
m ffi'tk., !} Irl"
t>
il ill*#
t
t fiu
n Em, t
re il |rk"
ffi
wk
{fl.t'
!ffi si
1s{F
lwr
.lF
.l
:ID
mx $s
#r
i$
qr
j{ra
lsilF i:
.i"'
tq
d{Fr
a
tl
r;..
*s+at
a& ,*l Eft
4rt ffi tst
'ffsmg
{Mi.
f$[
sr|[.i
,.I
.G;
!#
a
I
q+
[F
i$:i
#t
AT
xJ,ll
I IF
tilx
IF
rlh
ID
aa
-ttD
'i
\
I
'ffii
tC,
tl
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Kesehatan dibentuk dalam rangka membantu Presiden Republik
di
bidang
kesehatan.
7 misi pembangunan,
Laporan Kinerja
ini
pertanggungjawaban
adalah
Kementerian Kesehatan;
3)
oleh 8 unit eselon l, 5 Staf Ahli, dan 8 Pusat. Selain itu, Menteri Kesehatan
1gdr'fiRTffitiffib
ffi
IOAOR :
ll{/AfEN(ES/PER/Vlll/mlo
TA{GGAI
l9Ag6t620i0
2Utrfrht{-A
Pd.nryt|q.i{
FlqHo
! g/ALad ffiF
1UtrSffiuKstu
Xffirie ILd&r*
5
YffiEdlr.Colrd
orang atau 39 persen adalah laki-laki dan 30.948 orang atau 61 persen
perempuan. Pegawai Kementerian Kesehatan tersebar ke dalam unit utama
sebagai berikut: 1) Sekretariat Jenderal sebanyak2.457 orang; 2) Inspektorat
sebanyak 4.557 orang; 5) Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan lbu dan Anak
Kesehatan
C. lsu Strategis
Dalam pelaksanaan rencana kerja Kementerian Kesehatan, terdapat
beberapa isu strategis atau permasalahan yang perlu mendapat perhatian,
yaitu:
1.
1,19o/o
per
tahun.
2.
3.
5. MDGs
dan SDGs
indikator dari SDGs akan berada dalam cakupan tugas dan fungsi
Kementerian Kesehatan yang dapat dimaknai dengan penempatan
sasaran terkait kesehatan dalam prioritas politik yang tinggi.
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issue) yang sedang dihadapi organisasi.
2.
3.
a.
setiap
b.
RealisasiAnggaran
4.
Bab lV Penutup
Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah
di
meningkatkan kinerjanya.
Strategis
tidak lagi mencantumkan visi dan misi Kementerian Kesehatan namun langsung
terikat dengan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu "Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong". Misi Kementerian Kesehatan pun mengikuti atau bersifat mendukung
perwujudan misi pembangunan serta 9 Agenda Prioritas yang dikenal dengan
Nawacita.
o
o
-c
o
o
o
Y
co
.E
o
c
o
E
o
'6,
o
o
co
F
c.i
o
Il
E
G
o
rn
e{
o
(\
J
E(o
|!
P
|!
0)
6
:z
HFgistgeii*iii
c(o
L
o
c,
o
E
o
Y
(!
c
c(U
!z
o
q
(!
-t
A. Kelompok
1.
Strategi untuk meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih
meliputi:
pemangku
kepentingan.
d. Mewujudkan
yang
di
intemal
3.
tingkat
kab/kota dan provinsi sehingga profil kesehatan bisa terbit setiap bulan
April.
B. Kelompok
4.
5.
disusun.
6.
7.
dan
b. Menguatkan
nasional.
dan
dan
kebijakan
kesehatan.
e. Melaksanakan penelitian
dan
f.
8.
usia
dan
menggalang
hal
promosi
kesehatan.
d. Mengembangkan metode
yang
9.
MeningkatkanPengendalianPenyakit
1) Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang dilakukan
melalui:
menular
mendukung
a.
di
daerah
13
dengan
pencapaian
f.
ke
f.
L4
RS
sehingga
dalam
mengembangkan
srsfer hospital, kemitraan dengan pihak swasta, KSO alat medis, dan
lain-lain.
h. Mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan.
Tenaga
Kesehatan
Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
15
uji
t.
i.
j.
12. Meningkatkan Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan.
politik yang tinggi. Strategi yang perlu dilakukan dari berbagai upaya
antara lain:
a. Regulasi perusahaan farmasi memproduksi bahan baku dan obat
alat
e. Meningkatkan kesadaran
f.
15
i.
mendorong
pemerataan distribusinya.
c.
dengan
a.
b.
dalam
t7
d.
dengan
Puskesmas yang
terakreditasi;
b.
4.
yang
di peredaran yang
memenuhi syarat.
5.
c.
6.
a.
b.
7.
Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a.
18
kesehatan yang
diimplementasikan.
8.
Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauanevaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
anggaran
b. Jumlah
9.
a.
c-
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a.
a.
di lingkungan Kementerian
b.
19
a.
b.
yang
diperuntukkan
Republik
melaksanakan
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
75o/o
Meningkatnya Kesehatan
Masyarakat
kesehatan
2 Persentase ibu hamil kurang energi
kronik
3
24.2
o/o
40o/o
20
No
Sasaran Strategis
lndikator Kineria
Targel
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatnya
Pengendalian Penyakit
20o/o
7o/o
29o/o
mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang
berpotensiwabah
4 Persentase penurunan prevalensi
6.9o/o
Kesehataan
350
94
Meningkatnya akses,
kemandirian, dan mutu
77o/o
vaksin di Puskesmas
2t
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinefa
Targel
(1)
(2)
(3)
(4)
75o/o
Meningkatnya Jumlah,
,l
1200
2 Persentase RS Kabupaten/Kota
3Qo/o
ngkatkan kompetensinya
10.2
00
(kumulatif)
6
antar
mendukung pembangunan
Kementerian/Lembaga
kesehatan
2Oo/o
3Oo/o
negeri
kesehatan
2 Jumlah organisasi kemasyarakatan
22
No
Sasaran Strategis
Indilotor Kineria
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatnya integrasi
perencanaan, bimbingan
evaluasi
berbagai sumber
2 Jumlah rekomendasi monitoring
34
evaluasi terpadu
9
Meningkatnya efektivitas
penelitian dan
13
didaftarkanHKl
pengembangan kesehatan
2 Jumlah rekomendasi dan kebijakan
24
diadvokasikan ke pengelola
program kesehatan dan atau
pemangku kepentingan
3 Jumlah laporan
Riset Kesehatan
11
dan bersih
Meningkatnya kompetensi
lingkungan Kementerian
Kementerian Kesehatan
88o/o
60%
23
No
Sasaran Strategis
Indikator Kineria
Targel
(1)
(2)
(3)
(4)
80o/o
Meningkatnya sistem
informasi kesehatan
integrasi
3Oo/o
waktu
2 Persentase tersedianya jarin gan
1Oo/o
Jumlah anggaran yang dialokasikan pada Tahun 2015 untuk mencapai seluruh
24
f
$
ffi
A. Prestasi Kementerian
Kesehatan
a.
