Professional Documents
Culture Documents
STROKE HEMORAGIK
Oleh:
Artha Pratiwi Simamora (120100246)
Chandra Meilyn (120100096)
Marwah Herliani (120100262)
Melissa S. E Marpaung (120100351)
M. Fakhrur Rozi (120100163)
Yolanda Octaviana (120100176)
Pembimbing:
dr. Rita Sibarani, M.Ked(Neu), Sp.S
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul Stroke Hemoragik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing dr. Rita Sibarani, M.Ked(Neu), Sp.S, yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam penyusunan
laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya. Semoga laporan kasus ini bermanfaat, akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................
1.2. Tujuan.....................................................................................
1.3. Manfaat...................................................................................
2.1. Stroke......................................................................................
2.1.1. Definisi.........................................................................
2.1.2. Epidemiologi.................................................................
2.1.3. Klasifikasi.....................................................................
2.2.1. Definisi.........................................................................
2.2.7. Komplikasi....................................................................
2.2.8. Pencegahan...................................................................
11
27
30
BAB 6 KESIMPULAN..............................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
32
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah
keadaan dimana terjadinya gangguan peredaran darah di otak, yang disebabkan
oleh pecahnya pembuluh darah ataupun pembuluh darah yang tersumbat. Keadaan
tersebut kemudian menyebabkan gangguan peredaran oksigen dan nutrisi
sehingga terjadi kerusakan pada jaringan otak.1
Stroke merupakan penyebab utama kematian yang ke-4 setelah kanker,
penyakit jantung dan penyakit pernapasan di Inggris, dan menyebabkan hampir
50.000 kematian setiap tahun. Terdapat kurang lebih 152.000 kasus stroke setiap
tahunnya yang artinya dalam setiap lima menit, terdapat satu pasien baru yang
mendapatkan serangan stroke.2
Di Amerika, terdapat lebih dari 795.000 kasus stroke dan menewaskan
hampir 130.000 orang setiap tahunnya. Selain itu, stroke juga merupakan
penyebab utama kecacatan pada usia dewasa. Sebagian besar penderita stroke
harus bergantung pada orang lain untuk melakukan berbagai aktivitas harian.3
Di Indonesia sendiri, stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada
kelompok lansia dengan usia 55-64 tahun, yaitu sebanyak 22,1% dan pada
kelompok usia >65 tahun, yaitu sebesar 24,6%, serta memiliki Case Fatality Rate
(CFR) tertinggi sebesar 8,7% pada tahun 2012 dalam kategori penyakit tidak
menular.4
Stroke di klasifikasikan menjadi 2 jenis menurut proses patologisnya yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena adanya
bekuan darah atau endapan fragmen pada arteri yang menyumbat aliran darah ke
otak, sehingga bagian otak yang tidak diperdarahi kekurangan oksigen. Di sisi
lain, stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah tertentu di otak,
yang melemah akibat tekanan darah tinggi atau aneurisma dan menyebabkan
perdarahan. Darah tersebut kemudian akan menumpuk dan menekan jaringan otak
Manfaat
Manfaat yang bisa didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang stroke
hemoragik.
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai
stroke hemoragik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Stroke
Stroke Hemoragik
2.2.1. Definisi
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan ke
dalam
jaringan
otak
(disebut
hemoragia
intraserebrum
atau
hematom
Usia
Usia merupakan faktor risiko yang paling penting bagi semua stroke.
Insiden stroke meningkat secara eksponsial dengan bertambahnya usia.
Setelah umur 55 tahun risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat setiap
10 tahun (risiko relatif).12
b.
Jenis Kelamin
Pada pria memiliki kecendrungan lebih besar untuk terkena stroke
dibandingkan dengan wanita, dengan perbandingan 2:1.Walaupun para
pria lebih rawan dari pada wanita pada usia yang lebih muda, tetapi
besarnya resiko akan sama saat wanita mencapai menopause. Hasil
penelitian menyatakan bahwa hormon berperan dalam hal ini, yang
melindungi para wanita sampai mereka melewati masa-masa melahirkan.
