Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh
seorang ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia
mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan
intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya,
sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak,koordinasi
dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan
simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami
neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary.
Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup
pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin
meningkat. Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang
sosial ekonomi dan kesehatan, sehingga aka semakin banyak yang
berkonsultasi dengan seorang neurolog karena orang tua tersebut yang
tadinya sehat, akan mulai kehilangan kemampuannya secara efektif sebagai
pekerja atau sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan munculnya
penyakit degeneratif otak, tumor, multiple stroke, subdural hematoma atau
penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama demensia.
Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis
dengan gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya.
Defenisi demensia menurut Unit Neurobehavior pada Boston Veterans
Administration Medical Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek
yang didapat dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3
dari 5 komponen fungsi luhur yaitu gangguan bahasa, memori, visuospasial,
emosi dan kognisi.
Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (5060%) dan kedua oleh cerebrovaskuler (20%). Diperkirakan penderita
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai adalah :
a. Mengetahui pengertian dan maksud dari Alzheimer
b. Mengetahui etiologi atau penyebab Alzheimer
c. Mengetahui gejala klinis dari Alzheimer
d. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada Alzheimer
e. Mengetahui penatalaksanaan penyakit Alzheimer
f. Mengetahui peran perawat pada pasien Alzheimer
g. Mengetahui pencegahan pada Alzheimer
h. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada Alzheimer
i. Mengetahui perkembangan Alzhaimer di lingkungan Masyarakat
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah diharapkan pembaca dapat lebih
mengetahui, memahami dan mengenal sejak dini penyakit alzheimer, etiologi,
gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, pencegahan dan pengobatan pada
alzheimer, dan asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
a. Definisi / Pengertian
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif
dan kemampuan untuk merawat diri. ( Suddart, & Brunner, 2002 ).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
penurunan
daya
ingat,
intelektual,
dan
kepribadian.
Tidak
dapat
kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan
pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer.
Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta
orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum
diketahui dengan pasti.
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali
dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup
wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada
perbedaan terhadap jenis kelamin.
c. Penyebab/Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternative penyebab yang
telah dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi
flament, predisposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit Alzheimer
terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang
mengakibatkan gangguan fungsi kongnitif dengan penurunan daya ingat
secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino
dapat berperan dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel
tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan
kalsium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal
bebas atau terdapat produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit
Alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut
terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.
d. Gejala Klinis
Berlangsung lama dan bertahap, sehingga pasien dan keluarga tidak
menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit.
- Terjadi pada usia 40-90 tahun.
- Tidak ada kelainana sistemik atau penyakit otak lainnya.
- Tidak ada gangguan kesadaran.
- Perburukan progresif fungsi bahasa, keterampilan motorik dan persepsi.
- Riwayat keluarga Alzheimer, parkinson, diabetes melitus, hipertensi dan
kelenjar tiroid. (Dr. Sofi Kumala Dewi, dkk, 2008 )
Gejala klinis dapat terlihat sebagai berikut :
1. Kehilangan daya ingat/memori
Pada orang tua normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu
orang itu adalah tetangganya. Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja
lupa nama tetangganya tetapi juga lupa bahwa orang itu adalah
tetangganya.
2. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa
Seperti tidak tahu bagaimana cara membuka baju atau tidak tahu urutanurutan menyiapkan makanan.
3. Kesulitan berbahasa.
Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata
yang tepat, tetapi penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang
sederhana atau menggantikan suatu kata dengan kata yang tidak biasa.
4. Disorientasi waktu dan tempat.
Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi
penderita Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar
untuknya, lupa di mana dia saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai
di tempat ini, termasuk juga apakah saat ini malam atau siang.
5. Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau fungsi eksekutif
Misalnya tidak dapat memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca
dingin atau sebaliknya.
6. Salah menempatkan barang
Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci.
Penderita Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak
biasa, misal jam tangan pada kotak gula.
7. Perubahan tingkah laku
Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu.
Penderita Alzheimer dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa
tanpa alasan yang dapat diterima.
8. Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi
mudah curiga, mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah
mengamuk, terutama saat problem memori menyebabkan dia kesulitan
melakukan sesuatu.
