You are on page 1of 3

Grafik 1.

Pengaruh 1,25-dihydroxyvitamin D3 dan Mycobacterium tuberculosis (MTB) terhadap


sekresi matrix metalloproteinase.

Grafik diatas merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna dkk. Penelitian tersebut
membuktikan efek supresi vitamin D3 terhadap ekspresi gen dari berbagai substrat yang
mampu mempengaruhi sekresi MMP. Hasil yang diperoleh adalah 1,25-dihydroxyvitamin
D3 mampu menekan ekspresi gen MMP-7 dan MMP-9 namun memberikan hasil beragam
pada efek penekanan ekspresi gen Tissue Inhibitor of Matrix Metalloproteinase (TIMP), IL10 maupun PGE2 pada kultur sel yang telah dinfeksikan dengan Mtb.

Grafik 2. Efek vitamin D3 pada kultur


neutrofil terhadap ekspresi protein CAMP
(Cathelicidin Anti-microbial Protein)
Penelitian yang dilakukan oleh K.Afsal dkk
membuktikan bahwa CAMP terinduksi
pada grup studi yang diberikan vitamin D3
dibandingkan dengan yang lain, misalnya Etanol. Studi ini semakin menguatkan peran vitamin D3
dalam meningkatkan jumlah cathelicidin.

Grafik 3. Efek vitamin D terhadap ekspresi DEF-alpha 3 mRNA


Pada penelitian yang sama juga diperoleh peningkatan ekspresi defensin alpha 3 pada kultur neutrofil
dengan vitamin D dibanding dengan kultur yang diberi alkohol. Pengukuruan tersebut dilakukan
melalui penghitungan ekspresi mRNA pada kultur neutrofil.

Grafik 4. Konversi sputum pasien


Penelitian yang dilakukan Anna K,dkk yang dilakukan pada 146 orang membuktikan bahwa terdapat
percepatan perubahan konversi pemeriksaan sputum menjadi negatif pada kelompok yang diterapi
bersama dengan vitamin D. Konversi tersebut terjadi seiring dengan lamanya penggunaan vitamin D.

KESIMPULAN DAN SARAN


Vitamin D3 mampu menekan ekspresi gen MMP sekaligus mampu meningkatkan produksi
Cathelicidin serta Beta Defensin sehingga mampu menghasilkan hasil akhir yaitu membantu
mempercepat proses penyembuhan. Itulah sebabnya penggunaan vitamin D sebagai terapi adjuvan
terhadap infeksi Tuberkulosis dianjurkan.

Polimorfisme VDR masih menjadi kendala utama dalam menerapkan vitamin D sebagai terapi
adjuvan terhadap infeksi Tuberkulosis, Oleh karena itu, Peneliti-peneliti selanjutnya hendaknya
mampu memecahkan masalah tersebut sehingga vitamin D sebagai terapi adjuvan akan dapat
dimanfaat oleh semua orang.

You might also like