Professional Documents
Culture Documents
A.
TUJUAN
Tujuan dari praktikum Kimia Pangan Acara V Zat Warna Tanaman
dan Hewan adalah:
1. Untuk melihat pengaruh cara pemasakan, asam dan alkali terhadap warna
zat warna tanaman
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing terhadap zat
warna hewan
B.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan Alat dan Bahan
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim yang
berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30
cm 100 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietasnya. Wortel
tergolong sebagai tanaman semusim karena hanya berproduksi satu kali
dan kemudian mati. Tanaman wortel memiliki umur yang pendek yaitu
sekitar 70 120 hari tergantung varietasnya. Kulit dan daging umbi
wortel berwarna kuning atau jingga. Wortel memiliki batang pendek yang
hampir tidak tampak. Warna kuning dari umbi wortel berwarna
kemerahan dikarenakan adanya pigmen karoten. Kulitnya tipis dan
rasanya enak, renyah, gurih, dan agak manis (Cahyono, 2002).
Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back)
merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di
dunia, berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di
sebelah utaranya, kemudian dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis
maupun tropis. Umbi bawang dapat dimakan mentah, untuk bumbu
masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna
dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Bawang merah
mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang
merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga
mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan
giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional,
bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik
dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya
diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba
yang bersifat bakterisida (Cahyono, 2002).
Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya
bersifat majemuk, tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit
berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N)
dari udara. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Bunganya
berbentuk kupu-kupu, setiap tangkai mempunyai 3-5 bunga. Warna
bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Kacang panjang merupakan
tanaman menyerbuk sendiri, namun penyerbukan silang dengan bantuan
serangga dapat juga terjadi sekitar 10%. Tidak setiap bunga dapat
menjadi buah, hanya 1-4 bunga yang dapat menjadi buah. Buahnya
berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 1080 cm. Warna polong muda hijau sampai hijau keputihan, setelah tua
warna polong menjadi putih kekuningan. Polong yang muda sifatnya
renyah dan mudah patah, setelah tua polong menjadi liat. Pada satu
polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Haryanto, 2007).
Daging ialah bagian lunak pada hewan yang terbungkus kulit dan
melekat pada tulang yang menjadi bahan makanan. Daging tersusun
sebagian besar dari jaringan otot, ditambah dengan lemak yang melekat
padanya, urat, serta tulang rawan. Sebagai komoditas dagang, daging
biasanya disematkan untuk yang berasal dari hewan besar (mamalia dan
reptil) saja. Daging semacam ini disebut pula "daging merah", dan
diperdagangkan dalam bentuk potongan-potongan, Sementara itu ikan,
amfibi, hewan laut dan unggas tidak termasuk komoditas daging, karena
dapat diperdagangkan secara utuh. Daging non-komoditas disebut pula
"daging putih" (Lawrie and Ledward, 2006).
stirrer
dengan
kecepatan
konstan.
Larutan
disaring
dilakukan
dengan
pada
bunga,
buah-buahan
dan
sayur-sayuran
dan
merah
kuning.
Karotenoid
terdiri
dari
struktur
bilateral dekat sekitar ikatan rangkap pusat sebagai fitur kimia umum
(Sahabi et al., 2012).
Karotenoid adalah pigmen organik yang ditemukan dalam
kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kelompok organisme lainnya
seperti alga ("ganggang"), sejumlah bakteri (fotosintentik maupun
tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik). Karotenoid dapat
diproduksi oleh semua organisme tersebut dari lipid dan molekulmolekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof
sepenuhnya, seperti hewan, juga memanfaatkan karotenoid dan
memperolehnya dari makanan yang dikonsumsinya. Ada dua kelompok
besar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom
oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tidak
memiliki atom oksigen). Semua karotenoid adalah tetraterpenoid karena
terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom
karbon
(Hirschberg, 1997).