Di tingkat Internasional
Cities
Getting to Zeros
'ASEAN Declaration
of
Commitment: Getting
ASEAN yang berisi panduan umum dalam hal: a) kriteria kota yang akan
dipilih, b) strategi, c) pelaksanaan dan koordinasi serta d) targeUindikator
25
tool
planning
Pada pertemuan ASEA,V Task Force Meeting ke-23 bulan Juli 2015,
26
2) Regional
Workshop
ASEAN
on lncreasing
Access
to Health
Servrbes
for
accessibility,
27
c)
d) Possible
Regional
pinciples on
an
Activity
b)
f)
Sharing knowledge
thrcugh
training
g)
Strategy
lV:
for ASEAN
people
at the
particular.
28
3) dh Meeting of
5 Maret 2015)
Response (AWGPPR)
lndonesia pada tahun 2015 menyelenggarakan 'dh Meeting of ASEAN
29
mereview
Responding to all
a)
in essential
b)
c)
d)
e)
f)
g)
of health workers on
infection
Gambar 3.2.
4) Ditingkat
Nasional
dan Penyehatan
di
Kabupaten Fak-fak
c)
31
elektronik
aplikasi website
di
mingguan
PAN
&
Bersih
Kementerian
Kesehatan
sebagai
dan
No.
pada checkpoint 807, 809, dan B'12. Hasil yang didapat dari
verifikasi/penilaian seluruh aksi PPK oleh Bappenas, kementerian
Kesehatan mendapat nilai 100o/o dengan indikator warna HIJAU.
Adapun Aksi PPK untuk Kementerian Kesehatan pada tahun 2015
adalah:
32
yang
terintegrasi di Kementerian/Lembaga.
di
Kementerian
Kesehatan.
(JKN)
di
Penyampaian
1.
a.
adalah
85o/o.
75%o).
33
kurun waktu satu tahun yang sama dikali lOOo/o. Indikator ini
memperlihatkan tingkat kemampuan pemerintah untuk menyediakan
pelayanan persalinan berkualitas mencakup ketersediaan SDM, sarana
prasarana dan meningkatkan akses pelayanan persalinan dalam upaya
penurunan angka kematian ibu, dan neonatal.
Grafik 3.1. Persentase persalinan difasilitas pelayanan kesehatan (PF) tahun 2O1r2O19
90
85
80
lTarget
I
75
70
20L6
2017
2)
34
3)
1)
2)
3)
oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau
kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang
terjadi akibat tindakan yang dihkukan selama hamil, bersalin atau nifas
terkait erat dengan faktor penolong persalinan dan tempaUfasilitas
persalinan.
21 provinsi yang
dan Papua.
Capaian
35
Grafik 3.2. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan
(PF) tahun 2015
NureTen3jen Errlt
JrweTlmur
Brll
J.w.B|7|t
lrmgun3
Indonoh
Sumrten Srlrten
Srdrwrsl
Elrrt
Sulrwol
lftrrr
Target
PF
Aceh
Trn33tr Tlmur
l(dim.nt n B.r.t
XdknrntrnSehrn
Suhwrrifrn33ue
Nusr
Renstra Kemenkes
2Ol5=75%
SuhweslTrn3eh
Prpur
hrrt
60,00
)o 100,00 120,00
Sumber data: Laporan- Rutin Direffiorat Bina Kesehatan lbu Tahun 2015
di fasilitas kesehatan
terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu karena
Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
Ketika ibu hamil yang di daerahnya tidak terdapat bidan atau memang
di
dekat fasilitas
pelayanan
37
Rencana tindak
lanjut
fasilitas
kesehatan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik yaitu Jaminan
Persali nan (Jampersal).
?rei.t r"
lj
:.F
4.
b.
Komplikasi (P4K)
akan tubuh tidak mencukupi. Keadaan kurang energi kronis pada ibu
hamil dapat dimonitor dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas
38
ibu hamil. lbu hamil sebaiknya memiliki lingkar lengan atas lebih dari 23,5
cm pada 3 bulan pertama kehamilan.
juga
Lahir Rendah (BBLR). Kondisi KEK pada ibu hamil ini harus segera
ditindaklanjuti untuk menurunkan angka kejadian BBLR sehingga risiko
kematian bayi atau neonatal yang disebabkan BBLR dapat diturunkan.
hingga pada akhir tahun 2019 diharapkan persentase ibu hamil KEK
dibawah 18,2o/o. Persentase ibu hamil KEK pada tahun 2015 diharapkan
tidak febih dari 24,2o/o. Sementara hasil survey pemantauan status gizi
tahun 2015 menunjukka angka
13,3o/o.
dikafi
10Oo/o.
39
KEK dibawah target merupakan hal yang diharapkan. hal ini menandakan
kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan angka bumil KEK berhasil.
20
15
10
Target
2019
4.
5.
6.
40
13,2o/o
(dari target 24,2%). Hal ini menunjukkan korelasi yang positif sekaligus
menunjukkan pemakaian anggaran yang efisien. Hal
ini bisa
dicapai
sehat,
minimal
50%
4OAl'
3096
20
LOo/.