9. Kehilangan inisiatif
Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak
menunjukan minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.(Yulfran, 2009)
ikatan
high-avidity
antara Apo
dengan
b-amylodi
juga
mengandung
teraktivasi,sitokin-sitokin,dan
protein
protein
komplemen,mikroglia
fase-akut,sehingga
yang
komponen
melalui
neurofilamen
yang
terfosforilasi
maupun
yang
tidak
tipe lain,
sistem
noradrenergik dan serotonin,somatostatin-like reactivity,dan corticotropinreleasing factor juga berpengaruh pada penyakit Alzheimer,defisit
asetilkolin tetap menjadi proses utama penyakit dan menjadi target
sebagian besar terapi yang tersedia saat ini untuk penyakit Alzheimer.
f. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk kepastian diagnosisnya, maka diperlukan tes diagnostik sebagai
berikut:
1. Neuropatologi
Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi
neuropatologi. Secara umum didapatkan : atropi yang bilateral, simetris
lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior frontal, sedangkan
korteks oksipital, korteks motorik primer, sistem somatosensorik tetap
utuh berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).
Kelainan-kelainan neuropatologi pada penyakit alzheimer terdiri dari :
1) Neurofibrillary tangles (NFT)
Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen
abnormal yang berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque.
Densitas NFT berkolerasi dengan beratnya demensia.
2) Senile plaque (SP)
Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve
ending yang berisi filamen-filamen abnormal, serat amiloid
ektraseluler, astrosit, mikroglia. Amiloid prekusor protein yang
terdapat pada SP sangat berhubungan dengan kromosom 21. Senile
plaque
ini
terutama
terdapat
pada
neokorteks,
amygdala,
alzheimer
sangat
selektif.
Kematian
neuron
pada
2. Pemeriksaan Neuropsikologik
Fungsi pemeriksaan neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak
adanya gangguan fungsi kognitif umum dan mengetahui secara rinci pola
defisit yang terjadi.
Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan
oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori,
kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa
Evaluasi neuropsikologis yang sistematik mempunyai fungsi diagnostik
yang penting karena :
1) Adanya defisit kognisi: berhubungan dgn demensia awal yang dapat
diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan
yang normal.
2) Pemeriksaan
neuropsikologik
secara
komprehensif
untuk
kelainan
neuropsikologik
yang
Pemeriksaan
ini
berperan
dalam
menyingkirkan
10
11
Calsium, Posfor, fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis,
skrining antibody yang dilakukan secara selektif. (Yulfran, 2009)
g. Tindakan Penanganan/Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab
dan patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif
seakan hanya memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga.
1. Pengobatan simptomatik:
1) Inhibitor kolinesterase
- Tujuan: Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat
-
makan.
2) Thiamin
Pada penderita alzheimer didapatkan penurunan thiamin pyrophosphatase
dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase (45%),
hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis.
Contoh: thiamin hydrochloride
Dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral
Tujuan: perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan
placebo selama periode yang sama.
3) Nootropik
- Nootropik merupakan obat psikotropik.
- Tujuan: memperbaiki fungsi kognisi dan proses belajar. Tetapi
pemberian 4000 mg pada penderita alzheimer tidak menunjukkan
perbaikan klinis yang bermakna.
4) Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan
kerusakan noradrenergik kortikal.
- Contoh: klonidin (catapres) yang merupakan noradrenergik alfa 2
-
reseptor agonis
Dosis : maksimal 1,2 mg peroral selama 4 minggu
12
gejala tersebut
Bila penderita Alzheimer menderita depresi berikan tricyclic anti
asetil
kolinesterase,
kolin
asetiltransferase.
Dosis:1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan
Efek: memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi
menurun,
maka
perawat
harus
3)
rasa otonomi.
Mengurangi ansietas dan agitasi
Meskipun kehilangan kognitifnya parah,namun ada saat dimana
pasien sadar akan cepat menhilangkan kemampuannya. Pasien
menjadi sangat membutuhksn dukungan emosional yang dapat
4)
dimengerti
dipakai
untuk
menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau
ada kesulitan mengorganisai dan menyampaikan pikiran. Instruksi
13
6)
7)
bermain
dengan
makanan,
makanan
sebaiknya
14
kesehatan
masyarakat
yang
luas
untuk
15
Ditandai dengan:
-
Kritreria hasil:
-
mengidentifikasi perubahan
mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan dan aktivitas kehidupan
sehari-hari
Mempertahankan rasa berharga pada diri dan identitas pribadi yang positif
cemas dan takut berkurang
membuat pernyataan yang positif tentang lingkungan yang baru.
Memperlihatkan penerimaan terhadap perubahan lingkungan dan
penyesuaian kehidupan
Mmampu menunjukan rentang perasaan yang sesuai atau tidak cemas dan
Tindakan Keperawatan:
16
Tindakan / intervensi
Rasional
Mandiri
Jalin
hubungan
saling
dengan klien.
