Professional Documents
Culture Documents
KULTUR MIKROSTEK
i. Tujuan
1. Mengetahui cara penanaman mikrostek secara in vitro pada medium
buatan
2. Mengetahui pengaruh sukrosa terhadap perkembangan tunas pada kultur
mikrostek
ii. Dasar Teori
Krisan merupakan bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi,sehingga prospeknya sangat baik. Pasar potensial bunga krisan antara
lain Jerman, Inggris, Italia, Swiss, Australia, Amerik Selatan, Swedia,
Denmark, Jepang dan lainnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan bunga
krisan dalam negeri dan luar negeri (ekspor), Indonesia berpeluang untuk
mengembangkan usaha bunga krisan.Krisan dapat diperbanyak secara
generatif dan vegetatif. Perbanyakan bunga krisan secara generatif jarang
dilakukan karena sulit dan bersifat neterozigot (keturunan dari biji tidak
sama
dengan
induknya).
Selain
itu,perbanyakan
secara
generatif
28
29
30
Media
S1 : MS
sukrosa 20
g/l +BA 1
ppm
S2 : MS
sukrosa 30
g/l +BA 1
ppm
S3 : MS
sukrosa 40
g/l +BA 1
ppm
II
III
IV
VI
II
III
IV
VI
11
11
1
2
1
0
1
2
1
3
1
5
1
5
1
2
1
2
1
4
1
6
1
4
1
0
11
1
2
1
2
1
4
11
vi.
Media
S1 : MS
sukrosa 20
g/l +BA 1
ppm
S2 : MS
sukrosa 30
g/l +BA 1
ppm
S3 : MS
sukrosa 40
g/l +BA 1
ppm
VI
Persentase
hidup
50,0%
83,3%
66,6%
Pembahasan
Berdasarkan data dan hasil pengamatan praktikum kultur mikrostek
menggunakan eksplan krisan menunjukkan perbedaan pertumbuhan tunas,
akar dan persentase hidup dengan 3 perlakuan terhadap 6 sampel tanaman.
Perlakuan pertama dengan menggunakan media S1 : MS sukrosa 20 g/l +BA
1 ppm. Pada pertumbuhan tunas tanaman I tumbuh pada hari ke-11, tanaman
31
II tumbuh pada hari ke-11 dan tanaman IV tumbuh pada hari ke-12.
Sedangkan pada pertumbuhan akar tidak mengalami pertumbuhan.
Persentase hidup yang diperoleh 50% dari 6 sampel tanaman krisan.
Perlakuan kedua dengan menggunakan media S2 : MS sukrosa 30 g/l
+BA 1 ppm. Pada pertumbuhan tunas tanaman II tumbuh pada hari ke-10,
tanaman III tumbuh pada hari ke-12, tanaman IV tumbuh pada hari ke-13,
tanaman V tumbuh pada hari ke-15 dan tanaman VI tumbuh pada hari ke-15.
Sedangkan pada pertumbuhan akar tidak mengalami pertumbuhan.
Persentase hidup yang diperoleh 83,3% dari 6 sampel tanaman krisan.
Perlakuan ketiga dengan menggunakan media S3 : MS sukrosa 40 g/l
+BA 1 ppm. Pada pertumbuhan tunas tanaman I tumbuh pada hari ke-10,
tanaman II tumbuh pada hari ke-12, tanaman III tumbuh pada hari ke-13,
tanaman IV tumbuh pada hari ke-15 dan tanaman V tumbuh pada hari ke-15.
Sedangkan pada pertumbuhan akar tanaman I tumbuh pada hari ke-10, akar
tanaman II tumbuh pada hari ke-11, akar tanaman III tumbuh pada hari ke12, akar tanaman IV tumbuh pada hari ke-12, akar tanaman V tumbuh pada
hari ke-14 dan akar tanaman VI tumbuh pada hari ke-11. Persentase hidup
yang diperoleh 83,3% dari 6 sampel tanaman krisan.
vii.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
pada mikrostek dengan eksplan krisan dapat dilakukan dengan cara in vitro
pada media buatan, berupa media dengan konsentrasi sukrosa yang berbeda
+ BA 1 ppm. Pengaruh sukrosa dengan perlakuan media sukrosa MS 30 g/l
+BA 1 ppm baik untuk pertumbuhan tunas sedangkan pada perlakuan
32
sukrosa MS 40 g/l +BA 1 ppm dapat membentuk tunas dan akar namun
memiliki persentase hidup yang rendah.
viii.
Daftar Pustaka
Hendaryono, D. S. dan Wijayanti . 2000. Pedoman Kultur Jaringan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Nugroho, A dan Sugito. 2000. Pedoman Pelaksanaan Kultur Jaringan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Maryani Y dan Zamroni. 2005. Penggandaan Tunas Krisan Melalui Kultur
Jaringan. Ilmu Pertanian. Vol 12 No 1, 2005 : 51-55
Rice, R..D., Anderson, P.G., Hall, J.F. dan Ranchod, A. 1992.
Micropropagation Principles and Commercial Practise dalam Plant
Biotechnology. Fowler, M.W., Warren, G.S. dan Moo, Y.M. (Ed.).
Pergamon Press Oxford, New York, Seoul, Tokyo, p : 130-149.