4t
mencapai
11Oo/o
akhir Renstra, capaian tahun 2015 sudah mencapai 637o dari target
sebanyak 707o kabupatenftota yang memiliki kebijakan PHBS tahun 2019.
Grafik 3.5. Capaian Kab/Kotra yang memiliki Kebijakan PHBS per ProvinsiTahun 2015
o
yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun 2015 terbanyak adalah Jawa
dan
3)
ini juga
Pertemuan
34
4)
di
43
5)
melalui
bersama
antara pusat, daerah, lintas program, lintas sektor, dunia usaha dan
masyarakat.
agar
44
mengeluarkan kebijakan
PHBS:
Bupati
2.
a.
1)
Penjelasan indikator
minimal
2Oo/oi
30o/o;
45
baik pada suatu daerah maka angka kesakitan dapat ditekan dimana
lingkungan merupakan salah satu faktor penentu kesehatan manusia.
2)
o/o
(103 kab/
o/o
o/o.
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
to*.n"''*ti ;;;*r;;;il;."
vo
firhr|l
O-25
di
o/o
kab/
propinsi
kota
26-5O
ffiffi
o/o
kab/ kota
di propinsi
kota
76-LOO o/ol<ab/
kota di propinsi
o/o)
yang berada di
zona hijau yaitu Gorontalo, DIY dan Sumatera Barat; 5 propinsi (15 %)
47
[34-13
r4()
r20
1()()
ao
6()
40
20
o
C/\P/AIANKINERIA
REALISASIANGGARAN
o/o
atau
o/o
3)
a)
25 Provinsi.
Advokasi dan sosialisasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Melakukan koordinasi
&
monev
Penguatan Kemitraan
b)
o
o
orang
tenaga
perijinan pengelolaan
c)
SiIBUil sE
PEMBERIAN PEIIGHARGAAN
KABUPATEN KOTA SEHAT DALAM
RANGKAI/AN PERII{GATAI{ HARI
KESEI{ATAI{ I{ASIONAL KE.sI
TH 2015
.t
;l/l\-E
,L'.rl
t-l
l!li{
tr q
-r-II
Jamban Model Honal menghantarkan Desa Manda dan Deia Alr Garam DIstrlct
Bugl eebagal Desa Pertama SBS dl Kabupaten Jayaw[aya, Papua Th 2015
52
ilmr
Gambar 3.6. Salah satu sarana Penyediaan Air Minum dan SanitasiTotal
Berbasis Masyarakat (PAM- STBM)yang pada tahun 2015 dilaksanakandiTT
lokasi
53
b.
1)
Penjelasan indikator
(Jawa-Bali), regional 2
tinggi
54
2)
kasus dan pertussis 4.681 kasus (per Desember 2014). Tahun 2015
tercatat kejadian difteri sebanyak 243 kasus, neonatorum 53 kasus,
campak 6.603 kasus dan pertussis 8.247 kasus. Pada minggu ke-52
55
Grafik 3.9. Indikator dan realisasi persentase penurunan kasus PD3l tertentu
Tahun 2015
lndikatordan halhasi
Persenhse Penurunan Kasus PD3l Tertentu Ih.2015
15
x10
c
Target
Capaian
!,
|,|
oq
3)
a)
o
.
.
Memfasilitasi pertemuan
b)
Hambatan/kendala
.
.
di jangkau
sehingga petugas
56
o
.
.
.
Peningkatan jumlah
(epidemiologi lapangan)
,-.&u,fir
#i ,,
surveilans
yang
berpotensi wabah.
1)
Penjelasan Indikator
2)
Target
2015
58
3)
a)
59
b)
ini
Rencana Kontigensi
di Pemerintah
dokumen
lain
dan penyusunan.
50
c)
kepada
agar
dan
pertemuan.
d.
1)
Penjelasan indikator
a)
18 tahun
61
di
di
tahun
Persentase perokok
tahun,
a)
kepada
62
Pertemuan Major
to
pentingnya
b)
optimal
di
konsumsi rokok
pengendalian
1 tahun
setelah
agar masyarakat
dapat
c)
64
Psnbdogree
the
2!,ador*n
Canleipltoe on
tbdill
Ww u
Gambar
3.1
l.
ry
htlonri
tndonesian Conferene on
norfl
dJtfll Srtalr,
Tobaw or
Heafth
Pelayanan
Kesehatan
pelayanan
Universalaccess
Service excellent
Universal coverage
meliputi mutu input (sarana, prasarana, alat, dan SDM), mutu proses
(manajemen operasional pelayanan dan manajemen mutu), dan mutu output
(pencapaian indikator mutu/kinerja), sehingga baik dari segi input, proses,
dan output diharapkan sesuai standar.
a.
55
kesehatan,
Data capaian untuk indikator ini diperoleh dengan cara menjumlah seluruh
2)
67
Tugas Pembantuan.
4) Operasional Komisi Akreditasi
5)
Pelatihan untuk surveior dan tim ToT tim pendamping tingkat propinsi
melalui DIPA Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar.
68
di
Bapelkes Semarang
dekonsentrasi.
Aceh,
1)
a)
59
b)
dan
instrumen
akreditasi
menilai
f)
pendamping
3)
2015
70
4)
3.
7t
a)
Faktor Dana:
menindaklanjuti
b)
Faktor Waktu
pelaksanaan pelatihan
tim
c)
Faktor SDM
tim
pendamping da beberapa
kabupaten/kota
.
o
d)
Faktor Sarana
a) Dana:
b) Waktu
dekonsentrasi maupun
ke
tugas
daerah baik
DAK,
pembantuan
perlu
c) SDM
o
o
d) Sarana:
o
o
b.
akreditasi nasional
Pada saat ini terdapat 511 kabupaten/kota, sedangkan jumlah RSUD
itu
daya
4)
a)
b)
75
ini
sebanyak 76 orang.
76
g)
31
pendampingan/visitasi dari
simulasi
192
rumah sakit. Dari 192 rumah sakit yang sudah terakreditasi tersebut,
yang berkategori sebagai RSUD sebanyak 50 rumah sakit.
