You are on page 1of 40

1

I.

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi
pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel
motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif
akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai
pertumbuhannya. Walaupun lesi serebral bersifat statis dan tidak progresif,
tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat
maturasi serebral.1,5
Yang pertama kali memperkenalkan penyakit ini adalah William
John Little (1843),yang menyebutnya dengan istilah cerebral diplegia,
sebagai akibat prematuritas atau asfiksia neonatorum. Sir William Olser
adalah

yang

pertama

kali memperkenalkan istilah cerebral palsy,

sedangkan Sigmund Freud menyebutnya dengan istilah Infantile Cerebral


Paralysis.1,5
Walaupun sulit, etiologi cerebral palsy perlu diketahui untuk
tindakan pencegahan. Fisioterapi dapat memberi hasil baik, namun adanya
gangguan perkembangan mental dapat menghalangi tercapainya tujuan
pengobatan.1,5
Winthrop Pelps menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin
dalam penanganan penderita cerebral palsy, seperti disiplin anak, saraf,
mata,

THT,

bedah orthopedi, bedah saraf, psikologi, ahli wicara,

fisioterapi, pekerja sosial, guru sekolah luar biasa. Disamping itu juga
harus disertakan peranan orang tua dan masyarakat.1,5
1.2. Tujuan Penulisan
Laporan kasus ini dibuat untuk membahas aspek defenisi,
epidemiologi, klasifikasi, gambaran klinis, patogenesis, penatalaksanaan
dan rehabilitasi medik pada pasien cerebral palsy.
1.3.Manfaat Penulisan
Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan dapat diperoleh
kejelasan mengenai defenisi, epidemiologi, klasifikasi, gambaran klinis,

patogenesis, penatalaksanaan dan rehabilitasi pada pasien cerebral palsy


sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang maksimal.

II.

LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pribadi
Nama :E , jenis kelamin : laki-laki, umur :1,5 tahun, suku: Jawa ,
agama :Islam , MR: 49.80.62, alamat: Muara Bungo,Jambi, masuk ke RS H.
Adam Malik Medan pada tanggal 19 Desember 2011 ,berobat jalan ke IRM
sejak tanggal: 21 Desember 2011
2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan Utama
Telaah

: Keempat anggota gerak kaku


:

Keempat anggota gerak kaku dialami sejak lahir,sampai saat ini pasien
belum bisa mengangkat kepala dan belum bisa duduk.Riwayat kejang dan

riwayat demam disangkal.


Riwayat kehamilan : Pada saat hamil

6 bulan,ibu pasien

mengalami

kecelakaan lalu lintas dan tidak sadar selama 1 hari serta di rawat di ICU,

Riwayat hipertensi dan riwayat diabetes disangkal , ANC kebidan teratur .


Riwayat kelahiran : pasien lahir kurang bulan ( + 7 bulan), lahir normal,
ditolong bidan dan langsung menangis,berat badan lahir: 3100 gr, panjang
badan lahir : 51 cm .
Saudara pertama pasien : laki-laki dan

normal. Riwayat imunisasi

lengkap.BAB (+) normal,BAK (+) normal.


RPT

: (-)

RPO

: (-)

2.3. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum
Sensorium

: CM

Tekanan

: tdp

Nadi

: 100 x/ menit, regular

Pernafasan

: 30 x/ menit

Temperatur

: 370 C

Tumbuh Kembang :
Motorik kasar

: setara usia 3 bulan

Bahasa

: setara usia 4 bulan

Adaptif motorik halus

: setara usia 3 bulan

Personal sosial

: setara usia 4 bulan

BB

: 7,7 kg

TB

: 73 cm

Kepala

: Lingkar kepala :39 cm, UUB tertutup, mata :


strabismus konvergen (+)

Thoraks

Diet : ASI + PASI + Bubur

: Bentuk Simetris

Jantung : bunyi jantung normal, desah (-)


Paru

: vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen

: Soepel, peristaltik normal

Hepar/ Lien

: Tidak teraba

Ekstremitas

: Spastik (+) , scissoring sign (+)

Leher/ Aksila/ Inguinal : Tidak ada kelainan


2.4.Pemeriksaan Neurologis
Sensorium

: CM

Tanda Peningkatan TIK

: Kejang (-), Muntah (-), Nyeri Kepala (-)

Tanda Perangsangan Meningeal: Kaku kuduk (-), Brudzinski I/II (-), Kernig
sign (-)
Nervus Kranialis:
NI

: sulit dinilai

N II, III

: Refleks cahaya (+), pupil isokor 3 mm

N III, IV, VI : sulit dinilai,kesan: strabismus konvergen


NV

: Membuka dan menutup mulut (+)

N VII

: Sudut mulut simetris

N VIII

: sulit dinilai

N IX, X

: sulit dinilai

N XI

: sulit dinilai

N XII

: Lidah medial

Sistem Motorik
Trofi

: Eutrofi

Tonus

: Hipertonus ( spastik )

Kekuatan otot : ESD/ESS/EID/EIS = sulit dinilai,


Refleks Fisiologis

kanan

kiri

Biceps/triceps

: + ++ / + ++

+++ / +++

APR/KPR

: + ++ / +++

+ ++ / +++

Refleks Patologis

kanan

kiri

H/T

: -/-

-/-

Babinski

:+

Sistem Sensibilitas

: sulit dinilai

Sistem Vegetatif

: dalam batas normal

Gejala Serebellar

: sulit dinilai

Fungsi Luhur

: sulit dinilai

2.5. Diagnosa
Diagnosa Fungsional

: Cerebral palsy dengan masalah gangguan motor


kontrol

gangguan

sensorik

gangguan

perkembangan
Diagnosa Anatomis

: Korteks

Diagnosa Etiologis

: Asphyxia

Diagnosa Banding

: 1. Cerebral Palsy
2. Tumor otak
3. Mucopolysaccharidosis
4. Subdural hematom

Diagnosa Kerja

: Cerebral palsy type Spastik quadriplegi ec


Antenatal period

2.6 .Hasil Head Ct Scan: ( 19 Desember 2011)


Tampak dilatasi ventrikel lateralis kanan kiri,III.Ventikel IV kesan
baik.Tampak

lesi

hipodens

dengan

HU:CSF

pada

kedua

lobus

temporoparietal.Tampak parenkim cerebri kiri atrofi.Tidak tampak pergeseran


garis tengah.Kedua mastoid aircell dan bulbus okuli baik.Tulang-tulang intak.
Kesan:
Ventriculomegali dengan gambaran bilateral subdural hygroma dan hemiatrofi
parenkim cerebri kiri.

Gambar 1. Hasil CT Scan pasien

2.7. Konsul Bagian Rehabilitasi Medik


Hasil jawaban dari bagian Rehabilitasi Medik:
Dilakukan tindakan fisiotherapi : manual terapi ( Tumbuh kembang)
2.8. Penatalaksanaan
1. Enchepabol sirup 2 x Cth I
2. Fisioterapi 3x seminggu

2.9. Kesimpulan Pemeriksaan


Telah diperiksa seorang anak laki-laki E , umur 1,5 tahun, suku Jawa , agama
Islam , MR: 49.80.62, alamat:Muara Bungo,Jambi, masuk ke RS H. Adam Malik
Medan pada tanggal 19 Desember 2011,berobat jalan ke IRM sejak tanggal:21
Desember 2011,dengan keluhan utama: Keempat anggota gerak kaku, dialami
sejak lahir, sampai saat ini pasien belum bisa mengangkat kepala dan belum bisa
duduk. Riwayat kejang dan riwayat demam disangkal.Riwayat kehamilan : Pada
saat hamil 6 bulan,ibu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak sadar
selama 1 hari serta di rawat di ICU, Riwayat hipertensi dan riwayat diabetes

disangkal , ANC kebidan teratur . Riwayat kelahiran : pasien lahir kurang bulan (
+ 7 bulan), lahir normal, ditolong bidan dan langsung menangis,berat badan lahir:
3100 gr, panjang badan lahir : 51 cm .Saudara pertama pasein : laki-laki dan
normal.Riwayat imunisasi lengkap.BAB (+) normal,BAK (+) normal.
Pada pemeriksaan neurologis dijumpai: strabismus konvergen (+),pada
ekstremitas Hipertonus ( spastik ),Kekuatan otot : ESD/ESS/EID/EIS =

sulit

dinilai, scissoring (+). Refleks Fisiologis meningkat ,Refleks Patologis Babinski