Sebagai pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya
karotenoid
dapat
diubah
menjadi
vitamin
esensial
(Eldashan, 2013).
Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai
panjang dengan 40 atom karbon, yang dibentuk dari empat unit terpena
(masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural,
karotenoid berbentuk rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang
di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin memiliki atom
oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid,
dan berarti "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan
struktur
kimia
masing-masing.
Xantofil
umumnya
turunan
polihidroksi
dan
polimetoksi
dari
kation
2-
curing
adalah
nitrit
bereaksi
dengan gugus
yang
nitrosomioglobin
dengan
yang
pigmen
berwarna
daging
merah
akan
cerah.
membentuk
Pembentukan
merah muda yang stabil yang merupakan ciri khas produk-produk daing
asin. Pembentukan nitroso mioglobin mudah terjadi pada pH rendah.
Kalau jumlah nitrit berlebihan akan terjadi warna hijau (choleglobin)
dan warna coklat (metmyoglobin) ini harus dihindari (Martini, 2011).
Mioglobin adalah protein dengan bentuk struktur bulat yang
menyimpan oksigen dan terbentuk dari rantai polipeptida. Molekul
penyusun mioglobin adalah asam amino dan poliferin yang merupakan
sejenis zat besi. Mioglobin juga terdapat dalam otot-otot hewan yang
berenang di dalam air dalam jangka waktu cukup lama, seperti lumbalumba, ikan paus, dan anjing laut. Hal ini terjadi karena mioglobin
dapat menyimpan oksigen dalam sel sehingga oksigen tersebut dapat
digunakan pada proses metabolisme saat hewan tersebut memerlukan
energi namun masih berada di dalam air. Mioglobin juga menyebabkan
warna merah pada otot hewan pada umumnya. Ikan yang berdaging
merah akan memiliki mioglobin yang banyak, sehingga saat terpapar
oksigen mioglobin akan langsung teroksidasi. Ikan berdaging putih
tidak mengandung mioglobin. Untuk mengatasi hal ini, ikan berdaging
merah seperti tuna dan cakalang memiliki banyak zat antioksidan
seperti DHA dan EPA. Zat besi dalam jumlah banyak terdapat pada
mioglobin. Zat besi ini baik untuk orang yang mengalami anemia,
sehingga ikan berdarah merah baik untuk dikonsumsi penderita anemia
(Shinya, 2007).
Terbentuknya warna coklat pada permukaan daging asap dapat
disebabkan beberapa hal yaitu, perubahan pigmen warna daging, reaksi
karamelisasi dan Mailard. Pada suhu dibawah denaturasi protein, terjadi
pembukaan grup hematin dari pigmen mioglobin dan bereaksi dengan
protein lain membentuk hemoprotein yang berwarna coklat pada daging
masak. Terjadinya reaksi Maillard yaitu reaksi yang melibatkan reaksi
kelompok asam amino bebas pada protein daging dengan kelompok
karbonil yang merupakan komponen utama dari asap kayu. Karbonil
merupakan komponen utama dari kayu, sedangkan reaksi karamelisasi
METODOLOGI
1. Alat
a. Alat pemanas elpiji / kompor
b. Panci
c. Neraca/timbangan
d. Gelas beker
e. Gelas ukur
f. Tabung reaksi
g. Pengaduk kaca
h. Penjepit tabung
i. Pisau
j. pH meter
k. Pipet tetes
l. Pipet volume
m. Rak tabung
n. Termometer
2. Bahan
a. Wortel
b. Kacang panjang
c. Bawang merah
d. Daging Sapi
e. Larutan FeCl3 50 ppm Fe
f. Asam cuka 99 %
g. NaHCO3 kristal
h. Larutan MgCl2 50 ppm Mg
i. Larutan curing I
j. Larutan curing II
k. Larutan curing III
l. Larutan curing IV
m. Asam askorbat
n. Aquades
o. Air ledeng
Pemotongan kecil-kecil dan pemasukkan ke dalam 6 gelas beaker untuk setiap macam bahan
Pengisian dengan
ml air ledeng
50 mldalam
air ledeng
keadaan
0,
dalam
5 terbuka
g NaHCO3
keadaan
(beaker
+tertutup
50
25ml
1)mlair
(beaker
FeCl3
ledeng
25
502,
2)
ml
(beaker
ppm
5MgCl2
asam
(beaker
3)
cuka
50 ppm
4)
95%
(beaker
+ air ledeng
5)
50 ml (b
2. Dengan curing
5 gram daging sapi
Curing IV
Larutan Curing
I
Larutan
CuringLarutan
II
CuringLarutan
III
(Tabung IV)
(Tabung I)