Orientasikan pada
lingkungan
rasa nyaman.
dan Menurunkan kecemasan dan perasaan
rutinitas baru.
terganggu.
Kaji tingkat stressor (penyesuaian diri, Untuk menentukan
persepsi
klien
klien
tingkah
dan
meningkatkan
laku.
Memberi
komunikasi
dan
manajemen
dari
mengenai
peristiwa.
dan orientasi.
Catat tingkah laku, munculnya perasaan Stress
meningkat,
curiga/paranoid, mudah tersingggung, naman/nyeri
defensif.
fisik
rasa
dan
tidak
kelelahan
Pertahankan
keadaan
rasa bermusuhan.
tenang. Menenangkan situasi dan memberi
17
Atasi tingkah laku agresif dengan Rasa diterima menurunkan rasa takut
pendekatan yamg tenang.
Gunakan
sentuhan
jika
mengalami
paranoid/
dan
meningkatkan
perasaan,
kualitas
dukungan
selama penyesuaian
Dignosis keperawatan:
RISIKO TERHADAP TRAUMA/CEDERA
Risiko Terhadap
Trauma/cedera adalah meningkatknya risiko dari kecelakaan
Berhubungan
dengan:
cedera jaringan (seperti luka, luka bakar, fraktur)
- Kurangnya pendidikan tentang keamanan
- Riwayat trauma terdahulu
- Kurangnya penglihatan
- Ketidakmampuan mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan
- Disorientasi, bingung, gangguan dalam pengambilan keputusan
- Kesulitan keseimbangan, kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas
kejang.
Kriteria Hasil :
-
atau cedera
Tidak mengalami trauma atau cedera
Keluarga mengenali potensial di lingkungan dan mengidentifikasi tahaptahap untuk memperbaikinya
Tindakan keperawatan
Tindakan / intervensi
Rasional
Mandiri
Kaji derajat kemampuan/kompetensi, Mengidentifikasi risiko potensial di
munculnya
tingkah
laku
yang lingkungan
dan
mempertinggi
18
orang
mengidentifikasi
terdekat
resiko
terjadinya memperlihatkan
tingkah
laku
mengendalikan
perilaku/kegiatannya
Penurunan
Hilangkan
/minimalkan
sendiri.
persepsi
visual
ketidakmampuan
bertanggung
jawab
untuk
terhadap
keadaan
tertentu,misalnya
api
dari
perhatian
perilaku
pasien
teragitasi
dan tangga.
ketika Mempertahankan keamanan dengan
atau menghindari konfrontasi yang dapat
mengakibatkan
Hipotalamus
proses
metabolisme
hipotermia.
dipengaruhi
proses
efek
samping
obat,
kedinginan
tanda Klien tidak dapat melaporkan tanda
19
keracunan
(tanda
hipotensi
ortostatik,
penglihatan,
gastrointestinal).
Berikan
gelang
identifikasi
memperlihatkan
nama,nomor jika
telepon,dan
hilang.
Karena
diagnose,jangan kemampouan
memposisikan
dekat
pintu
untuk tangga
verbal
keluar kebingungan,pasien
dapat
dan
dan
mungkin
menyebutkan
telepon
penurunan
tidak
alamat,nomor
sebagainya.
Pasien
memperlihatkan
memperlihatkan
kemiskinan
pengambilan keputusan.
Kenakan pakaian sesuai lingkungan Perlambatan proses metabolism secara
fisik/kebutuhan individu
mengalami
cuaca
keluar
disorientasi
dan
mungkin
dalam
keadaan
adalah
pneumonia/kecelakaan.
Lakukan pemantauan terhadap efek Pasien mungkin tidak melaporkan
samping obat,tanda-tanda adanya takar tanda/gejala dan obat dapat dengan
lajak,seperti
tanda
hipotensi
ortostatik,
20
penglihatan,gangguan gastrointestinal.
obat
mungkin
diperlukan
mengurangi gangguan.