(+) . Hasil Head Ct Scan: ( 19 Desember 2011) Kesan: Ventriculomegali dengan
gambaran bilateral subdural hygroma dan hemiatrofi parenkim cerebri kiri.
Berdasarkan anamnesa,pemeriksaan neurologis dan hasil pemeriksaan
head CT scan pasien ini di diagnosa dengan: Cerebral palsy type spastik
quadriplegi.
2.10. Prognosis
- Ad Vitam

: dubia ad bonam

- Ad Functionam

: dubia ad malam

- Ad Sanationam

: dubia ad bonam

Gambar 2. FotoPasien

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1.Definisi
Cerebral palsy adalah suatu sindroma dimana terdapat gangguan terutama
sistem motorik, pergerakan otot atau sikap tubuh dengan atau tanpa
keterbelakangan mental, dapat disertai gejala saraf lainnya,yang disebabkan
disfungsi otak sebelum perkembangannya sempurna.1,2
Cerebral palsy merupakan kumpulan dari berbagai sindrom yang
dikataristikkan oleh adanya gangguan gerak dan postur yang disebabkan oleh
injuri yang nonprogresif pada otak yang immatur .Karakteristik yang berbeda
pada sindrom ini adalah perubahan tonus otot dan postur pada saat istirahat
ataupun pada aktifitas.3
Definisi cerebral palsy yang mendasar secara tidak langsung adalah proses
patologis tidak progresif dan terjadi pada awal

perkembangan otak.Tahun

pertama atau tahun kedua kehidupan adalah penggolongan yang paling


banyak,walaupun beberapa referensi menyatakan pada umur 7 tahun.3
3.2.Epidemiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi insidensi penyakit ini yaitu:
populasi yang diambil, cara diagnosis dan ketelitiannya. Pada era industrialisasi,
kejadian cerebral palsy sekitar 2 dari 1000 kelahiran hidup.Kejadian lebih tinggi
pada pria dari pada wanita.Survey di Eropa melaporkan bahwa rasio pria : wanita
adalah 1,33 : 1.8 Di Skandinavia sebanyak 1,2-1,5 per 1000 kelahiran hidup.5
Di Amerika Serikat ,sekitar 10.000 infant dan bayi didiagnosa dengan CP
tiap tahunnya dan 1200-1500 diiagnosa pada usia sebelum sekolah.6
Gilroy memperoleh 5 dari 1000 anak memperlihatkan defisit motorik yang
sesuai dengan cerebral palsy ; 50% kasus termasuk ringan ,10% termasuk berat,
25% mempunyai intelegensi rata-rata (normal), 30% kasus menunjukkan IQ di
bawah 70; 35% disertai kejang dan 50% menunjukkan adanya gangguan bicara.
Laki-laki lebih banyak daripada wanita (1,4:1,0). Insiden relatif cerebral palsy
yang digolongkan berdasarkan keluhan motorik adalah sebagai berikut: spastik
65%, atetosis 25%, dan ataktik 10%.5
3.3.Klasifikasi
1.Klasifikasi Cerebral Palsy berdasarkan Jumlah anggota tubuh yang
terlibat.1,2
Terbagi atas beberapa jenis yaitu 1,2 :
a. Quadriplegi
Kelainan tarjadi pada keempat anggota tubuh.
b. Diplegi
Kelainan terjadi pada keempat anggota gerak,dimana kedua tungkai lebih
berat dibandingkan kedua lengan.
c. Hemiplegi
Kelainan terjadi pada satu sisi tubuh, dimana lengan terlibat
dibandingkan tungkai.
d. Triplegi
Kelainan terjadi pada tiga anggota gerak,lebih sering kedua lengan
dibandingkan tungkai
e. Monoplegi
Kelainan terjadi pada salah satu anggota gerak,lebih sering pada lengan.

10

Gambar 3 . Klasifikasi Cerebral Palsy berdasakan anggota gerak yang terlibat


Dikutip dari: Cerebral Palsy Association of British Columbia. A Guide to
Cerebral Palsy. Funding graciously provided by The Hamber
Foundation. 2006: 3 : 7-19

2.Klasifikasi Cerebral Palsy berdasarkan Gangguan pergerakan.1,2


Terbagi atas beberapa jenis yaitu 1,2:
a. Spastic Cerebral Palsy
Spastic CP merupakan jenis yang paling banyak,terjadi sekitar 75 % dari
seluruh populasi CP dan disebabkan oleh lesi di korteks motorik.Spastik
otot yang kencang dan kaku dapat membatasi pergerakan. Otot normal
bekerja berpasangan, ketika yang satu berkontraksi maka yang lain
relaksasi untuk suatu gerakan yang diinginkan.Otot yang spastik menjadi
aktif bersamaan dan dapat menghambat pergerakan yang efektif.
Spastisitas juga menyebabkan kesulitan dalam mengontrol mulut dan
lidah. Spastisitas yang ringan dapat mempengaruhi hanya sedikit
pergerakan. Spastisitas dapat berubah sesuai waktu (pertambahan umur)

11

dapat juga berubah sesuai keadaan lingkungan seperti cuaca(panas,dingin)


cahaya (cahaya matahari) dan stimulansia.
b. Athetoid (Dyskinetic) Cerebral Palsy
Athetoid CP disebabkan oleh kerusakan pada basal ganglia pada
midbrain,dan menyebabkan kesulitan dalam mengontrol dan koordinasi
gerakan.Tidak terkontrolnya gerakan dapat cepat dan terhenti-henti atau
lambat dan menggeliat.Orang dengan CP jenis ini mempunyai kesulitan
duduk atau berjalan.Mereka juga mempunyai kesulitan berbicara yang
berhubungan dengan masalah kontrol otot wajah dan otot lidah.Jenis ini
terjadi sekitar 25% dari semua populasi CP.
c. Ataxic Cerebral Palsy
Ataxic CP adalah jenis yang paling sedikit,terjadi sekitar 5-10% dari
populasi CP dan disebabkan oleh kerusakan pada serebellum.Orang
dengan CP jenis ini mempunyai gangguan keseimbangan sensorik dan
proprioseptif. Mereka juga mempunyai kesulitan berjalan, sering berjalan
timpang, dan sulit mengerjakan yang memerlukan ketelitian, koordinasi
gerakan seperti menulis atau menjangkau dan menggenggam objek yang
halus.
d. Mixed type Cerebral Palsy
Bila mempengaruhi area otak yang berdampak pada tonus otot dan
pergerakan volunter maka dapat didiagnosa sebagai Mixed type CP. Pada
saat pertama yang sering adalah spastisitas,dengan gerakan involunter
yang menurun. Klasifikasi pada gangguan gerak dan jumlah anggota gerak
yang terlibat sering di gabungkan(contohnya:spastic diplegia).

3.Klasifikasi berdasarkan derajat kemampuan fungsional.2


a. Ringan
Penderita masih bisa melakukan pekerjaan / aktifitas sehari-hari sehingga
sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
b. Sedang
Aktifitas sangat terbatas.Penderita membutuhkan macam-macam bantuan
khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat
bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara khusus,diharapkan

12

penderita dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau berbicara sehingga


dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat dengan baik.
c. Berat
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak
mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain.Pertolongan atau
pendidikan khusus yang diberikan sangat sedikit hasilnya.Sebaiknya
penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan khusus.Rumah
perawatan khusus ini hanya untuk penderita dengan retardasi mental berat,
atau yang akan menimbulkan gangguan sosial emosional baik bagi
keluargannya maupun lingkungannya.
3.4.Etiologi
Cerebral palsy bukan merupakan satu penyakit dengan satu penyebab.
Cerebral palsy merupakan grup penyakit dengan masalah mengatur gerakan
,tetapi mempunyai penyebab yang berbeda. Untuk menentukan penyebab CP
harus digali mengenai hal : bentuk CP, riwayat kesehatan ibu dan anak,dan onset
penyakit.2,3
Cerebral palsy kongenital pada satu sisi lain tampak pada saat dilahirkan.
Pada banyak kasus, penyebab CP kongenital sering tidak diketahui. Diperkirakan
terjadi kejadianspesifik pada masa kehamilan atau sekitar kelahiran di mana
terjadi kerusakan pusat motorik pada otak yang sedang berkembang. Beberapa
penyebab CP kongenital adalah :2,3
a. Infeksi selama kehamilan.
Rubella dapat meninfeksi ibu hamil dan fetus dalam uterus, akan
menyebabkan kerusakan sistem saraf yang sedang berkembang. Infeksi lain
yang dapat menyebabkan cedera otak fetus meliputi cytomegalovirus dan
toxoplasmosis. Pada saat ini sering dijumpai infeksi maternal lain yang
dihubungkan dengan CP.2,3
b. Ikterus neonatorum
Pigmen bilirubin, yang merupakan komponen yang secara normal di jumpai
dalam jumlah kecil dalam darah, merupakan hasil produksi dari pemecahan
eritrosit. Jika banyak eritrosit mengalami kerusakan dalam waktu singkat,
misalnya dalam keadaan Rh/ ABO inkompabilitas, bilirubin indirek akan

13

meningkat dan menyebabkan ikterus. Ikterus berat dan tidak diterapi dapat
merusak sel otak secara permanen.2,3
c. Kekurangan oksigen berat pada otak atau trauma kepala selama proses
persalinan.
Ashyxia sering dijumpai pada bayi- bayi dengan kesulitan persalinan.
Ashyxia menyebabkan rendahnya suplai oksigen pada otak bayi pada periode
lama, anak tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal dengan
hipoksik iskemik encephalopathi. Angka mortalitas meningkat pada kondisi
asphyxia berat,tetapi beberapa

bayi yang bertahan hidup dapat menjadi

CP,dimana dapat bersama dengan gangguan mental dan kejang.