(Tabung II)
(Tabung III)
3
4
Perlakuan
Wortel + air
ledeng 50 ml
(pemanasan
terbuka)
Wortel + air
ledeng 50 ml
(pemanasan
tertutup)
Wortel +air
ledeng 50 ml +
NaHCO3 0, 5 gr
Wortel + FeCl3
50 ppm 50 ml
Sebelum Pemanasan
Warna
pH
Larutan
Sesudah Pemanasan
Warna
pH
Larutan
Bening
7, 61
Bening
7, 35
Bening
7, 61
Keruh
7, 13
Bening
8, 22
Bening
agak
kekuningan
5, 80
Wortel + MgCl2
Bening
50 ppm 50 ml
Wortel + 2,5 ml
asam cuka 99%
Orange
6
+ 50 ml air
muda
ledeng
Sumber: Laporan Sementara
5
Bening
kekuningan
agak keruh
Bening
kekuningan
agak keruh
8, 41
5, 97
7, 01
bening
6, 20
3, 11
Bening
2, 98
Zat warna alam (pigmen) adalah zat warna yang secara alami terdapat
dalam tanaman maupun hewan. Zat warna alam dapat dikelompokkan sebagai
warna hijau, kuning, dan merah. Di Indonesia, terdapat kecenderungan
penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk berbagai bahan pangan,
misalnya zat warna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan
makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu
logam berat pada zat pewarna tersebut. Zat warna merah yang banyak
terdapat di alam dikelompokkan kedalam dua golongan yaitu karotenoid dan
antosianin. Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada
umumnya larut dalam air. Warna pigmen antosianin berwarna merah, biru,
violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran
(Winarti dan Adurrozaq, 2010).
molekul
isoprena
sehingga
memunyai
40
atom
karbon
(Hirschberg, 1997).
Sebagai pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru
dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang besar (merah sampai
kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning
banyak yang merupakan anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan
zeaxantin. Zat-zat inilah yang biasanya menyebabkan warna merah, kuning
atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam proses
fisiologi adalah sebagai zat antioksidan dan penghantar elektron dalam
fotosintesis. Selain itu, beberapa karotenoid dapat diubah menjadi vitamin
esensial (Eldashan, 2013).
Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai
panjang dengan 40 atom karbon, yang dibentuk dari empat unit terpena
(masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid
berbentuk rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian
ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin memiliki atom oksigen.
Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berarti
"senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid
dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin,
dikenal sebagai xantofil sedangkan karotenoid yang tidak mengandung
oksigen seperti -karotena, -karotena, dan likopena dikenal sebagai
karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon),
dan merupakan hidrokarbon tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap di
antara dua atom karbon. Ada lebih dari 600 karotenoid yang dikenal. Manusia
dapat menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam aliran
darah. Karotenoid yang paling banyak dikenal sesuai dengan namanya
ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, Carota) dan
menghasilkan warna jingga terang akibat kandungan beta-karotena. Sumber
beta-karotena yang juga umum dikenal adalah berbagai jenis waluh. Minyak
sawit mentah adalah sumber karotenoid alam dengan nilai kesetaraan retinol
(provitamin A) yang tertinggi. Karotenoid yang paling biasa ditemukan di
alam adalah likopena dan -karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid
beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang
secara langsung terkait dengan struktur kimia masing-masing. Xantofil
pH sebelum
karena proses pemanasan praktikum ini hanya 15 menit atau hingga larutan
mendidih, sebab jika terlalu lama pemanasan larutan akan menguap karena
jumlah air dalam larutan hanya sedikit.