Grafik 3.10. Pencapaian RSUD yang Tersertifikasi Akreditasi Nasional
77
1 RSUD
Permasalahan
a)
Dana
b) Waktu
o Proses akreditasi mulai dari pelatihan sampai terakreditasi
merupakan rangkaian yang panjang dan memakan waktu yang
lama.
c)
SDM
dan
keselamatan pasien.
fungsi
d)
a)
Dana
Menyediakan alokasi dana melalui DAK Non Fisik 2016 untuk 212
RSUD yang akan mencapai akreditasi pada tahun 2016.
b)
Waktu
c)
SDM
79
bimbingan kepada
RS yang
penugasan Kemenkes.
d)
4.
di
75o/o.
80
a.
b.
Realisasi jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alkes yang
diproduksi di dalam negeri sebanyak 11 jenis.
c. Realisasi persentase
di
peredaran yang
di tahun-tahun
itu
lndikator Kinerja
Sasaran Strategis
Meningkatnya
Persentase ketersediaan
sediaan farmasi,
Puskesmas
Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
Target Realisasi
Capaian
75o/o 78,18o/o
157,140/o
104,24%
81
Grafik 3.12.Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Tahun 2015
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Persentase ketersediaan
obat dan vaksin di
Puskesmas
pcredaran yang,
memenuhisyarat
neSerl
a.
belum
pemanfaatan sistem pengelolaan logistik online serta skema relokasi obatvaksin antar Provinsi/Kabupaten/Kota yang fleksible dan akuntabel. Upaya
perbaikan manajemen logistic obat dan vaksin yang telah dilakukan antara
lain implementasi e-catalog dan inisiasi e-logistik obat.
82
2014
di pelayanan
2015
kesehatan
2019 diformulasikan
vaksin
merawat
tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja
utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau
metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.
83
di
setiap
kegiatan
melebihi target yang telah ditetapkan, karena indikator kinerja tahun 2015
di 34 Provinsi
84
Tabel 3.2.Target, realisasidan capaian indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin
di puskesmas tahun 2015
Grafik 3.11.Target dan realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin
di puskesmas tahun 2015
95",5
90%
ITarget
r Realisasi
2015
2016
2017
85
69
'O
ooo
Eil, | 7
56,19
ooo
o.o0
sJ,:,rr
87.83
ro oo
,7fi
,o.00
EO.9a
at57
8r.78
90.oo
o.oo
07.Oo
E$.0!'
tl.6:l
Dr ,3
E5 57
'r4 a7
77 99
69,60;
?7.8O
7(}m
;'6,6)
rt
29
Et.d4
65.00
89.5t
8t.e6
69,74
Itrodrrrl Ardr
,7a.2,
LA\r|ltrt
79.t4
di
2Oo/o.
86
Grafik 3.14. Jumlah item obat dan vaksin yang tersedia di puskesmas di 34 provinsi
Tahun 2015
DPt-lt C/ OPI-fi D
tttt
V.lrrnll
v*rhtCG
l*hrlrarbrhOrdr
Pl'rotrnol ll0o m3 trb
Obltodolnftrl
Ob.t Antl &a..culodr
Mor|l.r3onrotrtn M.L.r &rl 4l0O
dtwur
mjl nl
firorrntd rrbbr
fhcne rlldoa lVlr&ilh
O,f
Otrrogrrn
Xl
lrbt
rlo
mj
872
hl.lri
a
f{Ctl
erltrt 3 oq/mt
Drlrrnrtercnteb
&rrorkilan rvrup
tnqrk0o3@njtrb
ADandrolt.b
Permasalahan:
dan tidak tepat waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku
Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (lKK)
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 20152019 yang sudah disosialisasikan kepada seluruh Provinsi.
2) Jumlah
sesuai di Puskesmas.
87
3)
di
Instalasi
Farmasi.
4)
di
secara
berkesinambungan.
Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta Alat Kesehatan (Alkes)
yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif).
lmpor bahan baku obat, produk kefarmasian lain dan alat kesehatan
mengakibatkan kurangnya kemandirian dalam pelayanan kesehatan.
Hampir 90% kebutuhan obat nasional sudah dapat dipenuhi dari produksi
dalam negeri. Hanya industry farmasi masih bergantung pada 96% bahan
Pada tahun 2015, jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta alat
kesehatan yang diproduksi di dalam negeri mencapai 11 jenis dari target
88
di Indonesia masih
157,140/o
bahan baku obat dan alat kesehatan yang diinisiasi pada tahun 2015
89
Grafik 3.15. Target dan realisasi indikator jumlah bahan baku obat dan obat tradisional
serta alat kesehatan (alkes) yang diproduksi di dalam negeritahun 2015
40
30
lTarget
20
Realisasi
10
Daftar Nama Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional yang
Diproduksi di Dalam Negeri Tahun 20'15
Tabel 3.4. Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional yang Diproduksi di Dalam
Negeri Tahun 2015
BBO/BBOT
No
1
Kerjasama A-B-G
UGM-PT Swayasa
Prakasa
rh)
2
UGM-PT Swayasa
erosus L.)
3
Prakasa
UGM-PT Swayasa
(Azadirachta indica)
4
Prakasa
BPPT
graecum L.)
- PT Kimia
Farma
Ekstrak Terstanda
- PT Kimia Farma
ITB - PT Kimia Farma
ITB
L
7
UNPAD
PT
Phytochemindo Reksa
UNPAD
CV Suprima
PT.
(AKD 21501510202)
PT,
MEDII{OP
'SIIEMIIES
-TRITONT-Vlo(AKD21603510351)
"
1IED1HOP
.TRtroN Tkln Marlcr
PT.
(AKD11603510346)
Gambar 3.13. Alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri tahun 2015
rill/'/'ff//
. Pornoron ' Ditfog
Pcrrksa frfata Grolis '
Gambar 3.14. Menteri Kesehatan Rl, Prof. Dr. Nila Farid Moeloe( Sp.M (K) membuka
pameran alat kesehatan dan PKRT dalam negeri di Hall B Jakarta Convention Center,
Senayan Jakarta
91
jajaran
pemerintah,
16-17 Oktober
produk
alat
kesehatan
dalam negeri.
Permasalahan:
penelitian
BBO
2) Keterlambatan pelaksanaan
negeri.
