You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN

DASAR KIMIA
ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Oleh ;
Nama : Achmad Faisal
NIM

: A1D015046

Rombongan

: 12

Asisten

: Ratna

KEMENTRIAN TEKNOLOGI, RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat bagi praktikan maupun peneliti untuk melakukan


percobaan. Melakukan percobaan di laboratorium tidak lepas dari penggunaan zat-zat yang
beraneka ragam, baik yang berbahaya maupun yang aman bagi tubuh manusia. Untuk itulah
alat-alat laboratorium diperlukan, selain mempermudah percobaan juga mendukung
keselamatan praktikan ketika melakukan percobaan. Namun, tentu saja praktikan tidak dapat
secara langsung menggunakan alat-alat laboratorium tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk itu, karena masing-masing alat laboratorium memiliki
prosedur-prosedur tersendiri dalam penggunaannya.
Setiap percobaan kimia, selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah
sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan gelas beaker. Karena ketelitian gelas ukur
yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair, sedangkan gelas beaker skala nya tidak
akurat dan hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel. Begitu pula dengan
prosedur percobaan yang lain, praktikan harus bisa menyesuaikan dan menggunakan
peralatan laboratorium dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum.
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan
laboratorium, maka pengenalan alat laboratorium sangat penting agar setiap praktikum dapat
berjalan sebagaimana mestinya dengan data yang akurat tanpa terjadi hal hal yang tidak di
inginkan.

B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengenal bermacam-macam alat dan bahan kimia yang
sering dipakai dalam analisis atau percobaan serta penggunaannya.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa
untuk mengetahui dan memahami praktik-praktik di laboratorium serta dapat menggunakan
alat-alat praktikum secara benar(Feribiologi, 2007).
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada
dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran dan perhitungan. Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang
aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efesien (Roeswati, 2004).
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang-ulang. Contoh alat laboratorium
kimia : pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur dan lain sebagainya. Alat
yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu
laboratorium, seperti pemadam kebakaran dan kotak Pertolongan Pertama. Sebelum memulai
melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara
penggunaan semua pelaratan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta
menerapkan K3 di laboratorium (Poedjiadi, 1984).
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif,
yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alatalat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat
yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Penggunaan alatalat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya
akan mempengaruhi hasil yang diperoleh (Underwood, 1998).
Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan
menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk
mempelajari perubahan yang terjadi dalam suatu percobaan. Peralatan laboratorium yang
biasa digunakan untuk pengukuran yaitu buret, pipet, tabung volumetrik, labu ukur untuk

mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa, dan termometer untuk mengukur suhu.
Alat-alat ini dapat mengukur sifat-sifat mkroskopik yang dapat ditentukan secara langsung.
Sifat-sifat makroskopik yaitu pada tingkat atom harus ditentukan dengan metode tidak
langsung (chang, 2005).
Dalam mengukur satu zat atau benda hendak nya menggunakan suatu alat, alat
yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil
pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehinga dalam pengunaan tidak terlalu teliti
salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet
hisap, namun pengukuran dengat pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.
Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang
permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera
dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwasaluran pembuangan di
sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1998).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium
untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi
dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya(Rohman, 1998).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat
tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya
diberi tambahan graph seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008).

III.

METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan

Alat yang dikenalkan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut; statif,
pipet tetes, gelas ukur, labu erlemeyer, labu didih, labu ukur, tabung reaksi, labu destilasi,
cuvet, cawan, sendok spatula, mortir, filler, designator, pipet seukuran, prop, flamefotometer ,
gelas arloji, oven listrik, kompor listrik, buret, deep freezer, biological safety cabinet(BSC),
absorpsition atom spectofotometer, centrifuge, waterbath, shaker, muffle furnace, timbangan
analitik, spetrofotometer, DHL-meter, PH-meter. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut; natrium hydroxide(NaOH), asam asetat(CH3COOH), hydrochlorid
acid fuming(HCL), ammonium nitrat(NH4NO3), magnesium oxide(MgO), ammonium
fluoride(NH4F), natrium carbonat(Na2CO3), nitrit acid(HNO2), sulfuric acid(H2SO4), oxalic
acid dehydrate(C2H6O2), kalium chlorid(KCl), Sacdharose ronst(C12H22O11).