Pria berusia kurang dari 65 tahun memiliki risiko terkena stroke iskemik
atau perdarahan intrasereberal lebih tinggi sekitar 20% dari pada wanita.
Namun, wanita usia berapa pun memiliki risiko perdarahan subaraknoid
sekitar 50% lebih besar.13
c.
d.
e.
Riwayat Stroke
Bila seseorang telah mengalami stroke, hal ini akan meningkatkan
terjadinya serangan stroke kembali/ulang. Dalam waktu 5 tahun,
kemungkinan akan terjadi stroke kembali sebanyak 35-42%.15
f.
Diabetes Melitus
Gula darah yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan endotel pembuluh
darah yang berlangsung secara progresif. Pada orang yang menderita
Diabetes Mellitus risiko untuk terkena stroke 1,5-3 kali lebih besar (risiko
relatif).15
komplikasi terkait stroke, untuk menetapkan dasar parameter koagulasi, dan untuk
mengidentifikasi faktor risiko aterosklerosis generalisata seperti dislipidemia.18
Semua pasien yang diduga Stroke harus menjalani pemeriksaan Computed
Tomography (CT)Scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk
menentukan lokasi dan jenis stroke juga untuk menyingkirkan penyebab gejala
neurologis nonvaskular. MRI lebih sensitif dibanding CT untuk mendeteksi infark
otak dalam 72 jam pertama, namun CT lebih unggul dalam membedakan
perdarahan dan iskemia pada lesi akut.18
Pungsi lumbal digunakan untuk mendiagnosis perdarahan subarakhnoid
bila CT/MRI tidak tersedia atau menunjukkan hasil negatif. Tidak adanya darah
dalam cairan pungsi menyingkirkan diagnosis perdarahan subarakhnoid atau
intraserebral.18
Ekokardiorgam digunakan untuk menilai jenis dan luasnya penyakit
miokardial/valvular ketika emboli kardiogenik diduga sebagai penyebab stroke.18
2.2.6. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik
Penanganan stroke hemoragik dapat bersifat medik atau bedah tergantung
keadaan dan indikasi untuk masing-masing jenis terapi. Penanganan medik fase
akut dilakukan dengan menurunkan tekanan darah sistemik yang tinggi dengan
obat anti hipertensi dan menurunkan kira-kira 20% dari tekanan darah saat masuk
rumah sakit.
Pasien dengan skor SKG <8, dengan perdarahan intraventrikuler yang luas
atau hidrosefalus, dapat dipertimbangkan untuk dirawat di ruang ICU apabila
keadaan penderita cukup berat, dilengkapi dengan pemasangan intubasi dan
pemantauan diuresis. Meninggikan bagian kepala pada tempat tidur pasien juga
disarankan untuk membantu menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi.
Tindakan bedah masih kontroversial terutama pada perdarahan daerah ganglia
basal karena prognosis yang biasanya buruk, namun terdapat beberapa indikasi
untuk tindakan bedah seperti volume darah >55cc dan pergeseran garis tengah
>5mm atau perdarahan serebelum yang melebihi diameter 3mm.
trombolitik.
Imobilisasi dalam waktu yang lama pada pasien stroke dapat
meningkatkan risiko trombosis vena dalam pada ekstremitas inferior, juga
elastisitas
arteri,
dan
meningkatkan
aktivitas
(LDL).
Mengendalikan stres dengan cara berpikir positif sesuai dengan jiwa
sehat menurut WHO, menyelesaikan pekerjaan satu demi satu,
bersikap ramah dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa,
dan mensyukuri hidup yang ada. Penanganan stres menghasilkan
respon relaksasi yang menurunkan denyut jantung dan tekanan
darah. Kemudian istirahat yang cukup dan tidur teratur antara 6-8
jam sehari.
Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter dalam
hal diet dan obat.
hipertensi
Kontrol gula darah secara teratur
Penurunan lipid yang efektif menggunakan statin dengan target LDL
<70 mg/dl
Konseling untuk modifikasi gaya hidup seperti olahraga dan
penurunan berat badan untuk menurunkan risiko vaskular
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI
Nama
10
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 58 tahun
Suku Bangsa
: Karo
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
Status
: Sudah menikah
Pekerjaan
: Petani
TglMasuk
ANAMNESA
Anamnesa
: Alloanamnesa
Keluhan Utama
: Penurunan Kesadaran
Telaah
:
Penurunan kesadaran sudah dialami selama 9 hari di RS Bina
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius
Traktus Respiratorius
11
Traktus Digestivus
Traktus Urogenitalis
Hipertensi
Intoksikasi Obat-obatan
Tidak ada
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah
170/100 mmHg
Nadi
80 kali/menit
Frekuensi Nafas
20 kali/menit
Temperatur
36,4oC
Berat Badan
Tinggi Badan
Persendian
Normal, medial
Pergerakan
Tidak ada
Kelenjar Parotis
Desah
Tidak ada
Lain-lain
Tidak ada
Rongga Abdomen
Inspeksi
: Simetris fusiformis
Normal
Palpasi
Soepel
Perkusi
Auskultasi
Timpani
12
GENITALIA
Toucher
: Tidak Diperiksa
STATUS NEUROLOGI
SENSORIUM
Bentuk
Bulat
Fontanella
Tertutup
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Transluminasi
KRANIUM
PERANGSANGAN MENINGEAL
Kaku Kuduk
(-)
Tanda Kernig
(-)
Tanda Brudzinski I
(-)
Tanda Brudzinski II
(-)
(-)
Sakit Kepala
(-)
Kejang
(-)
Sulit Dinilai
Sulit Dinilai
Anosmia
Sulit Dinilai
Sulit Dinilai
Parosmia
Sulit Dinilai
Sulit Dinilai
Hiposmia
Sulit Dinilai
Sulit Dinilai
13
NERVUS II
Oculi Dextra (OD)
Sulit Dinilai
Sulit Dinilai
Normal
Menyempit
Hemianopsia
Scotoma
:
:
:
:
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Refleks Ancaman
(+)
(+)
:
:
:
:
:
Visus
Lapangan Pandang
Fundus Okuli
Warna
Batas
Ekskavasio
Arteri
Vena
OS
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Nistagmus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Pupil
Lebar
:
Bentuk
:
Refleks Cahaya Langsung
:
Refleks Cahaya Tidak Langsung :
Rima Palpebra
:
Deviasi Konjugate
:
Fenomena Dolls Eye
:
Strabismus
:
3 mm
3 mm
Bulat
Bulat
(+)
(+)
(+)
(+)
7 mm
7 mm
(-)
(-)
tidak dilakukan pemeriksaan
(-)
(-)
NERVUS V
14
Kanan
Kiri
Motorik
Sensorik
Kulit
Selaput Lendir
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
: (+)
: (+)
(+)
(+)
Refleks Kornea
Langsung
Tidak Langsung
Refleks Masseter
Refleks Bersin
NERVUS VII
Kanan
Kiri
Motorik
Mimik
Kerut Kening
Menutup Mata
Menutup Sekuatnya
Memperlihatkan Gigi
Tertawa
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sensorik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
NERVUS VIII
Kanan
Kiri
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Auditorius
Pendengaran
15
Test Rinne
Test Weber
Test Schwabach
:
:
:
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
:
:
:
:
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Vestibularis