3)
Sampling alat kesehatan dan PKRT adalah salah satu langkah yang
telah memiliki izin edar. Pengambilan sampel alat kesehatan dan PKRT
dilaksanakan di 34 Provinsi. Seluruh sampel diuji di beberapa laboratorium
yang terakreditasi atau yang ditunjuk.
Total sampel yang diuji dan telah diperoleh hasil uji adalah 1797 sampel.
93
Kriteria umum:
1)
luas
pada masyarakat.
Kriteria khusus:
1)
dampak yang
tidak diinginkan.
94
Tabel 3.5. Target, realisasi dan capaian indikator persentase produk alat kesehatan dan
PKRT di peredaran yang memenuhi syarat tahun 2015
78,180/o
104,240/o
Grafik 3.16. Target dan realisasi indikator persentase produk alat kesehatan dan
PKRT di peredaran yang memenuhi syarat tahun 2015
840A
82o/o
80o,6
78%
76%
74%
72%
70016
Sampling alat kesehatan dan PKRT adalah kegiatan proaktif, kegiatan ini
yang beredar di wilayah NKRI dan telah memiliki izin edar. Tujuan
Kegiatan ini adalah untuk menjamin alat kesehatan dan PKRT yang
beredar di wilayah NKRI memenuhi persyaratan mutu dan manfaat dan
95
Permasalahan:
masih
terbatas.
3)
4)
3)
95
4)
Upaya dan prestasi yang telah dicapai oleh Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2015 antara lain:
Obat
2)
a)
e-regalkes
Track & trace sysfem e-regalkes adalah sistem perizinan registrasi
alat kesehatan dan PKRT secara online yang dapat dilacak dan
ditelusuri
97
meningkatkan
5.
Tenaga Kesehatan
Menurut pendataan Badan PPSDMK terkait jumlah SDM Kesehatan pada
akhir tahun 2015, tercatat sebanyak 876.617 orang, dengan rincian jenis
tenaga kesehatan berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2015 tentang Tenaga
Kesehatan, yaitu Medis 108.752, Keperawatan 214.447, Kebidanan 96.313,
Kefarmasian 31.904, Kesehatan Masyarakat 41.181, Kesehatan Lingkungan
12.897, Gizi 14.881, Keterapian Fisik 5.165, Keteknisian Medis 18.522, dan
Teknik Biomedika 24.092.
Indikator yang terkait sasaran strategis ini adalah:
a.
yang
primer;
2) dokter gigi;
3) perawat;
4) bidan;
5) tenaga kesehatan masyarakat;
6) tenaga kesehatan lingkungan;
7) ahli teknologi laboratorium medik;
8) tenaga gizi; dan
9) tenaga kefarmasian.
Sejak
PPSDM
Untuk tahun 2015, dari taget 1.200 yang ditetapkan, telah tercapai
1.179 Puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan atau
tercapai 98 %. Pencapaian ini menunjukkan bahwa capaian indikator ini
101
target 2019, maka capaian ini telah mencakup 21 o/o dari target 5.600
tersebut. Badan PPSDM Kesehatan sebagai unit Eselon
Kementerian
dan
Pendayagunaan SDM
latar belakang kesehatan antara lain dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
bersedia ditempatkan
Daerah
2 (dua)
tahun.
Target penempatan Tim Nusantara Sehat pada tahun 2015 sebanyak 480
to2
103
b.
Tabel 3.6. Target dan Capaian RS Kab/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesiais penunjang
TARGET
NO
INDIKATOR
2015
2016
2017
CAPAIAN
2018
2019
TAHUN
2015
2
Persentase RS
30o/o
Kab/Kota Kelas C
yang memiliki4
dokter spesialis
dasar dan 3
dokter spesiais
penunjang
35o/o
4Qo/o
50o/o
60%
35o/o
Grafik 3.17. Target dan Capaian RS Kab/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesiais penunjang
Rsatsari
Targeft
rTarget
Reahsasi
o/o.
target yang ingin dicapai di tahun 2019, maka dari target 60% yang ingin
dicapai, telah tercapai 35
o/o
58o/o.
Grafik 3.18. Perbandingan Target dan Capaian Indikator persentase RS Kab/Kota kelas
C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
Tahun 2015-2019
bllt,
\il:'.
-tif.:.
2
t-t',
10':'
rJg;
2(i18
105
baru lulus akan ditempatkan di daerah yang sangat minim fasilitas dan
sarana pendukung lainnya. Akibatnya angka intention to leave menjadi
sangat tinggi di kalangan dokter muda yang bekerja di pedalaman.
106
AN6KATAN (I
XIII)
400
t00
Fi.lrata,r,rpr
I
I
^L;(
5p Penr.k'r oalam
5p Radiotogr
tr]'>'Nl
J.tul
l,',lelnai
.eb.
S9
An.k
sp
s.d.h
5p
sratl!
ob:gyn
5p
Arc:rcsi
5p P.toloqr Klrn'k
f,-.;,:
spesialisasi
di bidang
kesehatan turut
meningkat.
Indikator
ini
o/o
cagaian Apabila
108
o/o.
PAGU
23.028.750,00C
REATISASI
L7.220.966.8Lt
%
74,72
173.518.407.0q
r28.345,5L2.76,
73,9i
20.000.000.0fi
t5.756.flg.t35
78 7t
18.720.500.0fl
t6.5s3.120,29t
88,4!
1.325.316.962.0fi
1.239.515.520.87r
93,53
370.874320g1
83.16
(esehatan
Pendidikan Tinggi dan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
rengelolaan Mutu Pendidikan Tinggi
445,000.000.00(
24.000.000.00(
21.098.089.03:
87.91
780.206.248.00(
575.492.777.92(
85,5t
rorAt
Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2015
2s0.000.000.0fi
3.060.790.857.000
245.763.158.51(
2.730.620.945.986
98,31
89,2
109
a.
sebanyak
12
Kementerian
No.