Hindari penggunan restrain secara Membahayan
individu
untuk
untuk
(berhubungan
dengan
terhadap
trauma
Ditandai dengan:
-
akurat
Disorientasi waktu, tempat, orang , lingkungan dan peristiwa
21
Kriteri hasil :
-
tentang diri
Mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri yang
negatif
Mampu mengenali perubahan dalam berikir atau tingkah laku dan faktor
penyebab
Mampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak diinginkan,
ancaman, dan kebingungan
Tindakan keperawatan :
Tindakan / intervensi
Rasional
Mandiri
Kembangkan
lingkungan
kemarahan,
meningkatkan
dasar
untuk
lingkungan
intervensi.
yang Keramaian biasanya merupakan sensori
22
pendekatan
dengan
gangguan neuron.
cara Pendekatan yang terburu-buru dapat
mengancam
pasien
bingung
yang
orang-orang
dengan
gangguan
perceptual.
Panggil klien dengan namanya.
pengenalan
terhadap
perlahan
klien.
dengan tinggi
dan
stres/marah
Ucapan
keras
menimbulkan
yang
mencetuskan
Beri
isyarat
tertentu, meningkatkan
menstimulasi
respon
verbal,
pemahaman.
Isyarat
komunikasi,memberi
pengalaman positif
Dengarkan dengan penuh perhatian Mengarahkan
perhatian
pembicaraan
klien.
dan
bantu
proses
kata
dalam
menurunnkan frustasi
seperti
tetapi
memerlukan
penelitian
lebih
23
lanjut.
peningkatan
metabolisme
dan/atau
Tiamin
menghilangkan kecemasan
penelitian manfaat tiamin dosis tinggi
pada
fase
fase
awal
memperlambat
sedang
penyakit
untuk
untuk
berkembangnya
gangguan kognisi
Dignosis keperawatan:
PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI
Perubahan presepsi sensori (visual, pendengaran, kinestetik, gustatory,
tactile, olfaktori) adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
perunahan dalam jumlah atau pola dari penerimaan rangsangan disertai
dengan diminished, eksagresi, distorsi, atau gangguan berespons terhadap
rangsangan tersebut
Berhubungan dengan :
-
baring).
Pembatasan lingkungan sosial (institusional, panti jompo), stigma
kecemasan)
Gangguan kimiawi (endogen, eksogen)
24
Ditandai dengan :
-
mengatur perilaku.
Mendemonstrasikan respons yang sesuai stimulasi
Perawat mampu mengidentifikasi faktor eksternal yang berperan terhadap
perubahan kemampuan persepsi sensori
Tindakan keperawatan :
Tindakan/Intervensi
Mandiri :
1. Kembangkan lingkungan yang
suportif dan hubungan perawat-
Rasional
Meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan kecemasana pada klien.
klien terapeutik.
2. Bantu klien memahami
halusinasi
3. Beri informasi tentang sifat
halusinasi.
Untuk membantu klien dalam
25
pendengaran.
mengurangi stres.
6. Anjurkan untuk menggunakan
halusinasi.
Meningkatkan masukan sensori,
membatasi/menurunkan kesalahan
interprestasi stimulasi.
Menurunkan kekacauan mental dan
meningkatkan kemandirian.
8. Berikan lingkungan yang tenang Menghindari masukan sensori
dan tidak kacau jika diperlukan
sendiri.
Meningkatkan perasaan nyaman yang
Pantau aktivitas
terkekang.
Menjaga mobilitas (yang dapat
menurunkan risiko terjadinya atrofi otot
26
pengunjung, kelompok
Berhubungan dengan :
-
Perubahan lingkungan.
Perubahan sensori.
Tekanan psikologis, kerusakan neurologis.
Perubahan pola aktivitas.
Ditandai dengan:
-
kebutuhan/waktu tidur.
Tampak bayangan lingkaran gelap di bawah mata, sering menguap karena
kantuk.
27
Tindakan keperawatan:
Tindakan/Intervensi
Mandiri :
1. Jangan menganjurkan klien tidur
Rasional
Irama sirkandian (siklus tidur-bangun)
hari.
2. Evaluasi efek obat klien (steroid,
diuretik) yang mengganggu tidur.
3. Tentukan kebiasaan dan rutinitas
hangat)
4. Memberikan lingkungan yang
menghindari kebisingan).
tidur.
Gangguan tidur terjadi dengan
28
mengubah posisi).
hari.
mengurangi tidur.
Penguatan bahwa saatnya tidur dan
memfasilitasi tidur.
Meningkatkan relaksasi dengan
perasaan mengantuk.
Menurunkan kebutuhan akan bangun
untuk berkemih selama malam hari.
Menurunkan stimulasi sensori dengan
menghambat suara lain dari
lingkungan sekitar yang akan
menghambat tidur.
Kolaborasi :
13. Berikan obat sesuai indikasi :
Antidepresi, seperti:
amitriptilin (elavil),
29
doksepin (senequan),
trasolon (desyrel).