Pada pemanasan tertutup, pemanasan mengakibatkan atom H tidak
menguap tetapi kembali lagi ke dalam bahan karena adanya penutup
menyebabkan atom H tidak bisa keluar. Atom H akan menggantikan posisi Mg
pada inti klorofil sehingga warna yang dihasilkan akan menjadi lebih pucat.
Hal ini berkebalikan dengan pemanasan terbuka, dimana atom H-nya dapat
terlepas bebas sehingga Mg tetap berada pada inti klorofil. Sehingga warna
hijau kacang panjang pada pemanasan terbuka intensitasnya lebih tinggi
dibandingkan dengan pemanasan tertutup. Untuk warna larutan akhir pada
proses pemanasan secara tertutup dan terbuka sama. Hal ini tidak sesuai denga
tepri yang menyatakan bahwa ketika sayuran hijau dipanaskan, air akan keluar
dari dalam sel dan menghasilkan warna hijau muda. Senyawa organik asam
akan keluar dan atom hidrogen menggantikan posisi magnesium sehingga
menghasilkan feofitin. Selanjutnya, senyawa bebas magnesium feofitin a yang
merupakan pigmen hijau keabu-abuan, dan feofitin b yang merupakan pigmen
hijau olive terbentuk
(Nur, 2012).
air ledeng 50 ml
sedikit
(pemanasan
keruh
terbuka)
Bawang merah +
Bening
air ledeng 50 ml
2
sedikit
(pemanasan
keruh
tertutup)
Bawang merah
Kuning
3 +air ledeng 50 ml
kehijauan
+ NaCO3
Bawang merah +
Kuning
4
FeCl3 50 ppm 50
keruh
ml
Bawang merah +
5
MgCl3 50 ppm
Bening
50 ml
Bawang merah +
2,5 ml asam cuka
Merah
6
99% + 50 ml air
muda
ledeng
Sumber: Laporan Sementara
7, 27
Kuning
kehijauan
7, 17
8,08
Hijau Tua
8, 65
5, 70
Putih
kecoklatan
5, 56
6, 73
Putih keruh
5, 82
3, 23
Merah
muda
3,12
Kel
Perlakuan
Di udara
terbuka
Pemanasan dengan
Aquadest
Pemanasan denga
Curing I
Pemanasan dengan
Curing II
Pemanasan dengan
Curing III
Pemanasan denga
Curing IV
Sebelum Pemanasan
5
10
15
Merah Merah Merah
bata
bata
bata
Merah
Merah Merah Merah
muda
bata
bata
muda
pucat
0
Merah
bata
Merah
muda
Merah
muda
pudar
Merah
muda
Merah
muda
Merah
muda
Merah
muda
Merah
muda
pudar
Merah
muda
pudar
Sesudah Pemanasan
5
10
Merah
muda
pucat
Merah
kekuningan
Merah
muda
kecoklat
an
Merah
kekuningan
Merah
kekuningan
Merah
kekuningan
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pudar
Merah
muda
pudar
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
Merah
muda
pucat
15
Coklat
muda
Coklat
muda
Coklat
muda
Coklat
muda
pucat
Coklat
kekuni
ngan
Coklat
muda
pudar
Coklat
muda
Coklat
muda
Coklat
muda
pucat
Cokla
t agak
tua
dan
KNO3;
garam
dapur,
bumbu-bumbu,
fosfat
(Sodium
anaerob.
garam
nitrit.
