You are on page 1of 15

PRAKTIKUM PETROGRAFI

ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

: F1G1 14 010

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tantang mineral sayatan
dibawah mikroskop yaitu petrografi. Pengamatan sampel mineral secara detail
selalu menggunakan mikroskop untuk mengamati mineral-mineral penyusun
batuan beku sedimen, dan metamorf. Pengamatan mineral diera moderanisasi
sering menggunakan mikroskop polarisasi dalam mempermudah pengamata
tersebut. Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang berukuran kecil atau mikro, sehingga apabila benda-benda mikro tersebut
dilihat menggunakan mikroskop akan terlihat besar. Dalam studi geologi,
digunakan alat yang bernama mikroskop polarisasi. Mikroskop polarisasi
adalah mikroskop yang digunakan dalam pembelajaran spesimen geologi,
khususnya pada pengamatan sayatan tipis dari batuan. Jenis mikroskop polarisasi
memiliki bentuk yang hampir sama dengan mikroskop pada umumnya, namun
fungsinya tidak hanya memperbesar benda-benda mikro dan menggunakan cahaya
biasa, pada mikroskop polarisasi cahaya yang digunakan adalah cahaya
terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi terpusat pada satu arah, sedangkan cahaya biasa
bergerak dalam arah gerakan acak. Dengan cahaya terpolarisasi ini kita dapat
melihat ciri-ciri atau sifat-sifat dari kristal dan mineral secara jelas, terutama dari
segi warna, karena setiap mineral memiliki warna tersendiri. Selain itu yang
membedakan antara mikroskop konvensional dengan mikroskop polarisasi adalah
adanya beberapa komponen tambahan pada mikroskop polarisasi, seperti keping
analisator, kompensator, polarisator, dan lensa Amici-Bertrand. Terdapat beberapa
tipe mikroskop polarisasi, seperti tipe Olympus, Reichert, dan Bausch & Lomb.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

: F1G1 14 010

1.2 Maksud Dan Tujuan


Maksud diadakanya praktikum petrografi acara pengenalan mikroskop yaitu
untuk membantu mahasiswa mengetahui cara penggunaan mikroskop polarisasi.
Tujuan diadakanya praktikum petrografi acara Pengenalan Mikroskop
Polarisa Pengamatan DMP, Dan ANAPOL adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui dan memahami mikroskop polarisasi, beserta bagianbagian dqn fungsi masing-masing mikroskop.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengamatan mineral sayatan tipe secara
analisator dan polarisator (anapol) atau secara nikol silang dan nikol sejajar.
3. Untuk mengetahui serta menentukan diameter medan paqndang mineral
terhadap benang silang pada pengamatan sejajar analisator dan sejajar
polarisator.

1.3 Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang digunalan dalam yang digunakan dalam praktikum
petrografi acara Pengenalan Mikroskop Polarisa Pengamatan DMP, Dan
ANAPOL dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Alat Dan Bahan Beserta Kegunaanya
No
.
1
2
3
4
5

Alat dan Bahn

Kegunaan

Alat tulis
LKP
Kamera
Sayatan mineral
Mikroskop polarisasi

Untuk menulis laporan sementara


Untuk menulis hasilpengamatan praktikum
Untuk mengambil gambar pengamatan
Sebagai objek pengamatan
Untuk melakukan pengamatan sayatan mineral

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi


Pengamatan DMP, Dan ANAPOL

NAMA: ERBIT ASKAR

HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

: F1G1 14 010

BAB 2
LANDASAN TEORI
Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan,
pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam
pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang
dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari
kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah
warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.
Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu
dipahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau
mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik.
Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran
lainnya. Perlu diketahui bahwa butir debu yang betapapun kecilnya akan dapat
dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan
(Judith, 1981).
Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan benda-benda
yang sangat kecil yamg tidak dapat dilihat dengan mata tlanjang.
Fungsi utamanya adalah untuk melihat bayangan suatu benda
yang lebih besar dan jelas. Alat obtik ini mengunakan dua buah
lensa positif, yang dekat objek disebut lensa objektif dan yang
dekat dengan lensa disebut lensa okuler. Sifat bayangan yang
dibentuk oleh mikroskep adalah maya, terbalik dan diperbesar.
Pada umumnya mikroskop dilengkapi dengan 3-4 buah lensa
objektif, yaitu berukuran 4-5x, 40-45x, 10x, 100x, kekuatan lensa
tergantung pada panjang fokus dari objektif. Semakinpendek
fokus semakin tinggi daya pembesarannya dan sebaliknya.
Mikroskop juga dilengkapi dengan lensa okuler yang berfungsi
untuk membesarkan bayangan sejati yang dihasilkan ojektif.

Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang cara kerjanya


membiaskan cahaya, bukan memantulkan cahaya. Dasar yang
membedakan mikroskop polarisasi dengan mikroskop biasa yakni
adanya beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada
mikroskop

ini,

antara

lain

keping

analisator,

polarisator,

kompensator, dan lensa amici bertrand. Jenis dari mikroskop ini


cukup beragam, ada beberapa tipe mikroskop polarisasi yang
biasa digunakan, yakni Nikon, Olympus dan Reetchet. Perbedaan
tipe mikroskop tersebut hanya pada penempatan kedudukan
bagian-bagiannya, tapi secara umum prinsip penggunaannya
relatif sama (Isbandi, 1986).
Adapun bagian-bagian dari mikroskop Polarisasi beserta fungsinya yaitu :
2.1 Tubus atas bagian atas, meliputi :
1. Lensa okuler Berfungsi untuk melihat objek yang akan diamati.
2. Eye piece Berfungsi sebagai tempat meletakkan mata saat mengamati objek.
3. Dioptring Berfungsi untuk memperjelas bayangan benda pada saat pengamatan
dan mengatur posisi lensa okuler.
4. Pin hole Berfungsi untuk mengatur gelap-terangnya lensa amici Bertrand.
5. Lensa Amici Bertrand Berfungsi untuk memperjelas gambar interferensi bagian
dalam.
6. Skala lensa amici Bertrand Sebagai skala dalam memperjelas gambar
interferensi bagian dalam.
7. Pengunci tubus atas bagian atas Berfungsi untuk mengunci tubus atas bagian
atas.
2.2 Tubus atas bagian tengah, meliputi :
1. Analisator Berfungsi untuk mendapatkan warna obsorbs maksimum pada saat
pengamatan nikol silang.
2. Pengunci skala analisator Berfungsi untuk mengunci skala analisator
3. Skala analisator Berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan analisator
secara detail.

4. Skala nonius analisator Berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan


analisator lebih detail.
5. Kompensator Berfungsi untuk menentuan WI maksimum, bias rangkap dan
TRO.
6. Keping gips (530 mm) Berfungsi untuk menentukan tambahan dan
pengurangan warna interferensi yang berharga 530 mm.
7. Keping mika Menentukan harga bias rangkap dan warna interferensi yang
tinggi pada kristal yang mempunyai harga 50 mm.
8. Baji kuarsa Berfungsi untuk menentukan penambahan dan pengurangan warna
interferensi yang mempunyai harga 0,009 mm.
9.

Pengunci tubus atas bagian tengah Berfungsi untuk mengunci tubus atas
bagian tengah.

2.3 Tubus atas bagian bawah, meliputi :


1. Filter Berfungsi untuk menyaring debu pada mikroskop.
2.. Mikrofotometri Untuk mengambil gambar sayatan tipis batuan.
3. Tabung halogen Berfungsi untuk digunakan pada saat pengamatan mineral
bijih.
4. Cincin tabung halogen Berfungsi sebagai letakan lensa pada tabung halogen.
5. Dusty cup Berfungsi untuk membersihkan debu pada mikroskop.
2.4 Tubus tengah, meliputi :
1. Lengan mikroskop Berfungsi sebagai penyangga tubus atas dan tubus tengah
serta sebagai pegangan saat mengangkat mikroskop.
2 . Pengarah halus Untuk mengatur kedudukan meja objek secara halus.
3. Pengarah kasar Untuk mengatur kedudukan meja objek secara kasar.
4. Revolver Untuk mengatur kedudukan lensa objektif.
5. Lensa objektif perbesaran 5 X Berfungsi untuk memperbesar 5 kali
kenampakan objek.
6.

Lensa objektif perbesaran 10 X Berfungsi untuk memperbesar 10 kali


kenampakan objek.

7. Lensa objektif perbesaran 20 X Berfungsi untuk memperbesar 20 kali


kenampakan objek.

8. Lensa objektif perbesaran 100 X Berfungsi untuk memperbesar 100 kali


kenampakan objek.
9. Meja objek Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek saat pengamatan.
10. Lubang meja objek Berfungsi untuk meneruskan cahaya dari kondensor ke
meja objek.
11. Penjepit preparat Berfungsi untuk menjepit preparat pada saat pengamatan.
12. Skala meja objek Berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek .
13. Skala nonius meja objek Berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek
secara detail.
14. Pengunci meja objek Berfungsi untuk mengunci meja objek.
15. Pengarah sumbu absis Berfungsi untuk mengarahkan kedudukan sumbu-x.
16. Pengarah sumbu ordinat Berfungsi untuk mengarahkan kedudukan sumbu-y.
18. Skala absis Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-x.
19. Skala ordinat Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-y.
20. Skala nonius absis Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-x secara detail.
21. Skala nonius ordinat Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-y secara
detail.
22. Substage unit Berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lamp socket ke meja
objek.
23. Pengunci substage unit Berfungsi untuk mengunci substage unit.
24. Pengarah horizontal substage unit Berfungsi sebagai pengarah substage secara
horizontal.
25. Pengarah vertikal substage unit Berfungsi untuk mengarahkan substage secara
vertikal.
26. Diafragma Berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk
pada kondensor.
27. Kondensor Berfungsi menampilkan sinar agar preparat dapat terlihat dengan
jelas.
28. Skala bukaan diafragma Berfungsi sebagai penunjuk kedudukan mukaan
diafragma.