1
Dukungan Program
Pembangunan Kesehatan
Kementerian Dalam
Negeri
Kemnterian Perencanaan
Pembangunan Nasional
(Bappenas)
3
Kementerian Keuangan
Kementerian Pertanian
Kementerian Desa,
Kementerian Pekerjaan
Rumah Sehat
110
Rakyat
7
dan
Kementerian
Produksi
Perdagangan
Kesehatan
Kementerian Sosial
10
Kementerian Pertahanan
Nusantara Sehat
11
Kementerian
Keselamatan Berkendara
Distribusi Alat
Perhubungan
12
Kementerian Agama
TT
Calon
Pengantin
pembangunan
kesehatan pada tahun 2015 telah melebihi target. Hal ini akan terus
ditingkatkan kedepannya untuk menjadikan pembangunan nasional yang
berorientasi kesehatan.
b.
7.
a.
111
Dunia usaha dan swasta juga memiliki kewajiban untuk turut serta
dalam pembangunan kesehatan. Melihat peluang besar dari dunia usaha
Grafik 3.21. Target dan Capaian Jumlah Dunia Usaha yang Memanfaatkan CSR-nya
untuk Program Kesehatan
iE;;l
rc.p"i"n
]
program kesehatan pada tahun 2015 adalah 5 (lima) dunia usaha atau
125% dari target yang telah ditetapkan. Dunia usaha yang melakukan
perjanjian kerla sama tersebut adalah PT. K-24 Indonesia, PT. Herlina
Indah, PT. Media Inovasi Global, PT. Merck Sharp Dohme Pharma serta
Center For Indonesia Medical Student's Activities (CIMSA).
rtz
PT. Glaxo Wellcome Indonesia, PT. Johnson & Johnson Indonesia, PT.
Novartis Indonesia, PT. Novo Nordisk Indonesia, PT. Nutrifood Indonesia,
Smithkline
Beecham
5)
dengan dunia usaha. oleh karena itu, pada tahun 2015 dilaksanakaan
1r4
1)
2)
diarahkan
Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari kemitraan dunia
usaha dalam pembangunan kesehatan adalah:
program
kesehatan prioritas.
115
Penghargaan Mitra Bakti Husada kategori CSR yaitu PT. Adaro, PT.
ASTRA International. PT. Nutrifood dan PT. Unilever.
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya
untuk mendukung kesehatan
ra na I dana penda m pi n g.
116
io*ai lCrpaian
(tiga) atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Adapun ormas tersebut
adalah Muslimat Nadhlatul Ulama, Perdhaki, dan Pramuka.
melalui
LL7
1)
Kegiatan
ini
organisasi
a)
b)
c)
d)
organisai
kemasyarakatan
c)
berbagai
dan
Posyandu
118
3)
Kesehatan
4\
prioritas. Kegiatan
ini
(/esson learn) bagi ormas dan daerah lain yang ingin mengembangkan
pemberdayaan dengan melibatkan ormas.
Organisasi
2)
3)
119
belaku
3) Dilakukan
pemerintah
meningkatkan
Dl
c.
I20
Pada tahun 2015 jumlah target yang akan dicapai adalah sebanya 8
Dokumen Kesepakatan
No
Kerja Sama
MoU Kerja Sama Bilateral Rl
India
Thematic Area:
2
OIC
Declaration
on
Secretariat
the ASEAN
and lmplementation Mechanism of
and Reviewing
Strengthening
SOMHD Work
Group
Health
Meeting)
Gonesponding
Health
Priority
Coordinating Commitree on
6
pelayanan kesehatan
di
daerah
perbatasan
Membangun ASEAN-Emergency
Brunei
Darussalam,
Indonesia,
Malaysia,
Singapore,
Thailand
Operating Center
Membangun mekanisme
surveillans data tentang
penanggulangan
(BIMST) ke-1e
Anti
Microbal
Resistance
pencegahan
penanggulangan
penyakit Infeksi
Global Health
Security
Agenda (GHSA)
nasional
L22
Berikut tabel capaian kinerja Pusat Kerjasama Luar Negeri Tahun 2015:
Tabel3.l0 . Pengukuran Kinerja Pusat Kerjasama Luar Negeri, Tahun 2015
Sasaran
Indikator
Strategis/
Kinerja
No
Target
Capaian
(4)
(5)
(6)
Kegiatan
(1)
1
(3)
(2)
Meningkatnya
Jumlah
kesepakatan
Dokumen
Dokumen
Indonesia dalam
kerja sama
luar negeri
negeri di bidang
di bidang
kesehatan/
kesehatan
100
Peningkatan
kerja sama luar
negeri
No.
2O1O
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah
Target:
Target:
Target:
Target:
Target:
Naskah Kerja
22
23
27
28
30
Sama
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisa
lnternasional
:22
:23
:27
:28
si:30
(100o/o)
(100%)
(100%)
(100%)
(100%)
Indikator
Jumlah
Target:
Kesepakatan
Kerja Sama
Realisa
Luar Negeri di
si
Bidang
Kesehatan
(100%)
t23
No.
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2015
20'|-6
2017
2018
2019
Jumlah
Target:
Target:
Target:
Target:
Target:
Kesepakatan
22
23
27
28
30
Kerja Sama
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Luar Negeri
:22
:23
:27
:28
:30
di Bidang
(100%)
(100%)
(100%)
(100%)
(100%)
Indikator
Kesehatan
Luar
kesepakatan
8.
a.
124
sumber sejumlah
Provinsi tersebut:
1) DKI Jakarta
2) Jawa Barat
3) Sumatera Utara
4) Sulawesi Selatan
5) Lampung
6) Banten
7) JawaTengah
8) Jawa Timur
9) Sumatera Selatan
Pencapaian indikator ketiga yang mampu mencapai target yang
direncanakan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan didukung
oleh hal-hal sebagai berikut:
1)
Undang
2)
3)
undang Kesehatan
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk indikator ini adalah
monitoring dan evaluasi secara berkala ke propinsi.
b.
t25
metode,
9.
- 2019. Pelaksanaan
program dan kegiatan di tahun 20'15 tentunya tidak terlepas dari pelaksanaan
di
periode sebelumnya.
Pelaksanaan Riskesdas pertama pada tahun 2007 merupakan salah satu titik
balik dalam perkembangan Badan Litbang Kesehatan. Hasil Riskesdas mulai
dikenal dan dipakai oleh para pemangku kepentingan yang berimbas juga
dengan hasil-hasil penelitian lainnya dengan skala yang lebih kecil.