(Winarno, 2002).
dapat kembali lagi (reversible), yang disebabkan oleh oksigen, asam dari
daging, kontak dengan cahaya, dan kombinasinya menentukan warna pigmen
yang dominan. Hasil praktikum belum sesuai dengan teori Deman (1979),
karena warna yang dihasilkan seharusnya coklat, namun yang didapat dari
praktikum warnanya adalah merah muda. Penyimpangan ini mungkin
disebabkan karena adanya kesalahan praktikan saat melakukan perlakuan.
Pada awalnya warna daging merah segar. Setelah pemberian curing IV
(0, 2 gr Vit C + 100 ml aquades) warna daging berturut-turut dari menit ke-0, 5,
10, 15 adalahmerah muda, merah muda pudar, dan merah muda pucat. Setelaah
pemnasan, pada menit ke-0, 5, 10, dan 15 hasilnya adalah merah muda pucat,
merah kekuningan, coklat muda, dan coklat agak tua. Selanjutnya setelah
pemberian curing III (0,2 gr NaNO2 + 100 ml aquades), warnaa daging
berturut-turut dari menit ke-0, 5, 10, 15 adalah merah muda, merah muda
pudar, merah muda pudar, dan merah muda pucat. Setelah pemanasan hasilnya
menjadi merah muda pucat, merah kekuningan, coklat muda pucat, dan coklat
muda pucat. Pemberian curing II (0,2 gr NaNO 3 + 100 ml aquades) sebelum
pemansan pada menit ke-0, 5, 10, 15 warnanya adalah merah muda, merah
muda, merah muda pudar, merah muda pucat lalu setelah dipanaskan hasilnya
adalah merah mudaa pucat, merah kekuningan, coklat kekuningan, dan coklaat
muda. Pemberian curing I (0,1 gr NaNO3 + 0,1 gr NaNO2 + 0,05 gr Vit C +
aquades 100 ml), sebelum pemanasan pada menit ke-0, 5, 10, dan 15 warnanya
adalah merah muda, merah muda pudar, merah muda pucat, dan merah muda
pucat lalu setelah dipanasakn hasilnya menjaadi merah muda, merah muda
kecoklatan, coklat muda, dan coklat muda coklat. Hal ini sudah sesui dengan
teori Buckle (1987), bawa daging akan berwarna merah muda setelah
direaksikan dengan larutan curing I, II, III, dan IV. Mioglobin bereaksi degan
nitrogen oksidasi menghasilkan senyawa nitroso-mioglobin, yang selanjutnya
mengalami
perubahan
oleh
panas
dan
garam
membentuk
nitroso-
A. KESIMPULAN
Dari praktikum acara V Zat Warna Tanaman dan Hewan yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan:
yaitu warna larutan akan semakin keruh atau coklat bahkan pada warna
bahan juga berubah menjadi coklat.
8. Pada pemanasan terbuka, pH larutan pada bawang merah setelah
pemanasan mengalami kenaikan. Hal ini sudah sesuai teori Nur (2012),
yaitu warna larutan akhir pada proses pemanasan secara tertutup ternyata
lebih keruh dibanding dengan pemanasan secara terbuka. Namun pada
pemanasan tertutup pH setelah pemanasan malah mengalami penurunan.
Hal ini tidak sesuai dengan teori Nur (2012).
9. Warna daging segar bewarna merah bata, saat dibiarkan di udara terbuka
selama 5, 10 dan 15 menit, warnanya tetap tidak ada perubahan.
Seharusnya daging akan berwarna lebih merah. Hal ini disebabkan adanya
reaksi oksidasi oleh O2 di udara.
10. Pada perlakuan pemanasan dengan aquades, setelah dipanaskan selama 10
menit, warnanya tetap, tetapi menjadi merah muda dan merah muda pucat
pada menit ke-10 dan 15. Hal ini tidak sesuai dengan teori
11. Daging berwarna merah muda setelah direaksikan dengan larutan curing
I, II, III, dan IV.