Kriteria yang digunakan untuk memastikan hipoksik intrapartum sebagai
penyebab CP:2
Metabolik asdosis pada janin dengan pemeriksaan darah arteri tali

pusat janin, atau neonatal dini pH = 7 dan BE = 12 mmol/ L.


Neonatal encephalopathy dini berat sampai sedang pada bayi > 34

minggu gestasi.
Tipe CP spastik quadriplegi atau diskinetik.
Tanda hipoksia pada bayi segera setelah lahir atau selama persalinan.
Penurunan detak jantung janin cepat, segera dan cepat memburuk
segera setelah tanda hipoksik terjadi dimana sebelumnya diketahui

dalam batas normal.


Apgar score 0-6 = 5 menit
Multi sistim tubuh terganggu segera setelah hipoksik
Imagin dini abnormalitas cerebral.
d. Stroke
Kelainan koagulasi pada ibu atau bayi dapat menyebabkan stroke pada fetus
atau bayi baru lahir. Perdarahan di otak terjadi pada beberapa kasus.Stroke
yang terjadi pada fetus atau bayi baru lahir, akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak dan menyebabkan masalah neurologis.Karena insiden infark
cerebri yang tidak dapat dijelaskan sering tampak pada pemeriksaan
neuroimaging pada anak dengan CP hemiplegi, diagnosis test untuk penyakit
koagulasi perlu dipertimbangkan.2,3
3.5. Faktor Resiko
Faktor resiko yang dapat terjadi sebagai komplikasi kelahiran yang dapat
menyebabkan CP :1,2

14

Selama Kehamilan (Antenatal )


Sesuatu yang cenderung menyebabkan berat badan bayi lahir rendah akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya CP.
Faktor-faktor selama kehamilan yang dapat meningkatkan terjadinya CP terdiri
dari:
1. Kelahiran kembar
2. Kerusakan plasenta yang dapat mengganggu pertumbuhan janin
3. Infeksi (Contoh:Rubella)
4. Nutrisi yang buruk
5. Terekspos zat-zat toxic,seperti nikotin dan alkohol
6. Ibu penderita diabetes,hipertiroid atau tekanan darah tinggi
7. Pembesaran prematur pada cervix yang menyebabkan kelahiran prematur
8. Kelainen biokimia genetik
9. Malformasi otak
10. Golongan darah Rhesus atau ABO yang tidak cocok antara ibu dan janin
11. Penyakit menular sexual (contoh:Gonorrhea,herpes simplex)

Selama Persalinan (Perinatal)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kelahiran prematur
Posisi yang abnormal pada bayi yang menyebabkan kelahiran yang sulit
Bentuk panggul sempit
Ruptur membran amniotik yang menyebabkan infeksi pada janin
Kekurangan oksigen yang berlangsung lama selama proses kelahiran
Pengaruh anastesi atau analgetik
Jaundice yang berat setelah lahir
Apgar scor yang rendah

Faktor resiko setelah kelahiran/usia 0-3 tahun (Postnatal)


1.
2.
3.
4.
5.

Infeksi,seperti meningitis
Perdarahan otak
Kelainan sistem saraf
Trauma kepala
Kekurangan oksigen (asfiksia) berhubungan dengan kecelakaan ,seperti

tenggelam
6. Keracunan
7. Kejang
3.6.Patogenesis6
Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube
yaitu induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3-4 masa gestasi dan induksi

15

ventral, berlangsung pada minggu ke 5-6 masa gestasi. Setiap gangguan pada
masa ini bisa mengakibatkan terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis
totalis,anensefali,hidrosefalus dan lain sebagainya.5
Fase selanjutnya terjadi priliferasi neuron,yang terjadi pada masa gestasi
bulan ke 2-4.Gangguan pada fase ini mengakibatkan mikrosefali,makrosefali.5
Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi
bulan ke 3-5.Migrasi terjadi melalui dua cara yaitu secara radial ( berdiferensiasi
dari daerah periventrikuler dan subventrikuler ke lapisan sebelah dalam korteks
serebri) dan migrasi secara tangensial (berdiferensiasi dari zone germinal menuju
ke permukaan korteks serebri).Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan
kelainan kongenital seperti polimikrogiri,agenesis korpus kallosum.5
Stadium organisasi terjadi pada masa gestasi bulan ke 6 sampai beberapa
tahun pascanatal.Gangguan pada stadium ini akan mengakibatkan translokasi
genetik,gangguan metabolisme.5
Stadium mielinisasi terjadi pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca
natal.Pada stadium ini terjadi proliferasi pada neuron dan pembentukan selubung
mielin.5
Kelainan neuropatologik yang terjadi tergantung pada berat dan ringannya
kerusakan.Jadi kelainan neuropatologik yang sangat kompleks dan difus yang bisa
mengenai korteks motorik,traktus piramidalis daerah paraventrikuler ganglia
basalis,batang otak dan serebelum.5
Anoksia serebri sering merupakan komplikasi perdarahan intraventrikuler
dan subependim.Asfiksia perinatal sering berkombinasi dengan iskemi yang bisa
menyebabkan nekrosis.5
Kern ikterus secara klinis memberikan gambaran kuning pada seluruh
tubuh dan akan menempati ganglia basalis, hipokampus,sel-sel nukleus batang
otak, bisa menyebabkan cerebral palsy tipe athetoid, gangguan pendengaran dan
mental retardasi.5
Infeksi otak dapat mengakibatkan perlengketan meningen, sehingga terjadi
obstruksi ruangan subarachnoid dan timbul hidrosefalus. Perdarahan dalam otak
bisa meninggalkan rongga yang berhubungan dengan ventrikel.5
Trauma lahir akan menimbulkan kompresi serebral atau perobekan
sekunder. Trauma lahir ini menimbulkan gejala yang ireversibel. Lesi ireversibel

16

lainnya akibat trauma adalah terjadi sikatriks pada sel-sel hipokampus yaitu pada
kornu ammonis yang akan bisa mengakibatkan bangkitan epilepsi.5
3.6.Gambaran Klinis 1,2,3,5
Gambaran klinis cerebral palsy tergantung dari bagian dan luasnya
jaringan otak yang mengalami kerusakan:
1. Tonus otot yang abnormal yang paling sering diiringi oleh kelemahan otot
(paralisis), dapat berbentuk hemiplegi, quadriplegi, diplegi, monoplegi,
triplegi. Kelumpuhan ini mungkin bersifat
campuran.Kelemahan

otot

diyakini

flaksid,spastik atau
dapat

menyebabkan

ketidakseimbangan pada sendi. Keadaan ini dapat membentuk pola pada


gerakan .Pola-pola yang sering ada pada anak CP adalah scissoring,
guarding pada anggota gerak atas, extensor posturing, atau proximal
fixing. Beberapa pola dapat berbentuk komponen yang mirip dengan
refleks primitif seperti asymmetric tonic neck reflex (ATNR), symmetric
tonic neck reflex (STNR) atau tonic labyrinthine reflex (TLR).
2. Gerakan involunter
Dapat berbentuk atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat
bersifat flaksid, rigiditas, atau campuran.
3. Ataksia
Gangguan koordinasi ini timbul karena kerusakan serebellum.Penderita
biasanya

memperlihatkan

tonus

yang

menurun

(hipotoni)

dan

menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat.Mulai berjalan


sangat lambat,dan semua pergerakan serba canggung.
4. Kejang
Dapat bersifat umum atau fokal.
5. Gangguan perkembangan mental
Retardasi mental ditemukan kira-kira pada 1/3 dari anak dengan cerebral
palsy

terutama

pada

grup

tetraparesis,

diparesis

spastik

atau

ataksia.Cerebral palsy yang disertai dengan retardasi mental pada


umumnya disebabkan oleh anoksia serebri yang cukup lama, sehingga
terjadi atrofi serebri yang menyeluruh. Retardasi mental masih dapat
diperbaiki bila korteks serebri tidak mengalami kerusakan menyeluruh
dan masih ada anggota gerak yang dapat digerakkan secara vounter.