B. Prosedur kerja
1. Alat-alat dan bahan kimia yang ada dilaboratorium diamati.
2. Nama alat dan kegunaannya sesuai dengan nomornya ditulis.
3. Nama bahan kimia, rumus kimia, bobot molekul, derajat kemurnian dan keterangan yang
lain yang ada pada label kemasan ditulis.
4. Pengamatan dituliskan dalam bentuk tabel.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Alat-alat
No

1.

2.

3.

4.

Nama alat

Statif

Pipet tetes

Gelas ukur

Labu
erlemeyer

Merk

Kegunaan

Pyrex

Untuk memegang
buret, atau gelas
lainnya, dilengkapi
klem.

untuk memindahkan
larutan dengan cara
meneteskannya tanpa
memperhatikan
volumenya.

Pyrex

Untuk mengukur
volume larutan
dengan tepat.

Pyrex

Menempatkan zat
terlarut.

Untuk menempatkan
5.

Labu didih

Pyrex

larutan yang ingin


dipanaskan.

6.

Labu ukur

Pyrex

Mengukur volume
zat

Gambar

No
.

Nama alat

Merk

Kegunaan

7.

Tabung
reaksi

Pyrex

Tempat mereaksika
zat

8.

Labu
destilasi

Pyrex

Tempat peyulingan
larutan

9.

Cuvet

Pyrex

Menampung larutan
yang akan diukur
dispektrofotometer

10.

Cawan

Tempat untuk
menguler

11.

Sendok
spatula

Mengambil bahanbahan atau zat

12.

mortir

Menumbuh bahan

Gambar

13.

Filler

D dan N

Mengangkat/memind
ahkan zat yang
berbahaya

No
.

Nama alat

Merk

Kegunaan

14.

Desinator

Menyimpat zat agar


tetap kering

15.

Pipet
seukuran

Assistent

Untuk memindahkan
larutan dalam ukuran
tertentu

16.

Prop

Untuk menutup
tabung

17.

Flamefoto
meter

Jenway

Analisis logam

18.

Gelas
arloji

Pyrex

Untuk penguapan dan


pengeringan

19.

Oven
listrik

Binder

Untuk
menghancurkan dan
menguapkan

Gambar

20.

Kompor
listik

Gerhardt

Memanaskan zat

No
.

Nama alat

Merk

Kegunaan

21.

Buret

Pyrex

Mengukur volume
cairan yang
dipindahkan

22.

Deep
freezer

NUAIR

Menjaga suhu agar


bahan-bahan dapat
diawetkan

23.

Biological
safety
cabinet
(BSC)

NUAIR

Inkubasi dan akubasi


suatu organisme
sebelum dipindahkan
ke media tanam

24.

Absorption
atom
spedofoto
meter

Hitachi 22000

Pengukuran serapan
suatu sinar oleh suatu
atom dengan panjang
gelombang

25.

Centrifuge

Fisher
scintific

Memisahkan cairan
dan padatan

Gambar

Memanaskan larutan
tanpa harus kontak
langsung dengan
sumber panas

26.

Waterbath

Thermostati
c

27.

Shaker

Kotteman

Mengocok suatu
larutan

No
.

Nama alat

Merk

Kegunaan

28.

Muffle
furnace

Thermolyne

Menggabung/mengas
ingkan zat

29.

Timbangan
analitik

Metterthole
do

Mengukur massa
suatu benda

30.

Spektrofot
ometer

Shimadzu

Menganalisis unsur

31.

DHLmeter

Mengukur daya
hantar listrik

Gambar

32.

PH-meter

Hanna

Mengukur tingkat
keasaman/kebasaan
larutan

Bahan-bahan
No

Nama bahan
kimia

Rumus
kimia

Bobot
molekul

Derajat
kemasaman

Ket. lain

1.

Natrium
hydroxide

NaOH

40,09gr/mol

Pro analysis

Butiran, warna putih

2.

Asam asetat

CH3COO
H

60,05gr/mol

Pro analysis

Cair, bersifat korosif

3.

Hydrochloric
acid fuming

HCl

36,46gr/mol

37%

Cair

4.

Amonuium
nitrat

NH4NO3

60,04gr/mol

Pro analysis

Serbuk, berwarna
putih

5.

Magnesium
oxide

MgO

40,30gr/mol

DAB

Serbuk, berwarna
putih

6.

Ammonium
fluoride

NH4F

37,04gr/mol

Pro analysis

Serbuk, warna putih

7.