2.5 Tubus bawah, meliputi :


1. Iluminator Berfungsi untuk menangkap dan meneruskan cahaya dari lamp
socket.
2. Pengarah iluminator Berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk
dalam iluminator.
3. Selubung iluminator Berfungsi sebagai pelindung iluminator.
4. Brightness control dial Berfungsi untuk mengatur jumlah cahay yang masuk ke
mikroskop.
5. Lamp socket Berfungsi sebagai sumber cahaya pada mikroskop.
6. Kabel penghubung Berfungsi untuk mengalirkan arus listrik ke mikroskop.
7. Orientation plate Untuk mengetahui keseimbangan mikroskop.
8.

Kaki mikroskop Berfungsi sebagai penyangga mikroskop secara keseluruhan.

9. Transformator Berfungsi sebagai mengatur energi listrik yang masuk ke


mikroskop.
10. Transformer Berfungsi sebagai sumber tegangan bagi tranformator
(Danisworo, dkk. 1999).
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang berukuran kecil atau mikro, sehingga apabila benda-benda mikro tersebut
dilihat menggunakan mikroskop akan terlihat besar. Dalam studi geologi,
digunakan alat yang bernama mikroskop polarisasi. Mikroskop polarisasi
adalah mikroskop yang digunakan dalam pembelajaran spesimen geologi,
khususnya pada pengamatan sayatan tipis dari batuan. Jenis mikroskop polarisasi
memiliki bentuk yang hampir sama dengan mikroskop pada umumnya, namun
fungsinya tidak hanya memperbesar benda-benda mikro dan menggunakan cahaya
biasa, pada mikroskop polarisasi cahaya yang digunakan adalah cahaya
terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi terpusat pada satu arah, sedangkan cahaya biasa
bergerak dalam arah gerakan acak. Dengan cahaya terpolarisasi ini kita dapat
melihat ciri-ciri atau sifat-sifat dari kristal dan mineral secara jelas, terutama dari
segi warna, karena setiap mineral memiliki warna tersendiri.Selain itu yang
membedakan antara mikroskop konvensional dengan mikroskop polarisasi adalah

adanya beberapa komponen tambahan pada mikroskop polarisasi, seperti keping


analisator, kompensator, polarisator, dan lensa Amici-Bertrand. Terdapat beberapa
tipe mikroskop polarisasi, seperti tipe Olympus, Reichert, dan Bausch & Lomb.

Gambar 1: Mikroskop Polarisasi

Gambar 2: Mikroskop Polarisasi Reichert

Gambar 3: Mikroskop Polarisasi Olympus

(Graha, 1987).

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan

: F1G1 14 010

Gambar 2: Mikroskop Polarisasi

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

: F1G1 14 010

3.1.1 Pengamatan Diameter Media Pandang (DMP)


No. Urut

:1

No. Peraga

:1

Perbesaran Objektif

: 10 x

Perbesaran Okuler

: 10 x

Perbesaran Total

: 40 x

Perbesaran Diafragma

: 0.10

Bilangan skala

: 1/40 = 0,025

Ukuran Media Pandang


Nilai 100 skala
Nilai Pinggir

: 100
: 72

Diameter Media Pandang


DMP1
DMP2
DMPtot

: BS X NS = 0,025 x 100 = 2,5


: BS X NP = 0,025 x 72 = 1,8
: DMP1 + DMP2 = 2,5 + 1,8 = 4,3

Nilai 100 skala

Nilai pinggir

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

3.1.2 Pengamatan Anapol


No. Urut

:1

No. Peraga

:1

Perbesaran Objektif

: 10 x

Perbesaran Okuler

: 10 x

: F1G1 14 010

Perbesaran Total

: 40 x

Perbesaran Diafragma

: 0.10

Bilangan skala

: 1/40 = 0,025

Kedudukan Mineral

: X = 12
Y = 18

Ukuran Mineral

: 28 mm x 0,025 = 0,7

Daya Absorpsi

: Gelap Maximum

Warna

: Hitam

Belahan

:-

Nama Mineral

: Biotit

Kedudukan Mineral

: X = 12
Y = 18

Daya Absorpsi

: Terang maximum

Warna

: Cokla

Belahan

:-

Nama Mineral

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

NIM

: F1G1 14 010

Sejajar Polalisator

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA

: Pengenalan Mikroskop Polarisasi

NAMA: ERBIT ASKAR

Pengamatan DMP, Dan ANAPOL


HARI/TGL : Rabu 06 Oktober 2016

3.2 Pembahasan

NIM

: F1G1 14 010

You might also like