17

Dengan

dikembangkannya

gerakan-gerakan

tangkas

oleh

anggota

gerak,perkembangan mental akan dapat dipengaruhi secara positif.


6. Mungkin didapat juga gangguan penglihatan (misalnya hemianopsia,
strabismus atau kelainan refraksi), gangguan bicara,gangguan sensibilitas.
7. Problem emosional terutama pada saat remaja.
3.8.Prosedur Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap tentang riwayat
kehamilan, perinatal dan pascanatal, dan memperhatikan faktor risiko terjadinya
cerebral palsy. Juga pemeriksaan fisik lengkap dengan memperhatikan
perkembangan motorik dan mental dan adanya refleks neonatus yang masih
menetap.Pada bayi yang mempunyai risiko tinggi diperlukan pemeriksaan
berulang kali, karena gejala dapat berubah, terutama pada bayi yang dengan
hipotoni, yang menandakan perkembangan motorik yang terlambat; hampir semua
cerebral palsy melalui fase hipotoni. 2,5
Pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan adalah foto polos kepala,
pemeriksaan pungsi lumbal. Pemeriksaan EEG terutama pada penderita yang
memperlihatkan gejala motorik,seperti tetraparesis, hemiparesis, atau karena
sering disertai kejang. Pemeriksaan ultrasonografi kepala atau CT Scan kepala
dilakukan untuk mencoba mencari etiologi.2,5
Pemeniksaan psikologi untuk menentukan tingkat kemampuan intelektual
yang akan menentukan cara pendidikan ke sekolah biasa atau sekolah luar biasa .
2,5

3.9.Diagnosa Banding 6,8


1. Brain tumor
2. Congenital ataxia
3. Glutaric aciduria
4. Metachromatic leukodystrophy
5. Mucopolysaccharidosis
6. Phenylketonuria
7. Spina bifida
8. Spinal cord injury and malformation
9. Subdural hematoma
10. Tay-Sachs disease
3.10.Penatalaksanaan

18

Tujuan penatalaksanaan pada penderita CP adalah untuk memperbaiki


kemampuan anak sehingga dapat menjalani hidup mendekati kehidupan
normal.Tidak ada standar terapi yang diterapkan,sehingga penatalaksanaannya
dilakukan oleh tim kerja profesional:
Anggota tim tersebut dapat meliputi:18
Dokter (spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, spesialis anak,
spesialis saraf, spesialis orthopedi, spesialis bedah saraf ,spesialis THT,

spesialis mata, spesialis jiwa,dll)


Dokter umum pelatihan Rahabilitasi Medik
Perawat Rehabilitasi
Psikolog
Terapist : Fisioterapis, Terapis Okupasi, Terapis Wicara
Teknisi prostesis ortotis
Pekerja sosial medis
Orang tua penderita dan keluarga atau pengasuhnya merupakan anggota

utama dalam tim ,dan mereka akan terlibat langsung dalam semua
perencanaan,membuat
dilakukan.Beberapa

keputusan
peneliti

dan

penerapan

menunjukkan

bahwa

terapi

yang

keterlibatan

akan

keluarga

merupakan hal yang penting bagi anak penderita CP untuk dapat mencapai
keberhasilan terapi dalam waktu jangka panjang.Sehingga membantu anak CP
dapat mencapai usia lebih dewasa dengan seminimal mungkin tergantung
terhadap orang lain.
Jenis terapi yang dilakukan dapat dikelompokkan sebagai berikut:1,2,3,5
1. Medikamentosa
Anak-anak diberikan

terapi

medikasi

adalah

untuk

keadaan

yang

berhubungan dengan cerebral palsy seperti kejang.Obat-obatan dapat juga


diresepkan untuk mengontrol spstisitas,khususnya yang mengiringi tindakan
bedah.Terapi medikamentosa yang banyak digunakan adalah :
Diazepam (Valium):sebagai general
relaxant pada otak dan
tubuh.Pada anak usia < 6 bulan tidak direkomendasikan, sedangkan
pada anak usia > 6

bulan diberikan dengan dosis 0,12 0,8

mg/KgBB/hari per oral di bagi dalam 6- 8 jam,dan tidak melebihi 10


mg /dosis.2

19

Baclofen (Lioresal):memblok hantaran signal dari medulla spinalis


ke otot yang berkontraksi.Dapat diberikan melalui oral atau melalui
infus dengan implant pump langsung kedalam cairan serebrospinal
.Terapi ini khususnya diberikan pada pasien dengan spastisitas pada
lengan bawah. Dosis obat yang dianjurkan pada penderita CP adalah
sebagai berikut :2
2- 7 tahun : dosis 10-40 mg/ hari per oral, dibagi dalam 3-4
dosis. Dosis dimulai 2,5 5 mg per oral per hari, kemudian
dosis dinaikkan 5 15 mg/ hari,maksimal 40 mg/ hari.
8- 11 tahun : dosis 10 60 mg/ hari per oral, dibagi dalam
3-4 dosis.Dosis dimulai 2,5 5 mg per oral 3 kali per hari,
kemudian dosis dinaikkan 5- 15 mg/ hari, maksimal 60
mg /hari.
> 12 tahun :dosis 20 80 mg / hari per oral, dibagi dalam 3-4
dosis.Dosis dimulai 5 mg per oral 3 kali per hari, kemudian

dosis dinaikkan 15 mg/ hari,maksimal 80 mg/hari.


Dantrolene( Dantrium): menghalangi proses kontraksi otot. Dosis
yang dianjurkan dimulai dari 25 mg /hari,maksimal 40 mg / hari.2
Obat obat antikholinergik, seperti Trihexyphenidyl,Benztropin dan
Procyclidine

Hydrochloride

kadang-kadang

diresepkan

untuk

membantu mengurangi gerakan abnormal pada pasien cerebral palsy

yang athetoid.1,2
Botulinum toxin (Botox) sebagai agen muscle ralaxan dapat di
tambahkan dengan cara menginjeksikan ke dalam otot untuk
merelaksasikannya. Pemakaian botulinum toxin efektif untuk keadaan
hiperakif dan spastik otot.Digunakan pada anak yang berusia lebih
dari 2 tahun.Penggunaan Botox

yang bijaksana dapat mencegah

intervensi pembedahan.1,2
2. Bedah
Bedah orthopedi
Bedah orthopedi dapat membantu melawan pengaruh kerusakan
akibat spastik pada tulang belakang, panggul dan tungkai.

20

Pembedahan dapat memperpanjang atau mentransfer tendon yang

membantu pergerakan anak menjadi lebih mudah.1,2


Bedah saraf
Bedah saraf melibatkan pembedahan pada akar saraf tulang belakang
yang mengontrol tonus otot. Selective dorsal root rhizotomy bertujuan
untuk mengurangi spastisitas pada tungkai melalui pengurangan
jumlah stimulasi yang mencapai otot tungkai melalui saraf.Pada
beberapa pasien tindakan ini dapat menurunkan spastisitas,khususnya

pada pasien dengan spastik diplegi.1,2


Baclofen Intratekal
Baclofen Intratekal adalah prosedur operasi dimana pompa ITP
dimasukkan ke dalam abdomen dengan kateter yang menuju ke
dalam spinal canal. Baclofen intratekal diberikan pertama kali sejak
tahun 1980 sebagai obat untuk mengendalikan spasme otot berat
akibat trauma pada tulang belakang.Sejak tahun 1990, metode
pengobatan ini mulai digunakan untuk koreksi pada penderita CP dan
menunjukkan efikasi yang baik.1,2

3. Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
Jangkauan fisioterapi tergantung pada derajat spastisitas, hipotoni, dan
gangguan motorik.Pentingnya pengaruh terapetik pada fisioterapi adalah
untuk mempertahankan jangkauan gerakan sendi dan dengan demikian dapat
mencegah kontraktur.Beberapa ahli dan terapis merasa bahwa fisioterapi yang
sungguh-sungguh dapat membantu memelihara hubungan di otak, walaupun
ini masih kontroversi. Dapat meningkatkan kemahiran yang lain seperti
berjalan, postur tubuh, dan keseimbangan yang dapat dibantu melalui
fisioterapi. Kekuatan dan inisiatif program fisioterapi sangat membantu dalam

kehidupan anak-anak dengan cerebral palsy. 1,2,5,18


Terapi okupasi
Terapi okupasi membantu anak-anak cerebral palsy dengan kemahiran yang
dibutuhkan sehari-hari di sekolah dan di rumah seperti makan, menulis, dan
kemampuan bekerja.Pada bayi,terapi okupasi dapat menyiapkan bantuan
dalam makan pada anak-anak dengan refleks mengisap yang buruk. 1,2,5,18

21

Terapi wicara
Gangguan berbicara dan berbahasa dapat terlibat dalam perkembangan dan
kemajuan produksi bicara.Penggunaan teknik yang berbeda pada gangguan
bicara dapat menolong meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
bahasa.Peranan ahli tidak hanya terbatas pada bahasa,tetapi juga mengajarkan
pasien tehnik berkomunikasi untuk memfasilitasi kemampuan berkomunikasi.
1,2,5,18

Terapi psikososial
Terapi ini dilengkapi terapi rehabilitasi ,yang dilakukan oleh seorang
psikolog.Bimbingan emosional dan psikologikal mungkin dibutuhkan pada
seiap usia yang seringkali mengalami masa-masa sulit pada usia remaja
sampai dewasa muda. 1,2,5,18

Prostestis ortosis
Dalam hubungannya dengan terapi medik,bedah dan intervensi terapi
lain,ortosis berperan penting dalam managemen fisik pada anak-anak dengan
CP.Ortosis dibuat dengan satu atau dua tujuan,salah satunya adalah untuk
mempengaruhi struktur tubuh atau untuk membantu fungsi.Pada anak-anak
CP lebih sering digunakan untuk keduanya.Pada anggota gerak bawah tujuan
penggunaan

ortotik

adalah:untuk

mengkoreksi

atau

mencegah

deformitas,untuk pendukung tubuh,untuk memperlancar kemampuan,dan


untuk meningkatkan efisiensi berjalan 1,12,13,18
3.11.Prognosis
Prognosis tergantung pada gejala dan tipe cerebral palsy. Di Inggris dan
Skandinavia 20 - 25% pasien dengan cerebral palsy mampu bekerja sebagai buruh
penuh;

sebanyak 30-35% dari semua pasien cerebral palsy dengan retardasi

mental memerlukan perawatan khusus.


fungsionil yang ringan.

Prognosis paling baik pada derajat

Prognosis bertambah berat apabila disertai dengan

retardasi mental, bangkitan kejang, gangguan penglihatan dan pendengaran.2,5


Pengamatan jangka panjang

menyebutkan adanya tendensi perbaikan

fungsi koordinasi dan fungsi motorik dengan bertambahnya umur pasien cerebral
palsy yang mendapatkan rehabilitasi yang baik .2,5

22

IV.METODE TERAPI PADA PASIEN CEREBRAL PALSY 3,7,9,10,11,14,15,16,17


IV.1. NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT/ NDT (BOBATHS)
Metode Neurodevelopmental Treatment (NDT) atau Bobath yaitu suatu
teknik yang dikembangkan oleh Karel dan Bertha Bobath pada tahun
1997.Metode ini khususnya ditujukan untuk menangani gangguan sistem saraf
pusat pada bayi dan anak-anak.Agar lebih efektif penanganan harus dimulai
secepatnya,sebaiknya sebelum anak berusia 6 bulan.Hal ini sesungguhnya masih
efektif untuk anak-anak pada usia yang lebih tua,namun ketidak normalan akan
semakin tampak seiring dengan bertambahnya usia anak dengan cerebral palsy
dan biasanya membawa terapi pada kehidupan sehari-hari sangat sulit
dicapai.Metode ini dimulai dengan mula-mula menekan reflek-reflek abnormal
yang patologis menjadi penghambat terjadinya gerakan-gerakan normal.Anak
harus ditempatkan dalam sikap tertentu yang dinamakan Reflex Inhibiting Posture
(RIP) yang bertujuan untuk menghambat tonus otot yang abnormal.9,16
Handling digunakan untuk mempengaruhi tonus postural,mengatur
koordinasi,menginhibisi pola abnormal,dan memfasilitasi respon otomatis
normal.Dengan handling yang tepat tonus serta pola gerak yang abnormal dapat
dicegah sesaat setelah terlihat tanda-tandanya.9,16
Key Point of Control yaitu titik yang digunakan terapis dalam inhibisi dan
fasilitasi. Key Point of Control (KPC) harus dimulai dari proksimal ke
distal/bergerak mulai dari kepala leher-tubuh kaki dan jari kaki.Dengan bantuan
KPC pola inhibisi dapat dilakukan pada penderita cerebral palsy dengan
mengarahkan pada pola kebalikannya.16
Metode NDT mempunyai beberapa teknik :16
a. Inhibisi dari postur yang abnormal dan tonus otot yang dinamis,
b. Stimulasi terhadap otot-otot yang mengalami hipertonik,
c. Fasilitas pola gerak normal.
Prinsip-prinsip NDT :16

23

a. Kemampuan mekanik setelah mengalami lesi atau dengan menggunakan


penanganan yang tepat memungkinkan untuk diperbaiki.
b. Lesi pada susunan saraf pusat menyebabkan gangguan fungsi secara
keseluruhan namun dalam NDT yang ditangani adalah motorik.
c. Spastisitas dalam NDT dipandang sebagai gangguan dari sikap yang normal
dan kontrol gerakan.
d. Pembelajaran pada gerakan yang normal merupakan dasar gerakan dapat
dilakukan jika tonus normal.
e. Mekanisme postural refleks yang normal merupakan dasar gerakan yang
normal.
f. Otot tidak tahu fungsi masing-masing otot tapi pola gerakannya.
g. Gerakan dicetuskan si sensoris dilaksanakan oleh motorik dan dikontrol oleh
sensoris.
Tujuan konsep NDT:16
a. Memperbaiki dan mencegah postur dan pola gerakan abnormal.
b. Mengajarkan postur dan pola gerakan yang normal.
Prinsip terapi dan penanganan:16
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Simetris dalam sikap dan gerakan


Seaktif mungkin mengikutsertakan sisi yang sakit pada segala kegiatan
Pemakaian gerakan-gerakan ADL dalam terapi.
Konsekuensi selama penanganan (ada tahap-tahap dalam terapi )
Pembelajaran bukan diarahkan pada gerakannya,tetapi pada perasaan gerakan.
Terapi dilakukan secara individu.

Teknik Terapi :16


Metode NDT mempunyai beberapa teknik :
a. Inhibisi dari postur yang abnormal dan tonus otot yang dinamis.
Suatu upaya untuk menghambat dan menurunkan tonus otot.Tekniknya disebut
Reflex Inhibitory Pattern.Perubahan tonus postural dan patern menyebabkan
dapat bergerak lebih normal dengan menghambat pola gerak abnormal menjadi
sikap tubuh yang normal dengan menggunakan teknik Reflex Inhibitory
Pattern.
b. Fasilitasi pola gerak normal

24

Upaya untuk mempermudah reaksi-reaksi automatik dan gerak motorik yang


sempurna pada tonus otot normal. Tekniknya disebut Key Point of
Control.Tujuannya :

Untuk memperbaiki tonus postural yang normal.


Untuk memelihara dan mengembalikan kualitas tonus normal.
Untuk memudahkan gerakan gerakan yang disengaja ,diperlukan dalam

aktifitas sehari-hari.
c. Stimulasi terhadap otot-otot yang mengalami hipertonik
Yaitu upaya untuk memperkuat dan meningkatkan tonus otot melalui
proprioseptif

dan

taktil.Berguna

untuk

meningkatkan

reaksi

pada

anak,memelihara posisi dan pola gerak yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
secara otomatis.
IV.2.

SENSORIMOTOR APPROACH TO TREATMENT (ROOD)

Dikembangkan

oleh

Margaret

Rood,

seorang

fisioterapis

dan

okupasiterapis sejak tahun 1960-an. Sebenarnya metode ini dikembangkan untuk


penderita cerebral palsy tetapi dapat diterapkan untuk semua kelainan kontrol
motorik akibat gangguan otak. Premis dari pendekatan Rood bahwa kontrol
motorik berkembang dari reflek-reflek dasar pada saat bayi yang
secara bertahap dimodifikasi melalui stimulasi sensorik hingga
dicapai kontrol yang lebih tinggi dengan gerakan yang disadari
dan fungsional. Sehingga jika diaplikasikan stimulus sensorik
yang benar pada reseptor yang tepat akan merangsang proses
perkembangan dari gerakan yang bersifat reflek ke gerakan
yang terkontrol.17
Prinsip dari pendekatan metode Rood ini adalah:17
1. Proses perbaikan tonus dan gerakan fungsional dicapai dengan
stimulasi sensorik benar yang mana dipercaya oleh Rood
merupakan langkah perkembangan yang paling awal dalam
memperoleh kontrol motorik yang baik melalui teknik-teknik
fasilitasi dan inhibisi.