Natrium
carbonate

Na2CO3

105,99gr/mol

Pro analysis

Serbuk, warna putih

8.

Nitrat acid

HNO3

63,01gr/mol

Pro analysis

Cairan, tidak
berwarna, korosif

9.

Sulfuric acid

H2SO4

98,09gr/mol

Pro analysis

Bening, tak berbau

10.

Oxalic acid
dihydrate

C2H6O2

126,06gr/mol

Pro analysis

Kristal

11.

Kalium
chloride

KCl

74,55gr/mol

Pro analysis

Serbuk, warna putih

12.

Sachrose
ronst

C12H22O11

342,3gr/mol

DAB

Butiran padat, warna


putih

B. Pembahasan
1. Statif, adalah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau gelas lainnya.
Statif dilengkapi dengan manice dan klem. Penggunaannya;
2. Oven listrik, sebuah oven yang menggunakan listrik digunakan untuk menghilangkan
atau menguapkan air.
3. Waterbath, alat yang digunakan untuk memanaskan larutan tanpa kontak langsung
dengan sumber panas.
4. Ph-meter, alat ukur Ph, yang digunakan untuk mengukur keasaman/kebasaan sebuah
larutan
5. Timbangan analitik, sebuah timbangan modern yang digunakan untuk mengukur
massa suatu benda
6. Pipet tetes, Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi dengan karet yang digunakan untuk
memindahkan larutan dengan cara meneteskannya tanpa memperhatikan volum
7. Gelas ukur, alat yang berbentuk seperti gelas yang digunakan untuk mengukur volume
larutan seperti pada proses titrasi
8. Labu erlemeyer, Merupakan gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala

sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

Berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil


penyaringan serta menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
9. Labu didih, benda yang berbentuk bulat dibagian bawah lalu mengecil dan berbentuk
tabung ke bagian atasnya dan terbaut dari gelas yang digunakan sebagai wadah zat
terlarut.
10. Labu ukur, benda yang berbentuk bulat dibagian bawah lalu mengecil dan berbentuk
tabung ke bagian atasnya dan terbuat dari gelas digunakan untuk mengukukur volume
zat.
11. Tabung reaksi, terbuat dari gelas berbentuk tabung sebagai tempat mereaksikan zat.
12. Labu destilasi, merupakan gelas bulat dibagian bawah dan mengecil keatas berbentuk
tabung terbuat dari gelas, digunakan untuk tempat penyulingan larutan.
13. Cuvet, tabung yang terbuat dari gelas dan ukurannya lebih kecil daripada tabung
reaksi berguna untuk menampung larutan yang akan diukur dispektrofotometer.
14. Cawan, sebuah mangkok kecil yang terbuat dari porselin tempat untuk menumbuk
larutan.
15. Sendok spatula, benda yang terbuat dari logam yang berguna untuk mengambil bahanbahan atau zat
16. Mortir, sebuah benda yang berbentuk tabung dan ujungnya membesar dan
permukaannya agak datar digunakan untuk menumbuk atau menghaluskan suatu zat.
17. Filler,
sebuah
benda
yang
terbuat
dari
karet
digunakan
untuk
mengangkat/memindahkan zat yang berbahaya.
18. Desikator, sebuah bejana yaitu berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline, dan desikator biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang
terbuat dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan atmosfer
terkontrol. Karena desikator biasanya terletak dalam ruang terbuka, temperatur
umumnya akan mendekati temperatur kamar. Normalnya kelembaban udara seperti
inilah yang diinginkan. Objek seperti botol timbang atau krus, dan zat-zat kimia
cenderung menarik kelembaban dari udara. benda yang tebuat dari gelas ini berguna
untuk menyimpan zat agar tetap kering.
19. Pipet seukuran, pipet yang terbuat dari gelas yang digunakan untuk memindahkan
larutan dalam satu ukuran tertentu.
20. Prop, alat yang terbuat dari karet yang berguna untuk menutup tabung.
21. Flamefotometer, benda yang terbuat dari logam yang digunanakan untuk menganalisis
logam.
22. Gelas arloji, benda yang terbuat dari gelas yang digunakan untuk penguapan dan
pengeringan.
23. Kompor listrik, benda yang terbuat dari logam digunakan untuk memanaskan zat.