Oksazepam (serax),
triazolam (halcion).
insomnia/Sindrom Sundowner.
Kontraindikasi karena memengaruhi
produksi asetilkolin yang sudah
dihambat dalam otak dengan DAT ini.
Diagnosa keperawatan:
Kurang perawatan diri adalah suatu keadaan di mana individu mengalami gangguan
kemampuan untuk melakukan atau melengkapi aktivitas untuk dirinya.
KURANG PERAWATAN DIRI
Berhubungan dengan:
-
Ditandai dengan:
-
30
kemampuan.
Mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber pribadi/komunitas
yang dapat memberikan bantuan.
Tindakan keperawatan:
Tindakan/Intervensi
Mandiri:
1. Identifikasi kesulitan dalam
Rasional
Memahami penyebab yang
berpakaian/perawatan diri,
apatis/depresi, penurunan
gigi.
3. Gabungkan kegiatan harian ke
partisipasi klien.
meningkat.
4. Perhatikan adanya tanda-tanda
31
kemampuan.
6. Beri banyak waktu untuk
melakukan tugas.
kognitif.
Meningkatkan kepercayaan untuk
hidup.
Aktivitas sederhana menurunkan
meningkatkan otonomi.
Memberikan keamanan, mengubah,
mengurangi pemberontakan dan
memudahkan beristirahat.
Dignosis keperawatan:
RISIKO TINGGI TERHADAP PERUBAHAN NUTRISI: LEBIH DARI
KEBUTUHAN TUBUH
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
adalah suatu keadaan di mana individu mempunyai risiko untuk mengalami
asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Perubahan sensori.
Kerusakan penilaian dan koordinasi.
Agitasi.
Mudah lupa, kemunduran hobi.
32
Tindakan keperawatan:
Tindakan/Intervensi
Rasional
Mandiri:
1. Beri dukungan untuk penurunan Motivasi terjadi saat klien
berat badan.
2. Awasi berat badan setiap
minggu
3. Kaji pengetahuan
balik/penghargaan.
Identifikasi kebutuhan untuk
klien/keluarga mengenai
kebutuhan makanan.
4. Tentukan jumlah latihan yang
klien lakukan.
5. Usahakan/berikan bantuan
masukan makanan.
Makan makanan kecil meningkatkan
untuk makan.
9. Lakukan langka makan
pencernaan makanan.
Meningkatkan otoritas dan
sederhana. Antisipasi
kemampuannya.
makanan lunak.
10. Letakkan bagian makanan pada
33
berpergian/jalan.
11. Hindari makanan yang terlalu
panas.
12. Berikan stimulasi refleks
pemasukan makanan.
sendok.
Kolaborasi:
13. Rujuk atau konsultasikan
dengan ahli gizi
Dignosis keperawatan:
PERUBAHAN ELIMINASI URINARIUS ATAU KONSTIPASI
/INKONTINESIA
Perubahan pola eliminasi urinarius atau konstipasi/inkontinensia adalah
suatu keadaan dimana individu mengalami gangguan dalam eliminasi urine atau
perubahan kebiasaan BAB normal yang ditandai dengan menurunnya frekuensi
dan keluarnya fases yang keras, kering.
Berhubungan dengan :
-
Disorientasi
Kehilangan fungsi neurologis/tonus otot
Ketidakmampuan untuk menentukan letak kamar mandi/mengenal
kebutuhan
Perubahan diet atau pemasukan makanan
Ditandai dengan :
-
Nokturia
Tingkah laku toileting tidak sesuai
Defekasi/berkemih tidak dapat ditahan, konstipasi/inkontinensia
34
Kriteria hasil/kriteria
-
Tindakan keperawatan :
Tindakan/Intervensi
Rasional
Mandiri
Kaji pola sebelumnya dan bandingkan
intervensi
Meningkatkan orientasi atau penemuan
disertai
defekasi.
ketidakmampuan
untuk
kecelakaan.
Anjurkan untuk minum adekuat selama Menurunkan resiko konstipasi atau
siang hari (paling sedikit 2 liter sesuai
35
dengan aktivitas
Menunjukkan dorongan, tidak ada
membuka-buka baju
mandi.
Penerimaan merupakan hal penting
dengan baik.
Kolaborasi
Berikan obat pelembek feses
dengan indikasi.