25

Metode fasilitasi|
Fast brushing
Adalah penyikatan rambut-rambut atau kulit pada otot dengan
menggunakan sikat yang berputar yang digunakan pada tiap
area kulit di atas otot-otot yang akan diragsang.Penyikatan
dilakukan 5 detik dalam setiap area.Jika ada respon terhadap
penyikatan setelah 30 detik,penyikatan diulangi 3-5 kali.Fast
brushing merupakan rangsang ambang tinggi terhadap seratserat sensorik ukuran C.Fast brushing akan menstimulasi rami
poterior

primer

yang

berbatasan

vertebralis,otot-otot punggung

dengan

columna

bagian dalam .Fast brushing

harus dilakukan hati-hati .Apabila penyikatan dilakukan pada


pinna telinga dapat merangsang nervus vagus sehingga dapat
menyebakan gangguan fungsi kardiorespirasi (bronkokontriksi
dan perlambatan kerja jantung).Fast brushing pada rami
posterior primer dari L1-2 akan menyebabkan pengosongan
BAB dan BAK.Pada S2-4 akan menyebabkan retensi vesika
urinaria.

Fasilitasi termal
Dilakukan engan menggunakan es.Fasilitasi ini digunakan
untuk

menstimulasi

merupakan

stimulus

respon
yang

tonik

melalui

berbahaya

serabut
karena

C.Es
dapat

menyebabkan respon protektif dan vasokontriksi.


Metode Inhibisi
Metode ini digunakan untuk mengurangi nyeri dai otot-otot
spastik dari bahu.Dapat dilakukan dengan cara pasien berguling
secara perlahan pada satu sisi.Terapis memegang bahu dan
panggul

secara

menimbulkan

perlahan

relaksasi.Ayunan

menggulingkannya
secara

perlahan

sehingga
pada

kursi

goyang dapat menimbulkan relaksasi tetapi kecepatan harus di

26

monitor dengan baik.Sebab bila ayunan dapat memfasilitasi


stimulasi vestibular.17
2. Kontrol sensorimotorik berdasarkan prinsip-prinsip tumbuh
kembang.
3. Gerakan harruslah bertujuan.Fokus penganan adalah batang
tubuh,ekstremitas atas dikontrol oleh subkortikal.
4. Penanggulangan respon sensomotorik diperlukan untuk proses
latihan
4.3.

SENSORY INTEGRATION APPROACH (AYRES)


Ayres (1972) mendefinisikan Sensory Integration sebagai : Proses

neurologis individu dalam mengorganisasikan sensasi dari dalam diri dan dari
lingkungan sekitar dan dapat digunakan secara efektif dalam lingkungannya.11,15
Informasi sensorik
Melalui panca indra ,manusia memperoleh informasi tentang kondisi fisik
dan lingkungan yang berada disekitarnya.Informasi sensorik yang diterima akan
masuk ke otak tidak hanya melalui mata ,telinga ,dan hidung tapi masuk
melalui seluruh badan.11,15
Informasi sensorik (sensory information)berasal dari :15

Mata (visual)
Telinga (auditory)
Hidung (olfactory)
Lidah (gustatory)
Kulit(tactile)
Otot dan persendian (proprioceptive)
Keseimbangan /balance (vestibular)

Tiga postulat utama pada teori Sensoric Integration adalah :11


1. Belajar adalah tergantung pada kemampuan untuk mengambil dan sensasi
proses dari gerakan dan lingkungan dan menggunakannya untuk
merencanakan dan mengatur perilaku.

27

2. Individu yang memiliki kemampuan untuk memproses sensasi yang


menurun mungkin juga kesulitan menghasilkan tindakan yang tepat,yang
pada gilirannya dapat mengganggu belajar dan perilaku.
3. Sensasi ditingkatkan ,sebagai bagian dari kegiatan yang beararti bahwa
hasil adaptif interaksi,meningkatkan kemampuan untuk memproses
sensasi,dengan demikian meningkatkan belajar dan perilaku.
Proses sensorik
Menurut Ayres proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau
mengorganisasikan input sensorik yang diterima.Biasanya proses ini terjadi secara
otomatis,misalnya ketika mendengar suara kicauan burug,otak langsung
menterjemahkan sebagai bahasa atau suara binatang.11,15
Proses sensorik diawali dengan penerimaan input(registration),yaitu
individu menyadari akan adanya input.Proses selanjutnya adalah orientation,yaitu
tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk.Tahap berikutya,kita
mulai mengartikan input tersebut(interpretation).Selanjutnya adalah tahap
organization, yaitu tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau
mengabaikan input ini .Tahap terakhir adalah execution,yaitu tindakan nyata yang
dilakukan terhadap input sensorik tadi.Proses penerimaan input dapat dilihat pada
tabel berikut ini :11,15

Gambar 4. Tabel Proses Penerimaan Input


Dikutip dari : Roley SS.Understanding Ayres sensory Integration. AOTA
continuing Educatin Article. 2007: 12: 1-8

28

Terapi okupasi dengan pendekatan Sensory Integration


Anak dengan gangguan SI tidak dapat beradaptasi secara optimal,hal ini
daat disebabkan karena fungsi neurologisnya tidak mengembangkan proses untuk
mengintegrasikan input sensorik dari lingkungannya.Individu ini membutukan
lingkungan yang khusus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan neurologisnya.Jika
lingkungan disiapkan dengan benar (sesuai dengan kebutuhannya) ,maka individu
tersebut dapat mengintegrasikan input yang diterima dan berespon secara tepat
(adaptif).11,15
Interaksi anak dengan lingkungan sangat membantu dalam perkembangan
otaknya.Seorang anak yang normal,tidak perlu mengikuti terapi karena
lingkungan

menyediakan

semua

kebutuhan

untuk

perkembangn

fungsi

neurologisnya.Lain halnya anak dengan kebutuhan khusus,mereka memerlukan


perlakuan khusus agar mereka dapat merespon input untuk dapat diolah,input
yang tersedia :input proprioseptif berupa perlengkapan main,yaitu luncuran,input
vstibular berupa berbagai macam bentuk ayunan,trampolin. Input taktil diwakili
oleh bermacam-macam tekstur ,permukaan lantai,kain dan lain-lain.11,15
Ciri dari terapi Sensory Integration adalah :11,15

Anak merasakanan terlibat dengan input yang ada di sekitarnya (sensory

enriched)
Fungsi dari terapis adalah sebagai fasilitator dan anak yang menentukan
arah/keinginannya. Prinsip ini yang membedakan terapi sensory integration
dengan pendekatan terapi behaviour (Applied Behaviour Analysis/ABA). Pada
terapi ABA, kurikulum terapi di tetapkan oleh terapis dan anak-anak

digambarkan sebagai sosok yang pasif.


Tidak boleh memaksakan kehendak,karena fungsi terapis hanya sebagai

fasilitator, anak yang menentukan.


Just the right challenge: tingkat kesulitan harus selangkah lebih maju
dibandingkan kemampuan anak sekarang.Tantangan yang diberikan tidak

terlalu sulit tapi juga memiliki kemungkinan gagal.


FUN,arti kata FUN ini adalah permainan harus menyenangkan dari sudut
pandang anak,bukan dari sudut pandang terapis.

29

Beberapa teknik yang digunakan dalam terapi okupasi dengan pendekatan SI:11,15

Wilbarger protocol
MORE (Motor,Oral Respiratory and Eye Coordination)
Listening therapeutic
Sensory base activity

4.4. VOJTA APPROACH


Metode Vojta adalah pemeriksaan yang penting bagi seorang dokter untuk
mengevaluasi perkembangan anak mulai dari lahir .Pemeriksaan ini juga dapat
dijadikan sebagai global therapy yang efisien bagi physiotherapist yang dapat
digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan.14
Terapi dasarnya adalah pada refleks lokomotor terhadap:14

Modifikasi aktifitas refleks pada anak-anak dan mengarah pada perkembangan

fungsi neuromotor melalui induksi langsung pada aktifitas neurologi sentral.