24. Buret, benda yang terbuat dari gelas yang digunakan untuk mengukur volume cairan
yang dipindahkan.
25. Deep freezer, benda yang terbuat dari logam yang digunakan untuk menjaga agar suhu
bahan-bahan dapat diawetkan.
26. Biological safety cabinet, benda yang terbuat dari logam yang berguna untuk inkubasi
dan akubasi suatu organisme sebelum dipindahkan ke media tanam.
27. Absorption atom spedofotometer, benda yang terbuat dari logam digunakan untuk
pengukuran sinar serapan dari suatu atom dengan menggunakan panjang gelombang.
28. Centrifuge, alat yang terbuat dari logam digunakan untuk memisahkan cairan dan
padatan,
29. Shaker, benda yang terbuat dari logam digunakan untuk mengocok suatu larutan.
30. Muffle furnace, benda yang terbuat dari logam yang digunakan untuk menggabungkan
atau mengasingkan suatu zat.
31. Spektrofotometer, benda yang terbuat dari logam yang berguna untuk menganalisis
unsur.
32. DHL-meter, benda yang terbuat dari logam berguna untuk mengukur daya hantar
listrik.

Cara Penggunaannya
1. Penyaringan
Endapan atau zat-zat yang tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Di
laboratorium, untuk menyaring diperlukan corong dan kertas saring. Corong dipasang pada
tempat corong, atau corong dipasang dengan klem pada statif. Di bawah corong diletakkan
gelas kimia, hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.
Corong yang sering digunakan adalah corong yang bersudut 60o C dan panjang tangkainya 10
cm. Kertas saring yang biasa digunakan adalah kertas saring berdiameter 9 dan 11 cm. Kertas
saring dilipat setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi sehingga sisi lipatan tidak
seluruhnya berimpit. Selanjutnya lipatan disobek sedikit. Kemudian kertas saring dibuka dan
dipasang pada corong.
2. Pengukuran Volum
Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volum larutan, jika diperlukan volum yang tidak
terlalu tepat. Gelas ukur diberi skala dalam milimeter yang dibaca dari 0 sampai 10 ml, 0
sampai 25 ml, 0 sampai 50 ml atau lebih besar lagi, dari alas kebagian atas. Untuk
pengukuran yang lebih teliti digunakan pipet atau buret.

Pipet
Mengisi pipet dengan larutan atau memipet, sebaiknya dengan cara menyedot larutan ke
dalam pipet dengan bantuan balon-pipet atau alat penyedot yang lain. Mula-mula bilas gelas
kimia atau tabung reaksi dengan larutan dengan larutan dari labu takar. Kemudian tuangkan
larutan ke dalam gelas kimia atau tabung reaksi, untuk membilas pipet. Pipet 3 sampai 5 ml
larutan, kemudian pegang pipet pada arah horizontal, lalu pipet diputar-putar sehingga semua
bagian dalam pipet dibasahi larutan. Pegang pipet dengan ibu jari dan jari tengah. Gunakan
jari telunjuk untuk menekan ujung atas pipet, tidak terlampau kuat tetapi seringan mungkin,
cukup menjaga agar larutan tidak keluar. Sebelum ujung pipet dicelupkan kedalam larutan,
tetesan cairan yang terdapat di ujung pipet ditiup keluar, atau tetesan cairan ini diusap dengan
kertas saring. Jangan memasukkan pipet terlampau dalam di dalam larutan, dan ketika
menyedot larutan, ujung pipet berada dalam larutan.
Sedot larutan sampai kira-kira 1 cm diatas garis batas. Kemudian hentikan penyedotan dan
menutupi ujung pipet dengan jari telunjuk. Pegang pipet pada arah vertikal dan garis batas
volum berada pada ketinggian yang sama dengan mata. Kurangi tekanan jari telunjuk pada
pipet, sehingga larutan mengalir keluar sampai dasar misniskus mencapai garis batas.
Sentuhan ujung pipet pada suatu alat gelas untuk menyingkirkan tetesan yang terdapat di
ujung pipet. Selanjutnya, larutan dikeluarkan melalui dinding bejana penampung, dengan
kedudukan pipet vertikal dan ujung pipet menyentuh dinding bejana, selama kurang lebih 15
detik.
3. Buret
Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh milimeter. Apabila ujung atas
buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek. Letakkan selapis
kertas antara dinding buret dan tangkai corong, agar udara dalam buret dapat keluar. Agar
ujung buret dibawah kran di isi penuh cairan, alirkan larutan keluar dengan cepat dengan cara
membuka kran sebesar mungkin.
Isi buret sehingga permukaan cairan sedikit diatas garis nol. Dengan pengaduk yang
dibungkus dengan kertas saring, keringkan dinding bagian dalam buret disebelah atas.
Perhatikan agar ujung kertas tidak menyentuh permukaan larutan. Buka kran dan biarkan
larutan mengalir sehingga permukaan larutan tepat pada garis skala.
4. Neraca
Berbagai macam neraca dapat di jumpai di laboratorium. Neraca yang digunakan di
laboratorium yang perlu dipelihara dengan baik, dan digunakan dengan hati-hati.
Ada aturan umum senantiasa harus diperhatikan:

a. Neraca harus selalu dalam keadaan bersih.


b. Perbaikan sekesil apapun harus dilakukan oleh petugas ahlinya.
c. Zat kimia tidak boleh diletakkan langsung pada piring neraca, gunakan kertas, kaca arloji,
atau botol timbang.
d. Benda yang akan ditimbang, diletakkan di piring kiri, anak timbangan di piring kanan.
e. Kecuali pada timbangan kasar, anak timbangan tidak dipegang dengan jari, gunakan selalu
pinset.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan:
Neraca berpiring satu
a. Jangan meletakkan zat langsung pada piring neraca. Gunakan gelas kimia atau kaca arloji.
b. Membersihkan bagian luar wadah yang mengandung cairan, sebelum ditempatkan pada
piring neraca.
c. Catat berat benda yang ditimbang sebelum di angkat.
Neraca berpiring dua
a. Atur sehingga ayunan kekiri dan kekanan sampai dari titik nol
b. Letakkan zat yang akan ditimbang dipiring kiri, dan anak timbang dipiring kanan.Gunakan
pinset untuk mengambil anak timbangan.
c. Jangan meletakkan benda dipiring neraca selama neraca berayun
d. Jika ayunan kekiri dan kekanan sudah sama dari titik nol, hitung jumlah anak timbangan
pada pring, catat berat dan cek kembali jumlah anak timbangan ketika mengembalikannya ke
kotak anak timbangan
e. Tutup pintu neraca.
5. Menggunakan pipet volumetrik
Langkah-langkah dalam menggunakan pipet volumetrik sebagai berikut:
a. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukkannya ke bola karet. Dekatkan
kedudukan kedua tangan anda untuk menghindari kemungkinan kecelakaan,
b. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan dialihkan. Buanglah cairan ini.
c. Gunakan bola pipet (jangan dengan mulut) untuk menghisap cairan sampai diatas tanda
tera. Lepaskan bola dan segera letakkan jari anda agar cairan tidak mengalir keluar, sampai
dasar miniskus tepat pada tanda tera.
d. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet kewadah penampung (erlenmayer atau piala).
Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang tertinggal itu memang sudah
diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.

6. Penggunaan batang pengaduk


Sesuai namanya, batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya
dalam beker. Disamping itu batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari
bejana satu ke bejana lain. Bila suatu larutan air dituang dari bibir suatu bejana seperti beker
ada kecenderungan sejumlah cairan akan mengalir disepanjang dinding luar kaca itu. Ini dapat
dicegah dengan menuangkan larutan itu melewati batang pengaduk, dimana batang tersebut
dibuat bersentuhan dengan bibir bejana dan mengarahkan aliran cairan kedalam bejana
penerima.
Batang pengaduk juga berperan sebagai pegangan untuk rubber policmen (sepotong selang
karet yang satu ujungnya dilelehkan sehingga merekat menjadi satu, dan lewat ujung lain
batang pengaduk dimasukkan kedalam selang; benda ini digunakan untuk menyelamatkan
sejumlah kecil endapan yang menempel pada dinding dalam beker).
7. Penggunaan labu ukur
Mengisikan larutan yang akan di encerkan atau dipadatkan yang akan dilarutkan . tambahkan
cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok. Kemudian penuhkan
labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara
membolak-balikan labu sampai larutan homogen..
8. Penggunaan desikator
Cara menggunakannya:
a. Dengan membuka tutup desikator dengan menggeserkannya kesamping
b. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama
Keterangan:
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah
menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 100o C sampai warnanya
kembali biru.
9. Neraca analitik
Cara menggunakan neraca analitik:
a. Nol kan terlebih dahulu neraca tersebut
b. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
c. Baca nilai yang tertera pada layar neraca
d. Setelah digunakan nolkan neraca tersebut.
Di atas telah dijelaskan beberapa teknik dasar dalam penggunaan alat-alat laboratorium, tetapi
tidak semua alat laboratorium. Hanya sebagian besar saja.