Diagnosis keperawatan :
KETIDAKEFEKTIFAN KOPING KELUARGA : MENURUN ATAU TIDAK
MAMPU
Ketidakefektifan koping keluarga : menurun atau tidak mampu adalah tingkah laku
orang terdekat (anggota keluarga/orang penting lainnya) yang menunjukkan
ketidakmampuan dalam melakukan tugas-tugas dasar guna beradaptasi dengan
tantangan kesehatannya atau kesehatan klien.
36
Berhubungan dengan :
-
Ditandai dengan :
-
keadaan
Mampu menerima kondisi orang yang dicintai dan mendemonstrasikan
Tindakan keperawatan:
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Bantu keluarga mengungkapkan
Rasional
Keluarga dengan keterbatasan
yang digunakan.
Libatkan keluarga dalam pendidikan
di rumah
Fokuskan pada masalah spesifik sesuai
semua permasalahan
Diskusikan secara kontinu kemampuan
37
efektif.
Tingkah laku yang terhalang, tuntutan
memudahkan adaptasi
Kepercayaan bahwa keluarga dapat
dukungan
mental
Memberikan keyakinan individu
pengunjung
Dukung hal yang perlu dihasilkan
perawatan khusus
Kolaborasi
Rujuk pada sumber pendukung seperti :
demensia.
keluarga.
Diagnosis keperawatan :
ANTISIPASI BERDUKA
38
Ditandai dengan :
-
konstruktif
Mampu mengekspresikan apa yang diinginkan atau apa yang dirasakannya
secara terbuka
Mampu mendiskusikan kehilangan dan berpartisipasi dalam perencanaan
di masa datang.
Mampu menggunakan sumber pendukung yang tepat (seperti teman,
kelompok yang memberikan dukungan, konsultan, yayasan sosial).
Tindakan keperawatan :
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Berikan dorongan keluarga untuk
Rasional
Mengidentifikasi aspek khusus dari
kehilangan
Tentukan sumber dukungan seperti
dialami keluarga
Dukungan sosial adalah sumber untuk
keluarga, teman
Berikan keyakinan bahwa yang dialami
membantu klien.
Untuk menurunkan perhatian keluarga
39
diri klien
Kaji derajat penurunan/tingkat koping
klien
koping
lebih efektif.
Memberikan kesempatan klien untuk
secara realistis.
asa.
Mungkin tidak siap untuk menghadapi
bicara.
Bersikap tulus, jangan memberikan
perasaan berduka
Ketulusan meningkatkan hubungan
saling percaya
datang
Diskusikan dengan klien atau keluarga
diantisipasi
Menurut penelitian bahwa,
keadaan
datang.
Identifikasi kekuatan klien atau keluarga Pengenalan sumber ini memberikan
40
rasa berduka
dimanfaatkan
Kolaborasi
Rujuk pada sumber lain, konseling dan
sebagainya
Diagnosis keperawatan:
PERUBAHAN KERUSAKAN ATAU PEMELIHARAAN KESEHATAN,
PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN RUMAH
Perubahan kerusakan atau pemeliharaan kesehatan adalah ketidakmampuan
untuk mengidentifikasi, mengatur, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara
kesehatan.
Perubahan penatalaksanaan pemeliharaan rumah adalah ketidakmampuan untuk
memelihara secara mandiri peningkatan pertumbuhan lingkungan yang aman.
Berhubungan dengan:
-
Penurunan ketrampilan motorik kasar dan/ atau halus komplit atau parsial
Kurangnya pengetahuan
Ditandai dengan :
41
kesehatan
Tugas anggota keluarga berlebih misal, kelelahan/cemas
Keluarga memerlukan bantuan dalam mempertahankan lingkungan rumah
Keluarga mengungkapkan kesulitan dan memerlukan bantuan dalam
Rasional
Mandiri
1. Bantu klien dengan menentukan apa
memelihara kesehatan.
memelihara kesehatannya.
42
5. Evaluasi tingkat
merawat diri.
7. Kaji kemampuan klien/keluarga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Alzheimer adalah penyebab terbesar terjadinya demensia,
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Bird TD,Miller BL.Alzheimers disease and other dementias.Dalam:
Kasper DL,Braunwald E,Fauci AS,Hauser SL,Longo DL,penyunting.
Harrisons Principles of Internal Medicine,Edisi ke-16. New York:
McGraw-Hill Medical Publishing Division;2005.h.2393-406
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC : Jakarta
Ester, monica. 2010. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta
Rochmach W,Harimurti K. Demensia.Dalam: Sudoyo A,Setiyohadi
B,Alwi I,Setiati S,penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke4.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia;2006.h.1374-8