Modifikasi pada automatisme spinal pada lesi di medulla spinalis.
Mengontrol pernafasan untuk meningkatkan vital capacity.
Mengontrol reaksi neurovegetatif dan meningkatkan pertumbuhan yang

harmonis pada sistem anatomi lokomotor.


Mencegah kelainan orthopedi yang sering terjadi pada keadaan yang berat.
Indikasi teknik Vojta:14

Gangguan koordinasi yang sedang sampai berat


Gangguan koordinasi ringan tetapi ada asimetri
Cerebral palsy
Torticolis otot dan neurogen
Paralisis perifer pada anak atau dewasa
Spina bifida
Myopathi kongenital
Morbus,Down sindrome dan motor delay
Gangguan postural
Hip dysplasies
Hemiplegi

30

Fisioterapi

berdasarkan

Vojta,terdiri

dari

aktivitas

kompleks

neurovegetatif,sensori dan reaksi motorik yang dapat dimulai secara l area tubuh
kemudian menyebar luas kesebagian tubuh atau keseluruh tubuh.14

31

Gambar 5 .Fisioterapi berdasarkan metode Vojta


Dikutip dari : Posmodev [ homepage on the internet ] .The Vojta
Concept
[cited
2012
Jan
12
].
Available
from:
http://posmodev.pagesperso-orange.fr/vojcongb.html

32

4.5.

PATTERNING THERAPY ( GLENN DOMAN)


Glenn Doman merupakan pendiri Institute for the Achievement of Human

Potential (IAHP) yang terkenal dengan konsep pengajaran berdasarkan tingkat


perkembangan otak anak yang masih terbatas.Ia meyakini bahwa metode
pengajaran konvensional sangat mengeksploitasi gairah anak untuk memiliki
kemampuan pengetahuan dan keterampilan lain.7,10
Metode ini mulai dikenal pada 1960 an di Itali dengan mendasarkan pada
pemberdayaan anak untuk ikut berpartisipasi dalam proses belajar.Anak dilatih
untuk bekerja mengamati sesuatu berdasarkan rencana belajar dan waktu yang
disusun.7,10
Metode ini melakukan semacam reformating pada otak
anak-anak, mendayagunakan bagian otak yang sehat dengan
membuka kanal baru di otak sehingga bisa mem bypass bagian
otak yang rusak.Serangkaian gerak dasar yang harus dilakukan
merayap dan merangkak untuk melancarkan aliran darah ke kaki
dan tangan yang kerap bertemperatur lebih rendah dibandingkan
suhu di tubuh.Ini juga untuk mempererat sambungan central
nervous system dan peripheral nervous system yang kadang
sekrup penghubungnya dol (too lose) atau terlalu keras (too
tight) sehingga kelenturan geraknya berkurang.7,10
Glenn Doman yang telah berusia 85 tahun, pendiri The
Institute for The
Achievement of Human Potential di Philadelphia, puluhan tahun
meneliti perkembangan otak anak, khususnya anak yang terkena
cedera otak. Dia mengatakan bahwa otak anak, bahkan yang
sudah dibedah hemisferektomi (dibuang setengah fisik) otaknya
pun masih bisa mempunyai kemampuan sama dengan anak
dengan otak utuh.7,10
Begitu pula praktisi Metode Glenn Doman, Irene F Mongkar,
mengatakan bahwa otak anak sejak usia nol tahun, bahkan sejak
dalam

kandungan

di

stimulus

sehingga

sel-sel

otaknya

33

berkembang dengan cepat. Karena itu, terdapat anak berumur


2,5 tahun sudah dapat membaca buku.Perkembangan fisik otak
yang sangat pesat terjadi pada saat bayi lahir hingga usia 18
bulan. Jika sewaktu lahir otak anak sudah sebesar 25 % dari otak
orang dewasa (sekitar 350 gram), pada usia 18 bulan otak anak
berkembang dua kali lipatnya. Otak anak terus berkembang dan
pada umur enam tahun sudah mencapai 90% dari berat otak
orang dewasa. Otak anak akan mencapai perkembangan 100 %
pada umur 18 tahun (sekitar 1,4 kilogram).7,10
Pada saat kelahiran, otak bayi mengandung 100 miliar sel
aktif. Ahli neurobiologi dari Universitas California Berkeley, Carla
Shatz,

seperti

dikutip

majalah

Time

(Februari

1997)

menyebutkan, terdapat pula satu triliun sel glia (perekat) yang


membentuk semacam sarang untuk melindungi dan memberi
makan sel aktif itu. Bahkan, menurut ahli psikologi dari Inggris,
Tony Buzan, masing-masing

sel aktif itu mampu membuat

20.000 sambungan yang berbeda dengan sel-sel lainnya.7


Kemampuan otak anak luar biasa. Apalagi jika orangtua
mampu memberi rangsangan maksimal pada otak, terutama
hingga usia 18 bulan. Jika tidak dirangsang, otak anak bisa
menderita. Para peneliti dari Baylor College of Medicine pernah
menemukan, otak anak akan mengecil 20% - 30% dari ukuran
normal jika anak jarang diajak bermain atau disentuh .7
Glenn Doman memberikan panduan napak tilas. yaitu dari
patterning(memanipulasi anggota badan dan kepala dalam gerak
yang

ritmit),

merayap,merangkak,

stimulasi

reseptif

yang

merangsang visual, perabaan, dan pendengaran anak, kegiatan


ekspresif, masking (bernapas ke dalam masker oksigen untuk
meningkatkan banyaknya oksigen terhirup, yang dipercaya
meningkatkan aliran darah di otak), berayun pada palang, dan

34

kegiatan

gravitasi

prinsipnya

dan

metode

antigravitasi.

yang

diajarkan

Intinya
Glenn

yaitu,

Doman

pada
adalah

menstimulasi otak secara maksimal untuk membuat jembatanjembatan baru menutupi bagian otak yang cedera.7
Cara Kerja Metode Glenn Doman
Metode

ini

dilakukan

secara

bertahap

yaitu

dengan

menggunakan beberapa alat media berupa flash card (kata yang


ditulis pada karton putih denganukuran huruf T: 12.5 cm dan L:
10 cm, huruf ditulis dengan warna merah dan menggunakan
huruf kapital) dan dot card (jumlah angka yang ditulis pada
karton putih dengan ukuran 28 x 28 cm dengan menggunakan
titik bulat berbentuk bola berwarna merah. Ini digunakan untuk
mengajar berhitung). Pengajaran membaca pada anak ini perlu
dilakukan

dalam

beberapa

tahap.

Pertama

yaitu

dengan

mengenalkan kata maksimal tiga kali sehari dengan jumlah lima


kata. Hal itu dilakukan dengan duduk berhadapan antara ibu dan
anak

dengan

jarak

sampai

dengan

1.5

meter,dalam

mengajarkan anak dalam keadaaan rileks dan mau bermain


flashcard, ibu menyiapkan 5 atau 10 kartu dari kelompok yang
sama

misalnya

kelompok

buah,apabila

diperlukan

dapat

memberikan anak kartu yang bergambar, anak tidak boleh


mengikuti apa yang diucapkan oleh ibu, saat mem-flash dengan
kecepatan tidak lebih dari 1 detik untuk tiap tulisan dan gambar
karena dengan kartu yang yang cepat ini akan memicu otak
kanan

untuk

bekerja

menerima

informasi

yang

ada

di

flashcard,apabila sudah selesai maka tunjukkan rasa senang ibu


dengan memuji, memeluk dan mencium anak, mem-flash
dilakukan setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah satu
minggu diganti dengan kata lain yang berbeda, begitu pula
selanjutnya.

Orangtua

ataupun

terapis

terjun

di

dalam

35

pengajaran tersebut. Tanpa ada tekanan ataupun pemaksaan


pada anak. Pengajaran dilakukan dengan sambil bermain agar
anak dapat merespon dengan baik apa yang telah diajarkan pada
anak tersebut.7
Dalam mengajar dengan menggunakan metode Glenn
Doman terdapat
beberapa tahap yaitu:7
1. Tahap satu Words (kata)
a. Membuat 15 kata dibagi dalam 3 set yaitu: set A, set B
dan set C
b. Angkat salah satu kata, misalnya mama dan katakan
pada anak ini
dibaca mama

Memberikan tidak lebih dari satu detik


Mengambil kartu dari belakang
Wajah anak pun perlu diperhatikan dengan baik dan
serius,

karena

sang

ibu

atau

terapis

dapat

mengetahui kata mana yang disukai oleh anak.