Merk yang terdapat pada alat-alat yang digunakan pada laboratorium kimia antara lain;
a. Pyrex, dari merk tersebut umumnya banyak alat alat yang terbuat dari gelas, seperti
gelas ukur, labu erlemenyer, labu ddih, labu ukur, tabung reaksi, cuvet, dll.
b. D and N, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari karet, yaitu filler.
c. Assistant, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari gelas, yaitu pipet
seukuran.
d. Jenway, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu
flamefotometer.
e. Binder, dari merk tersebut membuat alat yang terbuatt dari logam yaitu oven listrik.
f. Gerhardt,dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu kompor
listrik,
g. NUAIR, dari merk tersebut umumnya membuat alat terbuat dari logam, seperti deep
freezer dan biological safety cabinet.
h. Hitachi 2-2000, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu
absorption atom spedofotometer.
i. Fisher scientific, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu
centrifuge.
j. Thermostatic, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu
waaterbath.
k. Kotteman, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu shaker.
l. Thermolyne, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu muffle
furnace.
m. Mettertholedo, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu
timbangan analitik.

n. Shimadzu, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu
spetrofotometer.
o. Hanna, dari merk tersebut membuat alat yang terbuat dari logam, yaitu pH-meter.
Hazardous symbol
1) Harmfull, bahan yang dapat merusak kesahatan tubuh bila kontak langsung dengan
tubuh memalui inhalasi.
2) Corrosive, bahan yang dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada
kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kuit mengelupas.
Alat-alat
1. Statif, adalah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau gelas lainnya.
Statif dilengkapi dengan manice dan klem. Penggunaannya;
2. Oven listrik, sebuah oven yang menggunakan listrik digunakan untuk menghilangkan
atau menguapkan air.
3. Waterbath, alat yang digunakan untuk memanaskan larutan tanpa kontak langsung
dengan sumber panas.
4. Ph-meter, alat ukur Ph, yang digunakan untuk mengukur keasaman/kebasaan sebuah
larutan
5. Timbangan analitik, sebuah timbangan modern yang digunakan untuk mengukur
massa suatu benda
6. Pipet tetes, Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi dengan karet yang digunakan untuk
memindahkan larutan dengan cara meneteskannya tanpa memperhatikan volum
7. Gelas ukur, alat yang berbentuk seperti gelas yang digunakan untuk mengukur volume
larutan seperti pada proses titrasi
8. Labu erlemeyer, Merupakan gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala

sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

Berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil


penyaringan serta menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
9. Labu didih, benda yang berbentuk bulat dibagian bawah lalu mengecil dan berbentuk
tabung ke bagian atasnya dan terbaut dari gelas yang digunakan sebagai wadah zat
terlarut.

10. Labu ukur, benda yang berbentuk bulat dibagian bawah lalu mengecil dan berbentuk
tabung ke bagian atasnya dan terbuat dari gelas digunakan untuk mengukukur volume
zat.
11. Tabung reaksi, terbuat dari gelas berbentuk tabung sebagai tempat mereaksikan zat.
12. Labu destilasi, merupakan gelas bulat dibagian bawah dan mengecil keatas berbentuk
tabung terbuat dari gelas, digunakan untuk tempat penyulingan larutan.
13. Cuvet, tabung yang terbuat dari gelas dan ukurannya lebih kecil daripada tabung
reaksi berguna untuk menampung larutan yang akan diukur dispektrofotometer.
14. Cawan, sebuah mangkok kecil yang terbuat dari porselin tempat untuk menumbuk
larutan.
15. Sendok spatula, benda yang terbuat dari logam yang berguna untuk mengambil bahanbahan atau zat
16. Mortir, sebuah benda yang berbentuk tabung dan ujungnya membesar dan
permukaannya agak datar digunakan untuk menumbuk atau menghaluskan suatu zat.
17. Filler,
sebuah
benda
yang
terbuat
dari
karet
digunakan
untuk
mengangkat/memindahkan zat yang berbahaya.
18. Desikator, sebuah bejana yaitu berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline, dan desikator biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang
terbuat dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan atmosfer
terkontrol. Karena desikator biasanya terletak dalam ruang terbuka, temperatur
umumnya akan mendekati temperatur kamar. Normalnya kelembaban udara seperti
inilah yang diinginkan. Objek seperti botol timbang atau krus, dan zat-zat kimia
cenderung menarik kelembaban dari udara. benda yang tebuat dari gelas ini berguna
untuk menyimpan zat agar tetap kering.
19. Pipet seukuran, pipet yang terbuat dari gelas yang digunakan untuk memindahkan
larutan dalam satu ukuran tertentu.
20. Prop, alat yang terbuat dari karet yang berguna untuk menutup tabung.
21. Flamefotometer, benda yang terbuat dari logam yang digunanakan untuk menganalisis
logam.
22. Gelas arloji, benda yang terbuat dari gelas yang digunakan untuk penguapan dan
pengeringan.
23. Kompor listrik, benda yang terbuat dari logam digunakan untuk memanaskan zat.
24. Buret, benda yang terbuat dari gelas yang digunakan untuk mengukur volume cairan
yang dipindahkan.
25. Deep freezer, benda yang terbuat dari logam yang digunakan untuk menjaga agar suhu
bahan-bahan dapat diawetkan.
26. Biological safety cabinet, benda yang terbuat dari logam yang berguna untuk inkubasi
dan akubasi suatu organisme sebelum dipindahkan ke media tanam.

27. Absorption atom spedofotometer, benda yang terbuat dari logam digunakan untuk
pengukuran sinar serapan dari suatu atom dengan menggunakan panjang gelombang.
28. Centrifuge, alat yang terbuat dari logam digunakan untuk memisahkan cairan dan
padatan,
29. Shaker, benda yang terbuat dari logam digunakan untuk mengocok suatu larutan.
30. Muffle furnace, benda yang terbuat dari logam yang digunakan untuk menggabungkan
atau mengasingkan suatu zat.
31. Spektrofotometer, benda yang terbuat dari logam yang berguna untuk menganalisis
unsur.
32. DHL-meter, benda yang terbuat dari logam berguna untuk mengukur daya hantar
listrik.
Bahan-bahan
1. Natrium hydroxide(NaOH), memiliki bobot molekul 40,09gr/mol, dengan drajat
ionisasinya pro analysis, wujudnya butiran dan berwarna putih.
2. Asam asetat(CH3COOH), memiliki bobot molekul 60,05gr/mol, dengan drajat
ionisasinya pro analysis, wujudnya cair dan bersifat korosif.
3. Hydrochlororic acid fuming(HCl), dengan bobot molekul 36,46gr/mol, dengan drajat
ionisasinya 37%, wujudnya cair dan berbahaya.
4. Amonium nitrat(NH4NO3), dengan bobot molekul 60,04gr/mol, dengan drajat
ionisasinya pro analysis, berwujud serbuk dan berwarna putih.
5. Magnesium oxide(MgO), dengan bobot molekul 40,30gr/mol, dengan drajat
ionisasinya DAB(Deutsches Arznei Busc), wujudnya serbuk dan berwarna putih.
6. Ammonium fluoride(NH4F), dengan bobot molekul 37,04gr/mol, derajat ionisasinya
pro analysis, wujudnya serbuk dan berwarna putih.
7. Natrium carbonate(Na2CO3), dengan bobot molekul 105,99gr/mol, drajat ionisasinya
pro analysis, wujudnya serbuk dan berwarna putih.
8. Nitrit acid(HNO3),dengan bobot molekul 63,01gr.mol, drajat ionisasinya pro analysis,
wujudnya cair, tidak berwarna dan bersifat korosif.

9. Sulfuric acid(H2SO4), bobot molekulnya 98,09gr/mol, drajat ionisasinya pro analysis,


bersifat cairan tidak berwarna dan tidak berbau.
10. Oxalic acid dehydrate(C2H6O2), dengan bobot molekul 126,06gr/mol, drajat
ionisasinua pro analysis dan berwujud Kristal.
11. Kalium chloride(KCl), dengan bobot molekul 74,55gr/mol, drajat ionisasinya pri
analysis, berwujud serbuk dan berwarna putih.
12. Sacharose ronst(C12H22O11), dengan bobot molekul 342,30gr/mol, drajat ionisasinya
DAB, berwujud butiran padat dan berwarna putih.

You might also like