Nistagmus
Reaksi Kalori
Vertigo
Tinnitus
NERVUS IX, X
Pallatum Mole
Ulvula
Disfagia
Disartria
Disfonia
Refleks Muntah
NERVUS XI
Kanan
Kiri
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Mengangkat Bahu
NERVUS XII
Lidah
Tremor
Atrofi
Fasikulasi
:
:
:
SISTEM MOTORIK
Trofi
Normal
Tonus Otot
Spastik
16
Kekuatan Otot
Sulit dinilai
ESD
ESS
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
EID
EIS
Sulit dinilai
Sikap
Sulit dinilai
Berbaring
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Eksteroseptif
Sulit dinilai
Proprioseptif
Sulit dinilai
:
:
:
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tremor
Khorea
Balismus
Mioklonus
Atetosis
Distonia
Spasme
Tic
Dan lain-lain
TEST SENSIBILITAS
Stereognosis
Pengenalan Dua Titik
Grafestesia
REFLEKS
Kanan
Kiri
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
Refleks Fisiologis
Biceps
Triceps
Radioperiost
APR
KPR
:
:
:
:
:
17
Strumple
:
:
:
:
:
:
:
:
+
+
+
+
-
+
+
+
+
-
Refleks Patologis
Barbinski
Oppenheim
Chaddock
Gordon
Schaefer
Hoffman-Tromner
Klonus Lutut
Klonus Kaki
Refleks Primitif
KOORDINASI
Lenggang
: Sulit dinilai
Bicara
: Sulit dinilai
Menulis
:Sulit dinilai
Percobaan Apraksia
: Sulit dinilai
Mimik
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Diadokokinesia
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Test Romberg
: Sulit dinilai
VEGETATIF
Vasomotorik
Sudomotorik
Pilo Erektor
Miksi
Defekasi
18
VERTEBRA
Bentuk
Normal
Scoliosis
Hiperlordosis
: (+)
: (-)
: (-)
Pergerakan
Leher
Pinggang
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
:Sulit dinilai
Cross Laseque
:Sulit dinilai
Test Lhermitte
:Sulit dinilai
Test Naffziger
:Sulit dinilai
GEJALA-GEJALA SEREBELAR
Ataksia
: Sulit dinilai
Disartria
: Sulit dinilai
Tremor
: Sulit dinilai
Nistagmus
: Sulit dinilai
Fenomena Rebound
: Sulit dinilai
Vertigo
Dan lain-lain
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif
:Sulit dinilai
Ingatan Baru
: Sulit dinilai
Ingatan Lama
: Sulit dinilai
Orientasi
Diri
Tempat
Waktu
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
19
Situasi
: Sulit dinilai
Intelegensia
: Sulit dinilai
Daya Pertimbangan
: Sulit dinilai
Reaksi Emosi
: Sulit dinilai
Afasia
Ekspresif
Represif
Apraksia
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Agnosia
Agnosia Visual
Agnosia Jari-jari
Akalkulia
Disorientasi Kanan-Kiri
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Hemoragik
DIAGNOSA ANATOMIK
: Intracerebral
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA KERJA
PENATALAKSANAAN
20
Kimia Klinik
: >50%
Apex jantung
: Normal
Segmen aorta
: Normal
Kongesti
: (-)
Segmen pulmonal
: Normal
Infiltrat
: (-)
Pinggang jantung
: Mendatar
Trakea
: Tengah
21
Kesan Foto
Toraks:
Kardiomegali
HASIL PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Gambar :
22
: Sinus Ritme
Komp. QRS
: Normal
Rate
: 86 x/menit
Durasi QRS
: 0,04 s
Segmen ST
: Isoelektris pada
Gelombang P : Normal
Durasi P
: 0,08 s
seluruh lead
Interval PR
: 0,16 s
Aksis QRS
: Normal Axis
Gelombang T : Normal
Lesi hipodens