Tidak boleh meminta anak mengulang kata-kata yang

ibu atau terapis bacakan.


Setelah membaca lima kata, sang ibu atau terapis
berhenti untuk memberi kata kembali, lalu peluk
anak

dengan

hangat,

hal

ini

menunjukan

kebahagiaan dan kegembiraan sang ibu atau terapis


dengan nyata dan luar biasa, sehingga anak dapat
memahami dan merasakan bahwa kegiatan tersebut
membuat sang ibu atau terapis gembira.
c. Hari pertama set A sebanyak tiga kali.
d. Hari kedua set A sebanyak tiga kali dan ditambah set B
tiga kali

36

e. Hari ketiga set A sebanyak tiga kali, set B sebanyak tiga


kali dan set C
sebanyak 3 kali juga
f.

Hari keempat sampai hari ke enam sama seperti hari ketiga

2. Tahap dua Couplets (untaian kata)


a. Tahap ini merupakan tahap jembatan antara kata pada
susunan kata
b. Menambahkan beberapa kata lainnya. Misalnya: nama
warna, beberapa lawan kata dan sebagainya
c. Dilakukan seperti tahap pertama, dibaca setiap set 5
couplets diulang dengan jumlah yang sama.
3. Tahap tiga Phrases (susunan kata)
a. Tahapan ini merupakan tahapan jembatan antara untaian
kata pada
susunan kata
b. Tambahkan beberapa kata dan membuat kalimat pendek.
Misalnya:
mama memotong mangga
c. Dilakukan seperti tahap kedua, tiap set dibaca lima
susunan kata.
4. Tahap empat Sentences (kalimat)
a. Membuat tambahan kata seperti sebuah
b. Membuat kata tambahan objek
c. Membuat kalimat seperti: mama memotong sebuah
mangga harumanis.
d. Kumpulan kata-kata yang pernah dibaca, dikumpulkan
kembali, lalu
meminta anak untuk menyusun sendiri kalimat mereka
5. Tahap lima Buku

37

a. Setelah anak menguasai 50 sampai dengan 150 kata.


Maka anak mulai
belajar membaca dengan buku ataupun sebuah cerita
yang dibuat

berhubungan dengan kata yang telah

dikuasai.
V. DISKUSI KASUS
Telah diperiksa seorang anak laki-laki E , umur 1,5 tahun, suku Jawa , agama
Islam , MR: 49.80.62, alamat: Jl. Pajar no.2 Pekan Baru, masuk ke RS H. Adam
Malik Medan pada tanggal 19 Desember 2011,berobat jalan ke IRM sejak
tanggal:21 Desember 2011,dengan keluhan utama: Keempat anggota gerak kaku,
dialami sejak lahir, sampai saat ini pasien belum bisa mengangkat kepala dan
belum bisa

duduk. Riwayat kejang

dan riwayat demam disangkal.Riwayat

kehamilan : Pada saat hamil 6 bulan,ibu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas
dan tidak sadar selama 1 hari serta di rawat di ICU, Riwayat hipertensi dan
riwayat diabetes disangkal , ANC kebidan teratur . Riwayat kelahiran : pasien
lahir kurang bulan ( + 7 bulan), lahir normal, ditolong bidan dan langsung
menangis,berat badan lahir: 3100 gr, panjang badan lahir : 51 cm .Saudara
pertama pasein : laki-laki dan normal.Riwayat imunisasi lengkap.BAB (+)
normal,BAK (+) normal.
Pada pemeriksaan neurologis dijumpai: strabismus konvergen (+),pada
ekstremitas Hipertonus (+),Kekuatan otot : ESD/ESS/EID/EIS =

sulit dinilai,

kesan: spastic, scissoring (+). Refleks Fisiologis meningkat ,Refleks Patologis


Babinski (+)

. Hasil

Head Ct

Scan: ( 19 Desember 2011)Kesan:

Ventriculomegali dengan gambaran bilateral subdural hygroma dan hemiatrofi


parenkim cerebri kiri.
Berdasarkan anamnesa,pemeriksaan neurologis dan hasil pemeriksaan
head CT scan pasien ini di diagnosa dengan: Cerebral palsy type spastik
quadriplegi.

38

Diagnosa

banding

disingkirkan

berdasarkan

anamnesa,pemeriksaan

neurologi dan setelah ada hasil CT scan yang menunjukkan adanya kelainan pada
otak .

VI. PERMASALAHAN
1. Bagaimana tindakan rehabilitasi yang optimal pada pasien ini ?

VII. KESIMPULAN
1. Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu
kurun waktu dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel motorik di dalam
susunan saraf pusat,bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau
cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
2. Tujuan penatalaksanaan pada penderita CP adalah untuk memperbaiki
kemampuan anak sehingga dapat menjalani hidup mendekati kehidupan
normal.Tidak ada standar terapi yang diterapkan,sehingga penatalaksanaannya
3.

dilakukan oleh tim kerja profesional.


Prognosis tergantung pada gejala dan tipe cerebral palsy. Prognosis paling
baik pada derajat fungsionil yang ringan. Prognosis bertambah berat apabila
disertai dengan retardasi mental, bangkitan kejang, gangguan penglihatan dan

4.

pendengaran.
Perbaikan fungsi koordinasi dan fungsi motorik akan dijumpai seiring dengan
bertambahnya umur pasien cerebral palsy yang mendapatkan rehabilitasi yang
baik .

VIII. SARAN
1. Perlu dijelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien,prognosa
dan pentingnya tindakan rehabilitasi yang diberikan kepada pasien.
2. Perlunya penatalaksanaan dari
ahli-ahli secara profesional untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien ini.

39

DAFTAR PUSTAKA
1. Cerebral Palsy Association of British Columbia. A Guide to
Cerebral Palsy. Funding graciously provided by The
Hamber Foundation. 2006: 3 : 7-19
2. Suharso D. Cerebral palsy Diagnosa dan Tatalaksana.
Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak. 2006 : 6:4-30
3. Stempien LM, Spira DG.Rehabilitation of Children and
Adults With Cerebral Palsy. In : Braddom RL, editors.
Physical Medicine &

Rehabilitation . London

: WB

Saunders Company; 1996.p. 1113-1138


4. Cerebral Palsy .National Information Center for Children
and Youth with Disabilities [ cited 2012 Jan 12 ]. Available
from: www.nichcy.org
5. Adnyana IMO. Cerebral

Palsy

Ditinjau

dari

Aspek

Neurologi. Cermin Dunia Kedokteran.1995; 104: 37- 40


6. The free encyclopedia. Cerebral Palsy [cited 2012 Jan
12 ]. Available from : http//en wikipedia.org/wiki/Cerebral
Palsy
7. Pertamawati N.Penerapan metode Glenn Doman Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak yang Memiliki
Gangguan Cerebral Palsy [Tesis].Malang : Universitas
Islam Negeri Malang , 2008. h.28-40
8. The free encyclopedia. What are specific treatment plans
for cerebral palsy? [cited 2012 Jan 2012]. Available from:
http//www.medicinenet.com/cerebral palsy
9. Wahyudi N.Penatalaksanaan Fisioterapi pada

kondisi

cerebral palsy spastic diplegi dengan terai latihan metode


Bobath di YPAC Surakarta [Tesis ]. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2008.h.30-42
10.
Hines TM. The Doman Delacato Patterning Treatment
for Brain Demage.
2001;2:80-90

Pseudoscience and Psychotherapy.

40

11.

Roley SS.Understanding Ayres sensory Integration.

AOTA continuing Educatin Article. 2007: 12: 1-8


12.
Kelley R. Orthotic Management of Cerebral Palsy
[cited

2012

Jan

12].Available

:http://pbl.cc.qatech.edu/mindy/724
13.
Moris C.Orthotic Management
Cerebral

Palsy.

American

of

Academy

of

Children

from
with

Orthotists

&

Prosthetists [cited 2012 Jan 12].Available from :http://


www.oandp.org/jpo/library/2002
14.
Posmodev [ homepage on the internet ] .The Vojta
Concept

[cited

2012

Jan

12

].

Available

from:

http://posmodev.pagesperso-orange.fr/vojcongb.html
15.
Gunadi T. Terapi Sensori Integrasi Up Date Untuk
Anak Autism.Autism Awarness Festival. 2008
16.
Infogue.Neuro Development Treatment (NDT) [cited
2012 Jan 20]. Available from:http:// www.infogue .com/
viewstory
17.
Metode Rood. [cited 2012 Jan 20].Available from
:http.www.metode.rood
18.
PERDOSRI.Standar Pelayanan Medik. Indonesia .2007

You might also like