Periode penguatan substansi selama tahun 2010
data hasil penelitian saja tidaklah cukup bila dibandingkan dengan peran
Badan Litbang Kesehatan yang sangat strategis terutama
di
lingkungan
hasil-hasil
data,
serta
726
dan
a.
b.
c.
d.
e. Penelitian dan
dan
Obat
Tradisional;
f.
g.
ini terlihat dari beberapa terobosan riset seperti Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas), Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes), Riset Tanaman Obat dan
127
digambarkan dengan sasaran yang akan dicapai selama periode tahun 20152019, yaitu a) Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah
dan akademisi d)
Meningkatkan
128
Tabel 3.13. Sasaran dan IKP Badan Litbang Kesehatan Tahun 2015
Indikator
Program
Sasaran
Program
Meningkatnya
Penelitian dan
kualitas
penelitian yang
Pengembangan
penelitian,
didaftarkan HKI
Kesehatan
pengembangan
dan
Jumlah hasil
Jumlah
Target
Capaian
13
14
>100
24
24
100
100
Vo
rekomendasi
pemanfaatan di kebijakan
bidang
kesehatan
berbasis
penelitian dan
pengembangan
kesehatan yang
diadvokasikan
ke pengelola
program
kesehatan dan
atau pemangku
kepentingan
Jumlah laporan
Riset Kesehatan
Nasional
(Riskesnas)
bidang
kesehatan dan
gizi masyarakat
Indikator yang terkait sasaran strategis ini adalah:
a.
Tabel 3.14. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Jangka
Menengah pada Renstra
2O1
i2O19
Target akhir
Program
Sasaran
lndikator
Target
Capaian
tahun
2015
2015
renstra
o/o
2015-2019
Program
Penelitian
dan
Pengemba
ngan
Kesehatan
Meningkatnya
Jumlah hasil
kualitas penelitian,
penelitian
pengembangan dan
yang
pemanfaatan di
didaftarkan
bidang kesehatan
HKI
13
14
35
4
0
pada tabel di atas. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator hasil
penelitian yang didaftarkan HKI sudah tercapai sebesar 4Oo/o dari target
akhir tahun renstra.
adalah
ide, hasil teknologi maupun metode dan formulasi. Selain itu, teknologi
hasil riset dan inovasi peneliti kesehatan juga dapat meningkatkan daya
saing bangsa.
4
5
6
7
I
9
10
11
12
13
14
Judul
Pembuatan Formula Ramuan Ekstrak Klabet
untuk meningkatkan pengeluaran ASI dan
Meningkatkan Gizi Ballta Berbasis Tanaman
Obat (Hak Paten)
Sekuens cDNA dari Non Struktural 1 (SNl)
Virus Dengue Serotype 1 Strain lndonesia
(Bekasi 2003915846) (Hak Paten)
Komposisi Herbal untuk Hemoroid Deratat
lll (Hak Paten)
Komposisi Herbal Sebagai Pelancar ASI (Hak
Paten)
Komposisi Herba Untuk Anemia Defisiensi
Besi(Hak Paten)
Komposisi Herbal untuk Hepatoprotektor (Hak
Paten)
Komposisi Herbal untuk Meningkatkan Daya
Tahan Tubuh (Hak Paten)
Komposisi Herbal untuk Osteoarthritis Sendi
Lutut (Hak Paten)
Komposisi Herbal Untuk Obesitas (Hak Paten)
Proses Pembuatan Bubuk Mikrokapsulasi
Bacilfus Thuingiensr's H-14 lsolat Salatiga
(Hak Paten)
Komposisi Herbal untuk batu Salauran Kemih
(Hak Paten)
Mengenal Tanaman Narkotika (Buku) (Hak
Cipta)
Buku Foto Makanan (Hak Cipta)
l-
No Registrasi
P 00201504968
Satker
Pusat
TTKEK
P 00201505724
Pusat BTDK
P00201507999
B2P2TOOT
P00201507787
B2P2TOOT
P00201507788
82P2TOOT
P00201507790
82P2TOOT
P00201507791
B2P2TOOT
P00201507792
82P2TOOT
P00201507794
P00201507797
82P2TOOT
82P2VRP
P00201507785
82P2TOOT
c00201 5041 89
82P2TOOT
c00201501882
Pusat
TTKEK
Pusat BTDK
c00201500249
105o/o.
HKl,
berdasarkan
Program
Program
Penelitian
dan
Pengemban
gan
Kesehatan
Sasaran
Meningkatny
a kualitas
penelitian,
pengembang
an dan
pemanfaatan
di bidang
kesehatan
Indikator
Jumlah
rekomendasi
kebijakan
berbasis
penelitian dan
pengembangan
kesehatan yang
diadvokasikan
ke pengelola
program
kesehatan dan
atau pemangku
kepentingan
Target
2015
Capaian
2015
24
24
Target
akhir
tahun
renstra
20152019
120
tahun renstra.
133
o/o
2
0
Tabel3.17. Judul Rekomendasi Kebijakan yang telah Diadvokasikan pada Tahun 2015
Satker
Pusat
BTDK
Pusat
TTK&EK
No
1
2
3
4
5
Judul
Krisis Dukungan Kesiapan Laboratorium Dalam
Penanggulangan Pandemi
Penataan Pengaturan Minuman Bersoda dan Berenergi
untuk Mencegah PGK
Mempersiapkan Calon lbu untuk Melahirkan Calon Anak
yang Sehat dan Cerdas
Deteksi Dini Hipertensi untuk Pencegahan Stroke
Membangun Sistem Terintegrasi untuk Penanganan TB
-DM
Pusat TIKM
6
7
I
9
10
11
12
13
Pusat
HKKPM
14
15
16
17
734
Satker
No
18
19
20
B2P2TOOT
21
22
82P2VRP
23
24
Judul
Persalinan "Asal Tidak Di Rumah" Peluang Menggeser
Persalinan ke Fasilitas Kesehatan pada Suku Muyu
(Berdasar Riset Etnografi Kesehatan Tahun 2014)
Peluang Kemitraan Tenaga Kesehatan Dan Dukun
Marapu Dalam Memberantas TB UpayaPengendalian TB
di Desa Watu Hadang Kabupaten Sumba Timur
(Berdasar Riset Etnografi Kesehatan Tahun 2014)
Kebijakan Meminimalkan Kasus Pelayanan
Kesehatan/Kedokteran ke Pengadilan
Suplai Bahan Baku Jamu Di Kabupaten/Kota Jejaring
Saintifikasi Jamu
Aplikasi Hasil Saintifikasi Jamu dalam Pelayanan
Kesehatan (PP NO 103 Tahun 2014)
Deteksi Dini Leptospirosis Tingkat Puskesmas
Opak Kelor lkan Modifikasi "Gerupuk Tunu" Untuk
Meningkatkan Nilai Gizi
10Oo/o.