Fissura Slyvii
Lesi hiperdens
Sistem ventrikel
Infratentorial
Sistem sisterna
Midline shift
Struktur kranial
23
BAB 4
FOLLOW UP
Tanggal : 30 Agustus 2016
Pukul : 09.05 WIB
S
TD : 162/92 mmhg
HR : 100 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 37
A Penurunan kesadaran + Hemiparese Dextra ec ICH
P
GCS : E3VxM3
A Hemiparese Dextra ec ICH
Inj. Citicoline 500 mg / 12 jam
P
IVFD Manitol 20% 100 cc/ 6 jam (selama 3 hari)
Tanggal : 1 September 2016
Pukul : 14.40 WIB
S Penurunan kesadaran (+),
O GCS : E3VxM3
A Stroke Hemoragik / ICH
Inj. Citicoline 500 mg / 12 jam
P
IVFD Manitol 20% 100 cc/ 6 jam (selama 3 hari)
Tanggal : 2 September 2016
Pukul : 12.40 WIB
O TD : 192/110 mmHg
Skala nyeri : Sulit dinilai
A Hemiparese Dextra + Penurunan Kesadaran ec stroke
Inj. Citicoline 500 mg / 12 jam
P
Teboxan 1x1
IVFD Manitol 20% 100 cc/ 6 jam (selama 3 hari)
TD : 160/100 mmHg
HR : 83 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,9
Apatis + Hemiparese Dextra + Penurunan Kesadaran ec Stroke Hemorhagik
(ICH)
Inj. Citicoline 500 mg / 12 jam
Teboxan 1x1
IVFD Manitol 20% 100 cc/ 6 jam (selama 3 hari)
Sens : CM
O TD : 140/90 mmHg
HR : 80 x/i
A Apasia Motorik + Hemiparese Dextra ec Stroke Hemorhagik (ICH)
Inj. Citicoline 500 mg / 12 jam
P
Teboxan 1x1
IVFD Manitol 20% 100 cc/ 6 jam (selama 3 hari)
BAB 5
TEORI DAN DISKUSI
Teori
Faktor resiko yang mendukung diagnosis :
Diskusi
Pada pasien ini dijumpai riwayat
1. Hipertensi
hipertensi
2. Diabetes Melitus
3. Riwayat keluarga menderita stroke
4. Riwayat stroke sebelumnya
Gejala klinis stroke berupa kelemahan Gejala klinis pasien dijumpai adanya
tiba-tiba atau kaku pada wajah, lengan, hilang kesadaran, kelemahan pada
dan kaki yang biasanya menyerang satu kaki
dan
tungkai
kanan,
dan
koordinasi,
sakit
kepala
hebat,
menurunkan
tekanan
darah
oral
IVFD Manitol 20% 250 cc
menurunkan
BAB 6
tekanan
KESIMPULAN
JS, Laki-laki usia 58 tahun datang ke RS TK II Putri Hijau Medan pada
tanggal 29 Agustus 2016 Pukul 17.05, Os merupakan pasien rujukan dari RS Bina
Kasih Medan dengan diagnosa Hemiparese ec stroke haemorragic. Riwayat
peningkatan TIK tidak dijumpai. Riwayat hipertensi dialami pasien sejak 5 tahun
yang lalu dengan pengobatan teratur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
peningkatan refleks fisiologis dan refleks patologis pada pasien dan gambaran
radiologis mengarah pada ICH. Pasien didiagnosa dengan stroke hemoragik jenis
ICH dan ditatalaksana dengan bed rest dan elevasi kepala 300, pemberian IVFD
Manitol 20% 250 cc (125 cc/jam), IVFD R-sol 20 ggt/min, injeksi transamin 500
mg/8 jam.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Brainin, M., Heiss, WD., 2014. Textbook of Stroke Medicine 2nd Edition.
Cambridge.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
[Acessed
28 August 2016].
18.
19.
20.
21.
Yock-Corrales, Mackay, M., Mosley, I., Maixner, W., & Babl, F. 2011.
Acute Childhood Arterial Ischemic and Hemorhagic Stroke in the
Emergency
Department.
Medscape
Journal.
Available
from: