You are on page 1of 7

III.

LAJU KEHILANGAN UAP AIR RELATIF


PADA DAUN TUMBUHAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses
kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Hal yang penting
ketika proses transpirasi adalah difusi uap air dari udara yang lembab
di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar
ke pucuk dan bahkan dari tanah ke akar.
Transpirasi adalah kehilangan uap air dari dalam tubuh
tumbuhan melalui sel-sel hidup. Sebagian besar transpirasi melalui
daun lewat stomata (transpirasi stomata) dan kutikula (transpirasi
kutikular) dan melalui lenti sel (transpirasi lentikuler) pada buah dan
batang tumbuhan berkayu. Besarnya uap air yang ditranspirasikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam
tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata); (2) Faktor
luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin).
Laju transpirasi merupakan laju kehilangan air yang menguap
per satuan luas permukaan bagian yang melakukan transpirasi dalam
satuan waktu tertentu. Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena
berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan
garam-garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan
kelebihan panas dari tubuh, dan mengatur turgor optimum di dalam
sel. Manfaat diadakan praktikum ini adalah agar mengetahui cara
meghitung laju kehilangan uap air relatif pada kedua permukaan daun
suatu tumbuhan.

2. Tujuan

Tujuan praktikum acara III Laju Kehilangan Uap Air Relatif


Pada Daun Tumbuhan adalah menghitung laju kehilangan uap air
relatif pada kedua permukaan daun suatu tumbuhan.

B. Tinjauan Pustaka
Transpirasi ialah satu proses kehilangan air dari tumbuhtumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar
rerambut tumbuhan dan air itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua
bahagian tumbuhan khususnya daun. Air yang berlebihan akan
disingkirkan melalui proses transpirasi. Kadar kehilangan air melalui
transpirasi

melebihi

kadar

pengambilan

air

tumbuhan

tersebut,

pertumbuhan pokok akan terhalang (Devlin 1983).


Unsur kalium sangat memegang peranan dalam proses
mermbuka dan menutupnya stomata serta transportasi lain dalam hara
lainnya, baik dari jaringan batang maupun lasngsung dari udara bebas.
Defisiensi kalium secara langsung akan memperlambat proses fisiologi,
baik yang melibatkan klorofil dalam jaringan daun maupun yang
behubungan dengan fungsi stomata sebagai faktor yang sangat penting
dalam produksi bahan kering secara umum. Defisiensi kalium semakin
lama maka akan semakin berdampak buruk terhadap laju proses fisiologi
dalam jaringan daun. Defisiensi kalium semakin berat akan berdampak
semakin parah terhadap rusaknya pertumbuhan daun (Masdar 2003).
Transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif
tidak tembus air dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata
tertutup. Terbukanya stomata lebih besar, lebih banyak pula kehilangan air,
tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-masing
satuan penambahan lebar stomata, yang paling utama dalam kondisi
lapangan ialah tingkat cahaya kelembaban. Tanaman budidaya cahaya
menyebabkan stomata terbuka. Tingkat kelembaban di dalam daun yang
rendah sel-sel pengawal kehilangan turgornya, mengakibatkan penutupan
stomata (Gardner dkk 1995).
Ada dua tipe transpirasi yaitu, transpirasi kutikula adalah
evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis dan
transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, pada sebagian besar

jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang


dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun dan stomata (Loveless
1993).
Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada
tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang
tebal memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis
memiliki gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui
lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis. Angin
membawa udara dekat ke daun dan membuta pembatas lebih tipis. Hal ini
menunjukkan mengapa laju transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada
udara yang banyak hembusan angin (Khairunnisa 2000).

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu Praktikum
Waktu praktikum acara III Laju Kehilangan Uap Air Relatif
Pada Daun Tumbuhan dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April 2015
pukul WIB di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Kertas Kobalt Klorida
2) Klip (Penjepit kertas)
3) Plastik Polinevil
4) Pinset
5) Stop-watch
6) Silet
7) Mikroskop
8) Glas obyek dan penutup
b. Bahan
1) Daun tanaman yang ada disekitar lab (daun masih menempel
pada cabang atau daun)
2) Lem pvc
3. Cara Kerja
a. Mengukur suhu dan RH lingkungan tempat percobaan
b. Memasang plastik pada daun dengan bantuan klip sehingga plastik
menutup bagian permukaan daun atas dan bawah
c. Menyelipkan kertas kobalt klorida diantara plastik dan daun
dengan bantuan pinset. Jangan biarkan botol terbuka terlalu lama.
d. Mengukur lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah warna
kertas kobalt klorida dari biru menjadi merah jambu untuk
permukaan daun masing-masing. Bila perubahan warna lebih dari
30 menit maka laju kehilangan uapnair permukaan daun dapat
diabaikan.
e. Mengulangi pengukuran hingga tiga kali.
f. Setelah pengukuran, petiklah daun dan olesi permukaan daun atas
dan bawah dengan lem PVC (larutan kolodion) biarkan sampai
kering (20 menit).
g. Melepas lapisan lem tersebut secara hati-hati dengan bantuan pisau
silet dan pinset. Meletakkan potongan lapisan lem tersebut pada
gelas preparat. Bila daun itu sangat berbulu, pengolesan pertama

mungkin hanya memotong bulu-bulu daun maka harus diulang


pengolesan kedua untuk mendapatkan cetakan epidermis.
h. Menghitung jumlah stomata yang tampak dibawah mikroskop
i. Menghitung luas daun dengan menggunakan kertas militer
j. Menyusun data dalam suatu tabel yang menunjukkan laju
kehilangan uap air pada permukaan atas dan bawah daun, jumlah
stomata per daun untuk permukaan atas dan bawah dan jumlah
stomata per mm2.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous 2005. Transpirasi. Http://alulagro.blogspot.in 2005/05.com
Diakses pada hari Selasa, 21 April 2015 pukul 19:48 WIB.
Gardner, F.P, R.B Perace dan R.L. Mitchell 1995. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Terjemahan H. Susilo. UI-Press: Jakarta
Khairunnisa, L 2000.Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air. Fakultas
Pertanian USU: Medan
Loveles 1993. Fisiologi Tumbuhan, ITB: Bandung.
Masdar. 2003. Pengaruh Lama Beratnya defisiensi Kalium Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Durian (Durio Zibethinus). Jurnal Akta Agrosia Vol.6 No. 2.
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

You might also like