peneliti terhadap isu-isu aktual dan strategis. Selain itu belum ada
prosedur standar dalam menyusun policy brief yang menjadi acuan untuk
peneliti.
135
c.
litbang
Tabel 3.18. Perbandingan Realisasi Kinefla Tahun 2015 dengan Target Jangka
Menengah pada Renstra
2O1
*2O19
Program
Sasaran
lndikator
Target
2015
Capaian
2015
Target akhir
tahun
renstra
2015-2019
Program
Penelitian
dan
Pengemba
ngan
Kesehatan
Meningkatn
ya kualitas
penelitian,
pengemban
gan dan
pemanfaata
n di bidang
kesehatan
Jumlah
laporan Riset
Kesehatan
Nasional
(Riskesnas)
bidang
kesehatan
dan gizi
masyarakat
atas. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator ini sudah tercapai
sebesar
2Oo/o
o/o
20
dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sampel riset ini adalah food list 95%
dari total diet masyarakat di 15 propinsi (Aceh, Sumatera Selatan, Bangka
Jakarta
Epidemiologi Klinik.
telah dihasilkan 1 Riset Skala Nasional dari target yang ditetapkan yakni
Riset Skala Nasiona! atau dengan capaian sebesar
100o/o.
137
10.
(BPK)
< 1 o/o
adalah sebanyak 554 (lima ratus lima puluh empat) dengan persentase
138
o/o.
1o/o
<
1o/o
dari
audit
10Oo/o
11.
di
berintegritas;
terutama pada factor kepercayaan publik. Hal ini timbul salah satunya
dikarenakan pola pengelolaan yang belum tertata dengan komprehensif dan
sistematis.Untuk itu, proses diferensialisasi Undang-undang ASN kemudian
139
wajib memperoleh tujuh tujuan utama yaitu ASN memiliki kesesuaian tolak
ukur pada Independensi dan Netralitas; Kompetensi; Kinerja atau
Produktivitas Kerja; Integritas; Kesejahteraan; Kualitas Pelayanan publik;
Pengawasan dan Akuntabilitas. Pada titik ini, tentulah poin kompetensi dan
produktivitas kinerja harus juga menjadi perhatian utama dan mutlak untuk
di lingkungan
dan
a.
prinsip
pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya
140
Jabatan
Tahun 2012) sebagai mana merupakan salah satu aspek input dari
sasaran strategic Kementerian Kesehatan dan Indikator Kinerja Kegiatan
Pembinaan Adminitrasi Kepegawaian yang kedua sesuai dengan Renstra
Kementerian Kesehatan 2015
- 2019.
Grafik 3.24. Target dan Realisasi Pejabat Struktural yang Memenuhi Kompetensi
80%
70%
60%
so%
40%
30%
20%
70%
o%
R
ea lisas i
Pada tahun 2015 seperti grafik diatas, telah terealisasi sebanyak 1.620
b.
m in
imal
baik.
V RB dengan area
perubahan
mendukung
Kementerian
t4t
2019 dan
agar dapat diketahui ada atau tidaknya kesesuaian antara target yang
dibuat dengan yang dikerjakan.
90%
1
.'"
85%
80%
75%
i,.
70%
Target
Realisasi
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 telah
ditetapkan target sebesar 80% Pegawai dengan kinerja minimal baik dari
L42
antar subsistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan yang
dibutuhkan, sehingga data dari satu sistem atau subsistem secara rutin dapat
melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem atau subsistem
yang lain.
a.
dalam
menjadi data
derajat
t43
it/:
^Mrrreura
s&[Mll
5fuldqdeE@hdffi@
re|4ffi
+ehHqrtr.tqlqb
cffi
&6
p6ddhels*Alpjd
rffiotemgsffi
akhir tahun).
Gambar
tu
Prde guESIffiG&
th
JMdrs$ffi
tb
4r5
-ofr Capaian
ryyoTarget
30
20
20,20
10
0
TWI
TW II
TW III
TW IV
145
(61,7o/o\,
b.
atau jaringan
kesehatan
di Puskesmas dan RS
146
dapat diakses di
10o/o
dari total
Puskesmas
dan RS
data
di
L47
(10,5o/o),
G. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
adarah
i.
100,00%
8O,OOo/o
60,000/o
40,00%
2O,OO"/'
i
i
L8
TRIWULAN
lll
65,470/0
L49
'(
t'
,s
Bab lV Penutup
capaiannya karena datanya belum dapat diperoleh pada tahun 2015, yaitu:
1)
Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia < 18 tahun; dan 2) Persentase
Kab/Kota yang mendapat predikat baik dalam pelaksanaan SPM.
Laporan kinerja
ini
Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2015 dan kekurangan diharapkan dapat
menjadi parameter dan acuan penetapan kebijakan, program dan kegiatan pada
waktu mendatang.
150
KEMENTERIAN KESBHATAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jl. H.R. Rasuna Saitl Blok X-5 Kavling No.4 - 9 Kuningan - Jakarta Sc_latan_12950
Tclp 02t - 5201590 (Hunring) - Pcs. 3iffi. 3102. 3104 Fax. 021 - 52015t19/5223011
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan
perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam Laporan
Kinerja ini.
INST'F; h
T''
JEtitiEr(,iL
3h
, Apt, MM, ME
71217 198502 1 001